Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Pengujian Uji Kehalusan

Berdasarkan SNI 15-2049-2004, kehalusan minimum semen PCC


adalah 2800 cm2 /gram. Berdasarkan arahan dan bimbingan dari
Superitendent QC Lab, penggilingan dilakukan selama kurang lebih 30
menit. Hasil penelitian menunjukkan run yang memenuhi standar uji
kehalusan setelah dilakukan penggilan selama 30 menit adalah run 3, 4 & 5
sedangkan untuk run 1 dan 2 nilai kehalusannya masih di bawah standar.
Hal ini disebabkan karena jumlah massa clinker pada run 1 & 2 lebih besar
dibandingkan dengan jumlah massa clinker pada run 3, 4, & 5. Clinker
memiliki karakteristik liat dan susah digiling. Untuk run 1 & 2 dilakukan
penggilingan ulang selama 20 menit sehingga hasil kehalusan dari keduanya
telah mencapai standar. Data kehalusan dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data kehalusan


Run Jumlah Jumlah Jumlah Hasil Hasil

1
gypsum clinker Limestone kehalusan kehalusan
(gram) (gram) (gram) data 1 data 2
(cm2/gram) (cm2/gram)

1 0 2835 165 2610 2900

2 60 2775 165 2705 3020

3 75 2760 165 3100 -

4 90 2745 165 3160 -

5 120 2715 165 3300 -

4.1.2 Penetapan Konsistensi Semen


Penetapan konsistensi bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang
dibutuhkan pasta semen yang akan digunakan untuk uji setting time. Hasil
penetapan konsistensi ditampilkan pada Tabel 4.2. Berdasarkan standar uji
konsistensi normal pasta semen, konsistensi normal untuk run 1,2,3,4, dan 5
memenuhi standar SNI. Berdasarkan hasil penelitian jumlah air yang
dibutuhkan dalam pembuatan semen antara 132-136 mL.

Tabel 4.2 Hasil Konsistensi Normal


Run Jumlah gypsum Penetrasi vicat Jumlah air
(gram) konsistensi normal (mm) (ml)

1 0 11 133

2
2 60 10 135

3 75 11 134

4 90 10 132

5 120 9 136

4.1.3 Uji Setting Time


Standar setting time untuk semen PCC adalah SNI 15-2049-2004.
Berdasarkan standar tersebut, waktu pengikatan awal minimum adalah 45
menit dan waktu pengikatan akhir adalah maksimum 375 menit.
Berdasarkan hasil penelitian, hasil run 1,2,3,4, dan 5 memenuhi standar SNI
untuk waktu pengikatan awal minimum dan waktu pengikatan akhir.

Pada komposisi gypsum 0 gram, memberikan waktu pengikatan awal


paling singkat jika dibandingkan dengan komposisi lainnya. Semakin
banyak komposisi gypsum maka waktu pengikatan awal semakin lama.
Waktu pengikatan awal paling lama terdapat pada komposisi gypsum 120
gram. Hal ini menunjukkan, komposisi gypsum berpengaruh terhadap waktu
pengikatan awal.( ditambah bahasan lagi dari teori atau jurnal penelitian
sejenis)

Pada komposisi gypsum 0 gram waktu pengikatan akhir juga paling


singkat jika dibandingkan dengan komposisi lainnya. Semakin banyak
komposisi gypsum maka waktu pengikatan akhir semakin lama. Waktu
pengikatan akhir paling lama terdapat pada komposisi 120 gram. Hal ini
menunjukkan, komposisi gypsum juga berpengaruh terhadap waktu
pengikatan akhir. Oleh karena itu, komposisi gypsum berpengaruh terhadap
waktu pengikatan awal dan waktu pengikatan akhir. (bahasannya ditambah
kaitannya dng teori atau penelitian sejenis)

3
Hasil yang sama juga terdapat pada penggunaan phosphogypsum
pada penelitian Islam [11]. Menurut penelitian tersebut, waktu pengikatan
awal dan waktu pengikatan akhir paling kecil terdapat pada saat komposisi
phosphogypsum 0%. Waktu pengikatan awal dan waktu pengikatan akhir
bertambah seiring dengan peningkatan komposisi phosphogypsum.

Tabel 4.3. Hasil Setting Time


Run Komposisi Seting time awal Setting tim akhir
gypsum (gram) (menit) (menit)

1 0 110 216

2 60 146 255

3 75 150 267

4 90 160 290

5 120 173 305

Berikut ini kami sajikan grafik hasil dari uji setting time, grafik yang kami
tampilkan merupakan perbandingan besarnya jumlahnya gypsum terhadap hasil
waktu setting time awal dan setting time akhir.

4
Gambar 4.1. Grafik Hubungan Antara Massa Gypsum Terhadap Setting Time Awal

Gambar 4.2 setting time akhir ( Disesuaikan spt


NOTE: Gambar 4.1 tulisan setting
time dlm grafik di delete /garis horizontal didelete
Kotak luar grafik didelete.
Pada gambar 4.1 dan 4.2 menunjukan bahwa penambahan material
gypsum pada komposisi semen, akan berpengaruh terhadap lamanya waktu
pengerasan ( setting time) pada semen. Pada semen yang tidak menggunakan
gypsum, waktu pengerasan awal 110 menit dan setting time akhir 216 menit,
pada run ke-2 gypsum ditambahkan sebanyak 60 gram, hasil setting time awal
menjadi 146 menit dan setting time akhir 255 menit. ( Tambahkan pembahasan..)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengujian Hipotesa

5
Waktu ikat atau setting time adalah waktu yang diperlukan oleh semen
untuk mengalami pengerasan sejak semen bercampur dengan air menjadi pasta.
Reaksi semen dengan air adalah reaksi hidrasi. Reaksi hidrasi disampaikan
sebagai berikut [12]:

2(CaO.SiO2) + 4H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2

2(3CaO.SiO2) + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

Tobermorite

3CaO.Al2O3 + 6H2O → 3CaO.Al2O3.6H2O


Kalsium aluminat hidrat

3CaO.Al2O3 + 6H2O + 3CaSO4.2H2O → 3CaO.Al2O3.3CaSO4.12H2O

Trikalsium sulfoaluminat

4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 12H2O → 3CaO.Al2O3 .6H2O + 3CaO. Fe2O3 6H2O

Kalsium Aluminoferrite hidrat

NOTE : penulisan angka pd rumus kimia yg betul

Tri Calcium Aluminate (C3A) atau 3CaO.Al2O3 bereaksi sangat cepat


dengan air dan berperan dalam pengikatan awal semen. Penambahan gypsum pada
semen akan menghambat waktu pengikatan pada proses pengerasan semen. Hal
tersebut karena gypsum dapat mengatur reaksi antara 3CaO.Al2O3 (C3A) dengan
air agar tidak terlalu cepat mengeras [12].

Berdasarkan landasan teori inilah, maka dapat disimpulkan bahwa


penambahan gypsum pada komposisi pembentuk semen, akan menambah setting
time (waktu pengikatan) saat semen dicampurkan dengan air.

4.2.2 Kajian tentang Tujuan Penelitian (Tentang apa..?)

6
Pada SNI 15-2049-2004, waktu pengerasan yang paling optimum saat
pengikatan awal minimum adalah 45 menit dan waktu pengikatan akhir adalah
maksimum 375 menit. Jika mengacu pada uji coba dari ke lima run yang
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saat komposisi semen
ditambahkan material gypsum, waktu lamanya pengerasan secara signifikan
dapat bertambah panjang baik itu setting time awal maupun setting time akhir,
hal ini dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.

Untuk mengetahui banyaknya prosentase material gypsum, clinker dan


limestone yang paling optimum dalam pembuatan semen PCC (Portland
Composite Semen), jika kita mengacu pada penelitian ini, apabila setting time
berada di range standar SNI 15-2049-2004, maka dapat dinyatakan bahwa semen
masih memenuhi standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase
gypsum yang dibutuhkan dalam pembuatan semen yaitu berkisar antara 2%
sampai dengan 4%. Komposisi material semen dapat diprosentasekan sebagai
berikut :

Clinker : 70-75 %

Gypsum : 2-4 %

Limestone : 22-26 %

4.3

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ( penulisan kesimpulan dibuat menggunakan angka
menjawab tujuan)….disesuaikan.

7
1. Gypsum merupakan salah satu bahan baku pada proses produksi semen.
Pada proses produksi semen, gypsum berperan sebagai retarder yaitu
untuk mengatur waktu pengerasan dan menghambat waktu pengikatan
sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan dalam jangka waktu
lama.Waktu ikat atau setting time adalah waktu yang diperlukan oleh
semen untuk mengalami pengerasan sejak semen bercampur dengan air
menjadi pasta. Reaksi yang terjadi ketika semen bercampur dengan air
adalah reaksi hidrasi.
2. Penambahan gypsum pada semen akan menghambat waktu pengikatan
pada proses pengerasan semen karena gypsum dapat mengatur reaksi
antara 3CaO.Al2O3(C3A) dengan air agar tidak terlalu cepat mengeras.
Berdasarkan SNI 15-2049-2004, waktu pengikatan awal minimum adalah
45 menit dan waktu pengikatan akhir adalah maksimum 375 menit.
Berdasarkan hasil penelitian, semen tipe PCC dengan kandungan 0 – 4%-
berat gypsum memenuhi standar tersebut. Semakin banyak komposisi
gypsum, waktu pengikatan awal dan waktu pengikatan akhir semakin
lama.

5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai