Anda di halaman 1dari 17

EDISI 2020

PEDOMAN KTI
STUDI LITERATUR

PRODI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun Pedoman Karya Tulis Ilmiah
(KTI) dengan studi literatur, sebagai salah satu bentuk penelitian tugas akhir.
Pedoman KTI ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa tingkat akhir program
studi Diploma-III Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKSAM)
khususnya di Tahun Akademik 2019/2020 yang sedang menyusun KTI sebagai
salah satu persyaratan dalam kelulusan.
Seperti yang telah diketahui bahwa untuk penelitian tugas akhir di tahun
ini terkendala data penelitian yang tidak memungkinkan diambil secara
prospektif (data primer) sehingga dibuat alternatif penelitian dengan data
retrospektif (data sekunder). Berdasarkan hal tersebut maka kami menyusun
Pedoman KTI Studi literatur ini dengan tujuan menyamakan persepsi dan
memberikan contoh template KTI agar memudahkan mahasiswa dalam
menyusun KTI. Pada Pedoman KTI ini kami bagi menjadi dua bagian, bagian
pertama berisi penjelasan studi literatur dan bagian kedua membahas template
KTI dengan menghilangkan beberapa sub bab dari Pedoman KTI sebelumnya.
Selain itu di bagian Lampiran kami sertakan contoh KTI Studi literatur.
Akhir kata semoga pedoman KTI ini bermanfaat untuk dosen dan
mahasiswa STIKSAM, dan kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan
saran untuk perbaikan pedoman KTI ini di masa mendatang. Kepada semua
pihak yang telah berkontribusi, tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, kiranya Allah Yang Maha Esa berkenan mencatat sebagai
amal ibadah. Amin.

Samarinda, 09 April 2020

Penyusun

Tim Dosen STIKSAM

2
BAGIAN I. STUDI LITERATUR

1. Pengertian Studi literatur

Penelitian dengan studi literatur masih jarang dilakukan. Penelitian dengan


studi literatur merupakan penelitian yang persiapannya sama dengan penelitian
lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data dilakukan dengan
cara mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan
penelitian (analisis data) serta membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Penelitian dengan studi literatur dapat dikategorikan sebagai karya
ilmiah karena pengumpulan data dilakukan dengan sebuah strategi dalam
bentuk metodologi penelitian (Melfianora, 2019).

Istilah Studi literatur (Literature Review) = Telaah pustaka, sedangkan


Tinjauan pustaka = Landasan teori. Perbedaan Tinjauan pustaka dengan Studi
literatur dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Tinjauan Pustaka sama dengan Landasan Teori, peneliti mengumpulkan
teori/data/informasi yang menjadi dasar identifikasi, penjelasan dan
pembahasan masalah penelitian.
 Telaah Pustaka selain mengumpulkan teori, peneliti menambahkan
komentar, kritik (kelebihan dan atau kekurangan teori dalam pustaka),
perbandingan dengan teori (pustaka) lain, kaitannya dengan penelitian
yang sedang dilakukan.

Studi literatur adalah kajian kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah
ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan yang terakreditasi (diakui kepakarannya).
Kepakaran diakui bila penelitian dipublikasikan melalui jurnal/seminar bertaraf
nasional/internasional atau dalam bentuk cetakan buku yang representatif.

Studi literatur meliputi berbagai sumber pustaka yang membahas satu


topik/masalah penelitian yang spesifik. Jadi melakukan Studi literatur
membutuhkan lebih dari satu pustaka (bacaan).

2. Tujuan dan Alasan Melakukan Studi literatur

Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ketika melakukan Studi literatur

 Apa yang diketahui tentang suatu topik/tema/subyek penelitian?


 Apakah ada perbedaan pendapat/kontroversi antar pakar mengenai subyek
penelitian tersebut?
 Adakah studi yang oleh para ahli disarankan untuk dilakukan yang
kemudian menjadi tema penelitian Anda?
 Siapa pakar paling sering dirujuk oleh peneliti di topik penelitian tesebut?
 Adakah konsensus/rumusan untuk topik tersebut?

3
 Aspek apa yang paling sering diperdebatkan/dibahas dalam topik
penelitian tersebut?
 Metode atau masalah apa yang dikemukakan oleh peneliti lain yang
mungkin Anda gunakan dalam penelitian Anda?
 Dari studi literatur, adakah Anda temukan metodologi yang dapat Anda
gunakan dalam penelitian Anda?
 Sudah sejauh mana penelitian topik tersebut?
 Sumber data atau informasi apa yang Anda dapat dari pustaka tersebut?

Tujuan Studi literatur

Studi literatur bertujuan menyampaikan kepada pembaca pengetahuan dan


ide apa saja yang sudah dibahas dalam suatu topik penelitian.

Studi literatur memberi gambaran kepada pembaca sejauh mana penelitian


sudah dilakukan, berbagai sudut pandang yang mungkin saling bertentangan
(kontroversi) mengenai topik penelitian.

Alasan melakukan Studi literatur

Studi literatur perlu dilakukan sebelum mulai melakukan penelitian karena


alasan- alasan berikut:

 Mengetahui apa yang sudah dan belum diteliti berkaitan dengan topik
penelitian yang kita pilih.
 Memberikan gambaran lebih menyeluruh mengenai berbagai variasi
perilaku atau fenomena dalam topik penelitian.
 Mengetahui potensi hubungan antar konsep-konsep/teori-teori.
 Menemukan hipotesis yang mungkin diteliti lebih lanjut (researchable
hypotheses).
 Mengetahui bagaimana peneliti lain mendefinisikan dan mengukur konsep-
konsep.
 Mengetahui sumber data yang digunakan peneliti lain.
 Mengembangkan proyek penelitian alternatif.
 Menemukan keterkaitan proyek penelitian Anda dengan penelitian orang
lain.

Beberapa Teknik Literatur Review :


a. Mencari Kesamaan (Compare); teknik melakukan review dengan cara
mencari kesamaan diantara beberapa literatur & diambil kesimpulannya.
b. Mencari Ketidaksamaan (Contrast); teknik melakukan review dengan cara
menemukan perbedaan diantara beberapa literatur & diambil
kesimpulannya.

4
c. Memberikan Pandangan (Criticize); teknik melakukan review dengan
membuat pendapat sendiri terhadap sumber yang dibaca.
d. Membandingkan (Synthesize); teknik melkukan review dengan
menggabungkan beberapa sumber menjadi sebuah ide baru.
e. Meringkas (Summarize); teknik melakukan review dengan menulis kembali
sumbernya dengan kalimat sendiri.

3. Langkah-Langkah melakukan Studi literatur

Langkah 1: Membaca tulisan-tulisan ilmiah terkait

Tahap 1: Perhatikan struktur dan teks misalnya daftar isi, abstrak, heading dan
sub-headings, untuk melihat apakah teks itu sesuai untuk tujuan anda.
Tahap 2: Jika teks terlihat sesuai untuk tujuan anda maka baca dengan lebih detil
untuk mencari penelitian tertentu yang akan mendukung Studi literatur.
Teknik ini memungkinkan untuk mengidentifikasi materi yang sesuai
dengan membaca secara luas dan untuk memperoleh pengertian umum
mengenai literatur yang ada di bidang anda.

Langkah 2: Mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca


Tulisan ilmiah berkualitas adalah Jurnal elektronis dan database. Hati-hati dalam
melakukan google search yang menghasilkan site yang tidak qualified dan
pastikan dari mana asal dan sumber riset.

Langkah 3: Buat ringkasan publikasi-publikasi tersebut


Buatlah catatan saat membaca literatur mengenai:
a. Apakah poin/teori/masalah utama yang diangkat dalam teks misalnya buku
atau artikel?
b. Rangkum poin utama yang diajukan pengarang.
c. Catat detil kuotasi, atau halaman referensi yang anda anggap mungkin
berguna dalam Studi literatur.
d. Pastikan anda memiliki semua informasi seperti pengarang, tanggal dan
tahun, judul buku, sumber, penerbit buku/jurnal, halaman, tujuan penelitian,
hipotesis, metode penelitian, material, desain eksperimen, dan hasil/data.
e. Apa kesimpulan yang dibuat oleh pengarang?
f. Poin apa yang mendukung kesimpulan?
g. Tulis juga pendapat anda tentang bacaan tersebut. Hal ini akan berguna saat
anda melihat kembali catatan yang anda buat atau menggunakannya saat
menulis.

Langkah 4: Gabungkan menjadi satu cerita ilmiah yang lengkap mengenai suatu
permasalahan

5
Langkah ringkas Studi literatur:

a. Formulasi permasalahan
b. Cari literatur
c. Evaluasi data
d. Analisis dan interpretasikan

Sumber-sumber Literatur Review

Sumber-sumber literatur dapat berupa sumber utama yang berasal dari jurnal,
laporanpenelitian, informasi dari wawancara/email, sumber lanjutan yang
merupakan analisa terhadap sumber utama dan sumber yang berasal dari
komunitas professional.

4. Kesalahan dalam Melakukan Studi literatur

Beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan Studi literatur


(Koranti, 2005).

a. Terlalu banyak mengumpulkan pustaka


Terlalu asyik mencari dan menelusuri malah menyebabkan menyebabkan
Anda tidak mulai menulis telaah Anda bahkan mungkin membuat fokus pada
topik penelitian berubah. Kumpulkan bahan pustaka, baca dan mulailah
menelaah.

b. Kecenderungan menggabungkan terlalu banyak penelitian


Anda tidak melakukan telaah, tapi hanya mencantumkan berbagai
penelitian.

c. Pastikan sumber pustaka anda adalah sumber yang terpercaya


Hal ini terutama sangat penting bila menemukan sumber dari Internet.
Seringkali sumber ini dapat diakses dalam waktu terbatas. Karena itu, catat
tanggal Anda mengakses pustaka tersebut. Pada beberapa kasus,
makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di internet tidak benar-benar ada
atau dilakukan. Bila ragu, hubungi penulisnya (misalnya dengan e-mail)

6
BAGIAN II. TEMPLATE KTI STUDI LITERATUR

Ketentuan cara pengetikan tetap menggunakan kaidah penulisan dalam


Pedoman KTI sebelumnya. Sedangkan untuk format penyusunan naskah diatur
sebagai berikut:

Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab III. Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
B. Objek Penelitian
C. Analisis Data
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab V. Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

7
DAFTAR PUSTAKA

Koranti, K, 2005, “Telaah Pustaka”, website http://komsi.staff.gunadarma.ac.id/


downloads/ folder/0.7 diakses tanggal 05 April 2020.

Melfianora, 2019, “Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Studi Literatur”,


UPT Balai Pelatihan Penyuluh Pertanian Pekanbaru.

Siburian, S.N.A, 2015, “Studi Literatur Perbandingan Profil Eritrosit Dan


Leukosit Ayam Broiler, Tikus, Dan Domba”, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Hewan, IPB Bogor.

https://repository.unikom.ac.id/48216/1/Literatur%20Review.pdf

8
Lampiran. Contoh Tugas Akhir Studi Literatur (Siburian, 2015)

STUDI LITERATUR PERBANDINGAN PROFIL ERITROSIT


DAN LEUKOSIT AYAM BROILER, TIKUS DAN DOMBA

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk membandingkan profil eritrosit dan leukosit dari
spesies hewan yang berbeda yaitu ayam broiler, tikus dan domba. Profil eritrosit
dan leukosit dapat menggambarkan kesehatan tubuh hewan. Data yang dipakai
dalam studi ini adalah data sekunder yang berasal dari beberapa penelitian. Total
butir eritrosit ayam broiler, tikus, dan domba berurutan adalah 1,93x106/mm3,
6,33x106/mm3, 10,46x106/mm3, kadar hemoglobin ayam broiler, tikus, dan domba
berurutan adalah 23,83 g%, 36,17 g%, 28,20 g%, dan nilai hematokrit ayam
broiler, tikus, dan domba berurutan adalah 5,84%, 12,87%, 8.40%. Profil leukosit
seperti total butir leukosit ayam broiler, tikus, dan domba adalah 5,84x103/mm3,
13x103/mm3, 8,43x103/mm3, Diferensiasi leukosit seperti heterofil atau neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit, monosit ayam broiler, berurutan adalah,
1,168x103/mm3, 0,234x103/mm3, 0,3796x103/mm3, 0,642x 103/mm3, pada tikus
adalah 4,81x103/mm3, 0,026x103/mm3, 0,8138x103/mm3, 0,42x103/mm3, pada
domba adalah 2,585x103/mm3, 0,168x103/mm3, 0,5198 x103/mm3, 0,478x103/mm3,
Indeks stres ayam broiler, tikus, dan domba berurutan adalah 0,3, 0,5 dan 0,59.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan profil dan leukosit
pada ketiga spesies hewan tersebut.

Kata kunci: ayam broiler, domba, eritrosit, leukosit, tikus

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ayam broiler dan domba adalah hewan peliharaan yang banyak

dibudidayakan untuk menghasilkan daging sebagai sumber protein hewani.

Pemilihan ayam broiler sebagai hewan ternak yang banyak dibudidayakan karena

pertumbuhan yang relatif cepat, penanganan pemeliharaannya mudah serta masa

panen yang cukup pendek (Koeshardini, 2004). Ayam yang paling banyak

diternakkan di Indonesia adalah ayam broiler dan ayam kampung. Populasi ayam

broiler dan ayam kampung di Indonesia berturut-turut 274,9 juta ekor atau

sekitar 19% dan 293,8 juta ekor atau sekitar 23,8% dari populasi unggas

keseluruhan (Ditjen PKH, 2011). Ayam broiler dipanen pada umur 5-6 minggu

(Suprajatna et al., 2006) sedangkan domba dipotong pada umur 1-2 tahun

(Tomaswezka et al., 1993).

Domba lokal asli Indonesia seperti domba Garut adalah jenis domba yang

paling disukai peternak untuk dibudidayakan sebab selain sebagai penghasil

daging, domba lokal ini juga mempunyai daya tarik pariwisata dan relatif tahan

terhadap penyakit tropikal di Indonesia (Heriyadi et al., 2002). Domba

Priangan atau domba Garut adalah hasil persilangan domba lokal, domba

merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Bobot domba Garut jantan

sekitar 60 kg dan betina sekitar 35 kg dan menghasilkan anak lebih dari

satu (prolifik) (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Domba bersifat mudah dipelihara

10
dan cepat berkembang biak serta modal yang dibutuhkan relatif lebih kecil

dibandingkan ternak ruminansia lainnya (Mathius et al., 1984). Domba mudah

beradaptasi terhadap perubahan iklim, pakan dan penyakit. Faktor lingkungan

yang dapat mempengaruhi aktivitas domba adalah suhu, kelembaban, dan

panjangnya siang hari (Sugiarti, 2007).

Tikus adalah hewan laboratorium yang banyak digunakan untuk penelitian

ilmiah. Tikus laboratorium (Rattus norvegicus) merupakan salah satu jenis

tikus yang paling banyak dimanfaatkan dalam berbagai pengujian suatu obat

(Wolfenshon and Lyod, 2003). Galur tikus yang juga sering dimanfaatkan dalam

pengujian obat adalah Sprague-Dawley (Malole dan Pramono 1989), selain itu

masih ada 2 galur tikus putih yang umum dikenal yaitu galur Wistar, dan galur

Long Evans. Tikus laboratorium umumnya lebih cepat dewasa, tidak

memperlihatkan perkawinan musiman, bobot badan yang ringan, dan cepat

berkembang biak serta lebih mudah dikontrol dibandingkan tikus liar (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

Status kesehatan hewan harus dijaga dan diperhatikan agar hewan-hewan

tersebut dapat tetap difungsikan dengan baik. Gambaran darah adalah salah satu

parameter fisiologis yang dapat dijadikan acuan atau indikator kesehatan

hewan. Darah terdiri dari eritrosit dan leukosit. Pemeriksaan darah sebagai

gambaran status kesehatan dapat dilakukan dengan gambaran profil

eritrosit melalui penghitungan total sel eritrosit, kadar hemoglobin, nilai

hematokrit atau packed cell volume (PCV) dan gambaran profil leukosit

melalui penghitungan total sel leukosit dan diferensiasinya (Ganong, 2003).

11
Diferensiasi leukosit terdiri atas limfosit, monosit, neutrofil (heterofil), eosinfil,

dan basofil. Limfosit dan monosit adalah jenis leukosit agranulosit. Limfosit

berperan penting dalam fungsi kekebalan dengan pembentukan antibodi

(Guyton dan Hall, 2006). Monosit berfungsi sebagai makrofag benda asing

yang masuk dalam tubuh dan juga reaksi haemosoatis. Leukosit granulosit

terdiri dari netrofil atau heterofil, basofil, dan eosinofil. Neutrofil atau

heterofil berfungsi utama dalam sistem fagositik dan mikrobosidal (Tizzard,

1998). Eosinofil berperan aktif dalam mengatur alergi akut dari pendarahan,

mengatur investasi parasit, dan memfagosit bakteri, antigen-antibodi kompleks,

anafilaksis dan ragi (Dellman dan Bown, 1992). Basofil berperan aktif dalam

reaksi alergi dengan kandungan heparin, histamin, khondroitin sulfat, serotonin

dalam butir granulnya (Hartono, 1989).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan profil eritrosit

dan leukosit ayam, domba dan tikus.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah perbandingan fisiologis profil sel eritrosit dan leukosit

beserta diferensiasi leukosit ayam boiler, domba dan tikus?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan fisiologis profil

sel eritrosit dan leukosit beserta diferensiasi leukosit ayam boiler, domba dan

tikus.

12
D. Manfaat Penelitian

Data dari perbandingan profil eritrosit dan leukosit beserta diferensiasi

leukosit ayam broiler, domba, dan tikus digunakan sebagai kelengkapan informasi

yang berkaitan dengan parameter fisiologis sel darah merah (eritrosit) dan sel

darah putih (leukosit).

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi literatur, yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan, mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah

ilmiah serta dokumen yang terkait seperti skripsi serta jurnal ilmiah (Singarimbun

dan Effendi, 1995). Tahapan penelitian yaitu: (1) reduksi data berupa

penyuntingan dan meringkas sehingga didapatkan data utama inti tulisan; (2)

penyajian data, yaitu data dalam tabel deskriptif; (3) penarikan kesimpulan,

melakukan verifikasi dan tinjauan ulang data yang didapat agar penarikan

simpulan dilakukan dengan benar. Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun

2020.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu profil eritrosit dan leukosit dari spesies hewan yang

berbeda yaitu ayam broiler, tikus dan domba.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif yaitu analisis

dengan membuat gambaran dari data-data yang terkumpul.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pencarian literatur maka didapatkan beberapa artikel yang

telah memenuhi kriteria. Artikel penelitian tersebut menjelaskan

............................. dan mengidentifikasi ..................................................................

Berikut ini adalah ringkasan literatur yang telah dipublikasikan, dituangkan dalam

Tabel xx.

Tabel xx. Penelitian sebelumnya

Judul

Peneliti

Lembaga/Nama
Jurnal, Tahun

Tujuan Penelitian

Metode

Hasil Penelitian

Tabel xx menunjukkan informasi tentang ........................... ....................

........... ........................................................................................................................

Darah merupakan media cair yang terdiri dari komponen selular yaitu sel

darah dan komponen cair yang kaya akan protein yaitu plasma darah (Schalm et

15
al., 2010). Sel darah mencakup eritrosit, leukosit dan trombosit. Sel darah merah

unggas berinti sedangkan mamalia tidak berinti. Eritrosit diproduksi di hati,

limpa, limfonodus dan sumsum tulang. Profil sel darah merah ayam broiler,

an tikus dapat dilihat dalam Tabel xx.

Tabel xx. Data profil eritrosit ayam broiler, domba dan tikus

Parameter *Ayam broiler **Tikus ***Domba


RBC (juta/mm3) 1,93 6,33 10,46
Hb (g%) 5,84 12,87 8,40
PCV (%) 23,83 36,17 28,20
Sumber: *Mulyeti (2012), **Bahar (2010), ***Wajjuanna (2013)

Nilai eritrosit ayam broiler ini berada pada rentang nilai normal yaitu, 2.2-

3,3 juta/mL (Samour, 2008), begitu pun tikus dan domba berurutan berada pada

rentang normal, yaitu 5.91-8.69 juta/mm3 (Suprayogi et al., 2009) dan 9-15

juta/mm3 (Weiss dan Wardrop, 2010). Laju metabolisme mempengaruhi

jumlah total eritrosit. .............

16
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Total eritrosit pada ayam broiler lebih sedikit (1,9 juta/mm3) jumlahnya

dibandingkan tikus dan domba berurutan yaitu 6,33 juta/mm3 dan 10,46

juta/mm3. Jumlah total leukosit dan diferensiasi leukosit dari ayam broiler, tikus,

dan domba berrvariasi tergantung pada kondisi fisiologis dan patologis hewan.

B. Saran

Penelitian ini juga seharusnya dilakukan analisis profil sel darah

merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada sebaran umur dan jenis

kelamin yang sama.

17

Anda mungkin juga menyukai