Dosen Pengampuh
Tugas Kelompok II
Kelas Biologi A
Akhmad Kurnia
Suriah Satar
Andi Uswah Uzlifat
Arman Abu bakar
PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas merupakan aset bangsa
dan negara dalam melaksanakan pembangunan nasional di berbagai sektor dan
dalam menghadapi tantangan kehidupan masyarakat dalam era globalisasi.
Sumber daya manusia ini tiada lain ditentukan oleh hasil produktivitas lembagalembaga penyelenggara pendidikan, yang terdiri atas jalur sekolah dan luar
sekolah, dan secara spesifik merupakan hasil proses belajar mengajar di kelas.
Pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting untuk kita
perhatikan dalam proses perjalanannya dari masa ke masa. Penggunaan metode
dalam pendidikan yang begitu bervariasi menjadi tidak efektif jika tanpa aplikasi
secara maksimal. Seiring perkembangan jaman, pendidikan yang hanya
berbasiskan hard skill (keterampilan tekhnis) yaitu menghasilkan lulusan yang
hanya memiliki prestasi dalam akademis, harus mulai dibenahi. Sekarang
pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan dan berkarakter.
Berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak
Keterkaitan antara proses belajar mengajar di kelas dengan pendidikan
berkarakter menjadi hal yang penting untuk kita cermati dan bahas, sehingga hal
ini menjadi latar belakang penyusunan makalah ini, dengan judul pengelolaan
kelas berbasis pendidikan berkarakter.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Kelas
Tiga fokus utama mengartikan menajemen/ pengelolaan yaitu:
1. Sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal
bakal suatu profesi.
2. Sebagai proses yang menentukan langkah yang sistematis dan terpadu
sebagai aktivitas pengelolaan.
3. Sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam
menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Pengelolaan merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yng
dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara peorangan
ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan
lembaga pendidikan secara produktif, efektif dan efisien. Pendapat lain
menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk
memotivasi siswa belajar dan mewujudkan suasana pembelajaran aktif, kreatif,
enak dan menyenangkan.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah segala usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan
usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar secara sistematis. Usaha sadar
itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/ kondisi proses belajar mengajar
dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai (Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen, 1996).
Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan pengelolaan kelas adalah:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimalkan mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
Mengatur fasilitas
belajar mengajar
(kondisi fisik)
Ventilasi
Pencahayaan
Kenyamanan
letak duduk
Penempatan
siswa
karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalh benar- salah,
tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal- hal yang baik dalam
kehidupan, sehingga anak/ peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman
yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam
kehidupan sehari- hari.
Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika,
akhlak, dan atau nilai yang berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif,
bukan netral. Sedangkan Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik,
baik yang terpatri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku. Karakter secara
koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olahraga seseorang atau sekelompok orang.
Karakter juga sering diasosiasikan dengan istilah apa yang disebut dengan
temperamen, yang lebih memberi penekanan pada defenisi psikososial yang
dihubungkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Sedangkan karakter
dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih menekankan pada unsur somatopsikis
yang dimiliki seseorang sejak lahir. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Penguatan.
keteladanan
yang
ditularkan,
intervensi
melalui
proses
dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai
luhur.
3. Pilar - Pilar Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap
orang dapat menyetujui nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau
bias budaya. Beberapa hal di bawah ini yang dapat kita jelaskan untuk membantu
siswa memahami Enam Pilar Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut :
a. Trustworthiness (Kepercayaan)
Jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal melakukan
apa yang anda katakan anda akan melakukannya, minta keberanian untuk
melakukan hal yang benar, bangun reputasi yang baik, patuh berdiri dengan
keluarga, teman dan negara.
b. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, gunakan sopan santun, bukan bahasa
yang buruk, pertimbangkan perasaan orang lain, jangan mengancam, memukul
atau menyakiti orang lain, damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan.
c. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu lakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin, berpikirlah
sebelum bertindak mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab atas
pilihan anda.
d. Fairness (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka;
mendengarkan orang lain, jangan mengambil keuntungan dari orang lain, jangan
menyalahkan orang lain sembarangan.
e.
Carin (Peduli)
Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan anda peduli, ungkapkan
bersahabat/Komunikatif,
cinta
damai,
gemar
membaca,
peduli
dapat
menentukan
prioritas
pengembangannya
dengan
cara
Ada sebuah kata bijak mengatakan ilmu tanpa agama buta, dan agama
tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif
tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan,
berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat
tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa
pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan
dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak
mengabaikan pendidikan karakter anak didik.
Pendidikan
pembentukan
nilai-nilai karakter
pada
anak didik.
menekankan
Mengutip
empat
pada
ciri
diberikan pada
anak didik.
Misalanya,
memberikan
pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan
kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi
dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati
keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya,
menanamkan pada anakdidik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan
berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting
bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban
kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan
tersebut.
Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan
metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan
pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul
akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.
KEG. PEMB.
KESISWAAN
adalah
pengorganisasian,
proses
yang
penggerakan,
membeda-bedakan
pelaksanaan
dan
atas:
perencanaan,
pengendalian,
dengan
memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Pengelolaan juga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan
bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pengelolaan terkandung pengertian pemanfaatan sumberdaya untuk
tercapainya tujuan. Sumberdaya adalah unsur-unsur dalam pengelolaan, yaitu:
manusia (man), bahan (materials), mesin/peralatan (machines), metode/cara kerja
(methods), modal uang (money), informasi (information). Sumberdaya bersifat
terbatas, sehingga tugas manajer adalah mengelola keterbatasan sumber daya
secara efisien dan efektif agar tujuan tercapai.
Proses pengelolaan adalah proses yang berlangsung terus menerus,
dimulai dari: membuat perencanaan dan pembuatan keputusan (planning);
mengorganisasikan
sumberdaya
yang
dimiliki
(organizing);
menerapkan
percaya diri sendiri; (2) Tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam atau sikap
yang tidak simpatik; (3) Memperkenalkan diri; (4) Melaksanakan pembelajaran
dengan lancar dan tertib; dan (5) Bertindak disiplin, baik terhadap siswa maupun
terhadap diri sendiri.
1.
Pendidikan Berkarakter
a. Hangat dan antusias
Dalam proses pembelajaran guru yang memiliki sifat hangat dan antusias
lebih diminati siswa daripada guru yang menakutkan dan memiliki muka yang
menyeramkan, hal ini akan membuat tidak nyaman dalam siswa belajar sehingga
siswa tidak semangat dalam belajar dan menyebabkan proses pembelajaran tidak
berjalan dengan efektif.
b. Tantangan
Dalam proses pembelajaran hal yang monoton akan menyebabkan
kebosanan pada diri siswa, maka tantangan perlu diberikan selain untuk menarik
perhatian siswa dalam belajar hal ini juga akan menambah sifat berani pada diri
siswa dan mengendalikan belajar siswa. Tantangan ini bisa berupa tindakan, katakata atau permainan.
c. Bervariasi
Variasi adalah hal penting dalam proses pembelajaran. Metode atau media
yang berganti minimal setiap pertemuannya akan membuat siswa merasa senang
dan penasaran sehingga membuat siswa bergairah dalam belajar.
d. Keluwesan
Guru perlu memiliki karakter ini. Hal ini diperlukan untuk bisa merubah
strategi dalam proses pembelajaran sehingga mencegah kemungkinan munculnya
keributan, tidak ada perhatian serta membuat iklim belajar menjadi efektif
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Guru juga harus bisa menjadi motivator siswanya. Harus bisa menekankan
jiwa positif dalam diri siswa agar siswa bersifat optimis untuk mencapai citacitanya dan menghindari pemusatan perhatian pada hal yang negative. Dilakukan
dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru dalam malakukan
kesalahan yang dapat mengganggu proses pembelajaran.
f. Penanaman disiplin diri
Guru harus punya karakteristik disiplin, karena ia akan menanamkan
disiplin diri pada siswanya. Baik disiplin belajar siswa atau disiplin kelas
merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Guru harus selalu mendorong
siswa untuk selalu bersifat disiplin.
2.
akan rendah kerena posisi kursi antara guru dan murid seakan-akan menjadikan
pembelajaran menjadi teacher oriented. Guru berada didepan siswa.
Mengapa hal tersebut menjadi perhatian dalam proses pembelajaran dalam
pendidikan karakter, hal ini termasuk upaya strategi dalam pembelajaran. Dalam
pendidikan karakter, strategi dapat dimaknai dengan kurikulum yang dilaksanakan
dengan kaitannya mengintegrasikan pendidikan karakter dengan bahan ajar.
Sedangkan kaitannya dengan tokoh strategi prndidikan karakter terkait dengan
model tokoh yang sering dilakukan dinegara-negara maju yaitu seluruh tenaga
pendidik, kepala sekolah, guru, seluruh tenaga Bimbingan Konseling, seluruh
tenaga administrasi harus bisa menjadi contoh bagi siswanya, untuk membentuk
siswa yang berkarakter, maka strategipun harus dilakukan dengan sesempurna
mungkin.
Sedang dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum
diimplementasikan dengan pemanduan, pujian dan hadiah, definisikan dan
latihkan, penegakan disiplin dan juga perangai. Salah satunya yaitu pemanduan,
maka strategipun dilakukan dengan pemasangan poster, spanduk yang
ditempelkan dalam papan khusus, dan ditempelkan pengumuman tentang
beberapa nilai baik yang dilakukan siswa.
Untuk mengubah itu, maka perlu adanya reorganisasi pengelolaan tata
ruang kelas baik meja, kursi atau tempelan dalam dinding yang mendukung
aktifitas pembelajaran pendidikan karakter. Salah satu contoh dengan membuat
meja dalam lingkaran besar, untuk melakukan aktifitas diskusi besar guna
melakukan strategi definisikan dan latihkan. Meja kursi dalam lingkaran besar
untuk menjadikan siswa saling bekerja sama secara kooperatif.
Menurut Mulyasa (2014), secara lebih rinci, pembelajaran berkarakter di
sekolah harus menampakkan adanya kegiatan seperti: pembenahan lingkungan
belajar; pembuatan perencanaan bersama; pembuatan kelompok belajar;
pengidentifikasian kebutuhan belajar; pengidetifikasian karakter peserta didik;
perumusan tujuan, standar kompetensi dan kompetensi dasar; pengintegrasian
karakter ke dalam tujuan standar kompetensi dan kompetensi dasar; pengelolaan
dan pelaksanaan pembelajaran; dan penilaian proses dan hasil belajar serta upaya
mendiagnosis kembali kebutuhan belajar
peran
(formalnonformal-informal).
Salah satu karakteristik
lembaga-lembaga
Kurikulum
2013
pendidikan
adalah
sekolah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Awan.