Oleh
Hilman Nasyar Faidhullah Sholehuddin
NIM 19104244022
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP
Negeri 1 Pancalang melalui penerapan teknik sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tindakan dengan model Kemmis & Mc Taggart yang dimana model ini memiliki
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Pancalang dengan subyek penelitian kelas 8 B yang berjumlah 31 siswa. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif
dengan guru wali kelas sebagai observer. Pemberian tindakan dilakukan sebanyak dua siklus yang dimana setiap
siklus ada dua kali tindakan. Teknik dan intrumen pengumpulan data menggunakan tiga jenis teknik yaitu skala,
observasi, dan dokumentasi. Uji validitas insturmen skala pemahaman perilaku prososial menggunakan metode
expert judgement dan rumus product moment pearson yang menghasilkan 36 pernyataan yang valid. Uji reliabilitas
instrumen skala pemahaman perilaku prososial menggunakan rumus cronbach alpha menggunalan aplikasi SPPS
for windows versi 24 dan menghasilkan reliabilitas senilai 0,938 pada skala pemahaman perilaku prososial. Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis data statistik deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian pada penelitian ini menunjukan bahwa penerapan teknik sinema dalam layanan bimbingan klasikal dapat
meningkaktakan pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan di setiap siklus.
Abstract
This study aims to improve the understanding of prosocial behavior of students in class 8 B Junior High
school of 1 Pancalang through the application of cinema techniques in classical guidance services. This research
uses an action research method with the Kemmis & Mc Taggart model where this model has four stages, namely
planning, implementation, observation, and reflection. This research was conducted at Junior High School of 1
Pancalang with the research subjects of class 8 B which amounted to 31 students. This research was conducted
collaboratively with the homeroom teacher as an observer. The administration of the action was carried out as
many as two cycles. Data collection techniques and instruments used three types of techniques, namely scales,
observation, and documentation. The analysis technique used is qualitative descriptive analysis and quantitative
descriptive statistical data analysis. The results of the research in this study show that the application of cinema
techniques in classical guidance services can increase the understanding of prosocial behavior of students in class
8 B Junior High School of 1 Pancalang. This is evidenced by the increase in each cycle.
setelah diberikan layanan bimbingan klasikal dengan langkah di setiap siklusnya yaitu, perencanaan,
teknik sinema . tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan
sebanyak dua siklus. Pada setiap siklus terdapat dua
METODE PENELITIAN kali tindakan/pertemuan.
Jenis Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan jenis Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data
penelitian tindakan. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Teknik pengumpulan data yang digunakan
merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada penelitian ini meliputi beberapa teknik yaitu
permasalahan yang muncul di kelas dan dirasakan skala Likert, observasi, dan dokumentasi.
oleh guru. Maka dari itu PTK dilakukan karena guru 1. Instrumen skala Likert, peneliti telah menyusun
yang merasakan permasalahan di dalam kelas ketika instrumen skala pemahaman perilaku prososial
sedang melakukan kegiatan pembelajaran dan siswa untuk mengetahui peningkatan pemahaman
melakukan PTK untuk meperbaiki permasalahan siswa dalam bentuk skor.
dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik. Ketika 2. Lembar Observasi, peneliti membuat dua lembar
dosen atau penelitia lain selain guru ingin observasi yaitu lembar observasi pelaksanaan
menggunakan PTK, sudah seharusnya berkolabirasi tindakan dan lembar observasi pasca pelaksanaan
dengan guru yang bersangkutan di sekolah tersebut, tindakan.
karena memang cukup sulit diterima jika peneliti di 3. Dookumentasi, peneleti mengambil gambar/foto
luar sekolah melakukan PTK tanpa adanya kolaborasi ketika pemeberian tindakan berlangsung sebagai
dengan guru di sekolah tersebut (Arikunto, bukti untuk melihat proses pemberian tindakan
Suhardjono, & Supardi, 2021: 194) yang dilakukan oleh peneliti.
yang telah disusun dan diuji, observasi, dan melaksanakan tindakan I siklus I terbilang lama dan
dokumentasi. melebihi waktu yang ada di dalam RPL karena
terdapat kendala pada proyektor yang tidak terlihat
Pre-Test karena cahaya ruangan yang terlalu terang.
Tabel 1. Hasil Pre-Test Per-Individu
Kategori Jumlah Siswa Tindakan II
Rendah 0 Siswa Tindakan II Siklus I dilaksanakan pada hari
Sedang 31 Siswa Selasa, 04 April 2023 pukul 08.00-09.00. Tindakan II
Tinggi 0 Siswa siklus I menghasilkan sedikit peningkatan dari
sebelumnya. Pada tindakan II siswa yang bersedia
Berdasarkan pada hasil pre-test per-individu untuk menjawab pertanyaan walaupun ditunjuk oleh
pada tabel 1, mendapatkan hasil keseluruhan siswa peneliti menjadi 10 siswa. Siswa juga mulai tidak
memiliki tingkat pemahaman perilaku prososial yang canggung dengan peneliti dan sedikit aktif
sedang. dibandingkan dengan sebelumnya yang lebih banyak
diam. Siswa juga sudah berani berinteraksi lebih
Tabel 2. Hasil Pre-Test Per-Indikator dengan peneliti seperti merespon selingan candaan
No Indikator Hasil Keterangan yang peneliti sampaikan.
1 Berbagi 63,98 % Belum
Tercapai Tabel 3. Hasil Post-Test Per-Individu Siklus I
2 Menolong 62,7 % Belum Kategori Jumlah Siswa
Tercapai Rendah 0 Siswa
3 Menyumbang 58,06 % Belum Sedang 18 Siswa
Tercapai Tinggi 13 Siswa
4 Kerjasama 59,41 % Belum
Tercapai Pada hasil post-test siklus I terdapat sebanyak
5 Kejujuran 58,9 % Belum 13 siswa yang masuk kategori tinggi dan 18 siswa
Tercapai pada kategori sedang. Belum setengah dari jumlah
6 Kedermawanan 55,2 % Belum siswa di kelas yang mendapat kategori tinggi pada
Tercapai pemahaman perilaku prososial.
7 Mempertimbangkan 61,1% Belum
Hak dan Tercapai Tabel 4. Hasil Post-Test Per-Indikator Siklus I
Kesejahteraan No Indikator Hasil Keterangan
Orang Lain 1 Berbagi 80,9 % Tercapai
Rata-Rata 59,9 % 2 Menolong 76,4 % Tercapai
3 Menyumbang 72,6 % Belum
Pada hasil pre-test per-indikator keseluruhan Tercapai
mendapatkan hasil skor di bawah 75% yang dimana 4 Kerjasama 70,6 % Belum
belum tercapai dengan skor rata-rata sebesar 59,9 %. Tercapai
5 Kejujuran 70,6 % Belum
Siklus I Tercapai
Tindakan I 6 Kedermawanan 73 % Belum
Tindakan I siklus I dilaksanakan pada hari Tercapai
Kamis, 30 Maret 2023, pukul 08.00 – 09.00 WIB. 7 Mempertimbangkan 76,8 % Tercapai
Siklus I pemberian tindakan kepada siswa berjalan Hak dan
cukup baik. Pada tindakan I siklus I, masih sedikit Kesejahteraan
siswa yang berani memberi kesimpulan yang didapat Orang Lain
setelah menonton film dan masih sedikit siswa yang Rata-Rata 74,4 %
menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa belum
terlalu antusias dengan kegiatan bimbingan kalsikal Hasil dari skor post-test per-indikator, kelas 8
menggunakan teknik sinema, dari 31 siswa hanya 5 B mendapatkan skor 80,9% pada indikator tindakan
siswa yang berani menyimpulkan dan menjawab berbagi dengan keterangan tercapai, tindakan
pertanyaan dari peneliti tentang pengalaman yang menolong 76,4% dengan keterangan tercapai,
didapat setelah menonton film-film pada kegiatan tindakan menyumbang 72,6% keterangan belum
bimbingan klasikal. Waktu yang dihabiskan untuk tercapai, tindakan kerjasama 70,6% keterangan belum
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 5
Tabel 8. Perbandingan Hasil Per-Indikator Pre- Peneliti melanjutkan memberikan tindakan di siklus II
test, Post-Test Siklus I dan II dan mengalami peningkatan dengan hasil seluruh
No Indikato P-I P- II Pening Ket siswa masuk ke dalam kategori tinggi.
r katan Pada siklus I pemberian tindakan berjalan
1 Berbagi 80,9 % 86,8% Tercap cukup baik walaupun masih terdapat beberapa kendala
5,90%
ai yang tidak dapat dihindari ketika pelaksanaan
2 Menolon 76,4 % 82,66% Tercap tindakan pertama, namun kendala tersebut dapat
6,26%
g ai diatasi ketika peneliti memberikan tindakan kedua.
3 Menyum 72,6 % 78,43% Tercap Pada hasil post-test siklus I mendapatkan hasil skor
5,83%
bang ai
rata-rata 74,4% dengan peningkatan sebesar 14,5%
4 Kerjasam 70,6 % 80,38% Tercap
a
9,78%
ai
pada hasil pre-test. Tindakan I pada siklus I cukup
5 Kejujura 70,6 % 78,02% Tercap
menghasilkan peningkatan pada pemahaman perilaku
7,42% prososial siswa. Penayangan film yang berkaitan
n ai
6 Kederma 73 % 78,43% Tercap dengan indikator-indikator yang ada dalam perilaku
5,43% prososial memberikan pengalaman dan pengetahuan
wanan ai
7 Mempert pada siswa setelah menontonnya.
imbangk Pada siklus II tindakan pertama dan kedua
an Hak berjalan lancar dengan teknis pelaksanaan kegiatan
dan yang baru dan film-film baru yang ditayangkan
Kesejaht 76,8 % 87,7% 10,90% Tercap peneliti. Tindakan pada siklus II memicu keaktifan
eraan ai siswa dibanding pada siklus I, dengan teknis
Orang kelompok memberikan ruang kepada siswa untuk
Lain
saling berdiskusi dan berinteraksi di dalam kelompok
Rata-Rata 74,4 % 81,78 7,38% Menin
tersebut. Penugasan yang diberikan peneliti untuk
% gkat
menganalisis film yang ditayangkan menghasilkan
sikap kerjasama, jujur, dan menolong pada diri siswa.
Berdasarkan pada hasil post-test per-indikator
Pada hasil post-test siklus II menunjukan hasil
siklus II dengan skor rata-rata pemahaman perilaku
peningkatan yang baik dengan rata-rata skor 81,78%
prososial siswa 81,78% menandakan bahwa
dan menunjukan bahwa skor tersebut sudah mencapai
pencapaian tesebut sudah mencapai target yang
target dari indikator keberhasilan yang ditargetkan
ditargetkan oleh peneliti dalam indikator keberhasilan.
oleh peneliti. Pada siklus II keseluruhan siswa juga
Setelah keluarnya hasil dan anaslisi hasil post-test
sudah mencapai kriteria tinggi pada pemahaman
pada siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru
perilaku prososial, yang dimana sebelumnya masih
bimbingan dan konseling terkait kelanjutan dari
ada banyak yang ada di dalam kriteria sedang.
penelitian karena hasil yang ditargetkan oleh peneliti
Menurut observasi yang telah dilakukan oleh
sudah terpenuhi. Hasil dari diskusi dengan guru
observer, pada siklus II sudah terlihat perubahan pada
bimbingan dan konseling berdasarkan dari hasil post-
perilaku prososial siswa. siswa yang awalnya masih
test siklus II yang sudah mencapai target, disepakati
saling mengandalkan ketika ada kerja kelompok
bahwa penelitian ini dicukupkan.
berubah menjadi saling kerjasama ketika ada kerja
kelompok, piket kelas harian siswa mulai teratur dan
Pembahasan
dilakukan bersama, siswa menjawab jujur ketika guru
Pemberian tindakan kepada siswa kelas 8 B
menanyakan alasan ketidak hadiran siswa, dan siswa
dengan menerapkan teknik sinema pada layanan
juga bersedia menyisihkan uangnya untuk infaq di
bimbingan klasikal sebanyak dua siklus dan setiap
sekolah.
siklus terdapat dua tindakan, menghasilkan
Pada bidang bimbingan dan konseling
peningkatan pada pemahaman perilaku prososial
pemberian tindakan layanan bimbingan klasikal
siswa di setiap siklusnya. Peningkatan pemahaman
menggunakan teknik sinema pada siswa kelas 8 B
perilaku prososial siswa dapat dilihat dari hasil post-
SMP Negeri 1 Pancalang untuk meningkatkan
test yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan
pemahaman perilaku prososial merupakan sebuah
hasil observasi. Pemahaman perilaku prososial siswa
layanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seluruhnya sebelum diberikan tindakan termasuk pada
siswa dalam lingkup kelas di bidang sosial. bimbingan
kategori sedang dan meningkat setelah diberikan
klasikal adalah sebuah Program yang dirancang
tindakan siklus I dengan hasil ada beberapa siswa
menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung
yang masuk ke dalam kategori tinggi, namun masih
dengan siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor
banhyak juga yang masih di dalam kategori sedang.
memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa.
Peningkatan Pemahaman Perilaku (Hilman Nasyar Faidhullah sholehuddin) 7
Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi pemberian materi atau informasi yang dibutuhkan
kelas atau brain storming (curah pendapat) oleh siswa.
(Gumilang, 2019: 18).
Layanan yang terdapat pada bidang Saran
bimbingan dan konseling tidak hanya bimbingan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
klasikal, namun terdapat beberapa layanan dasar dan membantu melatih perilaku prososial siswa dengan
responsif serta teknik-teknik yang dapat menciptakan sebuah keadaan agar siswa dapat
diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan siswa. tergerak untuk mengimplementasikan tindakan-
Penelitian ini merupakan sebuah upaya dari bidang tindakan yang ada pada perilaku prososial. Peneliti
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan juga dapat menggunakan teknik-teknik lainya seperti
kemampuan siswa dalam bersosial dengan sosiodrama, psikodrama, game, dan lain-lain, yang
menerapakan perilaku prososial dalam kehidupan biasa digunakan dalam pelaksanaan layanan
sehari-hari. Pemberian tindakan berjalan lancar atas bimbingan dan konseling di penelitian berikutnya.
dukungan siswa kelas 8 B yang kooperatif ketika
menjadi subyek penelitian ini. Peneliti yang DAFTAR PUSTAKA
berkolabirasi dengan guru bimbingan dan konseling Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2019).
serta guru wali kelas sudah semaksimal mungkin Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi
merancang dan mendiskusikan teknis kegiatan yang Aksara.
baik untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal Dayakisni, T., & Hudaniah. (2012). Psikologi sosial.
menggunakan teknik sinema. Setelah berbagai teknis Malang: UMM Press.
tindakan diberikan, penelitian pun mendapatkan hasil Eisenberg, N., & Mussen, P. H. (1989). The roots of
yaitu meningkatnya pemahaman perilaku prososial prosocial behavior in children. Cambridge:
siswa, yang dimana dapat dikatakan bahwa dengan Cambridge University Press.
menerapkan teknik sinema dalam layanan bimbingan Gumilang, G. S. (2019). Pengembangan dan evaluasi
klasikal dapat meningkatkan pemahaman perilaku program layanan bimbingan dan konseling
prososial siswa kelas 8 B SMP Negeri 1 Pancalang. (teori dan praktik). Malang: CV. Azizah
Publishing.
SIMPULAN DAN SARAN Hidayat, D. R. (2018). Konseling di sekolah
Simpulan pendekatan-pendekatan kontemporer. Jakarta:
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah Prenadamedia Group.
dilakukan oleh peneliti tentang peningkatan perilaku Niva, H. (2016). Penerapan pendekatan
prososial melalui penerapan teknik sinema dalam cinematherapy untuk meningkatkan perilaku
layanan bimbingan klasikal pada siswa kelas 8 B SMP prososial pada siswa Bosowa International
Negeri 1 Pancalang dapat disimpulkan bahwa School Makassar. Jurnal psikologi pendidikan
pemahaman perilaku prososial siswa kelas 8 B SMP & konseling, 2(1), 41-48.
Negeri 1 Pancalang meningkat setelah diberikan Nugraha, R. A. (2020). Perilaku prososial dan
tindakan selama dua siklus dengan menerapkan teknik pengembangan keterampilan sosial siswa.
sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Tegal: Badan Penerbit Universitas Pancasakti
Tegal.
Implikasi Powell, M. L., Newgent, R. A., & Lee, S. M. (2006).
Melihat dari kesimpulan di atas memberikan Group cinematherapy: using metaphor to
implikasi bahwa pemahaman perilaku prososial siswa enhance adolescent self-esteem. The arts in
kelas 8 B dapat ditingkatkan dengan penerapan teknik psychotherapy, 33, 247-253.
sinema dalam layanan bimbingan klasikal. Maka dari Staub, E. (1978). Positive social behavior and
itu guru dapat menerapkan teknik sinema pada morality. New York: Academic Press.
layanan bimbingan klasikal sebagai cara alternatif Sugiyono. (2021). Metode penelitian kuantitatif,
untuk pemberian layanan sesuai dengan kebutuhan kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
siswa. Melalui penerapan teknik sinema siswa dapat
menerima informasi atau materi dengan mudah dan
tidak membosankan. Zaman yang semakin moderen
teknik sinema dapat dijadikan sebagai fasilitas