Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ridho Mohammad Jihad aprilian

NPM : 232103109

Kelas : C/1

Matkul : Konsep Dasar Pendidikan Masyarakat

Gambar : Keterkaitan Fungsional antara Komponen, Proses, dan Tujuan Sistem Pendidikan Luar
Sekolah1.)

1). Pertama). 1. Masukan lingkungan mencakup lingkungan alam, sosial budaya, dan
kelembagaan.
a.Lingkungan Alam
1) Lingkungan alam biologis (biologis): flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
2) Lingkungan alam abiotik: tanah, air, mineral, cuaca, sungai, dll.
3 ) Lingkungan alam buatan: pemukiman manusia, sasaran dan sarana transportasi, bendungan,
pasar, kampus sekolah, dll.
b. Lingkungan sosial budaya mencakup kondisi penduduk dengan berbagai potensi seperti
kebiasaan, tradisi, pendidikan, agama, komunikasi, seni, bahasa, kesehatan, penghidupan,
pekerjaan, ideologi dan politik, keamanan, kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
c . Lingkungan kelembagaan meliputi instansi pemerintah, dunia usaha, LSM, dan organisasi
masyarakat yang terlibat dalam program dan berada di lingkungan tempat program
pendidikan luar sekolah berlangsung.
>2. input instrument meliputi;
a. Kurikulum atau program pembelajaran: memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode dan materi pembelajaran serta alat penilaian pembelajaran.
b. Tenaga kependidikan: Pendidik sebagai bagian dari tenaga kependidikan mempunyai
keterampilan (kompetensi) belajar yang mencakup dasar, akademik, personal, pergaulan
sosial, dan keahlian. Pendidik juga memiliki keterampilan manajemen pembelajaran.
Pendidik dapat berupa tutor, tutor, pelatih/widyaiswara/instruktur, pengajar, pembimbing,
dsb.
c. Sarana, prasarana dan biaya: Sarana dan prasarana pembelajaran meliputi lokasi
pembelajaran, pusat pembelajaran, gedung dan perlengkapan pembelajaran (termasuk meja,
kursi dan perabot), laboratorium, bengkel dan alat pembelajaran seperti papan, pulpen, alat
tulis, buku, proyektor. saudara>3. Entri mentah meliputi santri termasuk santri, peserta
pelatihan, peserta pengurus, peserta magang, warga pesantren taklim santri, dan lain-lain.
Siswa mempunyai karakteristik internal dan eksternal.
a. Ciri-ciri internal
1) Atribut fisik: khusus umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan, serta keadaan
panca indera.
2) Atribut psikologis: khusus kebutuhan belajar, motivasi belajar, cita-cita, keinginan, minat,
tujuan, masalah yang dihadapi dan momen-momen penting. Atribut psikologis ini juga
mencakup kesiapan belajar (readiness), kognisi, struktur kognitif, dan kemampuan mental.
3) Atribut fungsional: meliputi pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan status sosial ekonomi
keluarga.
b. Ciri-ciri eksternal siswa berkaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya, antara lain
lingkungan keluarga, teman pergaulan, pekerjaan, kebiasaan, serta fasilitas belajar yang
tersedia di masyarakat dandaerah.
4.Proses
Merupakan interaksi pendidikan antara sarana masukan, khususnya pendidik, dengan
masukan mentah, khususnya peserta didik, melalui kegiatan pembelajaran, pengajaran, dan
konsultasi.konsultasi dan/atau pelatihan. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
pendekatan yang berkesinambungan atau berkesinambungan dan sosial, beralih dari
pendekatan pedagogi ke pendekatan dualistik atau sebaliknya.
5. Akibatnya, siswa lulus dari program pendidikan luar sekolah.
6. Masukan lainnya adalah sumber daya pendukung atau kemampuan yang memungkinkan
lulusan menerapkan hasil pembelajaran (outcome) dalam kehidupannya. Item lainnya dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai bidang, antara lain:
a. Bidang usaha (dunia usaha): bidang usaha, alat produksi, permodalan, bahan baku,
pemasaran, informasi, konsultasi, pelatihan lanjutan, koperasi dan jaringan (relasi partner).
b. Bidang pekerjaan: ketenagakerjaan, bimbingan karir, bimbingan kejuruan, penghargaan
dan hukuman, pendidikan berkelanjutan, pelatihan, pengawasan dan pengendalian, penugasan
dan kerjasama tim,
c. Bidang kegiatan masyarakat: perkumpulan mahasiswa atau alumni, partisipasi
pengembangan masyarakat, status sosial, jaringan mitra, dll.
7. Dampak (outcome)
Merupakan dampak yang dirasakan mahasiswa atau lulusan setelah mendapat dukungan dari
sumber lain. Pengaruh tersebut dapat diukur terutama pada tiga aspek kehidupan, pertama
peningkatan taraf atau kesejahteraan hidup dengan indikator pekerjaan atau kepemilikan
usaha, pendapatan, kesehatan, pendidikan, penampilan diri, dan lain-lain. Kedua, berupaya
untuk mendidik orang lain, baik secara individu, kelompok, dan/atau komunitas. Ketiga,
terlibat dalam kegiatan pengembangan sosial atau komunitas, seperti terlibat dalam ide,
energi, keterampilan, dan/atau aset.

Sumber
Sudjana, D. (2014). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan
Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsi, I. (2010). Pendidikan luar sekolah sebagai pemberdaya dalam


masyarakat. Diklus, 14(1).

Muslim, A. Q., & Suci, I. G. S. (2020). Peran Manajemen Pendidikan Nonformal Berbasis
Masyarakat Sebagai Upaya Peningkata Sumber Daya Manusia Di Indonesia. Pratama
Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 159-168.

Puspito, G. W., Swandari, T., & Rokhman, M. (2021). Manajemen Strategi Pengembangan
Pendidikan Non Formal. Chalim Journal of Teaching and Learning (CJoTL), 1(1), 85-98.
Daniel, S., & Wisman, Y. (2021). Pendidikan Luar Sekolah Sebagai Pemberdaya Dalam
Masyarakat. Meretas: Jurnal Ilmu Pendidikan, 8(2), 143-152.

2). UNESCO mengungkapkan ada 4 pilar Pendidikan yang berkaitan dengan hasil belajar
peserta didik yaitu ;
a. Learning to Know (Belajar untuk Mengetahui)
b. Learning to Do (Belajar untuk terampil melakukan sesuatu)
c. Learning to Be ( Belajar untuk menjadi seseorang)
d. Learning to Live Together (Belajar untuk Menjalani Kehidupan Bersama)

Untuk mencapai pembelajaran pengetahuan, staf pengajar harus berperan sebagai fasilitator
yang mampu membimbing atau mengarahkan siswa dalam pemecahan masalah. Selain itu,
pendidik harus mampu berperan sebagai rekan dalam berdialog dengan siswa untuk
mengembangkan penguasaan ilmu dan pemahaman tertentu.

>Pembelajaran Belajar untuk Mengetahui (learning to know) akan dapat terwujud jika
kegiatan pengajaran di lembaga membantu siswa mengasah keterampilannya, sehingga Apa?
mereka miliki, serta bakat dan minat mereka. Meskipun bakat dan minat anak sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik, namun perkembangan bakat dan minat anak bergantung pada
lingkungannya. Keterampilan dapat digunakan untuk menunjang kehidupan seseorang,
bahkan lebih dari penguasaan ilmu dalam menunjang kesuksesan hidup seseorang di masa
depan.
> Belajar untuk terampil melakukan sesuatu (Learning to Do) erat kaitannya dengan bakat
dan minat, perkembangan fisik dan psikis, perkembangan tipe pribadi anak dan kondisi
lingkungan. Bagi anak yang aktif, perkembangan pribadinya akan berlangsung apabila ia
mempunyai cukup kesempatan untuk berkreasi. Sebaliknya, bagi anak yang pasif, peran
pendidik sebagai pemimpin dan pendukung sangat diperlukan demi perkembangan pribadi
siswa secara maksimal.
> Belajar untuk menjadi seseorang (Learning to Be) Belajar menjadi pribadi erat kaitannya
dengan bakat dan minat anak, perkembangan fisik dan psikis, morfologi pribadi, dan kondisi
lingkungan. Bagi anak yang aktif, perkembangan pribadinya akan berlangsung apabila ia
mempunyai cukup kesempatan untuk berkreasi. Sebaliknya bagi anak yang pasif, peran
pendidik sebagai pemimpin dan pendukung sangatlah penting bagi perkembangan pribadi
siswa secara maksimal.
>Untuk belajar hidup bersama, siswa harus terbiasa hidup bersama dan menghormati satu
sama lain.keterbukaan, memberi dan menerima, harus dikembangkan. Kondisi seperti ini
memungkinkan terjadinya suatu proses pembelajaran secara bersama-sama.

Hartini, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Project Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education
Journal): Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2a).

Astuti, R. A., Aminah, N. S., & Sukarmin, S. (2016). Pengembangan modul ipa terpadu berbasis
empat pilar pendidikan dengan tema pantai untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa kelas VII
SMP/MTS. Inkuiri, 5(2), 40-51.

Hatta, F., & Masturah, M. MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM INTEGRATIF


“TARBIYATUL ISLAMIYAH” SEBAGAI PENGUATAN EMPAT PILAR PENDIDIKAN. LP2M IAIN Palu.

Anda mungkin juga menyukai