Anda di halaman 1dari 8

Apa Itu Karya Tulis Ilmiah?

Karya tulis ilmiah didefinisikan sebagai tulisan atau laporan tertulis


yang berfungsi untuk memaparkan hasil penelitian atau kajian
suatu masalah.

Karya tulis ilmiah ditulis oleh individu atau kelompok dengan


memenuhi kaidah dan etika keilmuan.

Nama lain dari karya tulis ilmiah adalah tulisan akademis (academic
writing). Biasanya, karya tulis ilmiah dibuat oleh guru, dosen,
mahasiswa, atau akademisi.

Tapi perlu kamu ketahui bahwa karya tulis ilmiah tidak hanya terdiri
dari satu jenis saja. Terdapat beberapa macam karya tulis ilmiah,
yaitu:

1. Makalah
2. Paperwork atau kertas kerja
3. Artikel
4. Skripsi
5. Tesis
6. Disertasi

Masing-masing karya tulis ilmiah dibuat untuk tujuan dan syarat


tertentu. Misalnya makalah yang dibuat untuk kepentingan tugas
kuliah.

Ada pula skripsi yang menjadi syarat mahasiswa agar bisa lulus
program sarjana. Karya tulis ilmiah berupa tesis pun merupakan
sebuah syarat agar mahasiswa dapat meraih gelar Master atau
Magister.

Cara Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah tentu dibuat dengan menerapkan


kaidah-kaidah tertentu.

1. Penggunaan bahasa baku. Pada karya tulis ilmiah digunakan


bahasa Indonesia sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).

Tidak ada bahasa gaul atau bahasa lisan di dalam penulisan suatu
karya tulis ilmiah. Apabila ada istilah asing, digunakan huruf miring
atau diberi penjelasan khusus.

2. Penggunaan sitasi atau kutipan. Isi dari karya tulis ilmiah tidak
berasal dari pendapat pribadi seseorang.

Oleh karena itu, ketika mengambil data atau kalimat dari sumber
lain, perlu dicantumkan tanda kutipan. Hal ini sangat penting untuk
menghindari plagiasi.

3. Penggunaan sumber terpercaya. Karya tulis ilmiah yang baik


tidak menggunakan sumber asal-asalan atau hanya dari blog.

Sebaliknya, sumber yang dipakai adalah buku, jurnal, prosiding,


atau artikel terpercaya lainnya.
Struktur Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Pada penulisan karya tulis ilmiah, terdapat struktur penulisan yang


bisa diikuti.

Namun, perlu kamu ketahui bahwa terkadang setiap tempat


memiliki kebijakan khusus pada struktur penulisan karya tulis
ilmiah.

Kamu bisa menyesuaikan bentuk penulisan dengan berpedoman


pada referensi berikut.

1. Halaman Judul atau Cover: memuat judul karya tulis ilmiah

2. Halaman Pengesahan: berisi tanda tangan penulis, pembimbing,


dan pihak lain yang sudah ditentukan.

3. Kata Pengantar: berisi sambutan penulis dan ucapan terima


kasih.

4. Daftar Isi

5. Pendahuluan: berisi
• Latar belakang penulisan
• Rumusan masalah
• Tujuan pembuatan karya tulis
• Manfaat pembuatan karya tulis

6. Tinjauan Pustaka atau Dasar Teori: berisi teori yang digunakan


sebagai acuan.
7. Metodologi Penelitian atau Metode Penelitian

8. Pembahasan Atau Hasil Penelitian

9. Penutup

• Kesimpulan
• Saran

10. Daftar Pustaka

11. Lampiran: Berisi lampiran data hitungan, dokumentasi, atau


data lain yang dianggap penting.

Metode Penelitian pada Karya Tulis Ilmiah

Pada karya tulis ilmiah terdapat metode khusus yang digunakan


untuk mengumpulkan data. Tidak ada ketentuan bahwa hanya
diizinkan untuk menggunakan satu macam metode saja.

Oleh karena itu, kamu bisa menggunakan beberapa metode


sekaligus untuk menambah akurasi data yang didapatkan. Namun,
setiap metode yang digunakan akan berpengaruh pada hasil
penelitian.

1. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode kuantitatif digunakan untuk mencari data yang


membutuhkan observasi. Hasil dari pengumpulan data
menggunakan metode kuantitatif adalah angka.
Proses analisis data menggunakan statistik. Nantinya, data tersebut
dapat diolah menggunakan diagram, grafik, tabel, dan sebagainya.

2. Metode Penelitian Kualitatif

Metode kualitatif adalah kebalikan dari metode kuantitatif. Hasil dari


metode ini adalah data yang sifatnya narasi dan bukan angka.

3. Metode Penelitian Eksperimen (Percobaan)

Pada metode eksperimen, peneliti akan melakukan percobaan


pada suatu hal untuk mencari tahu dampak dari perlakuan yang
diberikan. Biasanya metode ini diterapkan di bidang sains dan
kesehatan.

Peneliti akan menetapkan variabel kontrol (tidak diberi perlakuan)


dan variabel yang diberi perlakuan. Ketika menerapkan metode ini,
prosedur yang diterapkan harus jelas dan sistematis.

4. Metode Penelitian Deskriptif

Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan membuat gambaran


keadaan suatu subjek atau objek dengan rinci. Deskripsi difokuskan
pada masalah yang akan dibahas.

Kemampuan mendeskripsikan sesuatu sangat berperan penting


untuk membuat data semakin akurat.
5. Metode Survei

Metode survei dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan


untuk mencari data yang sudah ditetapkan. Tujuan metode survei
adalah mendapatkan informasi sesuai variabel yang dicari.

Namun, peneliti akan membatasi area survei dengan adanya


populasi dan sampel penelitian.

6. Metode Kuesioner (Angket)

Perolehan data pada karya tulis ilmiah juga dapat dilakukan dengan
metode kuesioner. Peneliti akan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sesuai tema karya tulis ilmiah.

Cara pemberiannya pun bisa menggunakan kertas atau dilakukan


secara online. Jawaban yang sudah didapatkan kemudian
dianalisis dan dicari kesimpulannya.

Kesalahan dalam Penulisan Karya Tulis


Ilmiah

Setelah membaca artikel di atas, apakah kamu sudah lebih paham


terkait karya tulis ilmiah?

Sebenarnya masih ada informasi terkait kesalahan yang sering


dibuat ketika menulis karya ilmiah.
Dengan membaca poin penjelasan berikut, harapannya kamu bisa
menghindari kesalahan dan bisa membuat karya tulis ilmiah
dengan baik.

1. Tidak Mencantumkan Sumber

Karena ingin dianggap keren, seringkali kutipan atau data penting


pada karya tulis ilmiah tidak menyertakan sumber.

Padahal, hal ini sangat berbahaya dan dapat dianggap sebagai


bentuk plagiasi.

Setiap kalimat yang ditulis pada karya ilmiah harus mencantumkan


sumber, apalagi jika berkaitan dengan teori.

Gunakan teknik kutipan langsung atau kutipan tidak langsung


apabila ingin mengutip banyak kalimat.

Selain itu, kamu bisa menggunakan catatan perut atau catatan kaki
untuk memudahkan penelusuran.

2. Menggunakan Referensi Blog

Deadline karya tulis ilmiah yang sudah mendekati batas akhir


ditambah dengan tugas karya ilmiah dengan tema sulit seakan
menjadi beban. Tidak jarang akhirnya penulisan karya tulis ilmiah
pun dilakukan asal-asalan.
Jika seharusnya mengambil sumber tulisan dari jurnal atau buku
pun tidak dilakukan. Alhasil penulisan karya tulis ilmiah pun hanya
copy paste dari blog yang tidak bisa dipercaya.

Mulai saat ini, hindari pengambilan sumber dari blog meskipun


terlihat meyakinkan.

Namun, kamu bisa menjadikan tulisan di blog sebagai referensi dan


mencari rujukan langsung dari buku atau jurnal. Dengan demikian,
data pada karya tulis ilmiahmu dapat dipertanggungjawabkan.

3. Salah Memasukkan Catatan Kaki

Pahami cara penulisan catatan perut atau catatan kaki. Aturan


untuk menggunakan jenis catatan tersebut biasanya sudah
ditetapkan oleh kampus atau sekolah.

Tentunya teknik untuk mengutip dan menggunakan catatan perut


atau catatan kaki tidak sama.

Penutup

Anda mungkin juga menyukai