Anda di halaman 1dari 109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan percobaan yang dibaca dan
Dasar didengar (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada
makanan, adanya vitamin pada makanan, dll).
4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan yang didengar dan/atau dibaca
C. Indikator pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian laporan percobaan
2. Mengidentifikasi informasi laporan percobaan yang dibaca dan didengar
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat inenjelaskan
pengertian laporan percobaan yang dibaca dan didengar.
2. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat informasi laporan
percobaan yang dibaca dan didengar.

A. Materi Pembelajaran
Konseptual
a) Fungsi teks laporan
 Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan.
 Memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan atau
pemecahan masalah.
 Merupakan sumber informasi, dan
 Merupakan bahan untuk pendokumentasian (https://brainly.co.id/tugas/6580656. Diakses 22
Juli 2019).
b) Pengertian teks laporan
Teks laporan adalah sebuah teks yang mengandung klarifikasi mengenai suatu objek tertentu yang
berdasarkan kriteria tertentu. Berbeda dengan teks deskripsi, teks laporan bersifat umum atau
universal. Sedangkan teks deskripsi lebih bersifat khusus dan mendetail
(http://smkpenanusantara.blogspot.com/2016/12/pengertian-teks-laporan-struktur-teks.html. Diakses 22 Juli
2019.
Factual

Contoh teks Laporan


Membuat Slime Tanpa Boraks
Tujuan
Agar kita menjadi lebih kreatif dan bisa berinovasi dalam hal kreativitas. Slime ini cara
membuatnya sangat mudah sekali sehingga sangat menghemat uang Anda.
Alat dan Bahan :
 Lem povinal secukupnya

1
 Deterjen bubuk secukupnya
 Pembersih lantai secukupnya
 Alat pengaduk (bisa dengan mixer, sendok, atau tangan)
 Air secukupnya
 Deterjen cair secukupnya
 Wadah tempat slime (berupa baskom atau lainnya)
Langkah-Langkah :
1. Campurkan terlebih dahulu lem povinal, pembersih lantai, deterjen cair, deterjen bubuk,
dan air secukupnya saja ke dalam wadah slime, campuran ini biasa disebut
dengan activator.
2. Berikutnya aduklah campuran tersebut sa20
3. mpai tercampur rata.
4. Tambahkan lem povinal di tempat campuran aktivator.
5. Kemudian aduk lagi sehingga struktur atau bentuknya akan menggumpal.
6. Masukkan ke dalam freezer lima sampai sepuluh menit.
7. Kemudian keluarkan setelah lima sampai sepuluh menit.
8. Aduklah lagi sampai kira-kira bisa untuk dimainkan.
9. Slime siap untuk kamu gunakan.
Hasil :
Kini kamu memiliki slime yang aman untuk dimainkan tanpa menggunakan boraks. Slime ini
sangat populer di kalangan anak-anak pada saat ini.
Kesimpulan :
Dengan membuat slime sendiri, pengetahuan dan kreativitas kamu akan bertambah. Disisi lain
juga dapat menghemat uang dan mendapatkan slime yang lebih aman jika terkena kulit karena
tidak mengandung boraks.
c) Mengidentifikasi teks laporan
Contoh 1
Sepedaku termasuk sepeda ontel-jengki yang tidak memiliki batangan, besi berbentuk pipa
yang menghubungkan setang dan tempat duduk. Tempat duduknya terbuat dari kulit. Warnanya
hitam, namun sudah memudar. Ban depan sepedaku memiliki gar i s put ih yang jarang ditemukan
untuk ban sepeda. Ukuran ban sekitar 18 inci. Rem tangan depan dan belakan g terbuat dari besi
bukan kabel. Bel sepeda khas berbunyi kring.. kring terletak di setang kanan. Sepeda ini kupakai
ke sekolah. Teman-temanku berkelakar bahwa aku seperti naik onta, badanku kecil tidak cocok
dengan sepeda yang besar.
Contoh 2
"Fix geanr adalah gir (gigi) kaku yang menggerakkan sebuah sepeda (ataupun kendaraan lain)
dan merupakan bagian yang disebut drivet rain. Drivetrain merupakan gabungan berbagai
komponen yang saling terhubung dan merupakan sistem penggerak sepeda yang terdiri atas peda
l, lengan engkol (crankarm ), gir depan (chainring ), gir belakang (cog), dan tentunya rantai.
Gabungan komponen di bagian pedal, yaitu pedal, lengan engkol, dan gir depan. Rantai akan
melingkari gir depan dan mengikatnya dengan gir belakan g yang terhubung dengan roda
belakang. Ketika pedal diinjak, lengan engko l akan mengikutinya, memutar gir depan yang
tertempel. Kemudian, menarik rantai yang juga otomatis mengajak gir belakang untuk berputar.
Karena gir menempel pada roda belakang,berputar lah roda itu dan meluncur.
Contoh 3
Sepeda ada lah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setan g, tempat duduk, dan
sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankan nya. Salah satu jenis sepeda yang
banyak digunakan hingga tahun 1970-an adalah Jenis onthel. Sepeda onthel memiliki ciri posisi
duduk tegak, reputa si sangat kuat, dan bermutu tinggi. Rumah rantai tertutup. Oengan gigl yang
tidak bisa diubah dan biasanya terdapat dinamo di bagian roda depan untuk menyalakan lampu.
Sepeda onthel juga dilengkapi rem drum untuk pengereman. Berbagai merek sepeda onthel dari
berbagai negara beredar di pasarlndonesia.Pada segmen premium terdapat mi sa lnya merek
Fongers, Gazelle, dan Sunbeam. Kemudian, pada segmen di bawahnya diisi oleh beberapa merek
terkenai seperti Simp lex, Bur gers, Rale igh, Humber, Rudge, Batavus, Philips, dan NSU.
Guru meminta peserta didik mengamati tiga teks yang ada dalam buku dan menjawab pertanyaan
berikut.
o Dapatkah kamu melihat perbedaan ketiga teks tersebut?

2
o Manakah teks yang termasuk laporan?
o Manakah teks yang termasuk eksplanasi?
o Manakah teks yang termasuk deskripsi?

Teks laporan informasi digunakan jika kita membicarakan atau menulis tentang sesuatu, misalnya
sepeda. Saat menulis deskripsi hanya menulis/berbicara tentang sesuatu hal yang khusus, misalnya
sepedaku. Teks laporan berkaitan dengan pengklasifikasian dan penggambaran fenomena alam,
sedangkan eksplanasi berkaitan dengan penjelasan bagaimana atau mengapa fenomena alam terjadi.
B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
D. Sumber Pembelajaran
Alfari. Sabina. 1 Februari 2019. “Mengenal Teks Laporan Percobaan.”
https://blog.ruangguru.com/mengenal-teks-laporan-percobaan. Diakses 22 Jui 2019.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Nataliatantowi. “Apa fungsi dari teks laporan percobaan” https://brainly.co.id/tugas/6580656. Diakses 22
Juli 2019.
SMK Penu Nusantara. Desember 2016. “Pengertian Teks Laporan, Struktur Teks Laporan, Model Teks Laporan,
Ciri Kebahasaan Teks Laporan”. http://smkpenanusantara.blogspot.com/2016/12/pengertian-teks-
laporan-struktur-teks.html. Diakses 22 Juli 2019.
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit Membangun Konteks:


Orientasi Dialog informasi tentang
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah fungsi dan wujud teks
Tuhan dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari. diskusi dalam kehidupan
o Mengabsen peserta didik sehari-hari. Dapat
Apersepsi ditayangkan film
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari ataugambar tentang
sebelumnya di kelas VII sambil menayangkan video pembiasan kegiatan orang menyatakan
cahaya terhadap terbentuknya pelangi. Selanjutnya melakukan pendapat (diskusi).
tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a) Informasi
apakah yang anda temukan dari video tersebut? b) Apakah
kamu tahu apa yang dimaksud dengan buku rujukan?
Selanjutnya dikemukakan Di perpustakan ada bagian referensi
atau rujukan. Di bagian ini tersimpan koleksi perpustakaan seperti
kamus, ensiklopedia, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian,
majalah, majalah ilmiah, dan film documenter
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat
seseorang yang cerdas meneliti. Misalnya, Goodyear, seorang
peneliti tentang roda. Hasil penelitiannya dinikmati manusia
hingga sekarang. Meskipun beliau belum sempat
menikmatinya, hal ini, royalitinya mengalir kepada yayasannya
membantu orang miskin di belahan dunia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai,
yaitu apa dan bagaimana menyimpulkan teks laporan
percobaan sebagai kegiatan seorang ilmuwan dalam kehidupan
sehari hari.

3
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok (kolaboratif)
mengamati tiga teks yang ada dalam LKPD ( literasi membaca)
dan menjawab pertanyaan berikut.
 Dapatkah kamu melihat perbedaan ketiga teks tersebut?
 Manakah teks yang termasuk laporan?
 Manakah teks yang termasuk eksplanasi?
 Manakah teks yang termasuk deskripsi?
o Peserta didik mencermati (literasi membaca) ketiga teks
model tersebut dan menemukan perbedaannnya (berpikir
kritis)
o Peserta didik dalam kelompok mengidentifikasi (literasi
menulis) ketiga teks tersebut dengan mengemukakan ciri-
cirinya, (berpikir kreatif) sambil guru memonitoring.
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
perkerjaannya, dan kelompok lain mendengarkan, serta
mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat
(komunikatif).
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan
atau koreksi terhadap pekerjaan kelompok (komunikatif)..
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah
dikaji melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan
proses pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah model laporan percobaan
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian kinerja kerja kelompok dengan teknik observasi/jurnal.
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen jurnal
kriteria kinerja individu dalam kerja kelompok
nama:
kelas:
tanggal:
guru memberi tanda √ pada kotak yang sesuai dengan perilaku peserta didik:

mengerjakan tugas sendiri mengerjakan tugas secara kooperatif


interaksi terlihat dominan aktif berbicara selama mengerjakan tugas
melontarkan instruksi atau negosiasi dengan kelompok atau mitra;
pendapat tanpa meminta mencari konsensus/ kesepakatan
persetujuan kelompok
mengabaikan kerja mitra atau menghargai upaya mitra; berkomentar
berkomentar secara negative secara positif
tugas tidak direncanakan membuat rencana pembagian tugas;
mendiskusikan gagasan dengan mitra
tidak ada pemantauan akan tugas ada pemantauan tugas, seperti:
memberi umpan balik, mengajukan
tantangan, menjelaskan, terlibat dalam
pemecahan masalah
berbicara hanya yang terkait dengan memberikan komentar evaluatif atau
tugas seketika refleksi; mengaitkan dengan pengalaman
atau tugas diskusi yang pernah dilakukan

4
Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI S.Pd

5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
A. Standar Kompetensi 3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan percobaan yang dibaca dan
Dasar didengar (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada
makanan, adanya vitamin pada makanan, dll).
4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan yang didengar dan/atau dibaca
B. Indikator pembelajaran 1. Mengidentifikasi informasi laporan percobaan yang dibaca dan didengar
C. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat informasi laporan
percobaan yang dibaca dan didengar .

A. Materi Pembelajaran
Konseptual
a) Mengidentifikasi laporan percobaan yang didengar dan/atau dibaca
Setelah tahap membangun konteks tentang fungsi teks laporan beserta pengertiannya,
dilanjutkan membangun konteks dan pemodelan untuk memperjelas pemahaman teks laporan.
Model teks ini merupakan teks laporan hasil observasi. Observasi (pengamatan) merupakan
kegiatan penelitian yang paling mendasar.
Factual
Model 1
Teks laporan hasil observasi
Venus adalah planet dalam sistem tata surya kita. Venus besarnya sama dengan Bumi. Venus
planet. Warnanya oranye kekuningan dengan beberapa kehitaman. Venus merupakan
planet kedua dari Matahari antara Merkurius dan Bumi. Venus mengedari Matahari selama 235
hari Bumi. Venus berotasi sekali setiap 244 hari Bumi. Venus sangat tua dan berbatu.
Langitnya oranye dengan dengan kilatan cahaya petir.

6
Pedoman catatan informasi teks laporan:
Laporan tentang Venus Catatan informasi, gunakan frasa benda
(nomina)
Venus adalah planet dalam sistem tata surya kita. Pengertian planet Venus
Venus sama besarnya dengan Bumi. Ukuran planet Venus
Venus adalah planet. 1.
Warnanya oranye kekuningan dengan beberapa 2.
kehitaman.
Venus merupakan planet kedua dari Matahari 3.
antara Merkurius dan Bumi.
Venus mengedari Matahari selama 235 hari Bumi. 4.
Venus berotasi sekali setiap 244 hari Bumi. 5.
Venus sangat tua dan berbatu. 6.
Langitnya oranye dengan dengan kilatan cahaya petir. 7.
Model 2
Kelelawar merupakan mamalia. Mereka satu-satunya mamalia yang dapat terbang. Ada lebih
dari seribu jenis kelelawar seperti kelelawar vampir, kelelawar telinga panjang, kelelawar ekor-
tiga, dan kelelawar buah. Kelelawar tampangnya mirip tikus. Saat terbang bersama mereka
seperti tikus terbang. Beberapa kelelawar makan darah, buah, ikan, dan kaktus. Kelelawar
dapat mendengar dari jarak satu kilometer. Kelelawar termasukjenis nokturnal. Kelelawar
melihat dengan pupil. Oleh sebab itu, mereka membuka matanya lebar-lebar untuk melihat.
Kelelawar memiliki bayi. Kelelawar menyusui anaknya. Selama setahun kelelawar memiliki
tiga bayi.
Pedoman catatan informasi teks laporan:
Laporan tentang Kelelawar Catatan informasi,
gunakan frasa benda
(nomina)
1.
Kelelawar merupakan mamalia.
Mereka satu-satunya mamalia yang dapat terbang. 2.
Ada lebih dari seribu jenis kelelawar seperti kelelawar vampir, 3.
kelelawar telinga-panjang, kelelawar ekor-tiga, dan kelelawar
buah.
Kelelawar tampangnya mirip tikus. Saat terbang 4.
bersama, mereka seperti tikus terbang.
Beberapa kelelawar makan darah, buah, ikan, dan kaktus. 5.

Kelelawar dapat mendengar dari jarak satu kilometer. 6.

Mereka jenis nokturnal. 7.


Kelelawar melihat dengan pupil. Oleh sebab itu, mereka 8.
membuka matanya lebar-lebar untuk melihat.

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
D. Sumber Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.

7
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, dengan menanyakan perbedaan teks deskripsi,
ekplanasi, dan laporan. Selanjutnya melakukan tanya jawab.
Adapun pertanyaan tersebut adalah a) Informasi apakah yang
anda temukan dari model percobaan kelelawar?
Motivasi
o Mengajak peserta didik mendapat informasi tentang yang akan
dicapai, yaitu apa dan bagaimana mengidentifikasi teks laporan
percobaan sebagai kegiatan seorang ilmuwan dalam
kehidupan seharihari yang berguna bagi sesama manusia
(metakognetif)
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai,
yaitu apa dan bagaimana mengidentiikasi teks laporan
percobaan.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Menelaah Model:
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok (kolaboratif)
mengamati (literasi membaca) teks Venus dan Kelelawar Tujuan kegiatan ini agar
yang ada dalam LKPD dan berdiskusi mengisi kolom-kolom siswa mendapatkan
rumpang. pengetahuan tentang teks
o Peserta didik mencermati teks Venus dan Kelelawar tersebut diskusi secara mandiri
dan menemukan perbedaannnya (berpikir kritis). dengan bimbingan guru.
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) mengidentifikasi
kedua teks tersebut (literasi dengan mengemukakan ciri-
cirinya (berpikir kritis), sambil guru memonitoring. Kegiatan ini dilakukan,
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil berkelompok dengan
perkerjaannya (komunikatif), dan kelompok lain Panduan lembar kerja
mendengarkan, serta mengoreksi apabila menemukan menelaah model teks
perbedaan pendapat (literasi menyimak). sangat dianjurkan untuk
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan digunakan.
atau koreksi terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah
dikaji melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah model 3 laporan percobaan
F. Penilaian
Teknik penilaian
Penugasan
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara berkelompok mengidentifikasi informasi dalam
model Venus dan Kelelawar
Pendoman penskoran

8
Nama kelompok
Anggota kelompok
kelas
Permasalahn Deskripsi penilaian Skor
Model 1 informasi aporan diidentifikasi semua dengan benar 3
informasi laporan diidentifikasi semua, namun ada yang salah 2
informasi laporan sebagian diidentifikasi dan ada yang salah 1
informasi laporan tidak diidentifikasi 0
Model 2 informasi aporan diidentifikasi semua dengan benar 3
informasi laporan diidentifikasi semua, namun ada yang salah 2
informasi laporan sebagian diidentifikasi dan ada yang salah 1
informasi laporan tidak diidentifikasi 0
Jumlah skor tertinggi 6

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI S.Pd

9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan percobaan yang dibaca dan
Dasar didengar (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada
makanan, adanya vitamin pada makanan, dll).
4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan yang didengar dan/atau dibaca
C. Indikator pembelajaran 1. Mengidentifikasi informasi laporan percobaan yang dibaca dan didengar
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui metode kelompok kerja, peserta didik dapat informasi laporan
percobaan yang dibaca dan didengar.

A. Materi Pembelajaran
Factual
a) Mengidentifikasi laporan percobaan yang didengar dan/atau dibaca
Setelah membandingkan model 1 dan 2, model 3 ditelaah kemudian membandingkan ketiga
model teks laporan.
Model 3
Semua kehidupan di Antartika adalah di dalam laut. Di kedalaman laut biru ada jaringan
makanan. Pertama, ada kehidupan plankton, phytoplankton, (dua bentuk kehidupan yang
sangat kecil, mikroskopik), dan diatom di dasar rantai makanan. Bentuk kehidupan kecil
tersebut merupakan bagian dari kelas 'Produsen Primer'. Mereka dimakan oleh konsumen
primer yang lebih besar seperti Krill, rebon (udang kecil), dan ikan-ikan kecil. Krill adalah
makhluk mirip ikan dengan sepuluh kaki. Rebon mirip udang. Makhluk-makhluk ini memakan
makhluk konsumen primer lebih kecil dan dimakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder
terdiri atas paus (khususnya paus biru) anjing laut, ikan-ikan lebih besar, dan penguin. Paus
biru dapat mencapai berat seratus tujuh puluh empat ton dan merupakan paus terbesar yang
pernah ada. Semua konsumen sekunder cukup tinggi dalam rantai makanan, tetapi tidak
cukup tinggi (bukan predator). Predator puncak di Antartika hanya memiliki satu anggota paus
pembunuh, karnivora mesin pembunuh sepanjang 27 kaki. Dengan gigi luar biasa, mereka
adalah puncak dari jaring makanan (Kemendikbud, 2019:13).
Selanjutnya siswa menelaah dengan panduan tabel.

10
Laporan tentang Antartika Catatan informasi, gunakan frasa benda (nomina)

Semua kehidupan di Antartika adalah di 1.


dalam laut. Di kedalaman laut biru ada
jaringan makanan.
Pertama, ada plankton, phytoplankton, 2.
(dua bentuk kehidupan yang sangat
kecil, mikroskopik), dan diatom di dasar
rantai makanan.
Bentuk kehidupan kecil ini merupakan 3.
bagian dari kelas 'Produsen Primer'.

Mereka dimakan oleh konsumen primer 4.


yang lebih besar seperti Krill, rebon (udang
kecil), dan ikan-ikan kecil.

Krill adalah makhluk mirip ikan 5.


dengan sepuluh kaki.
Rebon mirip udang. 6.
Makhluk-makhluk ini memakan makhluk 7.
konsumen primer lebih kecil dan
dimakan konsumen sekunder.
Konsumen sekunder terdiri atas paus 8.
(khususnya paus biru) anjing laut, ikan-
ikan lebih besar, dan penguin.
Paus biru dapat mencapai berat seratus 9.
tujuh puluh empat ton dan merupakan
paus terbesar yang pernah ada.
Semua konsumen sekunder cukup tinggi 10.
dalam rantai makanan, tetapi tidak cukup
tinggi (bukan predator).
Predator puncak di Antartika hanya 11.
memiliki satu anggota-paus pembunuh,
karnivora mesin pembunuh sepanjang 27
kaki.
Dengan gigi luar biasa, mereka adalah 12.
puncak dari jaring makanan.
Bandingkan informasi yang kamu dapatkan dari ketiga contoh tersebut.
• Manakah informasi yang lebih jelas?
• Manakah informasi yang lebih lengkap?
• Apakah kejelasan informasi berkaitan dengan kelengkapan informasi?
B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Model yang disarankan adalah model yang didalam langkah-langkah sesuai dengan proses berpikir
saintifik. Model tersebut adalah discovery learning, inquri, problem base learning, dan project base
learning.
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan

D. Sumber Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.

11
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, mengidentifikasi informasi teks laporan
percobaan. Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun
pertanyaan tersebut adalah a) kemukakan apa yang anda
temukan dari contoh teks Venus dan Teks Kelelawar?
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat
seseorang yang cerdas meneliti. Salah seorang peneliti
Indonesia, Candra Tahar, wakil Menteri ESDM telah
mendatarkan hasil temuannya 27 hak paten. Hal ini
menandakan bahwa beliau mampu memberikan kontribusi bagi
kehidupan manusia, dapat membagikan ilmu kepada sesama
(metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai,
yaitu apa dan bagaimana mengidentifikasi teks Laporan
Antartika.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, social,
dan pengetahuan, saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Menelaah Model:
o Peserta didik mencermati teks (literasi membaca) model 3
Kehidupan di Antartika. Tujuan kegiatan ini agar
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) mengidentifikasi siswa mendapatkan
teks model 3 dengan mengisi tabel rumpang (literasi pengetahuan tentang teks
menyimak). diskusi secara mandiri
o Peserta didik membandingkan teks model 1,2, dan 3 dengan bimbingan guru.
(berpikir kritis) dengan mengemukakan ciri-cirinya (berpikir
kritis), dengan panduan pertanyaan:
o Manakah informasi yang lebih jelas? Kegiatan ini dilakukan,
o Manakah informasi yang lebih lengkap? berkelompok dengan
o Apakah kejelasan informasi berkaitan dengan Panduan lembar kerja
menelaah model teks
kelengkapan informasi?
sangat dianjurkan untuk
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
digunakan.
perkerjaannya (komunikatif), dan kelompok lain
mendengarkan, serta mengoreksi apabila menemukan
perbedaan pendapat (literasi menyimak).
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat
kesalahan atau koreksi terhadap perkerjaan kelompok
(komunikatif).
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang
telah dikaji melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil
dan proses pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya, menelaah model laporan percobaan

12
F. Penilaian
Teknik penilaian
Penugasan
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara berkelompok mengidentifikasi informasi dalam
model 1,2. dan 3, serta membandingkan karasteristik ketiga laporan
percobaan
Pendoman penskoran

Nama kelompok
Anggota kelompok
kelas
Permasalahan Deskripsi penilaian Skor
Model 3 informasi aporan diidentifikasi semua dengan benar 3
informasi laporan diidentifikasi semua, namun ada yang salah 2
informasi laporan sebagian diidentifikasi dan ada yang salah 1
informasi laporan tidak diidentifikasi 0
Hasil perbandingan dapat membandingkan infomasi laporan ketiga teks tersebut 3
infomasi laporan ketiga
teks tersebut
dapat sebagian membandingkan infomasi laporan ketiga teks 2
tersebut
Tidak dapat membandingkan infomasi laporan ketiga teks 0
tersebut
Skor tertinggi 6

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI S.Pd

13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.1 Mengidentifikasi informasi dari laporan percobaan yang dibaca dan
Dasar didengar (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat berbahaya pada
makanan, adanya vitamin pada makanan, dll).
4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan yang didengar dan/atau dibaca
C. Indicator pembelajaran 1. Menyimpulkan informasi laporan percobaan yang didengar dan/atau
dibaca
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui metode kelompok kerja, peserta didik dapat menyimpulkan
informasi laporan percobaan yang dibaca dan didengar

A. Materi Pembelajaran
Factual
A. Menyimpulkan telaah informasi laporan percobaan yang didengar dan/atau dibaca
Setelah membandingkan model 1 dan 2, model 3 ditelaah kemudian membandingkan ketiga
model teks laporan, maka dapat dijadikan dasar menyimpulkan setiap model.
Berikut contoh simpulan berdasarkan data model 1
Kelelawar merupakan mamalia. Mereka satu-satunya mamalia yang dapat terbang. Ada
lebih dari seribu jenis kelelawar seperti kelelawar vampir, kelelawar telinga-panjang, kelelawar
ekor-tiga, dan kelelawar buah. Kelelawar tampangnya mirip tikus. Saat terbang bersama mereka
seperti tikus terbang. Beberapa kelelawar makan darah, buah, ikan, dan juga kaktus. Kelelawar
dapat mendengar dari jarak satu kilometer. Mereka jenis nokturnal. Kelelawar melihat dengan pupil
mereka. Oleh sebab itu, mereka membuka matanya lebar-lebar untuk melihat. Kelelawar memiliki
bayi. Kelelawar menyusui anaknya. Selama setahun kelelawar memiliki tiga bayi (Kemendikbud,
2019:14).
Selanjutnya peserta didik menyimpulkan teks model dua atau model tiga.
B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
D. Sumber Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.

14
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.

E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda menyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, mengentifikasi teks laporan. Selanjutnya
melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a)
siapa masih ingat informasi teks Kehidupan di Antartika? b)
Menurutmu Teks Venus, Teks Kelelawar, dan Teks Kehidupan
di Antartika, mana paling lengkap? Selanjutnya dikemukakan
teks laporan memberikan banyak informasi sesuatu.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat
seseorang yang hebat dalam penelitian. Misalnya, dalam
sejarah Islam, penemu Ilmu Matematika, Al-Khawarizmi. Ilmu
tersebut dapat dimanfaatkan diberbagai ilmu dan yang paling
utama kita dapat menikmati hingga sekarang (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai,
yaitu apa dan bagaimana menyimpulkan teks laporan
percobaan sebagai kegiatan pencari ilmu dalam kehidupan
sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Menelaah Model:
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok
(kolaboratif) mengamati kembali hasil telaah teks Venus, Tujuan kegiatan ini agar
Kelewar, dan Kehidupan di Antartika (literasi membaca). siswa mendapatkan
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) contoh pengetahuan tentang teks
simpulan teks model 1 Venus. diskusi secara mandiri
o Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan (berpikir dengan bimbingan guru.
kreatif) teks model dua atau model dua sambil guru
memonitoring.
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil Kegiatan ini dilakukan,
perkerjaannya (komunikatif), dan kelompok lain berkelompok dengan
mendengarkan, serta mengoreksi (berpikir kritis) apabila Panduan lembar kerja
menemukan perbedaan pendapat (literasi menyimak). menelaah model teks
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat sangat dianjurkan untuk
kesalahan atau koreksi terhadap perkerjaan kelompok digunakan.
(komunikatif).
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang
telah dikaji melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil
dan proses pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya, menelaah model laporan percobaan
F. Penilaian
Teknik penilaian

15
Penugasan
Bentuk instrument
Menyimpulkan informasi laporan percobaan
Pendoman penskoran

Nama kelompok
Anggota kelompok
kelas
Permasalahn Deskripsi penilaian Skor
Cara menyimpulkan Simpulan berdasarkan data pada teks, disusun dengan 6
informasi laporan kalimat efektif, informasi tersusun kronologid, dan singkat dan
percobaan padat
Simpulan sebagian berdasarkan data pada teks, disusun 4
dengan kalimat efektif, informasi tersusun kronologid, dan
singkat dan padat
Simpulan kurang berdasarkan data pada teks, disusun 2
dengan tidak kalimat efektif, informasi tersusun kronologid,
dan singkat dan padat
Simpulan tidak berdasarkan data pada teks, tidak disusun 0
dengan kalimat efektif, informasi tidak tersusun kronologis,
dan kurang singkat dan padat
Skor maksimal 6

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI S.Pd

16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang
Dasar didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat
berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll)
4.2 Menyajikan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan
C. Indikator pembelajaran 1. Menelaah struktur teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca
D. Tujuan pembelajaran A. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menentukan
struktur teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca

E. Materi Pembelajaran
Konseptual
a. Menentukan stuktur laporan percobaan
Menentukan stuktur laporan percobaan diperlukan beberapa model (hasil observasi clan
percobaan) telah diidentifikasi, maka cermatilah penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan struktur
penyajian dan penggunaan bahasa.
Factual
Contoh 1
Pernyataan Venus adalah planet dalam sistem tata surya kita.
Umum
Venus sama besarnya dengan Bumi. Venus adalah planet. Warnanya
oranye kekuningan dengan beberapa kehitaman. Venus merupakan planet
kedua dari Matahari antara Merkurius dan Bumi. Venus mengedari
Uraian Matahari selama 235 hari Bumi. Venus berotasi sekali setiap 244 hari
Bumi. Venus sangat tua dan berbatu. Langitnya oranye dengan dengan
kilatan cahaya petir.

17
Dalam menelaah struktur laporan venus, jawab pertanyaan berikut!
1. Apakah pemyataan umumnya sudah jelas mengklasifikasikan Venus?
2. Kosakata teknis apa yang digunakan untuk menjelaskan Venus? Berikan contoh!
3. Kata apa yang menggambarkan proses dan aksi?
4. Perhatikan cara mengurutkan gambaran tentang Venus! Sudah baik menurutmu?
5. Jika urutan penggambarannya belum baik, apa saranmu?
Contoh 2
Model berikut juga dibuat oleh siswa di Australia. Perhatikan teks dibuat lebih panjang, informasi
deskriptifnya tersusun lebih baik. Unsur deskriptif diberi nama untuk menunjukkan struktur teks
yang baik. Tidak ada gambar yang menyertai teks
Kelelawar
Kelelawar merupakan mamalia. Kelelawar satu-satunya
mamalia yang dapat terbang. Ada lebih dari seribu jenis
kelelawar seperti kelelawar vampir, kelelawar telinga
Pernyataan Umum
panjang, kelelawar ekor-tiga, dan kelelawar buah.

Uraian
Kelelawar tampangnya mmp tikus. Saat terbang bersama,
Penampilan kelelawar seperti tikus
terbang.
Beberapa kelelawar makan darah, buah, ikan, dan kaktus.
Kebiasaan makan
Kelelawar dapat mendengar dari jarak satu kilometer.
Merekajenis nokturnal. Kelelawar melihat dengan pupil
Kapasitas mereka. Oleh sebab itu, mereka membuka matanya lebar-
lebar untuk melihat.
Kelelawar memiliki bayi. Kelelawar menyusui anaknya. Selama
Perkembangbiakan setahun, kelelawar memiliki tiga bayi.

Berikut panduan menentukan struktur kelelawar dengan menjawab pertanyaan tersebut!


1. Bagaimana informasi bagian pemyataan umum yang dikembangkan? Coba bandingkan
dengan teks Venus!
2. Bagaimana cara pembagian uraian teks Kelelawar?
3. Apa yang dimaksud dengan kata teknis nokturnal dan pupil? Carilah informasi tentang kata
tersebut!
4. Dapatkah kamu menambahkan informasi tentang kelelawar khas daerahmu? Tuliskan
tambahanmu tentang kelelawar di daerahmu!
5. Di beberapa daerah dikenal nama kampret dan kalong, jenis kelelawar yang manakah itu?
Adakah nama khas dari daerahmu?
6. Apakah ada hubungannya kota Pekalongan dengan kata kalong?

Contoh 3

Semua kehidupan di Antartika adalah di dalam laut. Di


Pernyataan Umum kedalaman laut biru ada jaringan makanan.
Uraian

Pertama, ada plankton, phyto plankton, (dua bentuk kehidupan


yang sangat kecil, mikroskopik) dan diatom di dasar rantai
makanan. Bentuk kehidupan kecil tersebut merupakan bagian

18
Tipe 1 dari kelas 'Produsen Primer'. Mereka dimakan oleh konsumen
primer yang lebih besar seperti Krill, rebon (udang kecil), dan
ikan-ikan kecil.
Krill adalah makhluk mirip ikan dengan sepuluh kaki. Rebon
mirip udang. Makhluk-makhluk ini memakan makhluk
Tipe 2 konsumen primer lebih kecil dan dimakan konsumen
sekunder.
Konsumen sekunder terdiri atas paus (khususnya paus biru)
anjing laut, ikan-ikan lebih besar, dan penguin. Paus biru
dapat mencapai berat seratus tujuh puluh empat ton dan
merupakan paus terbesar yang pernah ada. Semua
konsumen sekunder cukup tinggi dalam rantai makanan,
Tipe 3 tetapi tidak cukup tinggi (bukan predator).

Predator puncak di Antartika hanya memiliki satu anggota-


paus pembunuh, karnivora mesin pembunuh sepanjang 27
kaki. Dengan gigi luar biasa, mereka adalah puncak dari
Tipe4 jaring makanan.

Peserta didik menelaah contoh tiga dengan panduan pertanyaan berikut!


• Apakah perbedaan pernyataan umum dari teks Kelelawar clan Rantai Makanan di Antartika?
Yang berbeda adalah subjek laporan, jika dalam Kelelawar tentang satu fokus fenomena,
dalam Rantai Makanan di Antartika tentang fenomena dalam satu kawasan.
• Apa pula perbedaan cara pendeskripsian dari kedua teks tersebut? Perbedaan subjek
fenomena menentukan cara penguraian fenomena. Ini menunjukkan bahwa bentuk laporan
sangat mempertimbangkan apa yang dilaporkan. Intinya bukan struktur laporan, melainkan
kejelasan clan kecukupan informasi yang dilaporkan.
F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Model yang disarankan adalah model yang didalam langkah-langkah sesuai dengan proses
berpikir saintifik. Model tersebut adalah discovery learning, inquri, problem base learning, dan project
base learning.
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
G. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
H. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Patricia. “Ciri-ciri teks kebahasaan laporanpercobaan”. https://brainly.co.id/tugas/11260236 diakses 5-
8-2019.

19
I. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, menyimpulkan informasi teks laporan percobaan.
Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan
tersebut adalah informasi apakah yang anda temukan dari
video tersebut? Selanjutnya di berbagai media dikemukakan
referensi tentang hasil penelitian.
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat
seseorang yang cerdas meneliti. Misalnya, para ahli
menemukan kandungan emas di suatu daerah sehingga
dibangun pabrik yag dapat mempekerjakan banyak manusia.
Hal ini memberikan kontribusi kepada orang lain. Sudah pasti
dengan penelitian itu menjadikan manusia lebih berharga dan
membantu orang miskin di belahan dunia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai,
yaitu bagaimana menelaah struktur teks laporan
percobaan
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Menelaah Model:
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok (kolaboratif)
mengamati (literasi membaca) kegiatan 1 dalam LKPD dan Tujuan kegiatan ini agar
menjawab pertanyaannya. siswa mendapatkan
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) ketiga teks model pengetahuan tentang teks
tersebut dan menemukan perbedaannnya (berpikir kritis). diskusi secara mandiri
o Peserta didik dalam kelompok mengidentifikasi ketiga teks dengan bimbingan guru.
tersebut dengan mengemukakan ciri-cirinya (berpikir kreatif),
sambil guru memonitoring.
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil Kegiatan ini dapat dilakukan
perkerjaannya (komunikatif), dan kelompok lain secara individual,
mendengarkan, serta mengoreksi apabila menemukan berpasangan, atau
perbedaan pendapat (literasi menyimak). berkelompok.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan Panduan lembar kerja
atau koreksi terhadap pekerjaan kelompok (komunikatif). menelaah model teks
sangat dianjurkan untuk
digunakan.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah
dikaji melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan
proses pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah struktur laporan percobaan
J. Penilaian
K. Teknik penilaian
Penugasan
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara berkelompok menentukan isi laporan

20
percobaan dalam contoh 1, 2. dan 3, dan membandingkan karasteristik
ketiganya
Pendoman penskoran

Nama kelompok
Anggota kelompok
kelas
Permasalahan Deskripsi penilaian Skor
Model 1 isi laporan ditentukan dengan benar 3
isi laporan ditentukan sebagain dengan benar 2
isi laporan ditentukan hanya sedikit dengan benar 1
isi laporan ditentukan tidak ada yang benar 0
Model 2 isi laporan ditentukan dengan benar 3
isi laporan ditentukan sebagain dengan benar 2
isi laporan ditentukan hanya sedikit dengan benar 1
isi laporan ditentukan tidak ada yang benar 0
Model 3 Dapat membandingkan isi laporan dengan benar 3
Sebagian dapat membandingkan isi laporan dengan benar 2
Sebagian dapat membandingkan isi laporan dan kurang benar 1
Tidak dapat membandingkan isi laporan dan salah 0
Skor tertinggi 9

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang
Dasar didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat
berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll)
4.2 Menyajikan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan
C. Indikator pembelajaran 1. Menelaah struktur teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca
2. Menelaah kebahasaan teks laporan percobaan yang didengar atau
dibaca
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah struktur
teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca
2. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah
kebahasaan teks laporan percobaan yang didengar atau dibaca

F. Materi Pembelajaran
Procedural
B. Menelaah Struktur laporan percobaan
Bertolak dari telaah ketiga model teks laporan percobaan dapat dinyatakan sebagai berikut!

Umum (Klasifikasi pernyataan) Menentukan klasifikasi aspek dari sesuatu,


seperti hewan, alam, tumbuhan, dan lain-
lain yang dibahas secara umum
Uraian Menggambarkan sesuatu yang dibahas rinci,
bagian per bagian, kebiasaan atau kebutuhan
hidup makhluk hidup dan penggunaan bahan
dan alat, perilaku alamiah dan hal khusus

Perbedaan cara pendeskripsian subjek fenomena menentukan cara penguraian fenomena. Ini
menunjukkan bahwa bentuk laporan sangat mempertimbangkan apa yang dilaporkan. Intinya bukan
struktur laporan, melainkan kejelasan clan kecukupan informasi yang dilaporkan.
Berdasarkan model yang sudah dibahas dan fakta-fakta yang ditemukan dalam teks, guru dan
peserta didik menyepakati simpulan struktur dan kebahasaan teks laporan.

Model Laporan Percobaan

Laporan Praktikum Jaringan Xilem

22
Shafira Nur Fadlilah, dkk. SMPN 1 Dolopo, Madiun

1. Tujuan
Untuk mengetahui jaringan xilem pada tumbuhan.
2. Kajian Teori
Xiiem merupakan jaringan kompleks. Xiiem tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun
utamanya adalah trakeid dan trakea. Jaringan tersebut berfungsi sebagai saluran pengangkut air
dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga
tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup. Xilem berperan dalam berbagai
kegiatan metabolisme sel. Xilem disebutjuga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada
batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel
berbentuk bulat panjang. Kedua tipe sel berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak
terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sementara itu, pada trakea terdapat perforasi pada
bagian ujung-ujung selnya.
Transportasi air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid
berlangsung lewat noktah (celah) antarsel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa
sehingga membentuk deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang
(kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral atau jala.
3. Alat dan Bahan
a. Cutter
b. 2 buah tanaman pacar air
c. 2 botol air mineral bekas ukuran 1.500 ml
d. 2 sachet pewarna makanan biru dan merah
e. Air secukupnya

4. Prosedur / Cara Kerja


a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Membersihkan akar tanaman pacar air dari tanah yang masih menempel.
c. Memotong tanaman pacar air yang pertama yaitu pada akarnya.
d. Membiarkan akar tanaman pacar air yang kedua tetap utuh.
e. Memotong kedua botol air mineral bekas menjadi sama besar untuk tempat menaruh tanaman
pacar air atau memotongnya disesuaikan dengan ukuran tanaman pacar air.
f. Selanjutnya, mengisi kedua botol air mineral bekas yang sudah dipotong dengan air secukupnya.
g. Beri tanda pada botol air mineral bekas. Contoh:
• Tanda A untuk tanaman pacar air yang akarnya masih utuh.
• Tanda B untuk tanaman pacar air yang tidak ada akarnya.
h. Memasukkan pewarna makanan ke dalam botol air mineral bekas, contohnya:
• Tanda A diberi pewarna makanan warna biru.
• Tanda B diberi pewarna makanan warna merah.
i. Aduk air yang sudah dicampur pewarna makanan sampai merata.
j. Memasukkan tanaman pacar air ke dalam setiap botol air mineral bekas.
k. Setelah semuanya selesai menunggu satu sampai dua hari untuk melihat hasil percobaan yang
telah dibuat, dengan catatan setiap hari kita selalu melihat apakah ada perubahan pada masing-
masing tanaman pacar air.

5. Hasil Pengamatan
Nomor Tanaman Perubahan yang Terjadi pada Hari Perubahan yang Terjadi
ke-1 pada Hari ke-2
1 Tanaman pacar Pada pangkal batang di dalamnya Daun dan pembuluh xilem
air yang akarnya mulai terlihat ada pembuluh yang tampak berwarna biru
masih utuh. berwarna biru.
2 Tanaman pacar air Pada pangkal batang di dalamnya Daun dan pembuluh xilem
yang tidak ada akar. mulai terlihat ada pembuluh yang tampak berwarna merah.
berwarna merah.

23
6. Pembahasan
Pada kedua tanaman pacar air yang telah diberi tanda A dan B hasilnya sama yaitu jaringan xilem
akan tampak pada kedua tanaman tersebut. Sesuai dengan fungsinya yaitu menyalurkan air dan mineral
yang diserapnya menuju ke seluruh bagian tanaman. Proses penyerapan tersebut disebut proses osmosis
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) daya tekan akar, (2) daya kapilaritas, dan (3) daya hisap
daun.
Proses pengangkutan ini dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
a. Pengangkutan ekstrafasikuler, pengangkutan di luar berkas pembuluh angkut.Mula-
mulaairdan garam mineral yang larutdalam tanah diserap oleh bulu-bulu akar. Pada
dasarnya cairan dalam sel tumbuhan lebih pekat dari larutan dalam tanah. Adanya
perbedaan kepekatan ini menyebabkan larutan dalam tanah merembes ke dalam sel
tumbuhan melalui membran semipermeabel yang ada di epidermis pada bulu akar.
Peristiwa inilah yang disebut dengan osmosis. Setelah melewati bulu akar, air bergerak
melewati korteks, endodermis dan silinder pusat. Air terus bergerak hingga mencapai
pembuluh xilem yang terdapat pada silinder pusat.
b. Pengangkutan intrafasikular, pengangkutan yang berlangsung di dalam berkas
pembuluh angkut air akan bergerak menuju daun melalui pembuluh xilem akibat
adanya daya kapilaritas pada pembuluh xilem. Pembuluh xilem membentuk seperti pipa-
pipa kecil yang dapat mengangkut air lebih kuat dibandingkan dengan pipa yang besar.
Selanjutnya, pada daun terjadi transpirasi (penguapan). Adanya peristiwa transpirasi akan
mengakibatkan aliran air dan garam mineral dari batang ke daun. Proses ini disebut
sebagai kemampuan daun mengisap air dan garam mineral.
7. Simpulan
Pada tanaman pacar air yang ada atau tidak adanya akar tidak memengaruhi karena pada
batang juga terdapat pembuluh xilem. Pembuluh xilem menyerap air dan mineral, lalu diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan, maka daun dan pembuluh xilem pada tanaman tersebut akan berubah
warna menjadi warna merah dan biru.
Daftar Pustaka
1.http:/!id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091025033445AAer4xg
2. http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_ Tumbuhan_ 11.1

B. Stuktur Kebahasaan Laporan Percobaan


Konseptual
Ciri-ciri kebahasaan yang umumnya digunakan dalam laporan sebagai berikut.
 Memperkenalkan aspek umum atau kelompok (generik), seperti kendaraan roda dua,
transportasi umum, mamalia, keluarga kucing, ikan air tawar, unggas, reptilia, dan lain-lain.
 Menggunakan kata tugas hubungan logis, seperti ketika, maka, dan seterusnya.
 Kata tugas digunakan untuk menjaga tulisan koheren.
 Menggunakan kalimat aktif.
 Menggunakan kata kerja aktif untuk menggambarkan proses dan aksi.
 Tidak ada urutan waktu, tetapi ada urutan kegiatan.
 Menggunakan kata benda dan frasa benda dibanding kata ganti orang. Penggunaan kata
ganti orang sangat terbatas.
 Beberapa laporan menggunakan istilah teknis atau istilah bidang ilmu.
 Biasanya disertai foto, diagram, peta, dan seterusnya. (Kemendikbud, 2019:24).
Selain itu menurut https://brainly.co.id/tugas/11260236 (diakses 5-8-2019)
menambahkan ciri kebahasaan laporan percobaan adalah:
 menggunakan kalimat kompleks/ kalimat mejemuk
 menggunakan kata hubung
 menggunakan kata rujuk
 menggunakan istilah teknis menjadi bagian dari unsur kebhasaan rekaman percobaan.
 menggunakan kata bilangan contoh: satu,dua,pertama,kedua,dll

1. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL

24
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
2. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
3. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Patricia. “Ciri-ciri teks kebahasaan laporanpercobaan”. https://brainly.co.id/tugas/11260236 diakses 5-8-2019.

25
4. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, struktur teks Venus dan Kelelawar. Guru menayangkan
video jaringan Xilem. Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun
pertanyaan tersebut adalah a) Informasi apakah yang anda
temukan dari video tersebut? b) Apakah kamu tahu apa yang
dimaksud dengan daftar pustaka? Selanjutnya dikemukakan daftar
diperoleh dari buku atau internet, majalah dan koran.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat indahnya
penelitian. Misalnya, Adrea Hirata seorang novelis terkenas
Indonesia mengadakan penelitian peristiwa yang akan ditulisnya.
Maka hasil itu dijadikan acuan menyusun cerita. Anda harus
ketahui, Andrea Hirata diberi gelar novelis bertangan dingin dengan
menampilakan sosok kedaerahan sehingga Boitung dikenal ke
seluruh penjawa dunia. Novelnya paling fenomenal Laskar Pelangi
telah diterjemahkan keberbagai bahasa (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
apa dan bagaimana menyimpulkan teks laporan percobaan sebagai
kegiatan seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok ( kolaboratif)
mengamati kegiatan 2 dan 3 dalam LKPD dan menjawab
pertanyaannya (literasi membaca).
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) Laporan Praktikum
Jaringan Xilem, dan menemukan stukturnya (berpikir kritis).
o Peserta didik dalam kelompok mengidentifikasi struktur kebahasaan
(berpikir kritis) dengan mengamati kegiatan 3 (literasi membaca).
o Peserta didik menunjukkan makna kosa teknis ( berpikir kreatif) dan
menjawab panduan pertanyaan dengan mengisi kata tunjuk pada
Teks Kloze, sambil guru memonitoring.
o Kelompok yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
perkerjaannya (komunikati), dan kelompok lain mendengarkan,
serta mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat (literasi
menyimak).
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap perkerjaan kelompok (komunikati).
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah struktur laporan percobaan
5. Penilaian
Teknik penilaian

26
Produk
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara berkelompok menentukan membuat laporan
percobaan Pelangi
Pendoman penskoran

Nama kelompok
Anggota kelompok
Kelas
Kriteria Penilaian Menentukan stuktur Teks Laporan Percobaan
Deskripsi Isi: Skor
Menunjukkan perbedaan teks Kelelawar dan Rantai Makanan di Antartika
menunjukkan secara sempurna perbedaan teks Kelelawar dan Rantai Makanan di Antartika 5
menunjukkan sebagian besar perbedaan teks Kelelawar dan Rantai Makanan di Antartika 4
menunjukkan sebagaian kecil perbedaan teks Kelelawar dan Rantai Makanan di Antartika 3
Tidak perbedaan teks Kelelawar dan Rantai Makanan di Antartika 1
Kriteria Penilaian Kemampuan Menggunakan Konjungsi Teks Laporan Percobaan
Deskripsi organisasi: Skor
Menunjukkan penggunaan konjungsi teks laporan percobaan
Menunjukkan secara benar penggunaan konjungsi teks laporan percobaan. 4
Menunjukkan sebagian besar benar penggunaan konjungsi teks laporan percobaan 3
Menunjukkan sebagaian kecil penggunaan konjungsi teks laporan percobaan 2
Tidak menunjukkan penggunaan konjungsi teks laporan percobaan 1

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang
Dasar didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat
berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll)
4.2 Menyajikan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan
C. Indikator pembelajaran 1. Menyajikan laporan percobaan secara tulis dan lisan dengan
memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek kebahasaan, dan
aspek lisan
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat Menyajikan laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan

E. Materi Pembelajaran
Procedural
Membuat teks laporan percobaan secara berkelompok
Laporan Percobaan Membuat Pelangi
Dengan eksperimen "Membuat Pelangi", kamu akan memahami proses pelangi. Sebab, kamu
akan membuat pelangi sendiri.
Pelangi sangat indah clan menakjubkan untuk dilihat. Melihat tujuh garis warna lengkung di langit
membuat anak-anak takjub. Bagaimana pelangi terjadi clan apa penyebabnya? Kamu akan
membuat adikmu takjub dengan melakukan percobaan sederhana ini di rumah. Kamu berlatih
membuat laporan percobaan.
Bahan
Untuk membuat pelangi, kamu memerlukan bahan-bahan berikut.
• Air
• Kaea
• Gunting
• Ruang gelap
• Senter
Prosedur
Letakkan gelas berisi air di atas meja clan tempatkan kaca ke dalam gelas secara serong. Buatlah
ruangan benar-benar gelap. Tutup semua tirai clan lubang yang memungkinkan cahaya masuk.
Sorotkan cahaya senter ke kaca dalam gelas. Perhatikan pelangi yang muncul dari sudut kaca.

28
Sesuaikan sudut kaca semaumu!
Judul :
Nama Siswa :
Pendahuluan :
Nama :
Kelas :
Tujuan :
Apa alasan melaksanakan percobaan? Tujuan percobaan ini adalah untuk
Hipotesis:
Apa yang diharapkan dari eksperimen? Apa hasil yang akan didapat menurutmu?
Hipotesis percobaan ini adalah ......................................................
Alat dan Bahan:
Apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan percobaan? Daftar semua alat dan bahan yang
akan digunakan.
Prosedur:
Apa yang akan dikerjakan? Urutkan langkah demi langkah secara jelas dalam panduan
percobaan. Langkah-langkah:
Data:
Data apa yang sudah dikumpulkan? Termasuk data tabel, grafik, dan data lain sebagai
pembanding. Catat semua data yang didapat.
Hasil:
Apa yang terjadi? Catat semua hal yang terjadi dan tidak terjadi sesuai hara pan. Jangan
hilangkan kesalahan yang terjadi.
Simpulan:
Simpulan apa yang didapatkan? Jelaskan apa yang dipelajari, semua ketidaksesuaian,
atau hasil yang tidak diharapkan.
Rujukan (daftar pustaka)

Buat Laporan Percobaan "Kandungan Listrik pada Buah" ke dalam bentuk paragraf!

F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
G. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
H. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Patricia. “Ciri-ciri teks kebahasaan laporan-percobaan”. https://brainly.co.id/tugas/11260236 diakses 5-8-2019.

29
I. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya yakni struktur kebahasaan teks laporan percobaan.
Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut
adalah a) Apa yang kamu ketahui tentang kata penghubung? b)
Apakah kamu tahu tentang kalimat majemuk? Selanjutnya
dikemukakan perlu penguasaan bahasa sehingga seseorang dapat
menjadi pembicara atau penulis hebat.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat dalam berbahasa. Misalnya, Sukarno, presiden pertama kita
sangat lihai dan pintar menyampaikan ide dan pikirannya sehingga
dunia mengakui bahwa beliau adalah orator terhebat di dunia. Hal ini
dapat Anda kuasai dengan baik, maka Anda akan menjadi orator yang
hebat pula (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
menyajikan teks laporan percobaan “Membuat Pelangi”.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Mengonstruksi
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Terbimbing:
membaca) kegiatan 1 dalam LKPD 3. Kegiatan ini
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) sistematika eksperimen merupakan aplikasi
"Membuat Pelangi” yang dibuat di rumah dari pemahaman
o Peserta didik dalam kelompok (kolaborasi) menyusun laporan tentang teks dan
“Membuat Pelangi” latihan kebahasaan
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil yang digunakan
perkerjaannya (komunikatif), dan peserta didik lain mendengarkan, dalam menyusun
serta mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat (berpikir teks
kritis).
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan individu (komunikatif).
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah struktur laporan percobaan
J. Penilaian
Teknik penilaian
Produk
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara individu menentukan laporan percobaan
Pendoman penskoran

30
Nama
Kelas

Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Laporan Percobaan


Deskripsi Isi: Skor
keterpahaman tentang subjek, fakta/data/rincian pendukung, pengembangan gagasan/
pikiran/tesis yang cermat, sesuai dengan topik karangan.
Menuliskan banyak fakta pendukung, pengembangan tesis/pikiran/ gagasan yang cermat, 5
sesuai dengan topik karangan
Banyak mengetahui subjek, pengembangan memadai, pengembangan gagasan terbatas, 4
pada umumnya sesuai dengan topik namun kurang rinci.
Pengetahuan mengenai subjek terbatas, sedikit data pendukung, pengembangan topik kurang 3
memadai.
Tidak menunjukkan pengetahuan tentang subjek (topik), tidak ada data pendukung, tidak 1
berkaitan, tidak cukup untuk dievaluasi.
Deskripsi organisasi: Skor
kelancaran pengungkapan, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik,
urutan logis, dan padu (kohesif).
Pengungkapan lancar, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, tersusun baik, urutan 4
logis, padu.
Terkadang berombak, susunan longgar tetapi ide dasar tetap menonjol, pendukung terbatas, 3
logis, tetapi urutannya tidak sempurna.
Tidak lancar, gagasan membingungkan atau tidak berhubungan, kurang urutan dan 2
pengembangan logis.
Tidak mengomunikasikan apa-apa, tanpa organisasi, atau tidak cukup untuk dievaluasi. 1

Deskripsi kosakata: Skor


keakuratan, pemilihan dan penggunaan kata/ idiom secara efektif, penguasaan bentuk kata,
laras bahasa yang sesuai.
Akurat, penggunaan dan pemilihan kata/idiom efektif, menggunakan jenis kata yang tepat, 4
penggunaan laras bahasa yang sesuai.
Cukup memadai, terkadang penggunaan atau pemilihan kata bentuk kata/idiom keliru, tetapi 3
tidak mengaburkan arti.
Penggunaan atau pemilihan bentuk kata/idiom sering keliru, artinya membingungkan atau 2
kabur.
Tidak mengomunikasikan apa-apa, tanpa organisasi, atau tidak cukup untuk dievaluasi. 1

Deskriptor penggunaan bahasa adalah bangun kalimat kompleks yang efektif, penggunaan Skor
unsur-unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/fungsi kata.
Konstruksi kalimat kompleks yang efektif; sedikit kesalahan tentang unsur kalimat, jenis 4
kalimat, kata bilangan, urutan/ fungsi kata, artikel, kata ganti, dan kata depan.
Efektif tetapi konstruksi kalimat sederhana, sedikit masalah dalam konstruksi kompleks, 3
beberapa kekeliruan dalam hal: unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/ fungsi kata,
artikel, kata ganti, kata depan, tetapi arti jarang kabur.
Banyak masalah dalam konstruksi sederhana/kompleks, kerap keliru pada bentuk negatif, 2
kesesuaian jenis kalimat, kata bilangan,urutan/ fungsi kata, dan jenis kata yang lain;
makna membingungkan dan tidakjelas.
Kurang Tidak menguasai kaidah konstruksi kalimat, kalimat banyak yang salah, tidak 1
mengomunikasikan apa-apa, dan tidak cukup untuk dievaluasi.

31
Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

32
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Laporan Percobaan
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
E. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
F. Standar Kompetensi 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks laporan percobaan yang
Dasar didengar atau dibaca (percobaan sederhana untuk mendeteksi zat
berbahaya pada makanan, adanya vitamin pada makanan, dll)
4.2 Menyajikan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan
G. Indikator pembelajaran 2. Menyajikan laporan percobaan secara tulis dan lisan dengan
memperhatikan kelengkapan data, struktur, aspek kebahasaan, dan
aspek lisan
H. Tujuan pembelajaran 2. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat Menyajikan laporan
percobaan secara tulis dan lisan dengan memperhatikan kelengkapan
data, struktur, aspek kebahasaan, dan aspek lisan

K. Materi Pembelajaran
Procedural
Membuat teks laporan percobaan secara individu
Laporan Percobaan Kandungan Listrik pada Buah
Dengan eksperimen " Kandungan Listrik pada Buah ", kamu akan memahami proses pelangi.
Sebab, intinya sama saja, yang berbeda hanya objek penelitian.
Sebelum membuat laporan percobaan lakukan percobaan di rumah sesuai dengan gambar pada
data berikut!

33
Judul :
Nama Siswa :
Pendahuluan :
Nama : .................................................................................
Kelas : .................................................................................

Tujuan:
Apa alasan melaksanakan percobaan? Tujuan percobaan ini adalah untuk
Hipotesis:
Apa yang diharapkan dari eksperimen? Apa hasil yang akan didapat menurutmu?
Hipotesis percobaan ini adalah ......................................................
Alat dan Bahan:
Apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan percobaan? Daftar semua alat dan bahan yang
akan digunakan.
Prosedur:
Apa yang akan dikerjakan? Urutkan langkah demi langkah secara jelas dalam panduan
percobaan. Langkah-langkah:
Data:
Data apa yang sudah dikumpulkan? Termasuk data tabel, grafik, dan data lain sebagai
pembanding. Catat semua data yang didapat.

34
Hasil:
Apa yang terjadi? Catat semua hal yang terjadi dan tidak terjadi sesuai hara pan. Jangan
hilangkan kesalahan yang terjadi.
Simpulan:
Simpulan apa yang didapatkan? Jelaskan apa yang dipelajari, semua ketidaksesuaian,
atau hasil yang tidak diharapkan.
Rujukan (daftar pustaka)

Buat Laporan Percobaan "Kandungan Listrik pada Buah" ke dalam bentuk paragraf!

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
F. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks laporan percobaan
G. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Patricia. “Ciri-ciri teks kebahasaan laporan-percobaan”. https://brainly.co.id/tugas/11260236 diakses 5-8-2019.

35
H. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya membuat laporan percobaan pembuatan pelangi sambil
menayangkan video pembiasan cahaya terhadap terbentuknya pelangi.
Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut
adalah a) Informasi apakah yang anda temukan dari video tersebut? b)
Apakah kamu tahu tentang warna pelangi
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
cerdas meneliti. Misalnya, Ibnu Sina, seorang peneliti tentang ilmu
kedokteran. Hasil penelitiannya dinikmati manusia hingga sekarang.
Hasil penelitian itu dikembangkan di negara Barat sehingga ilmu
kedokteran berkembang pesat seperti yang kalian rasakan. Jika kalian
mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi
kehidupan manusia. (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana menyimpulkan teks laporan percobaan sebagai
kegiatan seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Mengonstruksi
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Mandiri:
membaca) kegiatan 2 dalam LKPD. Setelah peserta
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) sistematika eksperimen didik berkegiatan
"Kandungan Listrik pada Buah”. untuk mendapatkan
o Peserta didik kelompok (kolaboratif) menyusun laporan "Kandungan pemahaman dan
Listrik pada Buah” (berpikir kreatif). berbagai latihan
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil subkompetensi
perkerjaannya (komunikatif), dan peserta didik lain mendengarkan, menu/is (atau
serta mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat (berpikir berbicara)
kritis). diharapkan peserta
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau didik sudah memiliki
koreksi terhadap pekerjaan individu (komunikatif). kepercayaan diri
untuk menyusun
teks secara mandiri.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
berpidato
I. Penilaian
Teknik penilaian
Produk
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara individu menentukan laporan percobaan

36
Pendoman penskoran

Nama
Kelas

Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Laporan Percobaan


Deskripsi Isi: Skor
keterpahaman tentang subjek, fakta/data/rincian pendukung, pengembangan gagasan/
pikiran/tesis yang cermat, sesuai dengan topik karangan.
Menuliskan banyak fakta pendukung, pengembangan tesis/pikiran/ gagasan yang cermat, 5
sesuai dengan topik karangan
Banyak mengetahui subjek, pengembangan memadai, pengembangan gagasan terbatas, 4
pada umumnya sesuai dengan topik namun kurang rinci.
Pengetahuan mengenai subjek terbatas, sedikit data pendukung, pengembangan topik kurang 3
memadai.
Tidak menunjukkan pengetahuan tentang subjek (topik), tidak ada data pendukung, tidak 1
berkaitan, tidak cukup untuk dievaluasi.
Deskripsi organisasi: Skor
kelancaran pengungkapan, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, susunannya baik,
urutan logis, dan padu (kohesif).
Pengungkapan lancar, ide dibatasi dan didukung secara jelas, ringkas, tersusun baik, urutan 4
logis, padu.
Terkadang berombak, susunan longgar tetapi ide dasar tetap menonjol, pendukung terbatas, 3
logis, tetapi urutannya tidak sempurna.
Tidak lancar, gagasan membingungkan atau tidak berhubungan, kurang urutan dan 2
pengembangan logis.
Tidak mengomunikasikan apa-apa, tanpa organisasi, atau tidak cukup untuk dievaluasi. 1

Deskripsi kosakata: Skor


keakuratan, pemilihan dan penggunaan kata/ idiom secara efektif, penguasaan bentuk kata,
laras bahasa yang sesuai.
Akurat, penggunaan dan pemilihan kata/idiom efektif, menggunakan jenis kata yang tepat, 4
penggunaan laras bahasa yang sesuai.
Cukup memadai, terkadang penggunaan atau pemilihan kata bentuk kata/idiom keliru, tetapi 3
tidak mengaburkan arti.
Penggunaan atau pemilihan bentuk kata/idiom sering keliru, artinya membingungkan atau 2
kabur.
Tidak mengomunikasikan apa-apa, tanpa organisasi, atau tidak cukup untuk dievaluasi. 1

Deskriptor penggunaan bahasa adalah bangun kalimat kompleks yang efektif, penggunaan Skor
unsur-unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/fungsi kata.
Konstruksi kalimat kompleks yang efektif; sedikit kesalahan tentang unsur kalimat, jenis 4
kalimat, kata bilangan, urutan/ fungsi kata, artikel, kata ganti, dan kata depan.
Efektif tetapi konstruksi kalimat sederhana, sedikit masalah dalam konstruksi kompleks, 3
beberapa kekeliruan dalam hal: unsur kalimat, jenis kalimat, kata bilangan, urutan/ fungsi kata,
artikel, kata ganti, kata depan, tetapi arti jarang kabur.
Banyak masalah dalam konstruksi sederhana/kompleks, kerap keliru pada bentuk negatif, 2
kesesuaian jenis kalimat, kata bilangan,urutan/ fungsi kata, dan jenis kata yang lain;
makna membingungkan dan tidakjelas.
Kurang Tidak menguasai kaidah konstruksi kalimat, kalimat banyak yang salah, tidak 1
mengomunikasikan apa-apa, dan tidak cukup untuk dievaluasi.

37
Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Bontomarannu Guru Mata Pelajaran,

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

38
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.3 Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca.
4.3 Menyimpulkan gagasan, pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang
didengar dan/atau dibaca.
C. Indikator pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian pidato persuasif
2. Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
pidato persuasif
3. Menyimpulkan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
pidato persuasive
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menjelaskan
pengertian pidato persuasif
2. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat mengidentifikasi
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif
3. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menyimpulkan
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif

E. Materi Pembelajaran
Konseptual
Pengertian Pidato
Pidato persuasif merupakan bagian dari eksposisi. Seperti telah dipelajari sebelumnya bahwa
eksposisi digunakan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar dengan menyajikan argumen dari
satu sudut pandang. Dengan mengambil satu sudut pandang dan membuktikan kebenarannya, kita
bertujuan meyakinkan orang lain untuk melihat suatu persoalan hanya dari sisi itu.
Ada tiga tipe berbeda eksposisi:
1) Eksposisi yang dapat mengubah sikap orang atau mengubah pandangan orang tentang suatu hal.
Tulisan yang persuasif ini dapat kita temui pada: editorial surat kabar; pidato politik atau
kampanye; media cetak; teks informasi dalam buku; surat kepada editor; pidato; ceramah;
mempertahankan hak hukum; khotbah; clan sebagainya.

2) Eksposisi yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan dan menjual barang, jasa, dan
aktivitas. Misalnya penggunaan bahasa persuasif pada iklan dan poster, slogan yang memikat.
Misalnya, "Sepuluh langkah memiliki tubuh indah''

39
3) Eksposisi yang dapat digunakan untuk membela suatu kasus. Misalnya, "Selamatkan Terumbu
Karang. Sekarang!"
Eksposisi persuasif memiliki satu sudut pandang yang didukung oleh argumen logis dan bukti.

Mengidentifikasi lnformasi tentang Pidato Persuasif


Pidato persuasif merupakan seni mengungkapkan pendapat secara jelas dan logis. Setiap orang
akan berbicara di hadapan orang lain, misalnya, pada acara syukuran keberhasilan tertentu seperti,
berhasil menjuarai suatu lomba, lulus ujian, dan kesempatan lain yang mengharuskan kita berbicara di
hadapan orang lain. Pidato persuasif adalah pidato yang berisi ajakan kepada masayarakat untuk
melakukan sesuatu. Sejatinya pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum yang bertujuan untuk
menyampaikan maksud dan pendapatnya mengenani suatu hal (Malik, 7 Juli 2017.
http://mengakujenius.com/2-contoh-pidato-persuasif-dan-penjelasannya-lengkap/. Diakses 13 Agustus
2019).
Dalam kesempatan yang lebih resmi, kita perlu menyatakan pendapat kepada banyak orang. Kita
menyuarakan apa yang menjadi kepedulian kita. Kita hams peduli kepada hal-hal baik tentang apa pun
kepada siapa pun. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling unggul, sudah seharusnya kita
menjaga alam semesta agar bermanfaat bagi seluruh umat manusia di mana pun berada. Kita tidak
dapat hidup sendiri. Hidup kita terkait dengan banyak orang di seluruh muka bumi. Kerusakan yang
terjadi di lingkungan kita akan berdampak ke tempat lain.
Bagi sebagian orang, kesempatan berbicara di hadapan orang banyak terasa menakutkan. Ini
masalah mental yang harus diatasi. Suatu saat apakah di sekolah atau di tempat kerja, akan ada
saatnya kita diminta berpidato meski hanya singkat, situasi tidak resmi, dan di hadapan teman-teman
sendiri. Tidak usah cemas apalagi takut. Langkah-langkah berikut akan membantu kalian merasa
percaya diri, mulai dari proses penulisan hingga dapat berpidato dalam situasi dan kondisi apa pun.
Penulisan dan persiapan yang baik akan membuat lebih percaya diri.
Pidato persuasif bertujuan untuk meyakinkan audiensi untuk melakukan sesuatu. Apakah kita
ingin agar orang ikut pemilihan Presiden, berhenti mengotori bumi, atau mengubah pikiran orang
tentang persoalan penting, mengajak orang peduli? Pidato persuasif merupakan cara efektif untuk
mengubah audiensi. Ada banyak unsur agar pidato persuasif berhasil. Namun, dengan beberapa
persiapan dan latihan, kamu dapat berpidato dengan hebat.

Persiapan menulis pidato


Pelajari Topik Kita harus mengetahui topik yang akan disampaikan dalam
pidato. Hal ini sangat penting. Jika kamu tidak terlalu paham
tentang topik ditugaskan, lakukan kajian dan belajarlah sebanyak
mungkin hal-hal yang berkaitan dengan topik tersebut.
Apabi la topik bersifat kontroversial,alangkah baiknya kamu
mengetahui argumen dari semua sisi terhadap persoalan atau
topik. Apa pun argumen yang kamu buat akan lebih meyakinkan
jika kamu membahas dua pandangan yang berbeda.
Pahami Tujuan Luangkan waktu untuk membaca buku atau artikel yang
berkaitan dengan topik. Kamu dapat pergi membaca ke
perpustakaan sekolah atau perpustakaan deerah, bahkan bisa
mencari informasinya melalui internet. Pastikan informasi
tersebut berasal dari sumber yang tepercaya, seperti organisasi
berita tepercaya, buku ilmiah, atau artikel.
Sumber berorientasi opini, seperti editorial surat kabar,
perbincangan di radio atau televisi dapat bernilai untuk
menemukan bagaimana pikiran orang lain tentang topik yang
sama. Namun, tetap hati-hati jangan mengandalkan satu sumber
saja. Jika menggunakan banyak sumber, pastikan membaca
ragam sudut pandang, bukan hanya satu sisi.
Pahami Tujuan Penting untuk dipahami secara pasti apa yang ingin dicapai
dengan pidatomu. Dengan demikian, akan mudah merajut isi
pidatomu agar sesuai dengan tujuan.
Jika topiknya adalah daur ulang, penting mengetahui banyak hal

40
tentang sampah kota. Namun, pidatomu harus memiliki fokus
untuk merefleksikan secara pasti apa yang kamu harapkan agar
audiens melakukan pesan-pesanmu dalam pidato. Apakah kamu
mencoba meyakinkan DPRD kota/kabupaten untuk program
sampah terpadu? Atau mencoba meyakinkan orang untuk tidak
membuang sampah sembarangan? Atau meyakinkan orang agar
membuang sampah ke tong sampah secara terpisah untuk
memudahkan daur ulang? Pidatomu akan berbeda meski
berbicara tentang sampah. Jadi, memahami tujuan akan
memudahkan merakit pesan secara efektif.
Pahami Audiensi Memahami audiensi dalam hal pandangannya dan pengetahuan
mereka tentang topik sangat penting. lni juga akan memengaruhi
isi pidatomu.
Audiensi yang sedikit mengetahui tentang topik memerlukan latar
belakang informasi topik dan bahasa yang lebih sederhana.
Audiensi yang sudah paham tentang topik akan merasa pidatomu
membosankan. Mereka butuh informasi baru atau ide yang lain.
Demikian juga, audiensi yang mendukung pandanganmu tentang
topik akan lebih mudah diajak untuk berbuat sesuatu. Tidak
perlu diyakinkan sedemikian rupa. Berbeda dengan audiensi
yang tidak setuju denganmu akan lebih perlu diyakinkan secara
F.
serius untuk mempertimbangkan pandanganmu.

F. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Model yang disarankan adalah model yang didalam langkah-langkah sesuai dengan proses
berpikir saintifik. Model tersebut adalah discovery learning, inquri, problem base learning, dan project
base learning.
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
G. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
H. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan.
Malik, 7 Juli 2017. “Contoh Pidato Persuasif dan Penjelasannya Lengkap”.
http://mengakujenius.com/2-contoh-pidato-persuasif-dan-penjelasannya-lengkap/. Diakses 13
Agustus 2019.

J. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.

41
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya membuat laporan percobaan pembuatan listrik dari lemon
sambil menayangkan video tersebut. Selanjutnya melakukan tanya
jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a) Informasi apakah yang
anda temukan dari video tersebut? b) Apakah kamu tahu tentang listrik
pada buah
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, Bung Karno, seorang orator hebat yang
boleh dikatakan tiada tandingannya hingga sekarang. Hasil yang
disampaikan dalam pidato itu memberikan motivasi bagi pendengar.
Jika kalian mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat
bagi kehidupan manusia. (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana mengidentifkikasi teks pidato sebagai kegiatan
seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Membangun
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Konteks:
membaca) kegiatan 1 dalam LKPD 4. Dialog informasi
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) pengertian pidato tentang fungsi dan
persuasif dan mengidentifikasinya (berpikir kreatif) tujuan teks pidato
o Peserta didik kelompok (berkolaboratif) menyusun identifikasi dengan persuasuf dalam
membedakan macam-macam pidato persuasif dan memberikan kehidupan sehari-
contohnya (berpikir kreatif) hari. Dapat
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil ditayangkan video
perkerjaannya (komunikatif), dan peserta didik lain mendengarkan, seorang orator.
serta mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat (berpikir
kritis).
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan individu (komunikatif).
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah struktur laporan percobaan
K. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara kelompok mengidentifikasi pidato persuasif
Pendoman penskoran

Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian mengidentifikasi pidato persuasif


Permasalahan Deskripsi penilaian Skor
Emosi Menuliskan secara lengkap ungkapan emosi dengan tujuan 3

42
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan hampir lengkap ungkapan emosi dengan tujuan 2
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan kurang lengkap ungkapan emosi dengan tujuan 1
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Tidak menuliskan ungkapan emosi dengan tujuan 0
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Etika Menuliskan secara lengkap ungkapan etika dengan tujuan 3
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan hampir lengkap ungkapan etika dengan tujuan 2
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan kurang lengkap ungkapan etika dengan tujuan 1
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Tidak menuliskan ungkapan etika dengan tujuan 0
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Logika Menuliskan secara lengkap ungkapan Logika dengan tujuan 3
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan hampir lengkap ungkapan Logika dengan tujuan 2
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Menuliskan kurang lengkap ungkapan Logika dengan tujuan 1
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Tidak menuliskan ungkapan Logika dengan tujuan 0
meyakinkan orang untuk menanam pohon
Skor tertinggi 9

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
43
Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.3 Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan dibaca.
4.3 Menyimpulkan gagasan, pandangan, arahan, atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) yang
didengar dan/atau dibaca.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menyimpulkan gagasan, pikiran, pandangan, arahan
atau pesan dalam pidato persuasive
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menyimpulkan
gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasive

G. Materi Pembelajaran
Factual
Menyimpulkan Hasil ldentifikasi Pidato Persuasif
Berikut ini merupakan unsur yang harus diperhatikan untuk mendapatkan simpulan dari pidato
persuasif.
1. Pembukaan. Apakah pidato memiliki pembukaan yang kuat? Cara pembukaan yang kuat ada lima
unsur sebagai berikut.
a. Merebut perhatian, melalui pemyataan yang dramatis atau dengan bantuan visual.
b. Hubungan dengan audiensi. Menunjukkan kesamaan dan empati kepada audiensi.
c. Kelayakan. Tunjukkan bahwa kamu layak berbicara tentang topik sebab pengalaman personal
atau profesional yang kamu lakukan. Lakukan dengan santun dan berdasarkan data.
d. Tujuan. Jelaskan apa harapanmu setelah pidato selesai.
e. Peta jalan. Katakan kepada audiens pokok-pokok pikiran pidato.
2. Isi. Isi pidato sebaiknya berisi pokok pikiran yang disertai alasan meyakinkan untuk mendukung
pandanganmu. Susun secara logis, gunakan sumber tepercaya, contoh yang logis, dan dikenal
audiens.
3. Penutup. Cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan .
Selain itu, cara menyimpulkan pidato diungkapkan oleh
http://alfarizqidotnet.blogspot.com/2017/02/menyimpulkan-pesan-dalam-pidato-materi.html. Diakses 17
Agustus 2019. Sebagai berikut.
Mendengarkan Pesan Pidato
Untuk memperoleh informasi tertentu kita dapat memperolehnya melalui berbagai macam media
dan dengan cara yang berbeda-beda. Jika kita mencari informasi melalui media cetak, kita harus
melakukan kegiatan membaca. Jika melalui media elektronik, kita harus melakukan kegiatan
mendengarkan. Mendengarkan di sini salah satunya dapat berupa mendengarkan pidato dan akhirnya
dapat menemukan hal penting dan pesan dalam pidato.
Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi lisan yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
kepada pihak lain. Untuk itu apabila mendengarkan pidato, kamu harus mampu menyimpulkan isi

44
pesan yang terkandung dalam pidato. Pesan itu ada yang dinyatakan secara langsung. Ada pula
pesan yang dinyatakan secara tidak langsung. Pesan yang dinyatakan secara langsung misalnya
dalam bentuk ajakan, imbauan. Sebaliknya, pesan yang tak langsung umumnya tersirat dalam setiap
pernyataan. Dalam pelaksanaannya, pidato terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik
antara orator dengan pendengarnya. Jadi menyimak pidato dapat diartikan sebagai kegiatan
menyimak pembicaraan yang di dalamnya terjadi komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik
antara orator dengan pendengarnya.

Berikut ini contoh kutipan transkrip Pidato Kepala Dinas P dan K Provinsi DIY dalam rangka
peringatan Hari Anak Nasional.

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga pada kesempatan ini kita dapat
bersama-sama berkumpul dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional.
Bapak/Ibu guru yang saya hormati dan anak-anak sekalian yang berbahagia.
Dalam memperingati Hari Anak Nasional kali ini, perlu kita renungkan kembali apa yang telah
tersirat dalam GBHN tentang Pembinaan Anak dan Remaja, bahwa pembinaan anak sebagai
generasi penerus bangsa harus dilakukan sedini mungkin di lingkungan keluarga dan pembinaan
tersebut harus dimulai sejak anak masih dalam kandungan ibu, masa bayi dan balita, anak usia
sekolah dan remaja, melalui peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, peningkatan mutu gizi,
peletakan dasar-dasar kepribadian, kecerdasan, dan sosial, penumbuhan kesadaran akan hidup
sehat, pembiasaan awal dalam berperilaku kehidupan beragama dan berbudi luhur, serta peningkatan
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila anak
menjadi pusat perhatian dalam pembangunan bangsa dan diarahkan untuk menumbuhkembangkan
kesehatan jasmani, rohani, dan sikap sosialnya secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Dengan demikian, mereka akan dapat menjadi warga negara dan anggota masyarakat
yang berkesanggupan untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak, sehat, bahagia, serta sejahtera
lahir dan batin dalam masyarakat yang aktif membangun.
Bapak/Ibu guru dan anak-anak yang berbahagia.
Untuk mewujudkan cita-cita menyejahterakan anak Indonesia, sebagaimana yang telah
dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada acara peringatan Hari Anak Nasional, perlu
diupayakan dan diwujudkan agar hak-hak anak, baik dari aspek kelangsungan hidup maupun
perkembangan dan perlindungan anak sebagai tunas bangsa dapat dipenuhi sesuai dengan nilai-nilai
luhur Pancasila dan UUD 1945.
Harus kita akui bahwa selama ini perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor
pendidikan cukup besar. Hal ini antara lain telah dicanangkan Program Wajib Belajar 9 Tahun, dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyongsong pembangunan
jangka panjang dan kehidupan global. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan
pembinaan anak secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan sebagai bagian dari
upaya pengembangan sumber daya manusia Indonesia secara keseluruhan.
Untuk itu, saya berpesan kepada anak-anakku tercinta.
Belajarlah dengan tekun, disiplin, kreatif, dan tumbuhkan rasa percaya diri dan sikap hidup
mandiri yang nantinya di masa mendatang kalian menjadi harapan untuk menerima estafet
kepemimpinan bangsa tercinta ini.
Di samping itu, saya harapkan pula kepada semua Bapak/Ibu guru agar selalu perperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan yang saling Asih-Asah-Asuh untuk mengantar anak menghadapi era
globalisasi agar mereka memiliki ketangguhan dan kemandirian.
Akhirnya, dengan peringatan Hari Anak Nasional, dengan tema “Saya Anak Indonesia“ dan
subtema “Anak Indonesia Sehat dan Bahagia” diharapkan agar masyarakat dan para orang tua dapat
memberikan kesempatan pada setiap anak untuk hidup sehat, bahagia, bergembira, dan menikmati
keberadaannya sebagai seorang anak yang memiliki masa depan yang lebih cerah.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberkahi kita semua. Amin.
Wabilahitaufikwalhidayah,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

45
Ketika mendengarkan pidato di televisi atau radio, kalian harus menyimak dengan sungguh-
sungguh agar dapat memahami isi pidato atau menemukan hal-hal pokok dalam pidato tersebut.
Setelah mendengarkan ceramah, kalian harus mampu menyimpulkan topiknya, menemukan hal-hal
pokok, serta menyimpulkan pesan yang terdapat dalam pidato tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyimak pidato di radio atau di televisi adalah
sebagai berikut : (1) topik pidato, (2) hal-hal pokok yang di sampaikan dan (3) simpulan pesan pidato.
2. Menentukan Topik Pidato
Pidato membahas suatu topik/ tema tertentu dengan tujuan untuk menyampaikan
informasi/pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui oleh pendengar. Topik yang dibahas dalam
pidato biasanya topik yang menarik dan dapat memberikan inspirasi/pencerahan/pengetahuan bagi
pendengarnya. Dengan mengetahui topik pidato, akan dapat diketahui informasi-informasi penting
dalam pidato.
Mintalah teman satu bangku kalian untuk membaca teks pidato Kepala Dinas P dan K dalam
rangka memperingati “Hari Anak Nasional”, kemudian simaklah dan pahami pidato tersebut!
Tentukanlah topik dari pidato! Topik dapat dihubungkan dengan judul, jika judulnya “Hari Anak
Nasional ” maka topiknyapun seputar Hari Anak Nasional.
Topik pidato tersebut adalah “Hari Anak Nasional”. Dari topik tersebut, pembahasan akan
berkisar tentang (1) Makna Hari Anak Nasional, (2) Pembinaan Anak dan Remaja, dan (3) Peran
orang tua terhadap pembinaan anak. Hal penting yang dibahas dalam pidato. Topik pidato biasanya
tidak disebutkan secara langsung oleh orator namun tersirat dalam isi pidato tersebut.
3. Mencatat Hal-hal Pokok dalam Pidato
Ketika mendengarkan pidato di televisi atau radio, kalian harus menyimak dengan
sungguh-sungguh agar dapat menemukan hal-hal penting dalam pidato tersebut. Arahkan
perhatian pada berbagai informasi yang disampaikan orator. Hal itu dimaksudkan agar kalian
dapat menangkap pokok-pokok pidato.
Untuk membantu mengingat isi pidato yang kalian amati/dengarkan, catatlah hal-hal pokok
yang ada di dalam pidato tersebut! Hal-hal penting tersebut meliputi topik pidato dan informasi
penting yang disampaikan orator.
Berdasarkan contoh teks pidato yang sudah dituliskan diawal, hal-hal pokok yang terdapat
dalam pidato tersebut antara lain:
a. Untuk mewujudkan cita-cita menyejahterakan anak Indonesia, sebagaimana yang telah
dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada acara peringatan Hari Anak Nasional,
perlu diupayakan dan diwujudkan agar hak-hak anak, baik dari aspek kelangsungan hidup
maupun perkembangan dan perlindungan anak sebagai tunas bangsa dapat dipenuhi sesuai
dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945.
b. Untuk meningkatkan SDM diperlukan kegiatan pembinaan anak secara terencana, terarah,
terpadu, dan berkesinambungan sebagai bagian dari upaya pengembangan sumber daya
manusia Indonesia secara keseluruhan.
c. Diharapkan kepada semua Bapak/Ibu guru agar selalu perperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang saling Asih-Asah-Asuh untuk mengantar anak menghadapi era globalisasi
agar mereka memiliki ketangguhan dan kemandirian.
d. Diharapkan pula agar masyarakat dan para orang tua dapat memberikan kesempatan pada
setiap anak untuk hidup sehat, bahagia, bergembira, dan menikmati keberadaannya sebagai
seorang anak yang memiliki masa depan yang lebih cerah.
4. Menyimpulkan Pesan pidato
Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi lisan yang dilakukan oleh seseorang di
hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya bertujuan untuk
menyampaikan pesan kepada pendengar. Untuk itu apabila mendengarkan pidato, kamu harus
mampu memahami keseluruhan isi pidato sehingga dapat menyimpulkan pesan yang terkandung
dalam pidato. Pesan itu ada yang dinyatakan secara langsung. Ada pula pesan yang dinyatakan
secara tidak langsung. Pesan yang dinyatakan secara langsung misalnya dalam bentuk ajakan,
imbauan. Sebaliknya, pesan yang tak langsung umumnya tersirat dalam setiap pernyataan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpulkan pesan pidato.
1. Simpulan harus memuat seluruh hal pokok pidato. Hal pokok pidato merupakan isi atau materi
dalam pidato.
2. Simpulan tidak menyimpang dari isi pidato.

46
3. Simpulan pesan pidato bukanlah ringkasan isi pidato, tetapi merupakan penafsiran pendengar
terhadap apa yang ingin disampaikan oleh orator.
Contoh simpulan pesan pidato di atas adalah pembinaan anak sebagai generasi penerus
bangsa harus dilakukan sedini, sesuai yang telah tersirat dalam GBHN tentang Pembinaan Anak
dan Remaja. Untuk mewujudkan cita-cita mewujudkan menyejahterakan anak Indonesia perlu
diupayakan dan diwujudkan agar hak-hak anak sebagai tunas bangsa dapat dipenuhi sesuai dengan
nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945. Kegiatan pembinaan anak secara terencana, terarah,
terpadu, dan berkesinambungan sebagai bagian dari upaya pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) harus ditingkatkan dalam menyongsong pembangunan jangka panjang dan kehidupan global.
H. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Model yang disarankan adalah model yang didalam langkah-langkah sesuai dengan proses
berpikir saintifik. Model tersebut adalah discovery learning, inquri, problem base learning, dan project
base learning.
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
I. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
J. Sumber Pembelajaran
Alfarizky. Net. “Menyimpulkan Pesan Dalam Pidato”.
http://alfarizqidotnet.blogspot.com/2017/02/menyimpulkan-pesan-dalam-pidato-materi.html.
Diakses 17 Agustus 2019.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
L. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya mengidentifikasi isi teks pidato sambil menayangkan video
tersebut. Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan
tersebut adalah a) bagaimana contoh etika, logika, dan emosi? b)
bagaimana pendapatmu ternyang etika, logika, dan emosi pada
tanyangan tersebut.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, seorang anggota dewan yang pintar
menggambil simpati rakyat sehingga memilihnya. Hal mendorong kita
menjadi seorang orator hebat yang boleh dikatakan tiada tandingannya
hingga sekarang. Hasil yang disampaikan dalam pidato itu
memberikan motivasi bagi pendengar. Jika kalian mampu membuat
dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana mengidentifkikasi teks pidato sebagai kegiatan
seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit Membangun

47
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Konteks:
membaca) kegiatan 2 dalam LKPD 4. Dialog informasi
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) pidato dari youtube tentang fungsi dan
tentang Peran Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan tujuan teks laporan
bernegara percobaan dalam
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) menyusun hal-hal yang kehidupan sehari-
perlu dicatat sebelum menyimpulkan pidato (berpikir kreatif) hari. Dapat
o Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan (berpikir kreatif) pidato ditayangkan video
o `Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil pembiasan cahaya
perkerjaannya (komunikatif), dan peserta didik lain mendengarkan, terhadap
serta mengoreksi (berpikir kritif) apabila menemukan perbedaan terbentuknya
pendapat. pelangi.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kreatif) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menelaah struktur laporan percobaan
M. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara kelompok menyimpulkan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelas

Kriteria Penilaian Menyimpulkan Pidato Persuasif


Deskripsi membuka pidato. Skor
Menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi,
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan semua unsur membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 3
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan sebagian membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 2
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan beberapa membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 1
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Tidak menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi, 0
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato.

Deskripsi isi pidato Skor


Menunjukkan pokok pikiran yang disertai alasan logis, gunakan sumber terpercaya, contoh
yang logis, dan dikenal audiens.
Menunjukkan semua pokok pikiran yang disertai alasan logis, gunakan sumber terpercaya, contoh 3
yang logis, dan dikenal audiens.
Menunjukkan sebagian sebpokok pikiran yang disertai alasan logis, gunakan sumber terpercaya, 2
contoh yang logis, dan dikenal audiens.
Menunjukkan hanya beberapa pokok pikiran yang disertai alasan logis, gunakan sumber terpercaya, 1
contoh yang logis, dan dikenal audiens.
Tidak menunjukkan pokok pikiran yang disertai alasan logis, gunakan sumber terpercaya, contoh 0
yang logis, dan dikenal audiens.

48
Deskripsi Penutup. Skor
Menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan
Menuliskan cara lengkap menutup pidato yang menarik dan mengesankan 3
Menuliskan sebagian cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 2
Menuliskan hanya sedikit cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 1
Tidak menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 0

Skor tertinggi 9

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.4 Menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
pesan dalam pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar
dan dibaca
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah gagasan,
pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam pidato persuasif tentang
permasalahan aktual yang didengar dan dibaca

A. Materi Pembelajaran
Factual
Menelaah Pidato Persuasif
Jangan mengatakan, ''Ah, saya kan masih kecil, masih sekolah, siapa yang mau
mendengarkan saya?" Bukan soal usia, melainkan kepedulian, keseriusan, dan keyakinan kamu yang
membuat apa yang kita pikirkan didengar orang atau dibaca orang lain. Perhatikan contoh bagaimana
seorang anak usia SMP berbicara secara meyakinkan di hadapan tokoh-tokoh dunia. Dia adalah
Severn Suzuki. Seorang anak yang pada usia 9 tahun telah mendirikan Environmental Children's
Organization (ECO). ECO adalah sebuah kelompok kecil anak-anak yang mendedikasikan diri untuk
belajar dan mengajarkan pada anak-anak masalah lingkungan. Mereka diundang menghadiri
Konferensi Lingkungan hidup PBB tahun 1992. Pada saat itu, Severn yang berusia 12 tahun,
memberikan sebuah pidato yang sangat kuat yang memberikan pengaruh besar (dan membungkam)
beberapa pemimpin dunia terkemuka. Apa yang disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12
tahun, hingga bisa membuat ruang sidang PBB hening, dan saat pidatonya selesai, ruang sidang yang
penuh dengan orang-orang terkemuka berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada
anak berusia 12 tahun itu? Berikut isi pidato yang disampaikan Severn Suzuki.

50
B.

51
C.

52
D.

53
54
A. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
B. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
C. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
N. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya menyimpulkan teks pidato. Selanjutnya melakukan tanya
jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a) bagaimana contoh etika,
logika, dan emosi? b) bagaimana pendapatmu ternyang etika, logika,
dan emosi pada tanyangan tersebut.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, seorang anggota dewan yang pintar
menggambil simpati rakyat sehingga memilihnya. Hal mendorong kita
menjadi seorang orator hebat yang boleh dikatakan tiada tandingannya
hingga sekarang. Hasil yang disampaikan dalam pidato itu
memberikan motivasi bagi pendengar. Jika kalian mampu membuat
dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia
(metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana menelaah teks pidato secara rurut dan runtut sebagai
kegiatan seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Menelaah Model:
membaca) kegiatan 1 dalam LKPD 5. Kegiatan ini dapat
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) pidato dari youtube dilakukan secara
tentang Sevent Suzuki individual,
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) menelaah (berpikir kreatif) berpasangan, atau
isi Sevent Suzuki berkelompok.
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) menjawab (berpikir kreatif) Panduan lembar
pertanyaan menyangkut isi pidato Sevent Suzuki kerja menelaah
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil model teks sangat
perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta dianjurkan untuk
mengoreksi (berpikir kritik) apabila menemukan perbedaan pendapat. digunakan.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritik) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.

55
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya, menulis
naskah pidato persuasif
O. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara kelompok menyimpulkan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi membuka pidato. Skor
Menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi,
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan semua unsur membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 3
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan sebagian membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 2
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan beberapa membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 1
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Tidak menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi, 0
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato.

Deskripsi cara rnelibatkan ernosi audiensi. Skor


menunjukkan cara rnelibatkan ernosi audiensi
Menunjukkan semua cara rnelibatkan ernosi audiensi 3
Menunjukkan sebagian cara rnelibatkan ernosi audiensi. 2
Menunjukkan hanya beberapa cara rnelibatkan ernosi audiensi. 1
Tidak menunjukkan cara rnelibatkan ernosi audiensi. 0

Deskripsi Pilihan kata. Skor


Menunjukkan pilihan kata yang mengesankan
Menunjukkan semua pilihan kata yang mengesankan. 3
Menunjukkan sebagian pilihan kata yang mengesankan. 2
Menunjukkan hanya beberapa pilihan kata yang mengesankan. 1
Tidak menunjukkan pilihan kata yang mengesankan. 0

Deskripsi Pilihan kata. Skor


Menunjukkan pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif
Menunjukkan semua pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 3
Menunjukkan sebagian pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 2
Menunjukkan hanya beberapa pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 1
Tidak menunjukkan pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 0

Deskripsi Penutup. Skor


Menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan
Menuliskan cara lengkap menutup pidato yang menarik dan mengesankan 3
Menuliskan sebagian cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 2
Menuliskan hanya sedikit cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 1
Tidak menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 0

56
Jaambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

57
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Botntomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.4 Menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan
dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya)
secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menuangkan gagasan,
pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan

A. Materi Pembelajaran
Procedural
Menuangkan Gagasan, Pikiran, Arahan, atau Pesan dalam Pidato Persuasif
Bagairnana rnenuangkan gagasan dalarn pidato yang persuasif? Perhatikan hal-hal yang dijelaskan
berikut.
Buat kerangka pikiran Jika sudah menentukan pendekatan yang tepat, tentukan hal-hal utama
utama yang harus disampaikan dalam pidatomu.
Jumlah hal penting atau utama yang kamu buat untuk meyakinkan audiensi
akan menentukan berapa lama harus berpidato. Tiga hingga empat pikiran
utama cukup untuk tidak terlalu lama atau terlalu singkat.
Sebagai contoh, dalam pidato tentang daur ulang, pikiran utama pidatomu
kemungkinannya, yaitu (1) daur ulang menghemat sumber daya alam, (2)
daur ulang
mengurangi jumlah sampah, dan (3) daur ulang itu murah.

58
Pernyataan posisi merupakan pendapat atau pendirian yang diambil penulis terhadap
suatu persoalan, misalnya apakah posisimu terhadap persoalan remaja dan bela negara.
Dalam eksposisi tulis, kamu sebaiknya melihat persoalan aktual di masyarakat dan dianjurkan
menulis sesuatu untuk mengekspresikan dukungan atau kepedulian.
Kamu perlu fokus terhadap bagaimana membuat pernyataan posisi yang kuat. Pertanyaan
yang dapat diajukan untuk menguji pernyataan posisi adalah sebagai berikut.
• Siapa yang akan diyakinkan?
• Apa yang akan diyakinkan (mengubah pandangan atau perilaku)?
• Jenis argumen apa yang menarik perhatian mereka?
• Apakah pemyataan sudah menyatakan posisi secara jelas?

Argumen perlu dikembangkan clan didukung secara logis, dibuktikan dengan alasan, contoh-
contoh, bukti pakar, clan informasi statistik. Agar argumen efektif, clan meyakinkan kita hams
menyertakan fakta pendukung, contoh, tabel, gambar, clan kutipan. Penggunaan istilah yang kurang
jelas maknanya sebaiknya dihindari.
Urutan argumen tergantung penulis, mulai dari argumen paling kuat atau mulai dari yang lebih
lemah hingga ke yang paling kuat.
Setiap pengembangan pikiran atau argumen berisi sejumlah kalimat. Setiap paragraf disusun
dengan kalimat topik yang berkaitan dengan gagasan utama paragraf sebelumnya. Hampir semua
paragraf memiliki satu gagasan utama yang dikembangkan dan membentuk bagian dari teks
eksposisi keseluruhan.

Di bagian ini letak argumen ditonjolkan. Simpulan posisi berdasarkan argumen yang telah
disajikan memperkuat pernyataan posisi. Berikut yang harus diperhatikan dalam memperkuat posisi.
1. Memperkuat pernyataan posisi dan menekankan pikiran utama dengan penggunaan suara
berbeda, nada, tinggi-rendah, mimik, bahasa tubuh, dan gestur.
2. Memperkuat pernyataan posisi dan menekankan pikiran utama dengan penggunaan suara
berbeda, nada, tinggi-rendah, mimik, bahasa tubuh, dan gestur.
3. Tabel, diagram, foto, dan gambar dapat digunakan dengan dampak hebat dalam eksposisi lisan
dan tulis. Penyajian dengan menggunakan powerpoint sangat membantu.
Konseptual

1. Nominalisasi (Pembendaan)
Nominalisasi (pembendaan) merupakan ciri khas teks eksposisi. Pembendaan merupakan
proses tata bahasa mengubah kata benda, kerja, dan sifat menjadi kata benda. Fungsinya untuk
menghubungkan makna antarkalimat. Perhatikan contoh berikut.

59
1) Pemerintah memberlakukan Undang-Undang Antikekerasan.
2) Pemberlakukan tersebut melegakan banyak pihak di negeri ini.
Kalimat (1) clan (2) saling berhubungan yang dihubungkan oleh kata memberlakukan-
pemberlakuan.
Nominalisasi (pembendaan) digunakan saat kata benda dibentuk dari kata kerja, misalnya
membangun-pembangunan, mendaur ulang-pendaurulangan, berhasil-keberhasilan, merintis-
perintisan. Pembendaan digunakan untuk mengubah kalimat dari bentuk aktif ke pasif, misalnya Kita
harus mendaur ulang sampah. Pendaurulangan itu menguntungkan lingkungan dan menghasilkan
uang. Informasi baru di akhir kalimat menjadi fokus untuk kalimat berikutnya. Ini upaya agar bentuk
tulisan runtut, kohesi, clan koheren.
2. Bentuk Pasif clan Kata Ganti Orang
Teks eksposisi umumnya ditulis bukan dalam bentuk orang pertama (saya), namun lebih
berbentuk istilah umum yang menggambarkan sebagai anggota masyarakat atau warga negara atau
yang berwenang, misalnya Ini harus dihentikan. Bentuk pasif dapat digunakan agar ungkapannya
lebih formal clan kuat.
Bahasa evaluatif menambahkan makna bahasa yang lebih kuat, misalnya Hal yang paling
penting bahwa semua orang. Kata ganti orang sering dihilangkan. Pengarang berbicara secara
persuasif tentang orang, tempat, clan hal yang sudah ada dalam teks, misalnya dia, mereka, bangsa
Indonesia, warga negara.
3. Kosakata
• Kosakata yang digunakan sering berupa istilah teknis. Kosakata dapat menyertakan abstrak.
Sementara itu, sinonim digunakan untuk menghindari pengulangan dan menjaga agar tetap
membaca tulisan.
• Rantai kata, pasangan kata (sinonim dan antonim), serta rumpun kata yang saling berkaitan
makna seperti tanah, regenerasi, dan sumber daya alam banyak digunakan.
• Kata benda abstrak yang digunakan, seperti kegembiraan, takut, dan kata kata teknis seperti
spesies dan genus. Persoalan menjadi lebih ilmiah karena merujuk pendapat ahli.
• Kata emotif digunakan untuk melibatkan perasaan audiens, misalnya Penggunaan sumber
daya kita secara berlebihan akan menghancurkan tanah.
• Ciri penting kebahasaan adalah penggunaan kata tugas (konjungsi) yang berfungsi
menghubungkan bagian-bagian teks. Kata tugas ini dapat mengaitkan gagasan, konsep
kontras, urutan pikiran, penambahan terhadap gagasan dan menghubungkan sebab-akibat.
Contoh kata-kata ini adalah pertama kali, akhirnya, sebagai tambahan, sebab/karena, sebagai
hasil dari, di pihak lain.
• Kata tugas menciptakan kohesi (keterpautan bentuk) dan mengekspresikan hubungan sebab-
akibat, seperti, sebab, karena, oleh sebab itu, dan maka.
• Alasan untuk tindakan atau pilihan ditunjukkan melalui penggunaan kata hubung antarkalimat,
misalnya bagaimanapun, hal yang mirip, utamanya, oleh karena itu, maka, sebab, dan alasan
pertama.
Modalitas atau kepastian mulai dari yang moderat hingga derajat tinggi ditemukan dalam kata-kata
terpilih, sebagai contoh sering, nyaris, paling banyak, umumnya, mungkin, dapat. Hal ini tergantung
apakah penulis ingin merasa mendesak, membatasi diri, atau diskusi terbuka.

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.

60
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya menelaah teks pidato. Selanjutnya melakukan tanya
jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a) bagaimana contoh
membuka pidato? b) bagaimana pendapatmu terntang argument etos,
pathos, dan logos.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, seorang pencinta lingkungan yang hebat
sehingga memukau audens. Isi pidato tersebut diterima dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Hasil yang disampaikan
dalam pidato itu memberikan motivasi bagi pendengar. Jika kalian
mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi
kehidupan manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana menelaah struktur teks pidato sebagai kegiatan
seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Mengonstruksi
membaca) kegiatan 1 dalam LKPD 6. Terbimbing:
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) tema pidato yang Kegiatan ini
disediakan. merupakan aplikasi
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi tema yang dari pemahaman
paling cocok sesuai minat masing-masing anggota kelompok. tentang teks dan
o Peserta didik membuat (berpikir kreatif) kerangka pidato dan latihan kebahasaan
dikembangkan (berpikir kreatif) menjadi sebuah naskah pidato. yang digunakan
o Peserta didik yang selesai membuat naskah pidato, dipersilakan dalam menyusun
mempresentasikan (komunikatif) perkerjaannya, dan peserta didik lain teks pidato
mendengarkan, serta mengoreksi (berpikir kritik) apabila menemukan persuasif.
perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritik) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
melisankan pidato persuasif dengan tema dipilih secara acak.
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara kelompok menyimpulkan pidato persuasif
Pendoman penskoran

61
Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi membuka pidato. Skor
Menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi,
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan semua unsur membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 3
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan sebagian membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 2
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Menuliskan beberapa membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan 1
audiensi, kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato
Tidak menuliskan membuka pidato meliputi merebut perhatian, hubungan dengan audiensi, 0
kelayakan, tujuan, dan memetakan pokok pidato.

Deskripsi cara rnelibatkan ernosi audiensi. Skor


menunjukkan cara rnelibatkan ernosi audiensi
Menunjukkan semua cara rnelibatkan ernosi audiensi 3
Menunjukkan sebagian cara rnelibatkan ernosi audiensi. 2
Menunjukkan hanya beberapa cara rnelibatkan ernosi audiensi. 1
Tidak menunjukkan cara rnelibatkan ernosi audiensi. 0

Deskripsi Pilihan kata. Skor


Menunjukkan pilihan kata yang mengesankan
Menunjukkan semua pilihan kata yang mengesankan. 3
Menunjukkan sebagian pilihan kata yang mengesankan. 2
Menunjukkan hanya beberapa pilihan kata yang mengesankan. 1
Tidak menunjukkan pilihan kata yang mengesankan. 0

Deskripsi Pilihan kata. Skor


Menunjukkan pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif
Menunjukkan semua pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 3
Menunjukkan sebagian pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 2
Menunjukkan hanya beberapa pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 1
Tidak menunjukkan pilihan kata yang kuat termasuk kata ernotif. 0

Deskripsi Penutup. Skor


Menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan
Menuliskan cara lengkap menutup pidato yang menarik dan mengesankan 3
Menuliskan sebagian cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 2
Menuliskan hanya sedikit cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 1
Tidak menuliskan cara menutup pidato yang menarik dan mengesankan 0

Skor tertinggi 12

62
Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.4 Menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan
dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya)
secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan kebahasaan
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menuangkan gagasan,
pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan kebahasaan

A. Materi Pembelajaran
Konseptual
Menuangkan Gagasan, Pikiran, Arahan, atau Pesan dalam Pidato Persuasif

1. Nominalisasi (Pembendaan)
Nominalisasi (pembendaan) merupakan ciri khas teks eksposisi. Pembendaan merupakan
proses tata bahasa mengubah kata benda, kerja, dan sifat menjadi kata benda. Fungsinya untuk
menghubungkan makna antarkalimat. Perhatikan contoh berikut.
1) Pemerintah memberlakukan Undang-Undang Antikekerasan.
2) Pemberlakukan tersebut melegakan banyak pihak di negeri ini.
Kalimat (1) clan (2) saling berhubungan yang dihubungkan oleh kata memberlakukan-
pemberlakuan.
Nominalisasi (pembendaan) digunakan saat kata benda dibentuk dari kata kerja, misalnya
membangun-pembangunan, mendaur ulang-pendaurulangan, berhasil-keberhasilan, merintis-
perintisan. Pembendaan digunakan untuk mengubah kalimat dari bentuk aktif ke pasif, misalnya Kita
harus mendaur ulang sampah. Pendaurulangan itu menguntungkan lingkungan dan menghasilkan
uang. Informasi baru di akhir kalimat menjadi fokus untuk kalimat berikutnya. Ini upaya agar bentuk
tulisan runtut, kohesi, clan koheren.
2. Bentuk Pasif clan Kata Ganti Orang
Teks eksposisi umumnya ditulis bukan dalam bentuk orang pertama (saya), namun lebih
berbentuk istilah umum yang menggambarkan sebagai anggota masyarakat atau warga negara atau

64
yang berwenang, misalnya Ini harus dihentikan. Bentuk pasif dapat digunakan agar ungkapannya
lebih formal clan kuat.
Bahasa evaluatif menambahkan makna bahasa yang lebih kuat, misalnya Hal yang paling
penting bahwa semua orang. Kata ganti orang sering dihilangkan. Pengarang berbicara secara
persuasif tentang orang, tempat, clan hal yang sudah ada dalam teks, misalnya dia, mereka, bangsa
Indonesia, warga negara.
3. Kosakata
• Kosakata yang digunakan sering berupa istilah teknis. Kosakata dapat menyertakan abstrak.
Sementara itu, sinonim digunakan untuk menghindari pengulangan dan menjaga agar tetap
membaca tulisan.
• Rantai kata, pasangan kata (sinonim dan antonim), serta rumpun kata yang saling berkaitan
makna seperti tanah, regenerasi, dan sumber daya alam banyak digunakan.
• Kata benda abstrak yang digunakan, seperti kegembiraan, takut, dan kata kata teknis seperti
spesies dan genus. Persoalan menjadi lebih ilmiah karena merujuk pendapat ahli.
• Kata emotif digunakan untuk melibatkan perasaan audiens, misalnya Penggunaan sumber
daya kita secara berlebihan akan menghancurkan tanah.
• Ciri penting kebahasaan adalah penggunaan kata tugas (konjungsi) yang berfungsi
menghubungkan bagian-bagian teks. Kata tugas ini dapat mengaitkan gagasan, konsep
kontras, urutan pikiran, penambahan terhadap gagasan dan menghubungkan sebab-akibat.
Contoh kata-kata ini adalah pertama kali, akhirnya, sebagai tambahan, sebab/karena, sebagai
hasil dari, di pihak lain.
• Kata tugas menciptakan kohesi (keterpautan bentuk) dan mengekspresikan hubungan sebab-
akibat, seperti, sebab, karena, oleh sebab itu, dan maka.
• Alasan untuk tindakan atau pilihan ditunjukkan melalui penggunaan kata hubung antarkalimat,
misalnya bagaimanapun, hal yang mirip, utamanya, oleh karena itu, maka, sebab, dan alasan
pertama.
Modalitas atau kepastian mulai dari yang moderat hingga derajat tinggi ditemukan dalam kata-kata
terpilih, sebagai contoh sering, nyaris, paling banyak, umumnya, mungkin, dapat. Hal ini tergantung
apakah penulis ingin merasa mendesak, membatasi diri, atau diskusi terbuka.

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya stuktur enelaah teks pidato. Selanjutnya melakukan tanya
jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a) bagaimana struktur teks
pidato? b) bagaimana pendapatmu tentang pernyataan posisi, tahapan
argument dan pengutan pernyataan posisi.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang

65
hebat berpidato. Misalnya, seorang pencinta lingkungan yang hebat
sehingga memukau audens. Isi pidato tersebut diterima dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Hasil yang disampaikan
dalam pidato itu memberikan motivasi bagi pendengar. Jika kalian
mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi
kehidupan manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana menelaah struktur teks pidato sebagai kegiatan
seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Mengonstruksi
membaca) kegiatan 1 dalam LKPD 6. Terbimbing:
o Peserta didik mencermati (literasi menyimak) materi kebahasaan teks Kegiatan ini
pidato yang disediakan. merupakan aplikasi
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi materi dari pemahaman
kebahasaan teks pidato dalam naskah pidato Severn Suzuki. tentang teks dan
o Peserta didik menemukan (berpikir kreatif) pembentukan kata benda latihan kebahasaan
(nominalis), contoh kata bersinonim, berantonim, kata sambung yang digunakan
(kunjungsi), dan kata ganti yang dipakai dalam naskah pidato Severn dalam menyusun
Suzuki. teks pidato
o Peserta didik yang selesai membuat tugas, dipersilakan persuasif.
mempresentasikan (komunikatif) perkerjaannya, dan peserta didik lain
mendengarkan, serta mengoreksi (berpikir kritik) apabila menemukan
perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritik) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
melisankan pidato persuasif dengan tema dipilih secara acak.
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas dilakukan secara kelompok menuliskan pembentukan kata
benda (nominalis), contoh kata bersinonim, berantonim, kata sambung
(kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi membuka pidato. Skor
Menuliskan pembentukan kata benda (nominalis), contoh kata bersinonim, berantonim, kata
sambung (kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki
Menuliskan semua pembentukan kata benda (nominalis), contoh kata bersinonim, 4
berantonim, kata sambung (kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki
Menuliskan sebagian pembentukan kata benda (nominalis), contoh kata bersinonim, 3

66
berantonim, kata sambung (kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki
Menuliskan beberapa pembentukan kata benda (nominalis), contoh kata bersinonim, 2
berantonim, kata sambung (kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki
Tidak menuliskan pembentukan kata benda (nominalis), contoh kata bersinonim, berantonim, 0
kata sambung (kunjungsi), dan kata ganti dalam naskah pidato Severn Suzuki

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir. ANDI RAMLI S.T MERINAWATI, S.Pd

67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.4 Menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan
dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya)
secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menuangkan gagasan,
pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan

A. Materi Pembelajaran
Procedural
Sebelum berpidato persuasive sebaiknya diperhatikan adalah;
1. Menguasai Materi
Sebelum Anda membacakan pidato, pastikan Anda mengetahui apa yang akan Anda
sampaikan. Hal ini sangat penting meskipun Anda berpidato dengan menggunakan metode membaca
teks. Dengan menguasai materi pidato, tentunya Anda akan sangat nyaman ketika berpidato dan jauh
dalam perasaan gugup yang dapat mengganggu. Selain itu, hai ini juga bisa mengantisipasi
pertanyaan – pertanyaan yang dikeluarkan oleh pendengar kepada Anda.
2. Berpenampilan Menarik
Penampilan adalah salah satu kunci utama untuk menarik perhatian para pendengar. Yang
dimaksud dengan berpenampilan menarik adalah bukan berpakaian atau berdandan berlebihan, tetapi
sopan dan rapi.
3. Berpidato dengan Singkat, Padat dan Jelas
Ketika berpidato, usahakan Anda menyampaikan pidato dengan singkat, padat, dan jelas.
Hindarilah hal – hal yang tidak penting atau pembicaraan yang keluar jauh dari materi sebelumnya.
Perjelas juga bagian – bagian pidato Anda, seperti mana bagian pembuka, mana bagian isi, dan mana
bagian penutup. Hal ini dilakukan agar para pendengar dapat menangkap maksud atau isi pidato
Anda dengan sangat mudah.
4. Menggunakan Intonasi dan Mimik Wajah yang Tepat

68
Para pendengar pidato tentunya tidak menyukai pembaca pidato yang datar. Oleh karena itu,
gunakanlah intonasi dan mimik wajah yang tepat. Contohnya jika Anda berpidato untuk
membangkitkan semangat, maka gunakan intonasi yang tinggi dan mimik wajah yang bergairah.
Namun, janganlah terlalu berlebihan karena membaca pidato tidaklah sama dengan membaca puisi.
1. Menggunakan Gerak Tubuh yang Wajar
Selain intonasi dan mimik wajah, gerakan tubuh juga bisa digunakan untuk mencegah
kedataran dalam berpidato. Gerakanlah bagian tangan atau kepala Anda, seperti menunjuk,
mengangguk, dan lain – lain, sehingga para pendengar memusatkan perhatiannya kepada Anda.
Namun, hindarilah gerakan tubuh yang terlalu berlebihan karena itu bisa merusak konsentrasi
pendengar.
6. Hindari Ketegangan
Jika suasana terlalu tegang, niscaya maksud atau tujuan pidato tidak akan tersampaikan
kepada para pendengar. Oleh sebab itu, ciptakanlah suasana yang santai, nyaman dengan cara
menyelipkan candaan atau humor – humor di tengah – tengah pidato Anda. Tetapi jangan terlalu
banyak menggunakan humor karena hal itu bisa membuyarkan konsentrasi pendengar, sehingga sulit
bagi mereka untuk kembali berkonsentrasi.
7. Menggunakan Bahasa yang Baik
Gunakanlah bahasa yang baik. Bahasa yang baik tidak harus bahasa yang benar, karena
bahasa yang baik adalah bahasa – bahasa yang dapat dimengerti oleh para pendengar. Meskipun
Anda mengunakan bahasa yang baku dan sesuai EYD tetapi para pendengar tidak mengerti apa yang
Anda bicarakan, maka bahasa tersebut bukanlah bahasa yang baik. Oleh karena itu, sebelum
berpidato, cari tahu terlebih dahulu siapakah orang yang akan mendengar pidato Anda, apakah para
intelektual, atau masyarakat biasa.
8. Jangan Terpaku dengan Teks
Jika Anda membaca pidato dengan menggunakan teks, janganlah terpaku dengan teks karena
hal itu akan sangat membosankan. Anda bisa melihat teks, lalu membacakannya dengan melihat ke
arah pendengar (www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2016. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-
hal-penting-yang-harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019).
Tugas terakhir adalah berpidato secara spontan (tanpa teks). Caranya adalah mengundi tema
dalam daftar di bawah ini. Pidato disampaikan berdasarkan tema yang didapat dari hasil undian.
Gurumu akan mengatur jalannya undian. Pidato disampaikan dalam waktu antara 2-3 menit atau
paling lama lima menit. Daftar tema sebagai berikut.
1. Jangan buang sampah sembarangan.
2. Kuasai bahasa kuasai dunia.
3. Bayar pajak, negara makmur, bangsa maju.
4. Korupsi, rugi dunia akhirat.
5. Remaja unggul? Pasti bisa.
6. Mengapa saya tidak merokok dan antimerokok?
7. Perang terhadap narkoba.
8. Antikekerasan, antitawuran.
B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2016. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.

E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit

69
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya menemukan unsur kebahasaan teks pidato. Selanjutnya
melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut adalah a)
bagaimana pembentukan kata benda? b) bagaimana pendapatmu
terntang sinonim, antonym, kunjungsi, dan kata ganti.
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, seorang ustaz yang memukau.
menuangkan gagasan pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
persuasive. Hal ini seperti Ustas Abdul Somad, Lc. M.A. yang dapat
memukau pendengar seantero Indonesia. Jika kalian mampu
membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi kehidupan
manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu apa
dan bagaimana menelaah struktur teks pidato sebagai kegiatan
seorang ilmuwan dalam kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Mengontruksi
membaca) kegiatan 2 dalam LKPD 6. mandiri:
o Peserta didik dalam kelompok mencari (literasi mengamati) di Youtube Kegiatan ini dapat
cara berpidato yang baik dilakukan secara
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi hal-hal yang individual,
diperlukan saat berpidato. Panduan lembar
o Peserta didik secara individu menuliskan(berpikir kreatif) pidato kerja berpidato.
singkat berdasarkan tema yang telah ditentukan dan akan di depan
kelas
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan ( komunikatif)
hasil perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi (berpikir kritik) apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritik) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
melanjutkan pidato jika belum selesai..
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas perindividu menyampaikan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas
70
Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif
Deskripsi berpidato. Skor

Ketepatan pengucapan kata 1 2 3 4


Keselarasan hubungan isi antarbagian pidato 1 2 3 4
Kesesuaian ekspresi dengan pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Kelancaran dalam mengucapkan kalimat-kalimat 1 2 3 4
Kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Gaya Pengucapan 1 2 3 4
Kesesuaian tema dan isi pidato 1 2 3 4

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.4 Menelaah gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam
Dasar pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca.
4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato
(lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan
dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya)
secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menuangkan gagasan,
pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan

A. Materi Pembelajaran
Procedural
Berpidato yang Menuangkan Gagasan, Pikiran, Arahan, atau Pesan dalam Pidato Persuasif
Pidato disampaikan berdasarkan tema yang didapat dari hasil undian. Gurumu akan mengatur
jalannya undian. Pidato disampaikan dalam waktu antara 2-3 menit atau paling lama lima menit.
Daftar tema sebagai berikut.
1. Jangan buang sampah sembarangan.
2. Kuasai bahasa kuasai dunia.
3. Bayar pajak, negara makmur, bangsa maju.
4. Korupsi, rugi dunia akhirat.
5. Remaja unggul? Pasti bisa.
6. Mengapa saya tidak merokok dan antimerokok?
7. Perang terhadap narkoba.
8. Antikekerasan, antitawuran.
B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
D. Sumber Pembelajaran

72
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 12 menit
Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya mengemukakan cara berpidato yang baik dan menuliskan
pidato. Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan
tersebut adalah a) bagaimana contoh berpidato yang baik?
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat berpidato. Misalnya, seorang pencinta lingkungan yang hebat
sehingga memukau audens. Isi pidato tersebut diterima dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Hasil yang disampaikan
dalam pidato itu memberikan motivasi bagi pendengar. Jika kalian
mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi
kehidupan manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu cara
berpidato yang baik sebagai kegiatan seorang ilmuwan dalam kehidupan
sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 90 menit
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Mengontruksi
membaca) kegiatan 2 dalam LKPD 6. mandiri:
o Peserta didik dalam kelompok mencari (literasi mengamati) di Youtube Kegiatan ini dapat
cara berpidato yang baik dilakukan secara
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi hal-hal yang individual,
diperlukan saat berpidato. Panduan lembar
o Peserta didik secara individu menuliskan(berpikir kreatif) pidato kerja berpidato.
singkat berdasarkan tema yang telah ditentukan dan akan di depan
kelas
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan ( komunikatif)
hasil perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi (berpikir kritik) apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritik) terhadap pekerjaan kelompok.Guru meminta
peserta didik secara individu mengamati kegiatan 2 dalam LKPD 6.
Kegiatan penutup: 18 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya, tentang
cerita pendek.

73
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas perindividu menyampaikan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi berpidato. Skor

Ketepatan pengucapan kata 1 2 3 4


Keselarasan hubungan isi antarbagian pidato 1 2 3 4
Kesesuaian ekspresi dengan pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Kelancaran dalam mengucapkan kalimat-kalimat 1 2 3 4
Kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Gaya Pengucapan 1 2 3 4
Kesesuaian tema dan isi pidato 1 2 3 4

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir. ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Teks Narasi Cerpen
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
Dasar pendek yang dibaca atau didengar.
4.5 Menyimpulkan unsur unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dan tujuan teks naratif.
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menjelaskan fungsi dan
tujuan teks naratif.

A. Materi Pembelajaran
Knseptual
Tujuan dasar naratif adalah untuk menghibur dan memikat pembaca atau pendengar. Naratif juga
bertujuan memberi pengetahuan, ajaran, atau sebagai pendapat untuk mengubah perilaku. Tujuan ganda
naratif adalah untuk mendidik dan menghibur. Ada kalanya tujuan "mendidik" dapat berubah menjadi
"merusak''. Sebagai pembaca dan penikmat, kita harus hati-hati memilih bacaan agar tidak mendapat efek
negatif.
Ada beberapa tipe naratif. Naratif dapat berupa karya imajiner, faktual, atau kombinasi keduanya.
Teks naratif misalnya cerita peri, misteri, fiksi ilmiah, roman, cerita horor, cerita petualangan, fabel, mitos,
legenda, naratif historis, balada, pengalaman pribadi, dan lembar kehidupan. Novel, film, drama, dan
cerpen juga termasuk dalam teks naratif.
Naratif merupakan teks yang berfokus pada tokoh khusus. Fungsi sosial naratif adalah menceritakan
kisah atau peristiwa lalu untuk penghiburan khalayak. Dalam naratif terdapat urutan peristiwa orang/tokoh
yang berada dalam waktu dan tempat tertentu. Teks naratif berbeda dengan recount (menceritakan kisah
yang telah terjadi) dalam hal struktur retorika. Urutan dalam teks naratif berkaitan dengan
konflik/masalah/krisis peristiwa dan berakhir pada penyelesaian krisis sebagai resolusi.
Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun
secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita
harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami.
Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan
waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk
dibaca (Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan. http://www.bukupr.com/2011/07/karangan-
naratif-adalah-karangan.html. Diakses 27 Agutus 2019).
Salah satu unsur cerpen adalah sudut pandang. Menurut teori sastra sudut pandang sendiri terbagi
menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang
orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut
pandang orang pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi
dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga

75
pengamat (Salamadian. Februari 1, 2017. “Pengertian Sudut Pandang: Jenis, Macam, Contoh dalam Novel
& Cerpen”. https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/. Diakses 3 September 2019).

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks naratif, teks recount
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
E. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 8 menit
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan.
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, tentang menyajikan pidato persuasif
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
fungsi dan tujuan teks naratif. Hal ini sangat perlu bagi kehidupan
peserta didik yang memerlukan hiburan. Tanpa hiburan manusia akan
merasa hampa. Hiburan juga menjadikan seseorang lebih fres.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 60 menit Membangun
o Guru menunjukkan teks naratif dan teks recount. Konteks:
o Peserta didik mengamati contoh tersebut. Dialog informasi
o Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut, teks narasi dan teks tentang fungsi dan
recount sama-sama bercerita. Apa yang membedakan kedua jenis tujuan sastra cerita
teks itu? pendek dalam
o Guru meminta peserta didik secara berkelompok berdiskusi menjawab kehidupan sehari-
pertanyaan berikut hari.
• Bagaimana narasi diceritakan? (alur atau struktur retorika)
• Apa itu orientasi? Bagaimana orientasi yang menarik?
• Apa itu rangkaian peristiwa? Bagaimana merangkai peristiwa yang
baik?
• Apa itu komplikasi, konflik? Bagaimana menciptakan konflik yang
menarik pembaca?
• Apa itu resolusi/solusi? Bagaimana cara mengakhiri
konflik/masalah yang logis dan wajar, tetapi tetap memancing
emosi pembaca?
o Peserta didik dalam kelompok berdiskusi dan berkolaborasi
membedah jawaban itu baik dari internet maupun dari buku-buku
siswa
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji

76
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
mengidentifikasi cerita pendek.
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas kelompok menjawab hal yang berkenaan teks naratif dan recount
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi berpidato. Skor

Ketepatan pengucapan kata 1 2 3 4


Keselarasan hubungan isi antarbagian pidato 1 2 3 4
Kesesuaian ekspresi dengan pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Kelancaran dalam mengucapkan kalimat-kalimat 1 2 3 4
Kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Gaya Pengucapan 1 2 3 4
Kesesuaian tema dan isi pidato 1 2 3 4

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bonttomarannu

Ir. ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 80 Menit
E. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
F. Standar Kompetensi 3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita
Dasar pendek yang dibaca atau didengar.
4.5 Menyimpulkan unsur unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.
G. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam
teks cerita pendek yang dibaca atau didengar.
H. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat Mengidentifikasi unsur
pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau
didengar..

G. Materi Pembelajaran
Tujuan dasar naratif adalah untuk menghibur dan memikat pembaca atau pendengar. Naratif juga
bertujuan memberi pengetahuan, ajaran, atau sebagai pendapat untuk mengubah perilaku. Tujuan ganda
naratif adalah untuk mendidik dan menghibur. Ada kalanya tujuan "mendidik" dapat berubah menjadi
"merusak''. Sebagai pembaca dan penikmat, kita harus hati-hati memilih bacaan agar tidak mendapat efek
negatif.
Ada beberapa tipe naratif. Naratif dapat berupa karya imajiner, faktual, atau kombinasi keduanya.
Teks naratif misalnya cerita peri, misteri, fiksi ilmiah, roman, cerita horor, cerita petualangan, fabel, mitos,
legenda, naratif historis, balada, pengalaman pribadi, dan lembar kehidupan. Novel, film, drama, dan
cerpen juga termasuk dalam teks naratif.
Naratif merupakan teks yang berfokus pada tokoh khusus. Fungsi sosial naratif adalah menceritakan
kisah atau peristiwa lalu untuk penghiburan khalayak. Dalam naratif terdapat urutan peristiwa orang/tokoh
yang berada dalam waktu dan tempat tertentu. Teks naratif berbeda dengan recount (menceritakan kisah
yang telah terjadi) dalam hal struktur retorika. Urutan dalam teks naratif berkaitan dengan
konflik/masalah/krisis peristiwa dan berakhir pada penyelesaian krisis sebagai resolusi.
Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun
secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita
harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami.
Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan
waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk
dibaca (Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan. http://www.bukupr.com/2011/07/karangan-
naratif-adalah-karangan.html. Diakses 27 Agutus 2019).
Salah satu unsur cerpen adalah sudut pandang. Menurut teori sastra sudut pandang sendiri terbagi
menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang
orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut
pandang orang pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi

78
dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga
pengamat (Salamadian. Februari 1, 2017. “Pengertian Sudut Pandang: Jenis, Macam, Contoh dalam Novel
& Cerpen”. https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/. Diakses 3 September 2019).

A. Mengidentifikasi Cerita Pendek


Baca dan pahami cerpen "Pohon Keramat". Nikmati bagaimana cerita clisajikan (alur), sikap dan
karakter tokoh yang bercerita atau tokoh yang cliceritakan (tokoh), dan isi cerita tentang sesuatu yang baik
(tema dan pesan).

Pohon Keramat
Yus R. Ismail

Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak
tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit. Tapi, penduduk kampung, sejak dulu
sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Meski areanya kecil, jangan tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung
Beser. Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya. Mereka, dari kakek-nenek sampai
anak-anak, hafal cerita keangkeran Gunung Beser.
Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan
berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang tersebut bernama Jayasakti. Tentu saja tokoh ini menjadi
incaran Belanda untuk ditangkap dan dipenjarakan. Jayasakti lari dari kampung ke Gunung Beser dan
bersembunyi agar Belanda tidak menimpakan kemarahan kepada masyarakat kampungnya. Bertahun
tahun pasukan Belanda dan centeng-centeng demang mengepung Gunung Beser, tetapi Jayasakti tidak
pernah menyerah. Pasukan Belanda dengan dipandu centeng-centeng demang pernah melacak Jayasakti
ke dalam gunung. Akan tetapi, tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Kata orang-orang pintar,
Jayasakti bersemedi dan tubuhnya menjadi pohon harum yang baunya dibawa angin ke sekitar gunung.
Karena cerita itu dipercaya kebenarannya, tidak seorang pun penduduk berani masuk ke kelebatan
Gunung Beser. Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan Mbah Jayasakti. Selain itu,
konon, mereka takut masuk ke dalam gunung karena dahulu ada beberapa orang pencari kayu bakar
nekat masuk ke dalam. Akan tetapi, dia bernasib seperti pasukan Belanda dan centeng centeng demang
itu, tidak bisa kembali. Siapa pun akan berhati-hati bila berhubungan dengan Gunung Beser. Para pencari
kayu bakar dan penyabit rumput hanya berani sampai ke kaki gunung.
Sejak saya ingat, cerita yang diketahui seluruh penduduk kampung juga meliputi kharisma Gunung
Beser. Tiap malam tertentu, katanya, dari Gunung Beser keluar cahaya yang begitu menyejukkan. Hanya
orang tertentu yang melihat cahaya itu. Konon, seseorang dapat melihat cahaya itu dengan mata
batinnya, ia termasuk orang yang bijaksana dan tinggi ilmunya. Apabila ada seorang saja dari seluruh
penduduk kampung yang bisa melihat cahaya itu, artinya Mbah Jayasakti, begitu penduduk kampung
menyebut penghuni Gunung Beser, melindungi kampung. Akan tetapi, ada orang yang sembrono
melanggar keheningan Gunung Beser, Mbah Jayasakti bisa marah. Jangankan menebang pohon tanpa
izin, masuk saja ke dalam gunung akan kualat. Bisa-bisa dianggap mata-mata Belanda oleh Mbah
Jayasakti. ltulah sebabnya penduduk kampung begitu takut mengganggu ketenangan Gunung Beser.
Bagi saya, Gunung Beser menyimpan kenangan tersendiri. Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di
rumah Kakek. Setiap subuh Kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke masjid kecil di pinggir
sawah. Saya yang kadang masih merasa ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat Gunung
Beser berdiri kukuh. Saya merasa kesegaran pagi-harum dedaunan dan bau tanah-adalah bau khas
Gunung Beser. Saya selalu berharap begitu turun dari rumah bisa melihat gunung itu bercahaya.
Selesai salat, Kakek biasa mengontrol air sawah. Saya selalu menguntitnya dari belakang tanpa
banyak bicara. Barangkali anak lain akan mengeluh karena air dan udara sawah dingin. Akan tetapi, saya
tidak. Saya menyukai kesegaran air dan udara itu. Tidak jarang saya mandi di pancuran sawah.
Dari pematang yang lebar-lebar, saya menyaksikan bagaimana Gunung Beser yang seperti patung
raksasa hitam itu lambat laun bercahaya tertimpa sinar matahari. Saya sering beranggapan bahwa cahaya
itu bukan dari matahari, tetapi keluar dari hati saya sendiri. Setiap melihat dedaunan yang bergoyangan,
saya sering melamun melihat Jayasakti salat di atas daun pisang.
Bagi sawah-sawah di kampung saya, air tidak mesti diperebutkan. Gunung Beser memberikan air
yang melimpah. Nama Gunung Beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan. Mata air yang berada
di kaki gunung mengalirkan sungai yang lumayan besar. Sebagian air itu dialirkan ke kampung untuk

79
memenuhi bak-bak mandi. Sisanya yang masih melimpah mengairi sawah dan kolam. Selain itu, masih
banyak mata air kecil yang dipakai penduduk sebagai pancuran.
Oleh karena itu, belum pernah ada berita para petani berkelahi karena berebut air. Kakek dan para
petani lain juga sering mengontrol sawah pagi-pagi. Mereka bukan mengontrol takut sawah kekeringan,
tetapi memeriksa kalau ada urugan kecil atau lubang-lubang yang dibuat ketam. Atau siapa tahu ada
berang-berang yang menyerang kolam. Biasanya pemangsa ikan itu menyisakan kepala ikan di atas
pematang. Bila hal itu terjadi, kemarahan para petani tidak akan terbendung lagi. Berang-berang itu akan
diburu oleh orang sekampung.
Saya beberapa kali melihat para petani berburu berang-berang atau tikus. Mereka mengasapi
seluruh lubang yang ditemui. Bila ada buruannya yang keluar, orang-orang mengejar sambil berteriak-
teriak. Tentu pemukul tidak ketinggalan ikut beraksi. Sekali berburu, puluhan tikus atau berang-berang bisa
didapatkan.
Bila panen tiba, setiap petani yang punya sawah luas akan mengadakan syukuran. Para tetangga
diundang. lkan ditangkap atau ayam disembelih. Saya selalu senang. Selain sering dibawa Kakek ke
tempat syukuran, saya senang dengan hari-hari di sawah. Anak-anak seluruh kampung mengalihkan
tempat bermain ke sawah. Ada yang membuat baling-baling, bermain musik dengan terompet-terompet
kecil dari batang padi, atau berburu burung beker. Saya pernah mengikuti seluruh permainan itu. Saya
bermain dengan anak dari kelompok mana saja. Setiap orang di kampung saling mengenal, termasuk
anak-anak.
Bagi anak-anak, sawah adalah tempat yang paling banyak memberi kenangan. Kami mandi sore di
pancuran sawah. Setiap sore, kecuali hari Jumat, anak-anak belajar mengaji di masjid. Kakek awalnya
mengajar, tapi akhirnya diteruskan oleh Kang Hasim. Saya menjadi anak emas apabila Kang Hasim
mengajar. Selain dari Kang Hasim, saya belajar mengaji dari Kakek, bagi saya mengaji bukan hal baru.
Sebelum sekolah, setiap malam Kakek mengajar saya. Maka pelajaran yang diberikan Kang Hasim
kepada anak-anak lain sering merupakan hal yang sudah saya hafal betul.
Pulang dari mengontrol sawah, saya diajak Kakek jalan-jalan ke pasar yang buka seminggu sekali.
Kakek membeli berbagai keperluan sehari-hari dan saya selalu punya jajanan enak. Kalau tidak kue
serabi, saya memilih kue pukis. Para pedagang itu memberikan sebungkus besar kue sebelum saya
memilih.
Saya merasa waktu itu Kakek adalah orang yang dihormati oleh penduduk kampung. Siapa pun
akan mengangguk hormat apabila bertemu Kakek. Di sawah, saat mengontrol, air Kakek menjadi tempat
bertanya apabila ada masalah. Dan Kakek adalah orang yang memutuskan apakah tikus atau berang-
berang yang mulai merusak itu harus diburu segara atau tidak.
Sering Kakek juga diminta mengobati orang-orang yang sakit. Apalagi bila sakit itu karena
makhluk halus yang 'main main'. Bila ada orang yang kesambet oleh penghuni Gunung Besar, mereka
membawanya ke rumah Kakek. Saya tidak tahu cara Kakek mengobatinya. Mungkin beliau memakai doa-
doa, tetapi tidak jarang Kakek malah membawa si sakit ke rumah Pak Mantri.
Kedamaian kampung saya mulai terusik saat jalan besar menghubungkan dengan kota kecamatan
dan kota kabupaten diperbesar dan diaspal. Memang aspal alakadarnya, tidak sebagus sekarang.
Tapi,jalan itu memberikan gejolak tersendiri. Para petani hilir mudik ke kota kabupaten menjual hasil bumi.
Anak-anak remaja tidak sedikit yang kemudian meneruskan sekolah ke kota. Pembangunan pabrik-pabrik
semakin santer diinformasikan orang kecamatan.
Perkenalan kampung saya dengan dunia luar, menyadarkan penduduk bahwa di luar sana sudah
banyak yang terjadi. Kebutuhan hidup semakin meningkat. Kampung saya semakin sibuk. Ngobro/ ngobro/
santai di sawah atau di masjid sehabis salat jarang dilakukan para orang tua. Bila panen tiba, undangan
syukuran semakin jarang. Panen pun hanya dilakukan oleh segelintir orang, tidak lagi merupakan pesta
kampung.
Kebutuhan yang semakin mendesak itu memaksa penduduk kampung untuk memfungsikan segala
yang dipunyai. Para lulusan sekolah dari kota merencanakan untuk membuat pertanian terpadu di kaki
gunung dengan melibatkan seluruh penduduk. Pengelolaan kaki gunung itu dilakukan dengan gotong-
royong. Pembangunan pabrik air mineral dan tekstil mulai dibuat orang kota. Saya waktu itu sudah
meningkat remaja.
Perselisihan antarpenduduk mulai terasa ketika penggerak pembangunan yang merupakan lulusan
sekolah dari kota itu merencanakan untuk membuka sebagian Gunung Beser, untuk perluasan lahan
pertanian dan kebutuhan pabrik. Banyak penduduk yang tidak setuju. Akan tetapi, tidak sedikit yang
mendukungnya.

80
"Saat ini adalah waktunya untuk membangun demi kemajuan. Kita tidak akan pernah bisa maju
apabila masih takut dengan hal hal yang tidak masuk akal:' Begitu di antaranya kata-kata yang biasa
diucapkan para penggerak pembangunan dan orang kabupaten yang memperjuangkan perluasan pabrik.
"Apanya yang mesti ditakuti dari penghuni Gunung Beser? Mereka malah telah memberikan apa
yang dipunyainya. Air yang melimpah, tanah yang subur, dan udara yang segar. Kita tidak bisa
memanfaatkan kekayaan itu karena kita takut oleh hal-hal yang tidak perlu ditakutkan;' kata mereka.
Semakin banyak penduduk yang mendukung pembukaan Gunung Beser. Sebagian yang masih
menghormati kharisma Gunung Beser, datang ke rumah Kakek. Mereka meminta pendapat Kakek. Saya
tidak tahu apa yang Kakek katakan sebelum mereka pulang . Besoknya wakil dari panitia pembangunan itu
datang ke rumah Kakek. Mereka tahu bahwa Kakek adalah kunci dari masalah ini. Penduduk yang tidak
setuju dengan pembukaan Gunung Beser hanya akan mendengarkan apa yang dikatakan Kakek.
Saya tidak begitu jelas menangkap apa yang dibicarakan mereka. Akan tetapi, dari nada suara yang
semakin meninggi, saya tahu bahwa mereka bersitegang. Saya mengintip peristiwa itu dari bilik kamar.
Saya bersiap meloncat seandainya mereka melakukan kekerasan terhadap Kakek. Akan tetapi, kejadian
yang saya lamunkan itu tidak terjadi. Mereka pulang setelah terlebih dahulu menyalami Kakek. Besoknya
saya baru tahu bahwa Kakek menyetujui pembukaan sebagian Gunung Beser.
"Saat ini saat sulit;' kata Kakek ketika malamnya saya menanyakan kenapa Kakek menyetujui
pembukaan sebagian Gunung Beser. "Semakin banyak kebutuhan hidup dan semakin banyak orang yang
merasa pintar. Akan tetapi, orang-orang pintar itu tidak tahu tentang kebijaksanaan. Mereka tidak sadar
bahwa sebagian besar manusia yang ada di dunia ini adalah yang ada di bawah standar kepintaran. Kisah
Mbah Jayasakti masih diperlukan untuk melindungi Gunung Beser:'
Saya kurang mengerti apa yang dikatakan Kakek. Ketika malam besoknya Kakek bercerita bahwa
Mbah Jayasakti dan keangkeran Gunung Beser itu tidak ada. Saya semakin tidak mengerti dengan Kakek.
Kalau begitu, kenapa tidak dari dulu Gunung Beser itu dibuka?
"Gunung Beser akan marah kalau dibuka;' kata Kakek. "Kan Mbah Jayasakti dan keangkeran itu
tidak ada:'
"Ya, tidak ada. Tapi, Gunung Beser tetap akan marah apabila dibuka:'
"Kenapa Kakek menyetujui?"
"Mereka berjanji akan membuka sampai perbatasan kaki gunung saja:'
Pembukaan kaki Gunung Beser itu akan dilakukan dengan bergotong royong. Bantuan tenaga dan
dana besar dari pihak pabrik disambut masyarakat. Kejadian yang semakin langka itu ditandai dengan
syukuran kampung yang dipimpin oleh pak bupati yang sengaja datang. Tidak ada kejadian-kejadian aneh
selama pembukaan kaki gunung. Tanaman pun tumbuh subur karena tanahnya subur dan air melimpah.
Rumah-rumah dibangun karena pabrik-pabrik membutuhkan banyak pekerja yang sebagian besar
didatangkan dari daerah lain.
Para penggerak pembangunan itu mendapat pujian dari hampir seluruh penduduk kampung. Mereka
dibicarakan di setiap pertemuan resmi dan tidak resmi.
Kakek meninggal tidak lama kemudian. Kematian Kakek tidak mendatangkan perhatian yang besar
dari penduduk. Saya sedikit cemburu kepada penggerak pembangunan yang sudah mencuri perhatian
penduduk dari Kakek itu. Kecemburuan itu bisa diredam karena saya sudah masuk sekolah menengah
mengagumi juga apa yang mereka lakukan.
Keberhasilan pertanian dan pabrik itu memberi kemewahan tersendiri bagi kampung saya. Sarana-
sarana umum dibangun. Banyak rumah memiliki pesawat televisi. Semakin banyak anak-anak yang
meneruskan sekolah di kota. Kepercayaan bahwa keangkeran Gunung Beser itu tidak ada, mendorong
penduduk untuk membuka Gunung Beser lebih jauh. Ternpat-ternpat pertanian baru dibuka, rumah-rumah
dibangun, perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan mata air besar dibangun, izin-izin pengelola
Gunung Beser semakin banyak dimiliki orang. Pohon-pohon besar ditebang. Yang tidak punya izin,
berdagang kayu sembunyi-sembunyi.
Gunung Beser bercahaya siang malam. Sinar matahari memantul dari bangunan-bangunan dan
daerah-daerah kering. Malam bercahaya oleh semaraknya listrik. Penduduk kampung, termasuk saya,
menyambut kemajuan itu. Mereka, termasuk saya, tidak menyadari bahwa di kampung semakin terdengar
berita adanya perkelahian petani gara-gara berebut air, para remaja putus sekolah kebingungan mencari
kerja karena menggarap lahan pertanian yang semakin tidak subur itu terasa rendah, musim yang datang
tidak lagi bersahabat. Tiba-tiba saya merasa bahwa hal seperti itu bukan merupakan bagian dari kampung
saya.
Kekeringan di musim kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak lagi asing. Para
penduduk tidak menyerah. Alam harus ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim

81
kemarau. Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya
merasa bahwa persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya.
Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba.
Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang hangus. Saat musim hujan tiba
banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk di atas atap rumah
ketika bantuan puluhan perahu itu tiba.
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang telah terjadi.
Seperti remaja lain di kampung, saya kebingungan dengan banyak hal. Satu hal yang pasti, kita harus
lebih dekat bersahabat dengan alam agar alam lebih bersahabat dengan kita. Pohon memang keramat,
harus dihargai, dihormati, dijaga dipelihara. Tanpa pohon bencana akan lebih sering terjadi menimpa kita.
Mbah Jayasakti mestinya berubah menjadi kesadaran ilmu. Kakek benar, banyak orang cuma merasa
pintar padahal tidak.

(Dimodifikasi untuk kepentingan pembelajaran).


Sumber: Kupu-kupu di Bantimurung, Antologi Cerpen Remaja Ill, 2003:29-36.
H. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
I. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
J. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
K. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 8 menit
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan.
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, tentang menyajikan pidato persuasif
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
fungsi dan tujuan teks naratif. Hal ini sangat perlu bagi kehidupan
peserta didik yang memerlukan hiburan. Tanpa hiburan manusia akan
merasa hampa. Hiburan juga menjadikan seseorang lebih fres.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 60 menit Membangun
o Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut. Konteks:
• Teks narasi dan teks recount sama-sama bercerita. Apa yang Dialog informasi
membedakan kedua jenis teks itu? tentang fungsi dan
• Bagaimana narasi diceritakan? (alur atau struktur retorika) tujuan sastra cerita
• Apa itu orientasi? Bagaimana orientasi yang menarik? pendek dalam
• Apa itu rangkaian peristiwa? Bagaimana merangkai peristiwa yang kehidupan sehari-
baik? hari.
• Apa itu komplikasi, konflik? Bagaimana menciptakan konflik yang
menarik pembaca?
• Apa itu resolusi/solusi? Bagaimana cara mengakhiri
konflik/masalah yang logis dan wajar, tetapi tetap memancing
emosi pembaca?
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati kegiatan 1
dalam LKPD 7.

82
o Peserta didik dalam kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan ang
berhubungan dengan cerpen keramat
o Peserta didik secara individu memparktikkan pidato di depan kelas
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menyusun cerita pendek.
L. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas perindividu menyampaikan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi berpidato. Skor

Ketepatan pengucapan kata 1 2 3 4


Keselarasan hubungan isi antarbagian pidato 1 2 3 4
Kesesuaian ekspresi dengan pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Kelancaran dalam mengucapkan kalimat-kalimat 1 2 3 4
Kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Gaya Pengucapan 1 2 3 4
Kesesuaian tema dan isi pidato 1 2 3 4

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca
Dasar atau didengar.
4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek
dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam
bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
D. Tujuan pembelajaran A. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat mengungkapkan
pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan..

A. Materi Pembelajaran
Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam Bentuk Cerita Pendek
Factual
Memodifikasi cerpen
Ubahlah teknik penceritaan kutipan cerpen berikut menjadi sudut pandang orang ketiga. Saat
mengubah menjadi sudut pandang orang ketiga, dibolehkan untuk mengubah kalimat. Namun,
perubahan kalimat tersebut tidak mengubah maknanya.

Bagi anak-anak, sawah adalah tempat yang paling banyak memberi kenangan. Kami mandi sore
di pancuran sawah. Setiap sore, kecuali hari Jumat, anak-anak belajar mengaji di masjid.
Kakekawalnya mengajar, tetapi akhirnya diteruskan oleh Kang Hasim. Saya menjadi anak emas
apabila Kang Hasim mengajar. Selain dari Kang Hasim, saya belajar mengaji dari Kakek, bagi saya
mengaji bukan hal baru. Sebelum sekolah, setiap malam Kakek mengajar saya. Maka pelajaran yang
diberikan Kang Hasim kepada anak-anak lain sering merupakan hal yang sudah saya hafal betul.
Pulang dari mengontrol sawah sering saya diajak Kakek jalanjalan ke pasar yang buka seminggu
sekali. Kakek membeli berbagai keperluan sehari-hari dan saya selalu punya jajanan enak. Kalau tidak
kue serabi, saya memilih kue pukis. Para pedagang itu saya dikasih sebungkus besar kue sebelum
saya memilih.

Melanjutkan Cerpen

Lanjutkan cerpen "Sepatu Butut" ini secara bebas. Alur yang diputus adalah yang menuju
bagian klimaks: membuang sepatu butut atau tidak. Apa keputusannya dan bagaimana
melakukannya? Selanjutnya tentukan bagaimana cerita berakhir!

84
Sepatu Butut
Cerpen Ely Chandra Perangin-angin

Entah sudah berapa kali aku mengatakan padanya untuk mengganti sepatu bututnya itu. Kalau
sepatu itu masih layak pakai sih mungkin tidakapa-apa, tetapi sepatu itu sudah kelihatan sangat kumal,
jauh dari kategori layak pakai. Walaupun orang tua kami bukanlah orang yang kaya, tetapi kurasa
mereka masih mampu membelikan Andi sebuah sepatu baru yang lebih layak pakai.
Entah mengapa pula, hanya aku yang selalu memperhatikan sepatu bututnya Andi. Sepatu butut
itu begitu menggangu pandanganku. Orang tua kami tidak pernah prates kalau Andi mengenakan
sepatu butut itu lagi.
Pagi ini kami akan berangkat sekolah. Lagi-lagi sepatu butut itu lagi yang kuperhatikan. Tidak
ada yang lain yang kuperhatikan dari Andi, aku jadi malas bila berjalan dengannya. Aku malu bila
harus berjalan dengannya, seperti berjalan dengan seorang gembel.
Sepatu butut itu begitu mengganggu pikiranku Kenapa Andi tidak minta sepatu baru saja biar
keren seperti teman-temanya, si Ivan dengan sepatu ketsnya, atau seperti Dodi dengan sepatu
sportnya?
Di suatu malam, aku berpikir untuk menyingkirkan sepatu butut itu. Aku berencana
membuangnya pada Sabtu malam, karena kutahu ia akan mencucinya pada hari Minggu. Jadi kalau
pada hari Minggu ia tidak menemukannya, masih ada kesempatan untuk membeli yang baru
sehingga ia masih bisa masuk di hari Seninnya.
Untuk membuang sepatu butut tentu saja tidak memerlukan rencana yang rumit, cukup
sederhana saja pasti aku bisa melakukannya, hanya tinggal menunggu Andi tidur di malam hari, dan
kemudian aku tinggal menjalankan misinya. Hari yang kunantikan pun tiba, segera aku bersiap
menjalankan misiku. Kulihat Andi sedang tidak ada di rumah.
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………….(lanjutkan cerpen ini secara bebas).

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks cerpen
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan: 12 menit


Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya mengemukakan unsur kebahasaan cerita pendek.
Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut
adalah a) bagaimana contoh kata yang emotif? B) Bagaimana
penggunaan bahasa ekspresif dalam cerpen?
Motivasi

85
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat menulis. Misalnya, seorang penulis besar yang berpendidikan
ekonomi tetapi lihai menulis sehingga novelnya paling fenomenal
“Laskar Pelangi” telah dialihbahasan hamper seratus Bahasa di dunia.
Andrea Hirata seorang pemuda asal Belitong membuka pintu Belitong
dengan bahasanya unik dan mudah dipahami. Jika kalian mampu
membuat dan mencoba hal baru, pasti bermanfaat bagi kehidupan
manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu cara
menulis cerita yang baik sebagai kegiatan seorang sastrawan dalam
kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 80 menit Menelaah stuktur :
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Dialog informasi
membaca) materi LKPD 10 dan bertanya yang belum dipahaminya. tentang fungsi dan
Selanjutnya mengamati (literasi mengamati) kegiatan 1 dan 2. tujuan sastra cerita
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi cara menjawab pendek dalam
kegiatan 1 dan 2. kehidupan sehari-
o Peserta didik secara individu memjawab (berpikir kreatif) kegiatan 1 hari.
dan 2.
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan (berpikir
kreatif) hasil perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan,
serta mengoreksi (berpikir kritis) apabila menemukan perbedaan
pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritis) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menyusun cerita pendek.
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas per individu menuliskan cerpen
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Memedifikasi Cerpen


1. Kriteria penilaian pengantian kata ganti
Deskripsi pengantian kata ganti Skor

Menuliskan 2 dengan benar pengantian kata ganti orang pertama menjadi orang 3
ketiga
Menuliskan 1 dengan benar pengantian kata ganti orang pertama menjadi orang 2
ketiga
Tidak menuliskan pengantian kata ganti orang pertama menjadi orang ketiga 0

86
Skor perolehan

2. Kriteria penilaian modifikasi cerpen


Deskripsi pengantian kata ganti Skor

Gaya penceritaan 1 2 3 4
Penggambaran latar 1 2 3 4
Pelukisan penokohan 1 2 3 4
Kelancaran dalam penyampaian cerita 1 2 3 4
Pelukisan alur cerita 1 2 3 4
Pengungkapan pesan cerita 1 2 3 4
Skor perolehan

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 120 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca
Dasar atau didengar.
4.6 Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek
dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menelaah struktur kebahasaan cerita pendek
yang dibaca atau didengar.

D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah struktur
kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar

A. Materi Pembelajaran
Mengungkapkan Pengalaman dan Gagasan dalam Bentuk Cerita Pendek
Factual
Buatlah cerpen yang mengangkat kehidupan remaja di daerahmu. Tokoh remaja yang tidak
memiliki orang tua, tetapi harus mengurus adiknya. Cara ia sekolah, mencari nafkah, clan mengurus
adiknya. Suatu saat adiknya minta dibelikan kue dan es krim di hari ulang tahunnya. Ia ingin membuat
adiknya bahagia, tetapi tidak punya uang untuk memenuhi permintaan adiknya. Apa yang harus
dilakukannya? Masalah apa yang terjadi? Bagaimana akhir ceritamu? Sebelum itu, tentukan pula pesan
apa yang ingin kamu sampaikan: kerja keras, kejujuran, percaya kepada Tuhan, atau kasih sayang.
Jika menemukan ide lain yang menurutmu menarik, konsultasikan dengan gurumu untuk disetujui.
Selamat menulis.

B. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
C. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks cerpen
D. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.

88
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan: 12 menit


Orientasi
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan pada jam pertama setiap hari.
o Mengabsen peserta didik
Apersepsi
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya mengemukakan unsur kebahasaan cerita pendek.
Selanjutnya melakukan tanya jawab. Adapun pertanyaan tersebut
adalah a) bagaimana rangkaian alur dalam cerpen?
Motivasi
o Mengajak peserta didik dengan menunjukkan manfaat seseorang yang
hebat menulis. Misalnya, seorang penulis besar yang berpendidikan
ekonomi tetapi lihai menulis novel,. Beliau adalah Tere Liye. Karyanya
membanjiri took buku tanah air, salah novelnya “Pulang” menguncang
tanah air. Jika kalian mampu membuat dan mencoba hal baru, pasti
bermanfaat bagi kehidupan manusia (metakognetif).
Pemberian Acuan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu cara
menulis cerita yang baik sebagai kegiatan seorang sastrawan dalam
kehidupan sehari hari.
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 80 menit Menelaah stuktur :
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati ( literasi Dialog informasi
membaca) materi LKPD 10 dan bertanya yang belum dipahaminya. tentang fungsi dan
Selanjutnya mengamati (literasi mengamati) kegiatan 3. tujuan sastra cerita
o Peserta didik dalam kelompok (kolaboratif) berdiskusi cara menuliskan pendek dalam
cerpen yang mempunyai nilai sastra dengan membuat kerangka kehidupan sehari-
cerita. hari.
o Peserta didik secara individu menuliskan (berpikir kreatif) cerpen
berdasarkan kerangka cerita yang disusun.
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan (berpikir
kreatif) hasil perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan,
serta mengoreksi (berpikir kritis) apabila menemukan perbedaan
pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi (berpikir kritis) terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menyusun cerita pendek.
F. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas per individu menuliskan cerpen
Pendoman penskoran

89
Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menuliskan Cerpen


Deskripsi penilian menulis cerpen Skor

Keaslian ide cerita 1 2 3 4


Gaya penceritaan 1 2 3 4
Penggambaran latar 1 2 3 4
Pelukisan penokohan 1 2 3 4
Kelancaran dalam penyampaian cerita 1 2 3 4
Pelukisan alur cerita 1 2 3 4
Pengungkapan pesan cerita 1 2 3 4
Skor perolehan

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 80 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.8 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks tanggapan (lingkungan
Dasar hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) berupa kritik,
sanggahan, atau pujian yang didengar dan/atau dibaca.
4.8 Mengungkapkan kritik, sanggahan, atau pujian dalam bentuk teks
tanggapan secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran 1. Peserta didik mampu menelaah struktur teks tanggapan.
D. Tujuan pembelajaran 1. Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah struktur
dan kebahasaan teks tanggapan

A. Materi Pembelajaran
Menelaah Stuktur Teks Tanggapan

91
Di kelas VII, kamu sudah mempelajari teks deskripsi. Kemampuan mendeskripsikan diperlukan saat menyusun teks
eksposisi tanggapan makna misalnya, menggambarkan perasaanmu terhadap sesuatu. Hal ini dapat dimulai dengan
mencatat apa saja yang menarik dan tidak menarik, yang baik yang kurang baik, keunggulan dan kelemahan. Ini
data untuk menjawab ketika ditanya, "Bagaimana perasaanmu tentang .....?" banyak remaja yang menjawab
dengan, "Gimana gitu..." Jawaban semacam ini menunjukkan ketidakmampuan mendeskripsikan sesuatu.
Selain kemampuan mendeskripsikan, kemampuan yang harus dikuasai adalah mengungkapkan pujian dan kritik
dengan bahasa yang santun.

Sangat menyenangkan menerima pujian, siapa pun suka, siapa pun dia (tua, muda, besar, kecil, miskin, kaya, lelaki,
perempuan, cantik, tampan, ataupun orang yang merasa tidak cantik/tampan. Coba perhatikan selama
pengalamanmu hidup, di rumah, di sekolah, di masyarakat, apakah orang Indonesia suka memuji? Atau sebaliknya?
Sayangnya, kamu jarang sekali melihat orang memuji dengan tulus. Ayo, kamu tanamkan dan biasakan memuji
orang lain dengan tulus. Biasakan melihat sisi baik dari setiap orang, setiap hal. Jika semua orang Indonesia
membiasakan ini maka akan terbentuk bangsa yang memiliki kepercayaan tinggi. Energi positif akan membangun
Indonesia lebih maju.
Pujian membawa perasaan positif yang disebabkan seseorang telah memperhatikan sesuatu karyamu,
perbuatanmu, ucapanmu, dirimu yang dianggap memiliki nilai. Memuji merupakan komponen penting kemampuan
bersosialisasi dan juga sarana berguna untuk memulai percakapan. Namun, bagi beberapa orang, memberi pujian
menjadi pengalaman yang kurang nyaman karena khawatir kurang tepat. Jangan cemas, ikuti petunjuk berikut
tentang memberi pujian yang tepat.

• Tulus, bukan basa-basi. Memuji tidak dengan sungguh-sungguh akan dapat dirasakan. Sebaliknya, jika
pujian itu sungguh-sungguh, tulus, bukan sekadar basa-basi dapat dirasakan dan orang senang dengan apa yang
kamu katakan. Caranya, memandang orang yang dipuji jika memuji secara langsung; atau memuji secara khusus.
Misalnya lebih khusus jika mengatakan, "Kamu tampak lebih ceria jika memakai baju warna itu" daripada
mengatakan "Kamu bagus memakai baju itu ".
• Hormati, hargai. Jangan sampai niat memuji malah diterima sebaliknya. Hati-hati memuji berdasarkan suku,
agama, ras, atau penampilan fisik seseorang. Ini wilayah berbahaya. Hindari ungkapan penjelas yang tidak perlu.

92
Misalnya, "Kamu hebat untuk ukuran orang desa" atau "Tidak ada orang kampung yang sepintar kamu" (ini
menyiratkan orang desa/ kampung tidak ada yang hebat atau pintar) atau "Tuh kan kamu terlihat cantik kalau
berdandan" (ini menyiratkan bahwa jika tidak berdandan orang itu tidak cantik).
• Waktu. Ada beberapa pujian yang tidak cocok dalam situasi tertentu. Pastikan lihat konteks peristiwa
sebelum memuji seseorang. Maksudnya, ada pujian yang bisa diberikan kapan saja dan ada yang harus diberikan
seketika. Paling tepat, pujian diberikan setelah seseorang mengerjakan sesuatu dengan sangat baik. Puji seketika
dan di hadapan banyak orang. Kesaksian orang-orang membuat pujian lebih bermakna dan si penerima merasa
dihargai.
• Berikan rasa nyaman. Tujuan memuji adalah untuk orang lain bukan membicarakan diri sendiri. Jangan
membicarakan diri sendiri apalagi jika maknanya berlawanan. Ini membuat orang yang dipuji merasa tidak
nyaman. Misalnya, "Kamu hebat sekali sudah memenangi kejuaraan catur mengharumkan sekolah kita, kalau saya
tidak mungkin bisa. Saya orang yang tidak bisa apa-apa. "

Menemukan Hal untuk Dipuji


• Cara terbaik untuk meyakinkan bahwa pujianmu tulus adalah saat kamu berpikiran positif. Pada dasamya:
jujurlah pada pikiran nuranimu. Jika ingin mengatakan yang baik kepada seseorang, lebih bagus lakukan saja
daripada direncanakan.
• Pujilah pada hal yang menjadi kepedulian khusus seseorang akan dirinya (seperti kepribadiannya, hasil
kerjanya, prestasinya). Ini menjadi tanggapan positifbuat hal yang sering dia cemaskan. Misalnya: "Saya suka
caramu berinteraksi dengan anak kecil. Kamu begitu sabar." atau "Poster lingkungan hidup yang kamu buat bagus
sekali. Tidak bosan saya melihatnya."
• Pujilah orangnya, bukan objeknya. "Kamu terlihat oke pakai kaos itu" daripada mengatakan, "Saya suka
kaos yang kamu pakai, warnanya bagus."
• Indikator lain yang dapat dijadikan topik pujian adalah apa yang sedang diperjuangkannya. Jika dia/mereka
mencoba menjuarai lomba olahraga tertentu dan rajin berlatih, atau mencoba menurunkan berat badan, puji dan
hargai kerja kerasnya (bukan prestasinya atau hasil penurunan beratnya). Pujilah upayanya.
• Intinya, orang ingin mendapat pujian dari hal yang dia inginkan bukan yang kita inginkan.

• Memuji orang baru dikenal. Hindari pujian yang biasanya dilakukan oleh teman akrab, penampilan fisiknya
(cantik dan tampan). Puji yang tampak jelas dibanggakan, seperti pakaian yang sesuai, kendaraan yang terawat,
atau cincin yang dikenakan. Puji tindakan atau sesuatu yang memang kamu saksikan sendiri, misalnya melihat
seseorang membantu seorang nenek menyeberang jalan, "Terima kasih sudah berbuat baik kepada nenek itu. Jika
tidak dibantu sulit menyeberang di sini. Saya senang dengan perbuatanmu tadi." Pujilah petugas kebersihan jalanan.
Pujilah polisi yang mengatur kemacetan. Pujilah setiap perbuatan yang dilakukan orang tak dikenal. Pujilah petugas
layanan publik yang sudah melayani dengan baik.

Jika kamu merasa kurang nyaman menerima pujian, hal itu dapat mengurangi makna pujian dan kemungkinan akan
menghentikan pujian berikutnya dari orang yang sama. Tindakan yang termasuk mengurangi makna pujian adalah:
"Ah, itu bukan apa-apa, orang lain lebih bagus dari saya," berpikir orang memuji pasti ada maunya, merasa
malu dan merah muka atau memberi pujian balik, sarkastik atau mengatakan semacam ketidakpercayaan "Ah kamu
main-main, jangan bercanda:' Semua cara mengelak pujian itu sebenarnya akan menurunkan makna pujian bagi
dirimu dan bagi pemberi pujian. "Masak sih... Saya ini payah" ini merendahkan pemberi pujian secara tidak langsung
mengatakan bahwa dia tidak pandai menilai.
Mengelak dan menurunkan nilai pujian bisa berbagai cara. Akan tetapi, menerima pujian secara positif juga banyak
cara. Menerima pujian secara santun adalah lebih baik daripada mengelak atau menolak pujian, meskipun kita tidak
setuju dengan pujian itu. Menerima pujian itu menghargai pemberi pujian dan terhindar dari mempermalukan
pemberi pujian bahkan bisa menyakiti.
Sikap apresiatif dan membuat pemberi pujian senang, contohnya dengan mengatakan:
• "Terima kasih banyak' atau cukup "terima kasih". Ucapan abadi sederhana klasik yang paling mudah
diucapkan.
• "Terima kasih, atas penghargaan ......."
• "Terima kasih; ucapan yang memotivasi saya."
• "Terima kasih-saya senang sekali."
• "Terima kasih, kamu baik sekali."

93
Jika menerima pujian yang menunjukkan kamu juga mengapresiasi inti pujian yang diberikan. Hal tersebut membuat
pemberi pujian merasa memuji dengan tepat. Misalnya:
• "Terima kasih. Saya senang Anda memperhatikan hal yang saya banggakan juga."
• "Terima kasih. Saya terlalu bersemangat mengerjakan tugas ini, senang sekali mengetahui Anda juga sama
tertariknya."
• "Terima kasih. Saya mencoba mengerjakan dengan serius. " Ini merupakan hal baik saat seseorang
menghargai usahamu yang hasilnya juga memuaskan.

Memberi kritik yang benar akan mendorong seseorang untuk berkembang lebih baik. Kritik membangun (konstruktif)
dapat meningkatkan karakter orang dan menghindari menyalahkan dan menyerang pribadi. Kritik konstruktif memiliki
nada positif dan fokus pada tujuan yang jelas dan dapat dicapai. Kritik yang hams dihindari adalah kritik yang hanya
mencari kesalahan, merendahkan, menjelekkan, dan menyakiti orang.
Semua perbuatan hams didasarkan pada tujuan (niat) yang baik. Mengkritik seseorang juga hams didasarkan pada
tujuan yang baik. Jika tujuan kritik adalah selain untuk kebaikan orang yang dikritik maka akan berdampak negatif.
Namun, tidak semua tujuan baik menghasilkan dampak yang baik pula. Hal yang lebih penting dari tujuan
adalah bagaimana cara mengatakannya. Bahasa yang santun dan tidak menyakiti menjadi lebih utama dibanding
tujuan yang baik.
Ingat, mengkritik hanya untuk hal penting saja dan untuk kepentingan orang lain. Mengkritik itu untuk membantu
orang bukan karena kamu merasa tidak suka atau merasa orang lain perlu mendengar pendapatmu. Hal remeh dan
tidak penting tidak perlu dikomentari apalagi dikritik. Sebagai contoh, kamu mengkritik temanmu yang memakai baju
dan berdandan dengan warna serba merah jambu. Lebih baik diam dan tidak mengatakan apa-apa, ini lebih
menguntungkan dan tidak berisiko menyakiti orang lain.
Jika pun terpaksa hams mengkritik, tidak boleh di sembarang waktu dan tempat. Aturan utama, tidak boleh
mengkritik orang di muka umum atau di depan orang lain. Sebelum itu tanyakan dulu pada diri sendiri apakah dalam
posisi layak untuk memberi kritik. Jika tidak, maka minta bantuan orang yang layak, seperti guru atau orang tua.
Bagaimana cara memberikan kritik yang membangun? Mulailah dengan cara positif, memuji, dan menunjukkan
apresiasi yang jujur dan tulus. Tidak menunjukkan emosi negatif, seperti bahasa tubuh dan nada suara. Hindari
bahasa negatif, menyalahkan, dan menyerang pribadi, "kamu salah'' atau "ini gagasan bodoh, tidak masuk aka!:'
Fokus utama dan pertama kritik adalah pada kekuatan keunggulan, bukan menunjukkan kelemahan keburukan.
Kritik yang hanya berfokus kepada kesalahan dan kelemahan bukanlah kritik tapi mencela dan mencaci.

Banyak orang beranggapan kritik itu rnenyerang pribadi rneskipun kritiknya santun dan berfokus pada tindakan
bukan orang atau bertujuan rneningkatkan kebaikan orang lain. Alternatif dari kritik adalah saran. Saran itu bersifat
positif, dapat dilihat sebagai bantuan, sebagai instrurnen untuk peningkatan dan perubahan. Dalarn banyak hal,
saran lebih berguna daripada kritik rneskipun tidak selalu.

Model Teks Tanggapan Tulisan, Ulasan (Pujian) Karya Seni

Konteks
Pelukis : Affandi Tahun karya: 1981
Judul : 'Kebun Cengkeh'
Media : cat minyak dan kanvas

Sumber: affandi _resize1 _zpsc76a1e39kebuncengkehcoretan-1ukisan.blog spot. com

94
95
96
97
98
99
100
101
Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
B. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
C. Sumber Pembelajaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
www.kelasindonesia.com. 8 Juni 2019. http://www.kelasindonesia.com/2019/06/8-hal-penting-yang-
harus-diperhatikan-dalam-membaca-pidato.html. Diakses 20-08-2019.
D. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 8 menit
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan.
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, tentang mengidentifikasi teks tanggapan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
fungsi dan tujuan teks tanggapan. Hal ini sangat perlu bagi kehidupan
peserta didik terutma jika duduk di kursi legeslatif. Guru
menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 60 menit Membangun
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati materi LKPD Konteks:
12. Dialog informasi
o Peserta didik dalam kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan LKPD tentang fungsi dan
12 nomor 1 dan 2 tujuan sastra cerita
o Peserta didik mencari referensi di internet tentang stuktur teks pendek dalam
tanggapan kehidupan sehari-
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil hari.
perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menyusun cerita pendek.
E. Penilaian
102
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tugas perindividu menyampaikan pidato persuasif
Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian Menelaah Pidato Persuasif


Deskripsi berpidato. Skor

Ketepatan pengucapan kata 1 2 3 4


Keselarasan hubungan isi antarbagian pidato 1 2 3 4
Kesesuaian ekspresi dengan pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Kelancaran dalam mengucapkan kalimat-kalimat 1 2 3 4
Kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan 1 2 3 4
Gaya Pengucapan 1 2 3 4
Kesesuaian tema dan isi pidato 1 2 3 4

Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah PKBM Semangat Baru Bontomarannu


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi pokok Pidato Persuasif
Kelas/Semester IX/1
Alokasi waktu 80 Menit
A. Kompetensi Inti KI1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4 Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Standar Kompetensi 3.8 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks tanggapan (lingkungan
Dasar hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll) berupa kritik,
sanggahan, atau pujian yang didengar dan/atau dibaca.
4.8 Mengungkapkan kritik, sanggahan, atau pujian dalam bentuk teks
tanggapan secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur
dan kebahasaan.
C. Indikator pembelajaran Peserta didik mampu menelaah kebahasaan teks tanggapan
D. Tujuan pembelajaran Melalui motode kelompok kerja, peserta didik dapat menelaah kebahasaan teks
tanggapan

A. Materi Pembelajaran
Menelaah Stuktur Kebahasaan Teks Tanggapan

Di kelas VII, kamu sudah mempelajari teks deskripsi. Kemampuan mendeskripsikan diperlukan saat menyusun teks
eksposisi tanggapan makna misalnya, menggambarkan perasaanmu terhadap sesuatu. Hal ini dapat dimulai dengan
mencatat apa saja yang menarik dan tidak menarik, yang baik yang kurang baik, keunggulan dan kelemahan. Ini
data untuk menjawab ketika ditanya, "Bagaimana perasaanmu tentang .....?" banyak remaja yang menjawab
dengan, "Gimana gitu..." Jawaban semacam ini menunjukkan ketidakmampuan mendeskripsikan sesuatu.
Selain kemampuan mendeskripsikan, kemampuan yang harus dikuasai adalah mengungkapkan pujian dan kritik
dengan bahasa yang santun.

Sangat menyenangkan menerima pujian, siapa pun suka, siapa pun dia (tua, muda, besar, kecil, miskin, kaya, lelaki,
perempuan, cantik, tampan, ataupun orang yang merasa tidak cantik/tampan. Coba perhatikan selama
pengalamanmu hidup, di rumah, di sekolah, di masyarakat, apakah orang Indonesia suka memuji? Atau sebaliknya?
Sayangnya, kamu jarang sekali melihat orang memuji dengan tulus. Ayo, kamu tanamkan dan biasakan memuji
orang lain dengan tulus. Biasakan melihat sisi baik dari setiap orang, setiap hal. Jika semua orang Indonesia
membiasakan ini maka akan terbentuk bangsa yang memiliki kepercayaan tinggi. Energi positif akan membangun
Indonesia lebih maju.
Pujian membawa perasaan positif yang disebabkan seseorang telah memperhatikan sesuatu karyamu,
perbuatanmu, ucapanmu, dirimu yang dianggap memiliki nilai. Memuji merupakan komponen penting kemampuan
bersosialisasi dan juga sarana berguna untuk memulai percakapan. Namun, bagi beberapa orang, memberi pujian

104
menjadi pengalaman yang kurang nyaman karena khawatir kurang tepat. Jangan cemas, ikuti petunjuk berikut
tentang memberi pujian yang tepat.

• Tulus, bukan basa-basi. Memuji tidak dengan sungguh-sungguh akan dapat dirasakan. Sebaliknya, jika
pujian itu sungguh-sungguh, tulus, bukan sekadar basa-basi dapat dirasakan dan orang senang dengan apa yang
kamu katakan. Caranya, memandang orang yang dipuji jika memuji secara langsung; atau memuji secara khusus.
Misalnya lebih khusus jika mengatakan, "Kamu tampak lebih ceria jika memakai baju warna itu" daripada
mengatakan "Kamu bagus memakai baju itu ".
• Hormati, hargai. Jangan sampai niat memuji malah diterima sebaliknya. Hati-hati memuji berdasarkan suku,
agama, ras, atau penampilan fisik seseorang. Ini wilayah berbahaya. Hindari ungkapan penjelas yang tidak perlu.
Misalnya, "Kamu hebat untuk ukuran orang desa" atau "Tidak ada orang kampung yang sepintar kamu" (ini
menyiratkan orang desa/ kampung tidak ada yang hebat atau pintar) atau "Tuh kan kamu terlihat cantik kalau
berdandan" (ini menyiratkan bahwa jika tidak berdandan orang itu tidak cantik).
• Waktu. Ada beberapa pujian yang tidak cocok dalam situasi tertentu. Pastikan lihat konteks peristiwa
sebelum memuji seseorang. Maksudnya, ada pujian yang bisa diberikan kapan saja dan ada yang harus diberikan
seketika. Paling tepat, pujian diberikan setelah seseorang mengerjakan sesuatu dengan sangat baik. Puji seketika
dan di hadapan banyak orang. Kesaksian orang-orang membuat pujian lebih bermakna dan si penerima merasa
dihargai.
• Berikan rasa nyaman. Tujuan memuji adalah untuk orang lain bukan membicarakan diri sendiri. Jangan
membicarakan diri sendiri apalagi jika maknanya berlawanan. Ini membuat orang yang dipuji merasa tidak
nyaman. Misalnya, "Kamu hebat sekali sudah memenangi kejuaraan catur mengharumkan sekolah kita, kalau saya
tidak mungkin bisa. Saya orang yang tidak bisa apa-apa. "

Menemukan Hal untuk Dipuji


• Cara terbaik untuk meyakinkan bahwa pujianmu tulus adalah saat kamu berpikiran positif. Pada dasamya:
jujurlah pada pikiran nuranimu. Jika ingin mengatakan yang baik kepada seseorang, lebih bagus lakukan saja
daripada direncanakan.
• Pujilah pada hal yang menjadi kepedulian khusus seseorang akan dirinya (seperti kepribadiannya, hasil
kerjanya, prestasinya). Ini menjadi tanggapan positifbuat hal yang sering dia cemaskan. Misalnya: "Saya suka
caramu berinteraksi dengan anak kecil. Kamu begitu sabar." atau "Poster lingkungan hidup yang kamu buat bagus
sekali. Tidak bosan saya melihatnya."
• Pujilah orangnya, bukan objeknya. "Kamu terlihat oke pakai kaos itu" daripada mengatakan, "Saya suka
kaos yang kamu pakai, warnanya bagus."
• Indikator lain yang dapat dijadikan topik pujian adalah apa yang sedang diperjuangkannya. Jika dia/mereka
mencoba menjuarai lomba olahraga tertentu dan rajin berlatih, atau mencoba menurunkan berat badan, puji dan
hargai kerja kerasnya (bukan prestasinya atau hasil penurunan beratnya). Pujilah upayanya.
• Intinya, orang ingin mendapat pujian dari hal yang dia inginkan bukan yang kita inginkan.

• Memuji orang baru dikenal. Hindari pujian yang biasanya dilakukan oleh teman akrab, penampilan fisiknya
(cantik dan tampan). Puji yang tampak jelas dibanggakan, seperti pakaian yang sesuai, kendaraan yang terawat,
atau cincin yang dikenakan. Puji tindakan atau sesuatu yang memang kamu saksikan sendiri, misalnya melihat
seseorang membantu seorang nenek menyeberang jalan, "Terima kasih sudah berbuat baik kepada nenek itu. Jika
tidak dibantu sulit menyeberang di sini. Saya senang dengan perbuatanmu tadi." Pujilah petugas kebersihan jalanan.
Pujilah polisi yang mengatur kemacetan. Pujilah setiap perbuatan yang dilakukan orang tak dikenal. Pujilah petugas
layanan publik yang sudah melayani dengan baik.

Jika kamu merasa kurang nyaman menerima pujian, hal itu dapat mengurangi makna pujian dan kemungkinan akan
menghentikan pujian berikutnya dari orang yang sama. Tindakan yang termasuk mengurangi makna pujian adalah:
"Ah, itu bukan apa-apa, orang lain lebih bagus dari saya," berpikir orang memuji pasti ada maunya, merasa
malu dan merah muka atau memberi pujian balik, sarkastik atau mengatakan semacam ketidakpercayaan "Ah kamu
main-main, jangan bercanda:' Semua cara mengelak pujian itu sebenarnya akan menurunkan makna pujian bagi
dirimu dan bagi pemberi pujian. "Masak sih... Saya ini payah" ini merendahkan pemberi pujian secara tidak langsung
mengatakan bahwa dia tidak pandai menilai.

105
Mengelak dan menurunkan nilai pujian bisa berbagai cara. Akan tetapi, menerima pujian secara positif juga banyak
cara. Menerima pujian secara santun adalah lebih baik daripada mengelak atau menolak pujian, meskipun kita tidak
setuju dengan pujian itu. Menerima pujian itu menghargai pemberi pujian dan terhindar dari mempermalukan
pemberi pujian bahkan bisa menyakiti.
Sikap apresiatif dan membuat pemberi pujian senang, contohnya dengan mengatakan:
• "Terima kasih banyak' atau cukup "terima kasih". Ucapan abadi sederhana klasik yang paling mudah
diucapkan.
• "Terima kasih, atas penghargaan ......."
• "Terima kasih; ucapan yang memotivasi saya."
• "Terima kasih-saya senang sekali."
• "Terima kasih, kamu baik sekali."
Jika menerima pujian yang menunjukkan kamu juga mengapresiasi inti pujian yang diberikan. Hal tersebut membuat
pemberi pujian merasa memuji dengan tepat. Misalnya:
• "Terima kasih. Saya senang Anda memperhatikan hal yang saya banggakan juga."
• "Terima kasih. Saya terlalu bersemangat mengerjakan tugas ini, senang sekali mengetahui Anda juga sama
tertariknya."
• "Terima kasih. Saya mencoba mengerjakan dengan serius. " Ini merupakan hal baik saat seseorang
menghargai usahamu yang hasilnya juga memuaskan.

Memberi kritik yang benar akan mendorong seseorang untuk berkembang lebih baik. Kritik membangun (konstruktif)
dapat meningkatkan karakter orang dan menghindari menyalahkan dan menyerang pribadi. Kritik konstruktif memiliki
nada positif dan fokus pada tujuan yang jelas dan dapat dicapai. Kritik yang hams dihindari adalah kritik yang hanya
mencari kesalahan, merendahkan, menjelekkan, dan menyakiti orang.
Semua perbuatan hams didasarkan pada tujuan (niat) yang baik. Mengkritik seseorang juga hams didasarkan pada
tujuan yang baik. Jika tujuan kritik adalah selain untuk kebaikan orang yang dikritik maka akan berdampak negatif.
Namun, tidak semua tujuan baik menghasilkan dampak yang baik pula. Hal yang lebih penting dari tujuan
adalah bagaimana cara mengatakannya. Bahasa yang santun dan tidak menyakiti menjadi lebih utama dibanding
tujuan yang baik.
Ingat, mengkritik hanya untuk hal penting saja dan untuk kepentingan orang lain. Mengkritik itu untuk membantu
orang bukan karena kamu merasa tidak suka atau merasa orang lain perlu mendengar pendapatmu. Hal remeh dan
tidak penting tidak perlu dikomentari apalagi dikritik. Sebagai contoh, kamu mengkritik temanmu yang memakai baju
dan berdandan dengan warna serba merah jambu. Lebih baik diam dan tidak mengatakan apa-apa, ini lebih
menguntungkan dan tidak berisiko menyakiti orang lain.
Jika pun terpaksa hams mengkritik, tidak boleh di sembarang waktu dan tempat. Aturan utama, tidak boleh
mengkritik orang di muka umum atau di depan orang lain. Sebelum itu tanyakan dulu pada diri sendiri apakah dalam
posisi layak untuk memberi kritik. Jika tidak, maka minta bantuan orang yang layak, seperti guru atau orang tua.
Bagaimana cara memberikan kritik yang membangun? Mulailah dengan cara positif, memuji, dan menunjukkan
apresiasi yang jujur dan tulus. Tidak menunjukkan emosi negatif, seperti bahasa tubuh dan nada suara. Hindari
bahasa negatif, menyalahkan, dan menyerang pribadi, "kamu salah'' atau "ini gagasan bodoh, tidak masuk aka!:'
Fokus utama dan pertama kritik adalah pada kekuatan keunggulan, bukan menunjukkan kelemahan keburukan.
Kritik yang hanya berfokus kepada kesalahan dan kelemahan bukanlah kritik tapi mencela dan mencaci.

Banyak orang beranggapan kritik itu rnenyerang pribadi rneskipun kritiknya santun dan berfokus pada tindakan
bukan orang atau bertujuan rneningkatkan kebaikan orang lain. Alternatif dari kritik adalah saran. Saran itu bersifat
positif, dapat dilihat sebagai bantuan, sebagai instrurnen untuk peningkatan dan perubahan. Dalarn banyak hal,
saran lebih berguna daripada kritik rneskipun tidak selalu.

Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


Pendekatan : CLIL
Model : pedagogi genre dengan 4M
Metode : kelompok kerja
B. Media Pembelajaran
Media/alat : Lembar kerja siswa, LCD, jaringan internet, teks pidato
C. Sumber Pembelajaran

106
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2019. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
D. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan: 8 menit
o Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan.
o Guru mengecek kehadiran siswa
o Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari
sebelumnya, tentang struktur reks tanggapan
o Peserta didik mendapat informasi tentang yang akan dicapai, yaitu
menelaah kebahasaan teks tanggapan. Hal ini sangat perlu bagi
kehidupan peserta didik yang di masa depan memerlukan tanggapan
berbagai persoalan kehidupan, baik itu politik, social maupun
ekonnomi sebagai calon pemimpin
o Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.dan saling mendoakan.
Kegiatan Inti: 60 menit Menelaah model
o Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut. teks tanggapan
• Bagaimana memuji yang santun? dalam kehidupan
• Bagaimana memuji yang tepat? sehari-hari.
• Bagaimana cara dan sikap menerima pujian?
• Bagaimana mengkritik yang santun?
• Perlukah mengkritik? Kritik atau saran?
• Bagaimana model menanggapi karya seni?
• Bagaimana model tanggapan kritik sastra?
o Guru meminta peserta didik secara individu mengamati kebahasaan
pada dua model teks tanggapan .
o Peserta didik dalam kelompok berdiskusi menemukan jawaban
pertanyaan yang berhubungan dengan dua model teks tanggapan
pada LKPD 12.kegiatan 1 nomor 3 s.d 6
o Peserta didik yang selesai dipersilakan mengemukakan hasil
perkerjaannya, dan peserta didik lain mendengarkan, serta
mengoreksi apabila menemukan perbedaan pendapat.
o Guru berperan sebagai fasilitator apabila terdapat kesalahan atau
koreksi terhadap pekerjaan kelompok.
Kegiatan penutup: 12 menit
o Meminta peserta didik merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
o Bersama peserta didik didik melakukan refleksi hasil dan proses
pembelajaran.
o Memberitahukan pembelajaran pada pertemuan berikutnya,
menyusun cerita pendek.
E. Penilaian
Teknik penilaian
Tugas
Bentuk instrument
Tes tulis
1. Menurutmu apakah manfaat yang didapat oleh pembaca umum terhadap kedua tulisan
tanggapan di atas? Apa manfaatnya bagi pembaca yang juga pencipta karya yang
bersangkutan?
2. Apa kritik utama penulis tentang novel Student Hidjo terbitan terbaru?
3. Kamu setuju atau tidak setuju dengan penulis teks tanggapan kritik tentang perubahan

107
bahasa di novel Student Hidjo terbitan terbaru? Jelaskan mengapa?
4. Bandingkan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (2015) dan EYD (1972). dengan
pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen (1901), dan Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik (1946).

Pendoman penskoran

Nama
Kelompok
Kelas

Kriteria Penilaian persamaan dan perbedaan model teks pujian dan kritik teks tanggapan lukisan
Afandi dan Studen Hidjo
Deskripsi persamaan dan perbedaan model teks pujian dan kritik teks tanggapan lukisan Skor
Afandi dan Studen Hidjo
Peserta didik menuliskan secara rurut persamaan dan perbedaan model teks pujian dan 4
kritik teks tanggapan lukisan Afandi dan Studen Hidjo
Peserta didik menuliskan sebagian besar persamaan dan perbedaan model teks pujian dan 3
kritik teks tanggapan lukisan Afandi dan Studen Hidjo
Peserta didik menuliskan sebagian kecil persamaan dan perbedaan model teks pujian dan 2
kritik teks tanggapan lukisan Afandi dan Studen Hidjo
Peserta didik tidak menuliskan persamaan dan perbedaan model teks pujian dan kritik teks 0
tanggapan lukisan Afandi dan Studen Hidjo

Kriteria Penilaian manfaat yang didapat oleh pembaca umum terhadap kedua tulisan tanggapan dan
bagi pembaca yang juga pencipta karya yang bersangkutan
Deskripsi manfaat yang didapat oleh pembaca umum terhadap kedua tulisan tanggapan Skor
dan bagi pembaca yang juga pencipta karya yang bersangkutan
Peserta didik menuliskan manfaat yang didapat oleh pembaca umum terhadap kedua 4
tulisan tanggapan dan bagi pembaca yang juga pencipta karya yang bersangkutan
Peserta didik menuliskan sebagian besar manfaat yang didapat oleh pembaca umum 3
terhadap kedua tulisan tanggapan dan bagi pembaca yang juga pencipta karya yang
bersangkutan
Peserta didik menuliskan sebagian kecil manfaat yang didapat oleh pembaca umum 2
terhadap kedua tulisan tanggapan dan bagi pembaca yang juga pencipta karya yang
bersangkutan
Peserta didik tidak menuliskan manfaat yang didapat oleh pembaca umum terhadap kedua 0
tulisan tanggapan dan bagi pembaca yang juga pencipta karya yang bersangkutan

Kriteria penilaian alasan persetujuan penulis teks tanggapan kritik tentang perubahan bahasa di novel
Student Hidjo terbitan terbaru
Deskripsi alasan persetujuan penulis teks tanggapan kritik tentang perubahan bahasa di Skor
novel Student Hidjo terbitan terbaru
Peserta didik menuliskan lengkap alasan persetujuan penulis teks tanggapan kritik tentang 4
perubahan bahasa di novel Student Hidjo terbitan terbaru
Peserta didik menuliskan dengan hampr tepat alasan persetujuan penulis teks tanggapan 3
kritik tentang perubahan bahasa di novel Student Hidjo terbitan terbaru
Peserta didik menuliskan dengan kurang tepat alasan persetujuan penulis teks tanggapan 2
kritik tentang perubahan bahasa di novel Student Hidjo terbitan terbaru
Peserta didik tidak menuliskan alasan persetujuan penulis teks tanggapan kritik tentang 0
perubahan bahasa di novel Student Hidjo terbitan terbaru

108
Kriteria penilaian perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (2015) dan EYD
(1972). pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen (1901), dan Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik (1946).

Deskripsi perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (2015) dan EYD (1972). Skor
pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen (1901), dan Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik (1946).
Peserta didik menuliskan rurut perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (2015) 4
dan EYD (1972). pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen (1901),
dan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1946).
Peserta didik menuliskan hamper rururt perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia 3
(2015) dan EYD (1972). pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen
(1901), dan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1946).
Peserta didik menuliskan kurang rurut perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia 2
(2015) dan EYD (1972). pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen
(1901), dan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1946).
Peserta didik tidak menuliskan perbandingan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (2015) 0
dan EYD (1972). pedoman ejaan sebelumnya, ejaan lama: Ejaan van Ophuijsen (1901),
dan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1946).
Jambuiya 2024
Mengetahui,
Ketua PKBM Semangat Baru Guru Mata Pelajaran,
Bontomarannu

Ir.ANDI RAMLI S.T MERINAWATI,S.Pd

109

Anda mungkin juga menyukai