Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 9 :

Thoriqafif Alif Putra (C1C022151)


Tantan Hadiansyah (C1C022158)
Nelvin Wiko Mardiansyah (C1C022112)

BAB 9
Soal :
1. Bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil produksi,
contohnya dalam membuat baju bahan langsungnya kain
Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang produksi, tetapi
wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang dihasilkan. Contohnya dalam pembuatan baju yaitu
benang untuk menjahit dan kancing untuk aksesoris.

2. tujuan pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk :


a) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga menyebabkan
proses produksi terhenti
b) Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga
biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.
c) Menjaga agar pembelian bahan secara kecil kecilan dapat dihindari.
Tujuan dasar dari pengendalian bahan adalah kemampuan untuk mengirimkan surat pesanan
pada saat yang tepat kepada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada
harga dan kuantitas yang tepat. Jadi, dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas,
pengendalian persediaan dan pengadaan perencanaan bahan baku yang dibutuhkan baik dalam
jumlah maupun kualitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk produksi serta kapan pesanan
dilakukan
3. Surat order pembelian, dokumen yang digunakan untuk memesan barang pada pemasok.
Laporan penerimaan barang, dokumen yang dibuat sebagai fungsi penerimaan bahwa
menunjukkan barang yang diterima sesuai
4. Tembusan Pengakuan oleh Pemasok. Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada
pemasok, dimintakan tandatangan dari pemasok tersebut dan dikirim kembali ke perusahaan
sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order pembelian, dan pada bagian persediaan
akan dicatat mengenai pengurangan persediaan dan penambahan kas.
5. Permintaan Pembelian merupakan fitur pada Accurate Online yang berfungsi untuk mencatat
permintaan barang. PO adalah dokumen atau surat yang yang berisi permintaan atas kebutuhan
stok barang dan dikirim dari pihak pembeli kepada pemasok. Jenis barang, kuantitas, harga, dan
nomor atau tanggal secara umum tertera pada dokumen PO.
6. Sistem periodik akan mencatat jumlah persediaan barang dagangan pada saat akhir periode
dengan melakukan perhitungan fisik. Sementara sistem perpetual akan mencatat persediaan
barang dagangan secara langsung pada akun persediaan.
7. Memang lebih baiknya menggunakan sistem perpetual karena HPP yang tercatat akan lebih
akurat dibandingkan periodik. Tetapi sistem apapun yang dipakai tetap akan membutuhkan
stock opname pada akhir periode karena banyak kejadian tidak terduga
yang membuat selisih pencatatan dengan kuantitas sebenarnya.
8. Kartu persediaan pada dasarnya berfungsi sebagai tempat mencatat mutasi tiap jenis
persediaan barang.
9. Tidak Setuju, Karena Manajer sebenarnya hanya berfungsi untuk mengawasi jalannya sistem
manajemen persediaan di perusahaan. Jika ingin memilih sistem persediaan yang digunakan
perusahaan maka harus dibicarakan bersama dengan tim manajemen persediaan.
10. Contoh perusahaan yang cocok menggunakan sistem persediaan perpetual adalah Dealer. Karena
dealer menjual barang dagang secara ritel dan terjadi terus menerus atau berkesinambungan
sehingga mutasi persediaan selama satu periode termonitor setiap saat.
11. MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) / FIFO adalah metode dengan barang yang masuk
gudang pertama kali maka di jual atau dikeluarkan lebih dulu. Sehingga nilai persediaan akhir
didapat dari harga barang yang terakhir dibeli.
MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama) / LIFO adalah metode dengan barang yang terakhir
masuk gudang maka dijual atau dikeluarkan lebih dulu sehingga persediaan akhir dinilai dari
harga pembelian.
Rata-rata (average) adalah metode pencatatan persediaan dengan rata-rata tertimbang. Dimana
konsepnya persediaan produk terakhir dan beban pokok penjualan harus dikalkulasikan dalam
bentuk rata-rata
12. Karena jika tidak ada perencanaan bahan dalam kegiatan perusahaan maka barang persediaan
jadi tidak terkontrol, bisa terjadi penumpukan barang karena pembelian yang di lakukan terus
menerus tanpa memperhatikan ketersediaan stok. Dan bisa terjadi kehabisan stok pada saat di
lakukan penjualan barang jika kita tidak mengetahui ketersediaan stok.
13. Economic Order Quantity (EOQ) itu sendiri memiliki definisi yaitu sebuah metode yang
digunakan untuk menghitung jumlah kuantitas pesanan yang dipesan atau dibeli oleh sebuah
perusahaan atau sebuah organisasi dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya baik biaya
pemesanan maupun biaya penyimpanan atas barang atau produk yang dipesan.
14. a. Menentukan berapa pendapatan yang ingin dihasilkan dari produk tersebut.
b. Menentukan prioritas usaha
c. Mempertimbangkan kemampuan konsumsi
d. Biaya Produksi.
e. Sesuai dengan target awal.
f. Mengetahui harga kompetitor.
g. Monitor harga.

15. 1. Metode order cycling


merupakan metode pengendalian bahan baku dengan cara melakukan review secara periodik. Misalnya satu
bulan sekali, atau tiga bulan sekali.
2. Metode The Mix-Max
Metode pengendalian bahan baku ini didasarkan pada asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua
tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum.
3. Metode The Two-bin
Metode ini diterapkan pada jenis bahan baku yang harganya murah (relatif tidak mahal).
4. Metode The Automatic Order System.
The automatic order system atau sering disebut metode pemesanan otomatis adalah
metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku
jika persediaan berada sampai jumlah tingkat pemesanan kembali.
5. Metode ABC (The ABC Plan)
Metode ABC sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan skala besar yang memiliki
jumlah persediaan banyak dan dengan nilai yang berbeda-beda.

Pilihan Ganda :
1. B. Semua bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk
jadi
2. C. Permintaan pembelian
3. A. Surat order pembelian
4. C. Barang dalam proses RpXXX
Bahan RpXXX
5. A. Biaya Standar
6. C. Lebih tinggi dibandingkan dengan metode MTKP tetapi lebih rendah dibandingkan
dengan metode rata-rata
7. A. Rp 12.000.000
8. A. Bahan Rp 12.000.000
Kas Rp 12.000.000
9. D.Tidakadajawabanygbenar
Biaya angkut Rp 2.000.000 utk 500 unit jadi perunit = Rp 4.000
Total perolehan bahan A = Rp 20.000.000 + Rp 800.000 = 20.800.000
10. C. 165.000
11. C.BarangDalam Proses Rp165.000
Bahan A Rp165.000
12. C. Rp165.000
13. C. Biaya pesan menjadi tinggi
14. B. Metode min-max
15. A. Harga perolehan per unit bahan

Latihan 9.1
Jenis bahan Jumlah harga Total harga
A 6 kuintal 2.866.667 17.200.000
B 4 kuintal 2.530.000 10.120.000
C 2 kuintal 3.840.000 7.680.000
total 12 kuintal 35.000.000

(1) Alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan dengan menggunakan dasar harga perolehan
Jenis bahan Harga beli Alokasi biaya angkut Hasil alokasi
A 17.200.000 17.200.000/35.000.000 x 2.800.000 1.376.000
B 10.120.000 10.120.000/35.000.000 x 2.800.000 809.600
C 7.680.000 7.680.000/35.000.000 x 2.800.000 614.400
Total 35.000.000 2.800.000
Berdasarkan alokasi biaya angkut tersebut, biaya per kuintal setiap jenis bahan yang dibeli
dihitung sebagai berikut.
Bahan A = (17.200.000 + 1.376.000)/6kuintal = Rp3.096.000
Bahan B = (10.120.000 + 809.600)/4kuintal = Rp2.732.400
Bahan C = (7.680.000 + 614.400)/2kuintal = Rp4.147.200
(2) Alokasi biaya angkut ke setiap jenis bahan dengan menggunakan dasar bobot angkut
Jenis bahan Jumlah kuintal Alokasi biaya angkut Hasil alokasi
A 6 kuintal 6 kuintal/12 kuintal x 2.800.000 1.400.000
B 4 kuintal 4 kuintal/12 kuintal x 2.800.000 933.333
C 2 kuintal 2 kuintal/12 kuintal x 2.800.000 466.667
Total 12 kuintal 2.800.000
Atas dasar alokasi biaya angkut tersebut, biaya per kuintal setiap jenis bahan yang dibeli
dihitung sebagai berikut.
Bahan A = (17.200.000 + 1.400.000)/6kuintal = Rp3.100.000
Bahan B = (10.120.000 + 933.333)/4kuintal = Rp2.763.333
Bahan C = (7.680.000 + 466.667)/2kuintal = Rp4.073.334

Latihan 9.2
1. Tarif biaya kegiatan dimuka
Biaya angkut + biaya pembelian + biaya penerimaan + biaya penyimpanan + biaya
pengujian = 1.250.000 + 2.400.000 + 1.950.000 + 2.100.000 +1.300.000 = 9.000.000
2. Jumlah biaya kegiatan yang harus ditambahkan ke harga perolehan
Biaya digunakan – biaya sesungguhnya
9.000.000 – 9.100.000 = -100.000
3. Selisih biaya kegiatan Biaya digunakan – biaya sesungguhnya
9.000.000 – 9.100.000 = -100.000
Selisih pembeliayan dibebankan – pembelian sesungguhnya
72.000.000 – 74.250.000 = 2.250.000
4. Jurnal:
a. Pembenanan biaya kegiatan ke harga peroleh sesungguhnya
Biaya dibebankan 9.000.000
Biaya sesungguhnya 9.100.000
Varian bop Rp 18.100.000
b. Biaya kegiatan sesungguhnya
BOP – Sesungguhnya Rp 9.100.000
Persediaan Bahan penolong Rp 9.100.000
c. Penyimpangan biaya kegiatan jika peyimpang tidak ada bersifat materisl

BOP yang Sesungguhnya Rp 100.000


Selisih BOP Rp 100.000
Pembelian yang sesungguhnya Rp 2.250.000
Selisih Pembelian Rp 2.250.000

Latihan 9.3
1) A. Rata-rata
Pembelian Penggunaan Persediaan
Tanggal Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01 500 2.400 1.200.000
06/01 200 2.500 500.000 700 2.429 1.700.000
10/01 400 2.600 1.040.000 1.100 2.491 2.740.000
15/01 560 2.491 1.394.960 540 2.491 1.345.040
25/01 500 2.800 1.400.000 1.040 2.639 2.745.040
27/01 400 2.639 1.055.600 640 2.639 1.689.440
TOTAL 1.100 2.940.000 960 2.450.560 640 1.689.440

B. MPKP / FIFO
Pembelian Penggunaan Persediaan
Tanggal
Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01 500 2.400 1.200.000
06/01 200 2.500 500.000 500 2.400 1.200.000
200 2.500 1.700.000
10/01 400 2.600 1.040.000 400 2.600 2.740.000
15/01 500 2.400 1.200.000 140 2.500 350.000
60 2.500 150.000 400 2.600 3.090.000
25/01 500 2.800 1.400.000 140 2.500 350.000
400 2.600 3.090.000
500 2.800 4.490.000
27/01 140 2.500 350.000 140 2.600 364.000
260 2.600 676.000 500 2.800 1.764.000
TOTAL 1.100 2.940.000 960 2.376.000 640 2.128.000

C. MTKP / LIFO
Pembelian Penggunaan Persediaan
Tanggal Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total
01/01 500 2.400 1.200.000
06/01 200 2.500 500.000 500 2.400 1.200.000
200 2.500 1.700.000
10/01 400 2.600 1.040.000 400 2.600 2.740.000
15/01 400 2.600 1.040.000 500 2.400 1.200.000
160 2.500 400.000 40 2.500 100.000
25/01 500 2.800 1.400.000 500 2.400 1.200.000
40 2.500 100.000
500 2.800 1.400.000
27/01 400 2.800 1.120.000 500 2.400 1.200.000
40 2.500 100.000
100 2.800 280.000
TOTAL 1.100 2.940.000 960 2.560.000 640 1.580.000

2) Transaksi pembelian
06/01 Persediaan barang dagang 500.000
Kas 500.000
10/01 Persediaan barang dagang 1.040.000
Kas 1.040.000
06/01 Persediaan barang dagang 1.400.000
Kas 1.400.000

Transaksi Penggunaan
15/01 Harga Pokok Penjualan 1.200.000
Persediaan barang dagang 1.200.000

15/01 Harga Pokok Penjualan 150.000


Persediaan barang dagang 150.000
27/01 Harga Pokok Penjualan 350.000
BAB 9.docx
Persediaan barang dagang 350.000
27/01 Harga Pokok Penjualan 676.000
Persediaan barang dagang 676.000

Latihan 9.4
EOQ = (2 x 400) : (30.000)
EOQ = 0,026

Jadi, persediaan pengaman yang menghasilkan total biaya paling rendah yaitu, 10 unit

Latihan 9.5
(1) Hitunglah titik pesan
Titik pemesanan kembali = waktu tunggu x jumlah pemakaian
= 10 hari x 32meter/hari
= 320 meter
PT Sigma Niaga harus segera memesan kembali bahan baku kulit apabila jumlah bahan baku
yang tersedia mencapai 320 meter
(2) Hitunglah EOQ

EOQ =

EOQ =

EOQ = 1.265 unit

(3) Hitunglah frekuensi pemesanan bahan selama satu tahun


= jumlah kebutuhan unit setahun
KPE
= 8.000meter
1.265
=6x
(4) Hitunglah jumlah biaya pesan dan biaya simpan pada titik EOQ
Biaya pesan (TOC) = (Kb/EOQ)Bp
= (8.000/1.265)Rp400.000
= 2.529.644
Biaya simpan (TCC) = Bs x K x A
= 10% x Ro40.000 x 632
= 2.528.000

Anda mungkin juga menyukai