Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

“ANGGARAN BIAYA PRODUKSI BOLANG-BALING”

DISUSUN OLEH :

DEA PUTRI NURAMADHANI


B.133.19.0036
D3 MANAJEMEN PERUSAHAAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang berlimpah dalam
penyusunan makalah ini. Makalah ini merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas
kuliah.

Ada kebanggaan tersendiri jika makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Dengan
keterbatasan penyusun dalam membuat makalah, dan jika akhirnya makalah bisa diselesaikan
dengan baik tentulah karena banyak bantuan dan dukungan dari banyak pihak terkait.

Penyusun hanya bisa memberikan doa dan rasa terima kasih yang tulus kepada para pihak yang
telah membantu. Namun tidak lupa juga masukan yang berguna seperti saran atau kritik dari
pembaca sangat diharapkan oleh penyusun. Penyusun sangat berharap bahwa makalah ini akan
sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan bisa menambah pengetahuan bagi kita
semua.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bolang-baling adalah kue yang mirip dengan donat. Bolang-baling adalah roti goreng
yang terbuat dari tepung terigu dengan rasa enak, umumnya dijual di pinggir jalan.
Bolang baling ini memiliki kulit luar yang agak renyah dan berwarna cokelat muda.
Bagian luar dari kue bolang baling ini lebih manis daripada bagian dalamnya.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Berapa anggran produksi material dalam pembuatan bolang baling?
2. Berapa pembelian material yang ekonomis?
3. Bagaimana anggaran penggunaan sesuai metode fifo lifo average?

C. Tujuan
Tujuan saya menyusun makalah ini adalah yang pertama untuk memenuhi tugas mata
kuliah akuntansi biaya, agar mengetahui berapa anggaran biaya material yang
digunakan dalam pembuatan bolang baling

D. Sasaran
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk teman-teman serta pembaca sekalian semoga
dapat menginspirasi, bermanfaat, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
anggaran material.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Material


Anggaran material adalah anggaran yang hanya merencanakan biaya bahan baku yang
digunakan. Sedangkan biaya adalah ssemua pengorbanan yang harus dilakukan untuk
suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
ditetapkan, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Akuntansi Biaya adalah
proses pencatatan , penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan
penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

B. Penyusunan Anggaran Material


1. Menentukan kebutuhan material.
2. Menentukan pembelian material.
3. Menentukan kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk membeli material.
4. Menentukan dasar pengawasan material.

C. Rencana Kebutuhan Material Pembuatan Bolang Baling


1. Kebutuhan material
Kebutuhan material = Produksi × SPM (Standar Penggunaan Material)
 Anggaran produksi = 1000 unit/hari
 Material 1 unit = 20 g
 Kebutuhan Material = 20 g × 1000 unit
= 20 kg
 Kebutuhan material/bulan = 20 kg × 26
= 520 kg/bulan

2. Rencana produksi perbulan(konstan)


 Persediaan awal material = 25 kg
 Persediaan akhir material = 25 kg
 Anggaran kebutuhan material = 520 kg

3. Anggaran pembelian material


 Anggaran kebutuhan material = 520 kg
 Persediaan akhir material = 25 kg
 Jumlah = 575 kg
 Persediaan awal material = 25 kg
 Anggaran pembelian material = 550 kg

4
4. Anggaran pembelian material
 Bila harga persatuan sama Rp 8.900,-
Maka anggaran biaya pembelian material satu bulan adalah:
550 kg × Rp 8.900,- = Rp 4.895.000,-
 Bila harga persatuan berbeda
a. Pembelian 1 = Rp 8.900,- /kg
b. Pembelian 2 = Rp 9.000,- /kg
c. Pembelian 3 = Rp 9.500,- /kg
d. Pembelian 4 = Rp 10.000,- /kg
Maka anggaran material
550/4 = 137,5
 Pembelian 1 = 137,5 × Rp 8.900,- = Rp 1.223.750,-
 Pembelian 2 = 137,5 × Rp 9.000,- = Rp 1.237..500,-
 Pembelian 3 = 137,5 × Rp 9.500,- = Rp 1.306.250,-
 Pembelian 4 = 137,5 ×Rp 10.000,- = Rp 1.375.000,-
TOTAL = Rp 5.142.500,-
 Pembelian material yang ekonomis
EOQ = √2R× Cs/Ci× H
= √ 2(520)(10.000)/ 10 × 8900
= √ 10.400.000/89.000
= 10,8 kg
5. Anggaran penggunaan material
 Persediaan awal = 25 Kg @Rp 8.900,-
 Pemakaian material =
Pembelian 1 = 137,5 × Rp. 8.900,-
Pembelian 2 = 137,5 × Rp. 9.000,-
Pembelian 3 = 137,5 × Rp. 9.500,-
Pembelian 4 = 137,5 × Rp. 10.000,-
 Persediaan akhir = 50kg
 Persediaan akhir dengan masing masing metode
1. Fifo
Persediaan akhir :
50kg @ Rp 10.000,- = Rp 500.000,-
2. Lifo
Persediaan akhir :
50kg @ Rp 8.900,- = Rp 445.000,-
3. Average
Persediaan akhir :
50kg @ Rp 9.250,- = Rp 462.500

5
 Anggaran penggunaan material dengan alternatif nilai persediaan
URAIAN FIFO LIFO AVERAGE
Anggaran pembelian material Rp 5.142.500,- Rp 5.142.500,- Rp 5.142.500,-
Nilaipersediaan awal Rp 222.500,- Rp 222.500,- Rp 222.500,-
Jumlah Rp 5.365.000,- Rp 5.365.000,- Rp 5.365.000,-
Nilai persediaan akhir Rp 500.000,- Rp 445.000,- Rp 462.500,-
Anggaran penggunaan Rp 4.865.000,- Rp 4.920.000,- Rp 4.902.500,-
material

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan jika proses produksi dilakukan
secara terus-menerus, maka perusahaan dapat menghitung harga pokok produksi guna
menentukan harga jual. Anggaran pembelian matarial dalam 1 bulan adalah 550kg.
Untuk pembelian material yang ekonomis dari perhitungan EOQ yaitu 10,8 kg. Apabila
pembelian persatuan tidak sama maka anggaran pembelian material dalam satu bulan
yaitu Rp 5.142.500,- namum apabila harga persatuan sama maka anggaran biaya dalam
satu bulan yaitu Rp 4.895.000,-

B. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Bolang-baling

Anda mungkin juga menyukai