Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 4

Anggota :

1. Dita Pebriyanti (20322009)


2. Aisyah Aulia Eka Apriliana (20322002)
3. Afrina Maya F (20322010)

TUGAS FILSAFAT MATEMATIKA

1. Perbedaan matematika modern dan matematika non modern


Berikut perbedaan antara matematika modern dengan matematika tradisional, yaitu sebagai
berikut:
1) Matematika modern lebih mengutamakan kepada pengertian dari pada keterampilan
berhitung dan hafalan. Dalam Matematika modern menjawab persoalan itu lebih
ditekankan kepada “mengapa” bukan “bagaimana”. Maksudnya ialah bahwa dalam
penyelesaian masalah (soal) itu kita harus tahu alasannya dari setiap langkah yang kita
lakukan, bukan hanya asal tahu menyelesaikan saja. Misalnya, ambil soal ½ : 3/4 . Pada
Matematika tradisional atau Ilmu Hitung, anak-anak akan langsung mengalikan ½
dengan 4/3 . Jadi mereka tahu cara menyelesaikan soal itu. Dalam Matematika modern
selain mereka harus tahu berbuat demikian, yang lebih penting harus tahu mengapa
mereka boleh berbuat demikian.
2) Teori Himpunan merupakan dasar dari Matematika modern. Misalnya untuk
menanamkan arti bilangan, bilangan lebih besar atau kecil itu dimulai dengan
himpunan. Begitu pula definisi jumlah dua bilangan didasarkan kepada himpunan, yaitu
dua himpunan lepas.
3) Matematika modern lebih mengutamakan penggunaan bahasa dan istilah yang lebih
tepat. Misalnya dalam Matematika tradisional kita sering mengatakan “ Luas sebuah
segitiga sama dengan …………..”. Dalam Matematika modern kita mengatakan “ Luas
daerah sebuah segitiga adalah …………”. Alasannya ialah karena segitiga itu tidak
mempunyai luas. Contoh lain ialah dalam pernyataan sebagai berikut : “ Manakah yang
lebih besar 3 atau 5 ? ” . Kita harapkan jawaban itu “ 5 lebih besar dari 3” . Tetapi bila
seorang anak menjawab “ 3 lebih besar dari 5 ”, benar juga. Sebab bila diperhatikan
lambangnya memang lambang bilangan 3 lebih besar dari lambang bilangan 5.
4) Dalam Matematika modern kita menggunakan konsep-konsep baru, misalnya definisi
jumlah dua bilangan itu didasarkan kepada gabungan dua himpunan lepas ; definisi
sudut adalah gabungan dua sinar yang bertitik pangkal sama ; dan lain-lain.
5) Matematika modern menekankan kepada mempelajari struktur Matematika secara
keseluruhan. Anak-anak didik supaya mengetahui dan memahami sifat-sifat yang
berlaku pada suatu sistim Matematika, sistim bilangan, dan lain-lain.

Matematika modern

1. Mengikuti constructivism

2. Matematika dipelajari sesuai apa yang dibutuhkan untuk aplikasi

3. Menekankan konsep-konsep matematika

4. Banyak menggunakan teknologi

5. Pemecahan masalah non – rutin

6. Siswa mempelajari konsep dasar seiring siswa mengerjakan permasalahan matematika

7. Mendukung pendidikan melalui matematika

8. Solusi menggunakan teknologi untuk permasalahan aljabar

9. Sedikit komputasi

10. Menggunakan data/permasalahan nyata di kehidupan

11. Menekankan pada mengapa masalah diselesaikan

12. Soal cerita (word problems) terbuka (open-ended)

13. Mengembangkan model-model matematika

14. Siswa belajar untuk berfikir matematis dalam menyelesaikan masalah (kelebihan)

15. Pembelajaran berdasarkan penelitian, menggunakan kerja kelompok, penemuan, guru


sebagai fasilitator.

Matematika tradisional
1. Mengikuti platonism

2. Matematika dipelajari sesuai apa yang dikembangkan di matematika

3. Menekankan prosedur-prosedur matematika

4. Pemecahan masalah rutin

5. Jarang menggunakan teknologi

6. Metode dril untuk mempelajari konsep dasar

7. Mendukung ahli matematika

8. Solusi manual untuk permasalahan aljabar

9. Banyak komputasi

10. Jarang menggunakan data/permasalahan nyata di kehidupan

11. Menekankan pada bagaimana menyelesaikan masalah

12. Soal cerita (word problems) tradisional

13. Jarang mengembangkan model matematika

14. Pendekatan algoritmik dalam menyelesaikan masalah (kelebihan)

15. Pembelajaran secara klasikal, latihan-latihan, guru adalah pemberi materi.

2. Peran sejarah matematika secara konkret

Sejarah matematika memiliki peran yang konkrit dalam memahami perkembangan konsep, teori,
dan aplikasi matematika dari masa ke masa. Ini membantu kita melacak evolusi ide-ide
matematika, seperti penemuan angka nol, sistem bilangan, dan teorema penting seperti Teorema
Pythagoras atau Teorema Fermat. Pengetahuan tentang sejarah matematika juga memberi
wawasan tentang bagaimana matematika diterapkan dalam berbagai bidang, seperti fisika,
ekonomi, dan teknologi, serta memahami dampaknya dalam perkembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban manusia.

3.Membuat skema himpunan Sejarah


( Sebelum Abad ke-19 )
Konsep Himpunan masih digunakan secara
informal dalam matematika, seperti :
• “Kumpulan semua bilangan prima”
• “Himpunan titik-titik pada lingkaran”

(Awal Abad ke-19)


Gottfried Wilhelm Leibniz
Menawarkan konsep “himpunan sebagai dasar
logika matematika”

( Pertengahan Abad ke-19 )


Berhard Bolzano (1876)
Memperkenalkan konsep “himpunan bagian” dan
“himpunan kuasa”

(Akhir Abad ke-19) ( Awal Abad ke-20 )


Georg Cantor Richard Dedekind
Memperkenalkan konsep himpunan tak Menyempurnakan konsep himpunan
berhingga dan teori himpunan modern. yang ditawarkan oleh Cantor dan
Teorinya yang terkenal yaitu, “Teori Naif” mengembangkan diagram Euler-Venn

Teori himpunan naif Cantor memiliki kelemahan


terhadap paradoks, adapun beberapa paradoks yang
muncul, diantaranya :

Paradoks Cantor Paradoks Russel Paradoks Burali-Forti


Diajukan oleh Cantor (1891) Diajukan oleh Bertrand Russel Diajukan oleh Cesare
(1901) Burali-Forti (1897)

Akhir Abad ke-20


Sistem aksioma
Zermelo, Fraenkel, dan Abraham Skolem
Zermelo-Fraenkel (ZF)
Merumuskan sistem aksioma teori himpunan yang konsisten.
merupakan dasar teori
Sistem aksioma ini dikenal sebagai sistem aksioma Zermelo-
himpunan yang kita
gunakan saat ini Fraenkel (ZF). Sistem aksioma ini terdiri dari 22 aksioma yang
modern.Sistem mendasari teori himpunan modern. Aksioma ini sekaligus
menjawab paradoks-paradoks Russel dan Burali-Forti.

Anda mungkin juga menyukai