Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA KELAS

8 B SMP NEGERI 1 PANCALANG MELALUI PENERAPAN TEKNIK SINEMA


DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Hilman Nasyar Faidhullah Sholehuddin
NIM 19104244022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 1

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERILAKU PROSOSIAL PADA SISWA KELAS


8 B SMP NEGERI 1 PANCALANG MELALUI PENERAPAN TEKNIK SINEMA
DALAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

INCREASING UNDERSTANDING OF PROSOCIAL BEHAVIOR IN CLASS 8 B STUDENTS OF SMP


NEGERI 1 PANCALANG THROUGH THE APPLICATION OF CINEMA TECHNIQUES IN CLASSICAL
GUIDANCE SERVICES

Oleh: Hilman Nasyar Faidhullah Sholehuddin, bk/ppb fipp uny


hilmannasyar.2019@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP
Negeri 1 Pancalang melalui penerapan teknik sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan dengan model Kemmis & Mc Taggart yang dimana model ini memiliki
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Pancalang dengan subyek penelitian kelas 8 B yang berjumlah 31 siswa. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif
dengan guru wali kelas sebagai observer. Pemberian tindakan dilakukan sebanyak dua siklus yang dimana setiap
siklus ada dua kali tindakan. Teknik dan intrumen pengumpulan data menggunakan tiga jenis teknik yaitu skala,
observasi, dan dokumentasi. Uji validitas insturmen skala pemahaman perilaku prososial menggunakan metode
expert judgement dan rumus product moment pearson yang menghasilkan 36 pernyataan yang valid. Uji reliabilitas
instrumen skala pemahaman perilaku prososial menggunakan rumus cronbach alpha menggunalan aplikasi SPPS
for windows versi 24 dan menghasilkan reliabilitas senilai 0,938 pada skala pemahaman perilaku prososial. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis data statistik deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian pada penelitian ini menunjukan bahwa penerapan teknik sinema dalam layanan bimbingan klasikal dapat
meningkaktakan pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan di setiap siklus.

Kata kunci: perilaku prososial, bimbingan klasikal, teknik sinema.

Abstract
This study aims to improve the understanding of prosocial behavior of students in class 8 B Junior High
school of 1 Pancalang through the application of cinema techniques in classical guidance services. This research
uses an action research method with the Kemmis & Mc Taggart model where this model has four stages, namely
planning, implementation, observation, and reflection. This research was conducted at Junior High School of 1
Pancalang with the research subjects of class 8 B which amounted to 31 students. This research was conducted
collaboratively with the homeroom teacher as an observer. The administration of the action was carried out as
many as two cycles. Data collection techniques and instruments used three types of techniques, namely scales,
observation, and documentation. The analysis technique used is qualitative descriptive analysis and quantitative
descriptive statistical data analysis. The results of the research in this study show that the application of cinema
techniques in classical guidance services can increase the understanding of prosocial behavior of students in class
8 B Junior High School of 1 Pancalang. This is evidenced by the increase in each cycle.

Keywords: prosocial behavior, classical guidance, cinema technique.


2 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 9, Nomor 6, Juni 2023

PENDAHULUAN mengeksplorasi dan menemukan jati diri, serta


Perilaku prososial sendiri merupakan suatu membangkitkan perubahan diri (Powell, Newgent, &
tindakan yang dilakukan secara sukarela tanpa Lee, 2006). Terdapat beberapa cara untuk
paksaan dengan tujuan untuk membantu dan meningkatkan perilaku prososial salah satunya adalah
menguntungkan individu atau kelompok lain. menayangkan model perilaku, dapat dilakukan
Walaupun dalam beberapa kondisi, perilaku prososial menggunakan media komunikasi massa. Pendapat-
dapat dilakukan oleh individu karena suatu alasan pendapat di atas membuktikan bahwa teknik sinema
seperti, karena individu termotivasi untuk menolong dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan
orang lain dengan alasan agar mendapatkan hadiah, pemahaman perilaku prososial pada siswa.
atau karena memang individu merasa simpatik dan Apabila tidak ditingkatkan atau
peduli kepada orang lain (Eisenberg & Mussen, 1989: dikembangkan, remaja memiliki kecenderungan untuk
3). Tindakan-tindakan pada perilaku prososial bersikap mememberontak pada lingkungan sekitar
meliputi berbagi, kerjasama, , menyumbang, karena masa remaja adalah masa transisi dari masa
menolong, kejujuran, kedermawanan, serta anak-anak menuju dewasa. Maka dari itu jangan
mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain sampai remaja melakukan tindakan-tindakan yang
(Eisenberg & Mussen, 1989: 1-54). melenceng dan membuatnya menarik diri dari
Perilaku prososial sendiri tidak memiliki kehidupan sosial dan menjadi perilaku antisosial.
manfaat dan keuntungan yang jelas bagi pelaku Pengembangan pemahaman perilaku prososial penting
prososial, seperti yang diungkapkan oleh William bagi siswa remaja. Menanamkan perilaku sosial
bahwa perilaku prososial bertujuan untuk positif sangat bermanfaat bagi pengalaman sosial dan
meningkatkan kesejahteraan orang lain (Dayakisni & mencegah perilaku sosial yang negatif. Perilaku sosial
Hudaniah, 2012: 155). Walaupun bertujuan untuk yang negatif menyebabkan perilaku yang tidak
memberikan kesejahteraan kepada orang lain, diingginkan kedepannya (Nugraha, 2020: 17-18).
peningkatan perilaku prososial dapat bermanfaat bagi Peneliti juga mengacu pada penelitian yang
siswa untuk memudahkan ketika berbaur ke dalam relevan dan telah dilakukan sebelum penelitian ini.
lingkungan masyarakat, hal ini dikarenakan beberapa Pada penelitian yang dilakukan oleh Niva (2016) yang
norma dan nilai yang ada di lingkungan masyarakat berjudul “Penerapan pendekatan cinematherapy untuk
berkaitan dengan perilaku prososial. Perilaku meningkatkan perilaku prososial pada siswa Bosowa
prososial pada individu tumbuh berdasarkan norma International School Makassar”. Hasil yang didapat
dan nilai di masyarakat yang sehingga pada penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat
diinternalisasikan di dalam diri individu karena ada perilaku prososial siswa rendah saat pretest sedangkan
beberapa norma dan nilai masyarakat yang berkaitan setelah pemberian perlakuan maka terjadi peningkatan
dengan perilaku prososial (Staub, 1978: 43-44). yang signifikan terhadap perilaku prososial pada
Permasalahan yang terjadi adalah terdapat kelompok eksperimen, dan (2) pendekatan
siswa di kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang yang cinematherapy mampu meningkatkan perilaku
kurang peduli dengan perilaku prososial. Pada prososial pada siswa kelas VIII di Bosowa
wawancara dengan guru wali kelas yang dilakukan International School Makassar. Perbedaan penelitian
pada hari Sabtu tanggal 16 Januari 2023, guru wali ini adalah penggunaan metode penelitian dan subjek
kelas mengungkapkan bahwa kurang munculnya penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
perilaku prososial siswa di dalam 1 kelas yang terdiri eksperimen dan subjek penelitian siswa Bosowa
dari 31 siswa. Pernyataan ini dikemukakan oleh guru International School Makassar.
wali kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang yang dimana Berdasarkan dari hasil penpenelitian
guru wali kelas mengatakan bahwa terdapat siswanya sebelumnya yang menggunakan teknik sinema untuk
yang kurang peduli dengan perilaku prososial. Adanya mengatasi permasalahan, membuat peneliti tertarik
permasalahan tersebut dikarenakan kurangnya untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan
pemahaman siswa mengenai perilaku prososial dan pemahaman perilaku prososial pada siswa kelas 8 B
belum adanya pemecahan masalah dikarenakan belum SMP Negeri 1 Pancalang menggunakan layanan
pernah dilakukannya peningkatan pemahaman bimbingan klasikal dengan teknik sinema yang diberi
perilaku prososial. judul “Peningkatan Pemahaman Perilaku Prososial
Pada permasalahan ini peneliti menggunakan Pada Siswa Kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang
teknik sinema pada layanan bimbingan klasikal untuk Melalui Penerapan Teknik Sinema Dalam Layanan
menjadi solusi peningkatan pemahaman perilaku Bimbingan Klasikal”. Peneliti berharap dengan
prososial. Teknik sinema merupakan pendekatan yang adanya penelitian ini dapat membantu tercapainya
ampuh untuk menciptakan suasana yang aman dan peningkatan pemahaman perilaku prososial siswa
menghibur melalui film dengan tujuan untuk
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 3

setelah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan langkah di setiap siklusnya yaitu, perencanaan,
teknik sinema . tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan
sebanyak dua siklus. Pada setiap siklus terdapat dua
METODE PENELITIAN kali tindakan/pertemuan.
Jenis Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan jenis Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
penelitian tindakan. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Teknik pengumpulan data yang digunakan
merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada penelitian ini meliputi beberapa teknik yaitu
permasalahan yang muncul di kelas dan dirasakan skala Likert, observasi, dan dokumentasi.
oleh guru. Maka dari itu PTK dilakukan karena guru 1. Instrumen skala Likert, peneliti telah menyusun
yang merasakan permasalahan di dalam kelas ketika instrumen skala pemahaman perilaku prososial
sedang melakukan kegiatan pembelajaran dan siswa untuk mengetahui peningkatan pemahaman
melakukan PTK untuk meperbaiki permasalahan siswa dalam bentuk skor.
dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik. Ketika 2. Lembar Observasi, peneliti membuat dua lembar
dosen atau penelitia lain selain guru ingin observasi yaitu lembar observasi pelaksanaan
menggunakan PTK, sudah seharusnya berkolabirasi tindakan dan lembar observasi pasca pelaksanaan
dengan guru yang bersangkutan di sekolah tersebut, tindakan.
karena memang cukup sulit diterima jika peneliti di 3. Dookumentasi, peneleti mengambil gambar/foto
luar sekolah melakukan PTK tanpa adanya kolaborasi ketika pemeberian tindakan berlangsung sebagai
dengan guru di sekolah tersebut (Arikunto, bukti untuk melihat proses pemberian tindakan
Suhardjono, & Supardi, 2021: 194) yang dilakukan oleh peneliti.

Waktu dan Tempat Penelitian Teknik Analisis Data


Penelitian mengenai peningkatan perilaku a. Analisis Deskriptif Kualitatif
prososial pada siswa SMP Negeri 1 Pancalang dengan Hasil dari observasi yang dilakukan ketika
menerapkan teknik sinema pada layanan bimbingan pelaksanaan dan pasca pelaksanaan tindakan akan
klasikal dan dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dianalisis menggunakan analisis deskriptif Kualitatif.
dengan Mei 2023. Pengumpulan data penelitian Adanya observasi bertujuan untuk mengetahui proses
dilakukan selama 2 minggu pada Rabu, 29 Maret tindakan yang diberikan kepada siswa dan mengamati
2023 sampai Rabu, 12 April 2023. Penelitian ini perubahan siswa setelah diberikan tindakan. Hasil
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pancalang yang analisis berupa deskripsi berdasarkan data yang telah
berlokasi di Jalan Raya. Pancalang, Dusun. Wage, RT diambil ketika observasi.
01, RW 02, Desa. Pancalang, Kecamatan. Pancalang, b. Analisis Data Statistik Deskriptif
Kabupaten. Kuningan, Jawa Barat. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis data statistik deskriptif. Teknik analisis data
Subjek Penelitian ini bermaskud untuk memberi kesimpulan hasil
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah analisis data untuk umum, namun hanya untuk sampel
siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang dengan yang sedang diteliti. Analisis data kuantitatif
jumlah 31 siswa, 16 siswa perempuan dan 15 siswa menggunakan satististik deskriptif ditujukan untuk
laki-laki . Subjek penelitian ditentukan berdasarkan melihat perbandingan perkembangan siswa ketika
tempat terjadinya permasalahan. Permasalahan terkait sebelum diberikan tindakan dan setelah diberikan
pemahaman perilaku prososial yang terjadi pada siswa tindakan pada penelitian ini yang menggunakan PTK
kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang yang dengan menerapkan teknik sinema pada layanan
mengkibatkan kurang pedulinya siswa terhadap bimbingan klasikal.
perilaku prososial. Subjek di dapatkan bedasarkan
hasil wawancara peneliti dengan guru wali kelas, yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dimana pada hasil wawancara tersebut terindikasi Hasil Penelitian
bahwa terdapat beberapa siswa kelas 8 B SMP Negeri Penelitian tindakan kelas pada kelas 8 B SMP
1 Pancalang yang kurang peduli pada perilaku Negeri 1 Pancalang dilakukan sebanyak dua siklus
prososial. dan setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Pada hasil
penelitian ini disajikan dengan bentuk presentase pada
Prosedur setiap siklusnya, hal ini bertujuan untuk melihat
Pada penelitian ini peneliti menerapkan model peningkatan pemahaman perilaku prososial pada
PTK yang diciptakan oleh Kemmis & Mc Taggart. siswa di setiap siklusnya. Data dikumpulkan dengan
Model penelitian tindakan ini memiliki beberapa menggunakan skala pemahaman perilaku prososial
4 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 9, Nomor 6, Juni 2023

yang telah disusun dan diuji, observasi, dan melaksanakan tindakan I siklus I terbilang lama dan
dokumentasi. melebihi waktu yang ada di dalam RPL karena
terdapat kendala pada proyektor yang tidak terlihat
Pre-Test karena cahaya ruangan yang terlalu terang.
Tabel 1. Hasil Pre-Test Per-Individu
Kategori Jumlah Siswa Tindakan II
Rendah 0 Siswa Tindakan II Siklus I dilaksanakan pada hari
Sedang 31 Siswa Selasa, 04 April 2023 pukul 08.00-09.00. Tindakan II
Tinggi 0 Siswa siklus I menghasilkan sedikit peningkatan dari
sebelumnya. Pada tindakan II siswa yang bersedia
Berdasarkan pada hasil pre-test per-individu untuk menjawab pertanyaan walaupun ditunjuk oleh
pada tabel 1, mendapatkan hasil keseluruhan siswa peneliti menjadi 10 siswa. Siswa juga mulai tidak
memiliki tingkat pemahaman perilaku prososial yang canggung dengan peneliti dan sedikit aktif
sedang. dibandingkan dengan sebelumnya yang lebih banyak
diam. Siswa juga sudah berani berinteraksi lebih
Tabel 2. Hasil Pre-Test Per-Indikator dengan peneliti seperti merespon selingan candaan
No Indikator Hasil Keterangan yang peneliti sampaikan.
1 Berbagi 63,98 % Belum
Tercapai Tabel 3. Hasil Post-Test Per-Individu Siklus I
2 Menolong 62,7 % Belum Kategori Jumlah Siswa
Tercapai Rendah 0 Siswa
3 Menyumbang 58,06 % Belum Sedang 18 Siswa
Tercapai Tinggi 13 Siswa
4 Kerjasama 59,41 % Belum
Tercapai Pada hasil post-test siklus I terdapat sebanyak
5 Kejujuran 58,9 % Belum 13 siswa yang masuk kategori tinggi dan 18 siswa
Tercapai pada kategori sedang. Belum setengah dari jumlah
6 Kedermawanan 55,2 % Belum siswa di kelas yang mendapat kategori tinggi pada
Tercapai pemahaman perilaku prososial.
7 Mempertimbangkan 61,1% Belum
Hak dan Tercapai Tabel 4. Hasil Post-Test Per-Indikator Siklus I
Kesejahteraan No Indikator Hasil Keterangan
Orang Lain 1 Berbagi 80,9 % Tercapai
Rata-Rata 59,9 % 2 Menolong 76,4 % Tercapai
3 Menyumbang 72,6 % Belum
Pada hasil pre-test per-indikator keseluruhan Tercapai
mendapatkan hasil skor di bawah 75% yang dimana 4 Kerjasama 70,6 % Belum
belum tercapai dengan skor rata-rata sebesar 59,9 %. Tercapai
5 Kejujuran 70,6 % Belum
Siklus I Tercapai
Tindakan I 6 Kedermawanan 73 % Belum
Tindakan I siklus I dilaksanakan pada hari Tercapai
Kamis, 30 Maret 2023, pukul 08.00 – 09.00 WIB. 7 Mempertimbangkan 76,8 % Tercapai
Siklus I pemberian tindakan kepada siswa berjalan Hak dan
cukup baik. Pada tindakan I siklus I, masih sedikit Kesejahteraan
siswa yang berani memberi kesimpulan yang didapat Orang Lain
setelah menonton film dan masih sedikit siswa yang Rata-Rata 74,4 %
menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa belum
terlalu antusias dengan kegiatan bimbingan kalsikal Hasil dari skor post-test per-indikator, kelas 8
menggunakan teknik sinema, dari 31 siswa hanya 5 B mendapatkan skor 80,9% pada indikator tindakan
siswa yang berani menyimpulkan dan menjawab berbagi dengan keterangan tercapai, tindakan
pertanyaan dari peneliti tentang pengalaman yang menolong 76,4% dengan keterangan tercapai,
didapat setelah menonton film-film pada kegiatan tindakan menyumbang 72,6% keterangan belum
bimbingan klasikal. Waktu yang dihabiskan untuk tercapai, tindakan kerjasama 70,6% keterangan belum
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 5

tercapai, tindakan kejujuran 70,6% keterangan belum


tercapai, tindakan kedermawanan 73% keterangan Tabel 6. Hasil Post-Test Per-Indikator Siklus II
belum tercapai, dan tindakan mempertimbangkan hak No Indikator Hasil Keterangan
dan kesejahteraan orang lain 76,8% keterangan 1 Berbagi 86,8% Tercapai
tercapai. Berdasarkan keterangan di atas terdapat 3 2 Menolong 82,66% Tercapai
indikator tindakan pada perilaku prososial yang sudah 3 Menyumbang 78,43% Tercapai
tercapai dan 4 indikator tindakan yang belum tercapai. 4 Kerjasama 80,38% Tercapai
Pada hasil post-test per-indikator mendapatkan skor 5 Kejujuran 78,02% Tercapai
rata-rata 74,4%. 6 Kedermawanan 78,43% Tercapai
7 Mempertimbangkan 87,7% Tercapai
Siklus II Hak dan
Tindakan I Kesejahteraan
Tindakan I siklus II dilaksanakan pada hari Orang Lain
Jumat 07 April 2023, pukul 08.00-09.00 WIB. Pada Rata-Rata 81,78%
pelaksanaan tindakan II tidak jauh berbeda dengan
tindakan I. Peneliti membagi siswa menjadi 4 Pada hasil post-test per-indikator, siswa kelas
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat aktif 8 B mendapatkan hasil skor rata-rata 81,78%.
berdiskusi di dalam kelompok tersebut dan memicu Keseluruhan hasil per-indikator melebihi skor
munculnya perilaku kerjasama pada siswa. Pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh
tindakan II siklus II, siswa sudah tidak malu-malu dan peneliti. Pada skor per-indikator siklus I terdapat
canggung kepada peneliti. pada siklus ini siswa lebih empat indikator yang belum mencapai skor indikator
terlihat aktif dan bersemangat ketika melaksanakan keberhasilan, namun pada siklus II skor per-indikator
kegiatan bimbingan klasikal. Pelaksanaan teknik meningkat dibanding sebelumnya dan melebihi skor
sinema yang dilakukan dengan secara berkelompok indikator keberhasilan sebesar 75%
membuat siswa terpicu untuk berdiskusi dan aktif di
Tabel 7. Perbandingan Hasil Individu Pre-Test,
kelas.
Post-Test I dan II.
Tindakan II Ket Jumlah Jumlah Jumlah
Tindakan II siklus II dilaksanakan pada hari Siswa Siswa Siswa
Selasa 12 April 2023 pukul 08.00-09.00 WIB. Siswa Rendah Sedang Tinggi
sudah tidak malu-malu dan canggung kepada peneliti. Pre-test 0 31 0
Pelaksanaan teknik sinema yang dilakukan dengan Post-test I 0 18 13
secara berkelompok membuat siswa terpicu untuk Post-test II 0 0 31
berdiskusi dan aktif di kelas. Pada tindakan II, peneliti
mengemas kegiatan berupa perlombaan cerdas cermat Melihat dari hasil perbandingan pre-test dan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa post-test individu Siklus I dan II. Terlihat perbedaan
dapat memehami perilaku prososial yang ada pada pada hasil sebelum dan setelah diberikannya tindakan
film yang telah ditayangkan. Pada tindakan II siswa pada siswa. Tabel di atas memperlihatkan pada skor
aktif saling berlomba dan bekerjasama untuk hasil pre-test per-individu mendapatkan hasil seluruh
memenangkan cerdas cermat. Siswa menjadi lebih siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang yang
aktif dan berani menjawab. berjumlah 31 siswa masuk pada kategori rendah.
Setelah diberikan tindakan pada siklus I terdapat
Tabel 5. Hasil Post-Test Per-Individu Siklus II peningkatan pemahaman perilaku prososial yang
Kategori Jumlah Siswa dimana terdapat 13 siswa yang mengalami
Rendah 0 Siswa peningkatan pemahaman perilaku prososial memasuki
Sedang 0 Siswa kategori tinggi dan juga ada 18 siswa yang mengalami
Tinggi 31 Siswa peningkatan pemahaman perilaku prososial namun
masih dalam ketegori sedang. Kemudian diberikan
Hasil dari post-test per-individu siklus II tindakan siklus II dan mendapatkan hasil skor seluruh
mendapatkan hasil keseluruhan siswa mencapai siswa berjumlah 31 orang masuk pada kategori tinggi.
kategori tinggi yang dimana pada hasil post-test siklus Siswa yang sudah memasuki kategori tinggi pada
I masih lebih dari setengah siswa di kelas 8 B siklus I tetap mengalami peningkatan pemahaman
mendapatkan hasil di bawah 75% dengan kategori perilaku prososial di siklus II.
sedang.
6 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 9, Nomor 6, Juni 2023

Tabel 8. Perbandingan Hasil Per-Indikator Pre- Peneliti melanjutkan memberikan tindakan di siklus II
test, Post-Test Siklus I dan II dan mengalami peningkatan dengan hasil seluruh
No Indikato P-I P- II Pening Ket siswa masuk ke dalam kategori tinggi.
r katan Pada siklus I pemberian tindakan berjalan
1 Berbagi 80,9 % 86,8% Tercap cukup baik walaupun masih terdapat beberapa kendala
5,90%
ai yang tidak dapat dihindari ketika pelaksanaan
2 Menolon 76,4 % 82,66% Tercap tindakan pertama, namun kendala tersebut dapat
6,26%
g ai diatasi ketika peneliti memberikan tindakan kedua.
3 Menyum 72,6 % 78,43% Tercap Pada hasil post-test siklus I mendapatkan hasil skor
5,83%
bang ai
rata-rata 74,4% dengan peningkatan sebesar 14,5%
4 Kerjasam 70,6 % 80,38% Tercap
a
9,78%
ai
pada hasil pre-test. Tindakan I pada siklus I cukup
5 Kejujura 70,6 % 78,02% Tercap
menghasilkan peningkatan pada pemahaman perilaku
7,42% prososial siswa. Penayangan film yang berkaitan
n ai
6 Kederma 73 % 78,43% Tercap dengan indikator-indikator yang ada dalam perilaku
5,43% prososial memberikan pengalaman dan pengetahuan
wanan ai
7 Mempert pada siswa setelah menontonnya.
imbangk Pada siklus II tindakan pertama dan kedua
an Hak berjalan lancar dengan teknis pelaksanaan kegiatan
dan yang baru dan film-film baru yang ditayangkan
Kesejaht 76,8 % 87,7% 10,90% Tercap peneliti. Tindakan pada siklus II memicu keaktifan
eraan ai siswa dibanding pada siklus I, dengan teknis
Orang kelompok memberikan ruang kepada siswa untuk
Lain
saling berdiskusi dan berinteraksi di dalam kelompok
Rata-Rata 74,4 % 81,78 7,38% Menin
tersebut. Penugasan yang diberikan peneliti untuk
% gkat
menganalisis film yang ditayangkan menghasilkan
sikap kerjasama, jujur, dan menolong pada diri siswa.
Berdasarkan pada hasil post-test per-indikator
Pada hasil post-test siklus II menunjukan hasil
siklus II dengan skor rata-rata pemahaman perilaku
peningkatan yang baik dengan rata-rata skor 81,78%
prososial siswa 81,78% menandakan bahwa
dan menunjukan bahwa skor tersebut sudah mencapai
pencapaian tesebut sudah mencapai target yang
target dari indikator keberhasilan yang ditargetkan
ditargetkan oleh peneliti dalam indikator keberhasilan.
oleh peneliti. Pada siklus II keseluruhan siswa juga
Setelah keluarnya hasil dan anaslisi hasil post-test
sudah mencapai kriteria tinggi pada pemahaman
pada siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru
perilaku prososial, yang dimana sebelumnya masih
bimbingan dan konseling terkait kelanjutan dari
ada banyak yang ada di dalam kriteria sedang.
penelitian karena hasil yang ditargetkan oleh peneliti
Menurut observasi yang telah dilakukan oleh
sudah terpenuhi. Hasil dari diskusi dengan guru
observer, pada siklus II sudah terlihat perubahan pada
bimbingan dan konseling berdasarkan dari hasil post-
perilaku prososial siswa. siswa yang awalnya masih
test siklus II yang sudah mencapai target, disepakati
saling mengandalkan ketika ada kerja kelompok
bahwa penelitian ini dicukupkan.
berubah menjadi saling kerjasama ketika ada kerja
kelompok, piket kelas harian siswa mulai teratur dan
Pembahasan
dilakukan bersama, siswa menjawab jujur ketika guru
Pemberian tindakan kepada siswa kelas 8 B
menanyakan alasan ketidak hadiran siswa, dan siswa
dengan menerapkan teknik sinema pada layanan
juga bersedia menyisihkan uangnya untuk infaq di
bimbingan klasikal sebanyak dua siklus dan setiap
sekolah.
siklus terdapat dua tindakan, menghasilkan
Pada bidang bimbingan dan konseling
peningkatan pada pemahaman perilaku prososial
pemberian tindakan layanan bimbingan klasikal
siswa di setiap siklusnya. Peningkatan pemahaman
menggunakan teknik sinema pada siswa kelas 8 B
perilaku prososial siswa dapat dilihat dari hasil post-
SMP Negeri 1 Pancalang untuk meningkatkan
test yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan
pemahaman perilaku prososial merupakan sebuah
hasil observasi. Pemahaman perilaku prososial siswa
layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seluruhnya sebelum diberikan tindakan termasuk pada
siswa dalam lingkup kelas di bidang sosial. bimbingan
kategori sedang dan meningkat setelah diberikan
klasikal adalah sebuah Program yang dirancang
tindakan siklus I dengan hasil ada beberapa siswa
menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung
yang masuk ke dalam kategori tinggi, namun masih
dengan siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor
banhyak juga yang masih di dalam kategori sedang.
memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa.
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 7

Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi pemberian materi atau informasi yang dibutuhkan
kelas atau brain storming (curah pendapat) oleh siswa.
(Gumilang, 2019: 18).
Layanan yang terdapat pada bidang Saran
bimbingan dan konseling tidak hanya bimbingan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
klasikal, namun terdapat beberapa layanan dasar dan membantu melatih perilaku prososial siswa dengan
responsif serta teknik-teknik yang dapat menciptakan sebuah keadaan agar siswa dapat
diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan siswa. tergerak untuk mengimplementasikan tindakan-
Penelitian ini merupakan sebuah upaya dari bidang tindakan yang ada pada perilaku prososial. Peneliti
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan juga dapat menggunakan teknik-teknik lainya seperti
kemampuan siswa dalam bersosial dengan sosiodrama, psikodrama, game, dan lain-lain, yang
menerapakan perilaku prososial dalam kehidupan biasa digunakan dalam pelaksanaan layanan
sehari-hari. Pemberian tindakan berjalan lancar atas bimbingan dan konseling di penelitian berikutnya.
dukungan siswa kelas 8 B yang kooperatif ketika
menjadi subyek penelitian ini. Peneliti yang DAFTAR PUSTAKA
berkolabirasi dengan guru bimbingan dan konseling Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2019).
serta guru wali kelas sudah semaksimal mungkin Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
merancang dan mendiskusikan teknis kegiatan yang Aksara.
baik untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi sosial.
menggunakan teknik sinema. Setelah berbagai teknis Malang: UMM Press.
tindakan diberikan, penelitian pun mendapatkan hasil Eisenberg, N., & Mussen, P. H. (1989). The roots of
yaitu meningkatnya pemahaman perilaku prososial prosocial behavior in children. Cambridge:
siswa, yang dimana dapat dikatakan bahwa dengan Cambridge University Press.
menerapkan teknik sinema dalam layanan bimbingan Gumilang, G. S. (2019). Pengembangan dan evaluasi
klasikal dapat meningkatkan pemahaman perilaku program layanan bimbingan dan konseling
prososial siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang. (teori dan praktik). Malang: CV. Azizah
Publishing.
SIMPULAN DAN SARAN Hidayat, D. R. (2018). Konseling di sekolah
Simpulan pendekatan-pendekatan kontemporer. Jakarta:
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah Prenadamedia Group.
dilakukan oleh peneliti tentang peningkatan perilaku Niva, H. (2016). Penerapan pendekatan
prososial melalui penerapan teknik sinema dalam cinematherapy untuk meningkatkan perilaku
layanan bimbingan klasikal pada siswa kelas 8 B SMP prososial pada siswa Bosowa International
Negeri 1 Pancalang dapat disimpulkan bahwa School Makassar. Jurnal psikologi pendidikan
pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP & konseling, 2(1), 41-48.
Negeri 1 Pancalang meningkat setelah diberikan Nugraha, R. A. (2020). Perilaku prososial dan
tindakan selama dua siklus dengan menerapkan teknik pengembangan keterampilan sosial siswa.
sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Tegal: Badan Penerbit Universitas Pancasakti
Tegal.
Implikasi Powell, M. L., Newgent, R. A., & Lee, S. M. (2006).
Melihat dari kesimpulan di atas memberikan Group cinematherapy: using metaphor to
implikasi bahwa pemahaman perilaku prososial siswa enhance adolescent self-esteem. The arts in
kelas 8 B dapat ditingkatkan dengan penerapan teknik psychotherapy, 33, 247-253.
sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Maka dari Staub, E. (1978). Positive social behavior and
itu guru dapat menerapkan teknik sinema pada morality. New York: Academic Press.
layanan bimbingan klasikal sebagai cara alternatif Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitatif,
untuk pemberian layanan sesuai dengan kebutuhan kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
siswa. Melalui penerapan teknik sinema siswa dapat
menerima informasi atau materi dengan mudah dan
tidak membosankan. Zaman yang semakin moderen
teknik sinema dapat dijadikan sebagai fasilitas

Anda mungkin juga menyukai