net/publication/344891279
CITATION READS
1 2,595
8 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ngadi Ngadi on 29 August 2022.
Penulis:
Devi Asiati
Gutomo Bayu Aji
Ngadi
Triyono
Vanda Ningrum
Fuat Edi Kurniawan
Norman Luther Aruan
Yanti Astrelina Purba
iii
Copyright ©2019
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
All Rights Reserved
iv
vi
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GRAFIK xi
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan penelitian 18
1.3. Metodologi 18
1.4. Sistematika Laporan 19
BAB 2. TRANSFORMASI DIGITAL DAN 21
RELASI-RELASI BARU DALAM DUNIA
KETENAGAKERJAAN
2.1. Transformasi Digital 21
2.2. Dilema Industri Manufaktur 27
2.3. Ketimpangan Digital 35
2.4. Relasi-relasi Produksi Baru 42
BAB 3. DIGITALISASI PADA USAHA MIKRO 50
KECIL DAN MENENGAH (UMKM) STUDI
KASUS DI KABUPATEN BANTUL
3.1. Digitalisasi pada Usaha Makanan 51
Ringan di Bantul
3.2. Relasi Kerja 56
vii
viii
ix
xi
yaitu energi nuklir. Pada masa industri ketiga ini, muncul era
otomasi tingkat tinggi dalam produksi karena dua penemuan besar
yaitu Automatons-Programmable Logic Controllers (PLC) dan robot
(Sentryo, 2017).
Saat ini, dunia sedang memasuki awal revolusi industri
keempat, yang dimulai tahun 2000-an dengan kemunculan internet.
Berbeda dengan ketiga revolusi sebelumnya yang selalu ditandai
dengan kemunculan energi baru, revolusi industri keempat lebih
mengarah pada kompleksitas teknologi industri di mana mesin-
mesin sebelumnya yang ditemukan bekerja sendiri-sendiri, namun
saat ini semua mesin dapat dihubungkan secara bersamaan dan
memungkinkan interaksi semua sarana produksi secara real time.
Temuan teknologi seperti cloud, big data analytics, dan internet
industri yang memungkinkan seluruh kegiatan produksi dilakukan
secara digital dan terintegrasi (World Economic Forum, 2016).
Sejarah kemunculan internet (internet working) bermula dari temuan
Advanced Research Project Agency Network (ARPANET) di Amerika
pada tahun 1974 yang digunakan untuk kepentingan militer.
Kemudian di tahun 1980-an pengembangan internet diperluas untuk
komunikasi digital yang lebih terbuka dengan merilis World Wide Web
(www) oleh European Organisation for Nuclear Research (CERN) di
Jenewa (Tsatsou, 2014). Ketersediaan internet tersebut memunculkan
temuan-temuan teknologi yang lebih kompleks dan memungkinkan
seluruh sarana produksi dengan penggunaan cloud, big data, dan
sebagainya yang menuju digitalisasi global. Transformasi ini mulai
diterapkan di awal abad milenium yang tidak hanya merubah sarana
produksi tetapi juga merubah kondisi sosial-ekonomi di masyarakat.
Digitalisasi dapat diartikan sebagai proses pembuatan digital
dari segala sesuatu yang dapat didigitalkan dan proses mengubah
format informasi menjadi digital (Fors, 2012). Dalam konteks bisnis,
lagi hanya dapat membuat iklan cetak tetapi juga harus mampu
mengembangkan konten yang menarik melalui website atau sosial
media dalam mempromosikan produknya. Promosi online ini
menjadi sangat penting, karena efektifitas pemasaran melalui basis web
dan media sosial menghasilkan efektifitas yang sama dibandingkan
dengan menggunakan media konvensional, namun promosi online
mengeluarkan biaya yang lebih murah. Dalam era digital saat ini,
konsumen menghabiskan waktu lebih banyak untuk online dan
mengambil keputusan berdasarkan konten digital, termasuk ulasan
konsumen dan deksripsi produk yang berada di halaman situs web
dibandingkan iklan pada media konvensional (Bernoff & Li, 2008).
Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin juga dapat dilakukan
oleh mesin dan menggantikan posisi tenaga manusia. Pada sektor
finansial, ketersediaan e-banking dan aplikasi mobile lainnya telah
memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi online tanpa harus
pergi ke kantor bank. Lebih luas, studi yang dilakukan di Amerika
memperlihatkan bahwa 9% pekerjaan yang bersifat rutin berisiko
tinggi dapat digantikan oleh teknologi otomatis, hal ini terjadi
karena 70% jenis pekerjaan tersebut dapat dilakukan secara otomatis,
sementara pekerjaan yang hanya membutuhkan 25% jenis pekerjaan
rutin masih belum dapat digantikan oleh teknologi (Benedikt Frey et
al., 2013).
Di Indonesia, Hill & Sen (2005) menyebutkan internet masuk
pada pertengahan tahun 1990 dengan maraknya warnet (warung
internet) sebagai ruang publik yang digunakan untuk kepentingan
pribadi. Kemudian pada abad ke-21 terjadi pertumbuhan pada
pasar ponsel yang memungkinkan setiap individu lebih fleksibel
dalam menggunakan internet (Jurriens & Tapsell, 2017). Di tahun
2014, Puskakom1 UI mencatat tingkat penetrasi pengguna internet
1 Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia pada laporan Profil Pengguna Internet
3 Hasil wawancara di Yogyakarta dengan pendiri Indonesia Go Digital pada Mei 2017.
10
11
dapat dilakukan secara cepat dan real time serta mengurangi biaya
penyediaan kantor. Bisnis dengan basis digital memunculkan sistem
kerja bersama dalam satu ruangan, atau yang biasa disebut dengan
co-working space. Selain untuk kegiatan komersial, teknologi digital
juga digunakan oleh para seniman lokal untuk mempromosikan hasil
karyanya melalui music label. Melalui portal ini, seniman memperoleh
hak cipta di mana, hasil seninya dapat disebarkan ke internasional
sebagai bagian dari promosi dan memberikan akses bagi seniman-
seniman di daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki kesempatan
untuk promosi karyanya lewat radio, televisi, dan sebagainya.
12
13
14
15
16
17
1.3. Metodologi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi
kasus pada industri besar garmen dan tekstil di Bandung, Jawa
Barat dan industri kecil (UMKM) kerajinan tangan batik kayu dan
usaha makanan kecil di Bantul. Data yang digunakan terdiri dari
data sekunder dan data kualitatif. Data sekunder adalah data statistik
ketenagakerjaan tentang kondisi tenaga kerja dan penyerapan tenaga
kerja sektoral. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari wawancara
mendalam, FGD, observasi, dan studi literatur.
Wawancara mendalam dilakukan terhadap tenaga kerja dan
pelaku usaha industri kerajinan dan makanan di Bantul, serta
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Grafik 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Per Sektor Tahun 2012-2017, BPS
2018
28
29
30
31
32
Grafik 2.2. PDB Atas Dasar Harga Berlaku 2010 Menurut Lapangan
Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2014-2017 (BPS, 2018)
34
35
36
37
38
39
Tabel 2.1 Persentase Area yang Dijangkau Serta Optik Tahun 2012
Tabel 2.2. Nilai Indeks Digital Divide Tiap Provinsi terhadap DKI
Jakarta
40
41
42
43
44
Informal
47,128,405 48,348,438 49,609,661 51,250,233 53,476,947 55,746,132
45
46
47
48
49
50
51
rumah produksi keripik pisang yang berdiri pada tahun 2017. Rumah
produksi ini sebagai sentral kegiatan pembuatan ceriping. Berdirinya
rumah produksi ini tidak terlepas dari pendampingan oleh Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta yang bekerja sama dengan Korea Selatan.
Pendampingan ini dilakukan selama dua tahun yang meliputi semua
aspek usaha seperti cara produksi, pemilihan bahan baku, pemasaran,
dan pemeliharaan peralatan.
Pendampingan merupakan kunci dalam penguatan sentra
usaha kecil dan menengah. Tanpa adanya pendampingan yang
terus-menerus maka biasanya usaha kecil dan menengah akan jalan
ditempat. Pendampingan yang dilakukan dimulai dari penguatan
permodalan, penguatan keterampilan hingga pemasaran. Apalagi saat
ini perkembangan UKM juga dihadapkan dengan perkembangan
teknologi informasi yang sangat cepat. Oleh karena itu pendampingan
yang dilakukan oleh “Fasilitator” memegang peranan utama dalam
menggerakkan UKM menggunakan teknologi internet lebih maju
adalah kunci sukses di bisnis online (Kursehi, 2011).
Pendampingan-pendampingan yang dilakukan telah
menunjukkan hasil dengan jangkauan pemasaran yang lebih luas.
Apalagi penggunaan itu akan meningkatkan transformasi bisnis
melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam
jumlah yang besar (Amaliyanah, 2017). Hal tersebut dapat terjadi jika
ada pendampingan secara terus-menerus dan diikuti dengan kapasitas
perajin dan kapasitas produksi.
Sebagaimana terjadi pada dunia industri yang lain, maka
terdapat rantai distribusi pada usaha keripik pisang mulai dari
bahan baku, produsen, hingga konsumen. Bahan baku industri
pisang di Dusun Ngelosari didapat dari petani setempat, namun
dalam kapasitas produksi yang cukup besar, ketersediaan pisang di
dusun tidak mencukupi sehingga mereka harus mencari bahan baku
52
53
54
55
56
1 http://yogyakarta.panduanwisata.id/daerah-istimewa-yogyakarta/bantul/desa-krebet-
penghasil-kerajinan-batik-kayu/.
57
58
kecil kerajinan batik kayu, mulai dari skala kecil sampai skala besar,
yang menjadi sumber pendapatan bagi sebagian besar masyarakat
Krebet dan sekitarnya.
59
60
61
62
seperti pemuda atau pemudi, ibu rumah tangga, dan anak sekolah.
Anak sekolah diberi kesempatan untuk bekerja setelah pulang dari
sekolah. Usaha kerajinan batik kayu menyediakan kesempatan kerja
yang cukup banyak bagi masyarakat bahkan yang unskill worker.
Berdasarkan data statistik desa tahun 2017, sekitar 37 persen (335
orang dari 900 penduduk) bekerja pada 57 industri kecil batik kayu
Krebet. Tidak ada persyaratan kualifikasi pendidikan dalam menerima
pekerja yang penting sehat dan mau bekerja. Keterampilan bekerja
dapat dilakukan sambil bekerja (learning by doing). Tenaga kerja
cukup tersedia dari desa setempat atau desa tetangga, siapa saja bisa
bekerja pada industri kerajinan ini mulai dari anak sekolah sampai
ibu rumah tangga.
Antara pemilik usaha dan tenaga kerja umumnya memiliki
sistem kekerabatan karena masih bertetangga dalam satu dusun
sehingga sistem kekerabatan masih kental. Seperti kasus Bapak P, pada
awal membuka usaha kerajinan pada tahun 2008 hanya menggunakan
tenaga kerja sebanyak 2 orang. Kemudian berkembang sampai jumlah
tenaga kerja mencapai 10 orang tenaga kerja. Peningkatan tenaga
kerja tersebut karena kebutuhan tenaga kerja semakin meningkat.
Permintaan hasil kerajinan terus meningkat terutama permintaan
suvenir yang meningkat cukup tajam pada waktu musim perkawinan.
Selain itu, penambahan tenaga kerja juga dilakukan karena banyak
saudara dan tetangga yang mau ikut bekerja. Permintaan kerajinan
yang tidak terputus-putus menyebabkan banyak yang ingin ikut
bekerja dengan Bapak P ini, seperti diungkapkan sebagai berikut:
“karena kita kerepotan melayani permintaan terus banyak juga yang
mau ikut bekerja gitu, namanya kerajinan itu kan bukan kebutuhan
pokok toh, Pak, misalkan ada 10 home industry, di sana rame di sini
pasar agak sepi, otomatis dia cari yang selalu ada pekerjaan istilahnya
cari rejeki tidak harus banyak.”
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
“di dalam era industri 4.0, karakteristik utama kemajuan adalah in-
teraksi antara mesin dan mesin, yang menyebabkan berkurangnya
volume peran tenaga manusia operator dan meningkatkan peran
tenaga manusia yang memiliki kompetensi tinggi”.
73
74
75
· Memberikan bantuan
untuk keluarga korban
PHK selama 3 bulan
selama belum dapat kerja
76
77
78
80
81
82
83
84
• Pelatihan Bisnis
1. Pelatihan untuk KUMKM/calon wirausaha untuk pembuatan
baru/peningkatan kualitas produk.
2. Pelatihan skill manajerial untuk pengembangan bisnis KUMKM,
misalnya: pelatihan internet marketing, akuntansi, dan perpajakan.
Networking
PLUT menyediakan sarana networking dalam hal: sharing
pengalaman dengan pengusaha besar/menengah dan lembaga lainnya
yang dapat membantu KUMKM mengembangkan usahanya.
85
86
Kampung digital
Kampung digital yang diinisiasi kampung UKM digital
merupakan wujud bakti Telkom untuk membantu UKM Indonesia
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,
modernisasi dan peningkatan kompetensi serta daya saing UKM
melalui ICT (Slamet, Rahmat, dkk, 2016). Di dalam kampung
digital ini telkom mensuport jaringan internet. Disamping itu juga
menyediakan working space berupa blanja.com. Adanya kampung
digital ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat
khususnya di sentral usaha kecil dan menengah. Apalagi persaingan
bisnis sangat terasa di era digital seperti sekarang ini. Jika usaha
kecil dan menengah tidak memiliki akses, kemampuan kontinuitas
produksi maka usaha tersebut tidak mampu bersaing.
88
89
90
6.1. Kesimpulan
Di tengah perbincangan mengenai disruption, terutama yang
mengguncang teknologi industri manufaktur di Indonesia, muncul
optimisme tentang peluang ekonomi baru yang tumbuh dari UMKM.
Hal ini seperti dua kutub yang saling menjauh, apabila kutub yang
satu yaitu industri manufaktur mengalami guncangan hebat karena
kecenderungan robotisasi dan digitalisasi yang menyebabkan PHK
buruh pabrik secara bertahap, maka kutub yang satu lagi yaitu UMKM
justru seperti menggeliat karena era digital menciptakan rantai pasar
baru dan meningkatkan produksi dari UMKM. Pandangan umum
mengenai hal ini, terutama menggeliatnya UMKM di era digital
hampir bisa diterima oleh banyak kalangan sekarang ini.
Di sisi lain, menggeliatnya UMKM tampaknya tidak diikuti
dengan perkembangan teknologi produksi yang digunakan. Dari
sisi ini, UMKM dapat dikatakan tidak mengalami digitalisasi, tidak
seperti yang terjadi pada industri besar sektor manufaktur, misalnya.
Teknologi UMKM pada era digital ini hampir tidak mengalami
perubahan yang berarti yaitu mempertahankan teknologi tradisional,
dengan peralatan sederhana dan bahkan tidak bersifat robotik.
Dengan kata lain, teknologi UMKM masih benar-benar bersifat
91
manual, dikerjakan dengan tangan manusia satu per satu atau secara
kelompok atau secara bersama-sama.
Meningkatnya rantai pasar di satu sisi dan dipertahankannya
cara produksi UMKM yang tradisional di sisi lain, telah menggeliatkan
sektor usaha ini, serta menampilkan profil yang berkebalikan dengan
terminologi disruption di atas. Kecenderungan UMKM di era digital
yang berkebalikan dengan disruption itu, setidaknya ditunjukkan
pada tiga hal berikut:
1) Rantai pasar yang tercipta melalui teknologi digital antara lain
dalam bentuk market place baru dan jaringan media sosial baru
telah membuka pasar baru dan mengembangkan rantai pasar
bukan hanya di tingkat lokal, namun juga nasional, regional, dan
global. Rantai pasar baru ini juga menciptakan peluang kerja baru
bagi sektor jasa antara lain berupa jasa pengiriman barang yang
bergerak pada tingkatan wilayah tersebut di atas. Pada saat ini, jasa
pengiriman bukan hanya didominasi oleh perusahaan BUMN
seperti PT. Pos Indonesia, namun telah berkembang perusahaan-
perusahaan swasta lain yang keseluruhannya telah meningkatkan
lalu lintas pengiriman barang ke berbagai penjuru hingga pelosok-
pelosok negeri.
2) Meningkatnya pesanan barang melalui pasar baru tersebut
berimplikasi secara langsung pada peningkatan produksi barang
pada unit-unit UMKM, mulai dari unit individu, rumah-tangga,
kelompok usaha bersama hingga unit-unit mikro yang lain seperti
industri rumah-tangga yang lebih besar. Produksi barang juga
berimplikasi pada kebutuhan bahan baku baik yang disedikaan
di daerah itu maupun didatangkan dari daerah lain. Dengan kata
lain, proses produksi UMKM justru telah meningkat pesat karena
berkembangnya pasar baru tersebut.
3) Meningkatkan pasar dan produksi juga telah menggerakkan
92
93
6.2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan untuk
penyiapan tenaga kerja di era digital ini antara lain:
1. Pemerintah telah membuat skema kebijakan yang disebut sebagai
Skill Development Funds (SDF) untuk re-skilling dan up-skilling
tenaga-kerja yang terdampak otomasi (PHK), antara lain melalui
94
95
96
97
98
99
100
Meri Nur Amelia, Yulianto Eko Prasetyo, Iswara Maharani. 2017. E-UMKM:
Aplikasi Pemasaran Produk UMKM Berbasis Android sebagai
Strategi Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Prosiding S NA T
I F ke-4 T a h u n. 2 0 1 7. ISBN: 978-602-1180-50-1. https://media.
neliti.com/media/publications/172021-ID-none.pdf
Murniningsih R, M Muljono, MA Pramana. 2017. PKU Pendampingan
Manajemen Usaha Industri Limbah Perca Batik UMKM Batik
Kebonpolo. The 6th University Research Colloquium 2017,
Universitas Muhammadiyah Magelang-URECOL. Diunduh 9
Oktober 2018. Journal.ummgl.ac.id
Penggagas. (2016). Penggagas Kenali TOP 15 Startup Indonesia yang
Mendapatkan Funding Melimpah dari Investor. Retrieved from
http://www.penggagas.com/kenali-top-15-startup-indonesia-yang-
mendapatkan-funding-melimpah-dari-investor/
Rumah Kreatif BUMN. Tentang RKB. Diunduh Pada 10 Oktober 2018.
Http://rkb.id/about.
RO/Micom. (2018, Januari). Antisipasi Potensi PHK Massal Karena
Otomatisasi. Retrieved from Media Indonesia: http://mediaindonesia.
com/read/detail/139147-antisipasi-potensi-phk-massal-karena-
otomatisasi
Saifuddin Bachrun, Naufal Mahfudz Ismail. 2012. Kita Mengelola Mogok
Kerja dan Demo. PPM Manajemen: Jakarta.
Sebastian Dullien, Hansjorg Herr, Christian Kellermann. 2013. Kapitalisme
yang Layak. Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan
Jakarta.
Sentryo. (2017). The 4 Industrial Revolutions The First Industrial
Revolution–1765. Retrieved from www.sentryo.net/the-4-industrial-
revolutions/
Trisninawati. Tanpa tahun. Kompetensi Sumber Daya Manusia Bagi
Pengusaha Perempuan dalam Meningkatkan Industri Kreatif (Studi
Kasus Industri Kerajinan Tenun Songket di Kota Palembang).
Diunduh pada 10 Oktober 2018. http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.
php/sca-1/article/viewFile/612/pdf_56.
Tritularsih, Yustina dan Wahyudi Sutopo. 2017. Peran Keilmuan Teknik
Industri dalam Perkembangan Rantai Pasokan Menuju Era Industri
101
102
Website
https://hbr.org/2016/04/a-chart-that-shows-which-industries-are-the-most-
digital-and-why
https://inet.detik.com/telecommunication/d-3435314/internet-fiber-optik-
baru-jangkau-20-indonesia
https://kominfo.go.id/content/detail/3298/sekilas-palapa-ring/0/palapa_
ring
103
104
106
107
29-10-2019 tranformasi.indd
View publication stats 107 12/20/2019 2:17:05 PM