Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STUDI KASUS : PENGARUH TEKNOLOGI DIGITAL DALAM


TRANSFORMASI INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH:

NUR AGUSTIN FAJRI SUKMA NADIN (2201110289)

DOSEN PENGAMPUH:

HENDRINI RENOLAFITRI, S.IP, M.A

HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

T.A. 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena telah
melimpahkan Rahmat dan berkah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada
pihak yang telah membantu sekaligus membimbing saya dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada dosen pengampuh mata kuliah Hukum Internasional
Buk Hendrini Renolafitri, S.IP, M.A, dan kepada kawan-kawan seperjuangan.
Sehingga tersusun-lah makalah ini dengan judul STUDI KASUS : PENGARUH
TEKNOLOGI DIGITAL DALAM TRANSFORMASI INDUSTRI
MANUFAKTUR DI INDONESIA
saya mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya
tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat
membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya, serta saya
berharap makalah ini bisa berkontribusi bagi pembacanya.

Pekanbaru, 26 Juni 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iv

A. Latar belakang....................................................................................v
B. Rumusan masalah...............................................................................vi
C. Tujuan makalah..................................................................................vii

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................1

A. Konteks industri manufaktur di Indonesia......................................1


B. Transformasi industri mnufaktur.....................................................3
C. Dampak teknologi digital dalam produktifitas................................5
D. Tranformasi tenaga kerja dan keterampilan...................................6
E. Efisiensi dan biaya..............................................................................8
F. Keamanan dan privasi data...............................................................10
G. Studi kasus perusahaan......................................................................11
H. Kebijakan dan regulasi......................................................................13
I. Pendidikan dan pelatihan..................................................................14

BAB III KESIMPULAN................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak yang


signifikan terhadap berbagai sektor di seluruh dunia, termasuk industri
manufaktur. Di tengah revolusi industri 4.0, perusahaan manufaktur di Indonesia
juga menghadapi tekanan untuk mengadopsi dan memanfaatkan teknologi digital
guna meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing mereka. Studi kasus
ini bertujuan untuk menggali pengaruh teknologi digital dalam transformasi
industri manufaktur di Indonesia, menganalisis perubahan yang terjadi, dan
mengevaluasi dampaknya terhadap berbagai aspek industri.
Konteks industri manufaktur di Indonesia menjadi latar belakang penting
untuk memahami peran teknologi digital dalam transformasinya. Sebagai salah
satu sektor inti dalam perekonomian Indonesia, industri manufaktur memberikan
kontribusi signifikan terhadap lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Namun,
industri ini juga menghadapi tantangan dalam hal efisiensi operasional, kualitas
produk, dan peningkatan daya saing global.
Transformasi industri manufaktur melalui adopsi teknologi digital menjadi
tema sentral dalam studi kasus ini. Teknologi digital mencakup berbagai aspek
seperti otomatisasi, robotika, Internet of Things (IoT), manufaktur berbasis cloud,
big data, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi terkait lainnya. Dalam konteks
industri manufaktur, teknologi digital mengubah cara perusahaan beroperasi,
berkolaborasi, dan berinovasi.
Dalam studi kasus ini, akan dianalisis dampak penggunaan teknologi
digital dalam industri manufaktur di Indonesia, termasuk peningkatan
produktivitas, efisiensi operasional, transformasi tenaga kerja, dan perubahan
dalam model bisnis. Studi kasus juga akan melibatkan analisis perusahaan-
perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah menerapkan teknologi digital dan
mengevaluasi manfaat, tantangan, serta pelajaran yang dapat dipetik dari
pengalaman mereka.
Selain itu, akan dikaji pula kebijakan dan regulasi yang relevan dalam
mendukung transformasi industri manufaktur di Indonesia. Pemahaman terhadap
kerangka kebijakan yang ada dan langkah-langkah pemerintah untuk mendorong

iv
inovasi dan pertumbuhan industri manufaktur melalui teknologi digital menjadi
penting untuk memahami ekosistem yang melingkupi transformasi ini.
Dengan memahami pengaruh teknologi digital dalam transformasi industri
manufaktur di Indonesia, diharapkan studi kasus ini dapat memberikan wawasan
yang bermanfaat bagi para praktisi, peneliti, serta pemangku kepentingan terkait.
Kesimpulan dari studi kasus ini akan menyoroti implikasi temuan untuk
perkembangan industri manufaktur di Indonesia dan memberikan rekomendasi
yang relevan untuk mendorong penerapan teknologi digital yang lebih luas dalam
industri ini.

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia


Tenggara memiliki sektor industri manufaktur yang menjadi salah satu tulang
punggung perekonomian. Industri manufaktur di Indonesia memberikan
kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi,
dan peningkatan nilai tambah dalam rantai pasok global. Namun, seiring dengan
perkembangan teknologi digital yang pesat, industri manufaktur di Indonesia juga
dihadapkan pada tantangan dan peluang transformasi.
Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan paradigma dalam industri
manufaktur di seluruh dunia. Perkembangan teknologi digital seperti otomatisasi,
robotika, Internet of Things (IoT), big data, kecerdasan buatan (AI), dan
manufaktur berbasis cloud telah mempengaruhi cara perusahaan beroperasi,
berkolaborasi, dan berinovasi. Teknologi digital memiliki potensi untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing industri manufaktur, serta
memungkinkan adanya model bisnis yang baru dan berkelanjutan.
Dalam konteks Indonesia, transformasi industri manufaktur melalui
penggunaan teknologi digital menjadi semakin penting. Negara ini memiliki
populasi yang besar, pasar domestik yang kuat, dan potensi sumber daya manusia
yang berkompeten. Namun, industri manufaktur di Indonesia masih menghadapi
berbagai tantangan seperti rendahnya produktivitas, keterbatasan akses terhadap
teknologi, rendahnya tingkat inovasi, dan ketertinggalan dalam penggunaan
teknologi digital.

v
Oleh karena itu, studi kasus tentang pengaruh teknologi digital dalam
transformasi industri manufaktur di Indonesia memiliki relevansi yang tinggi.
Dalam studi kasus ini, akan dilakukan analisis mendalam terhadap perusahaan-
perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi digital.
Tujuan utamanya adalah untuk memahami perubahan yang terjadi dalam proses
produksi, operasional, dan manajemen perusahaan, serta mengevaluasi
dampaknya terhadap efisiensi, produktivitas, dan daya saing industri manufaktur
di Indonesia.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang pengaruh teknologi digital dalam
transformasi industri manufaktur di Indonesia, diharapkan studi kasus ini dapat
memberikan masukan berharga bagi para pemangku kepentingan, termasuk
perusahaan manufaktur, pemerintah, dan akademisi. Implikasi dan rekomendasi
dari studi kasus ini diharapkan dapat membantu dalam merumuskan kebijakan dan
strategi yang tepat untuk mendorong adopsi dan pemanfaatan teknologi digital
dalam industri manufaktur di Indonesia guna mencapai pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan daya saing global yang lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam rangka


mengkaji pengaruh teknologi digital dalam transformasi industri manufaktur di
Indonesia, terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan:
1) Bagaimana perkembangan teknologi digital telah mempengaruhi industri
manufaktur di Indonesia?
2) Apa saja dampak penggunaan teknologi digital dalam transformasi industri
manufaktur di Indonesia, terutama dalam hal efisiensi operasional,
produktivitas, dan daya saing?
3) Apa saja perubahan yang terjadi dalam proses produksi, operasional, dan
manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai akibat dari adopsi
teknologi digital?
4) Apa saja tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan
manufaktur di Indonesia dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi
digital?

vi
5) Bagaimana kebijakan dan regulasi pemerintah mendukung atau
menghambat transformasi industri manufaktur melalui teknologi digital di
Indonesia?
6) Apa saja pelajaran dan best practice yang dapat dipetik dari studi kasus
perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah berhasil
mengimplementasikan teknologi digital?
Dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan ini, studi kasus ini akan mencoba
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pengaruh teknologi
digital dalam transformasi industri manufaktur di Indonesia. Jawaban-jawaban
terhadap rumusan masalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
berguna bagi para praktisi, peneliti, dan pemangku kepentingan terkait, serta
memberikan dasar bagi perumusan kebijakan dan strategi yang lebih efektif dalam
mendorong adopsi teknologi digital di industri manufaktur di Indonesia.

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya, tujuan dari


makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis perkembangan teknologi digital dan memahami
pengaruhnya terhadap industri manufaktur di Indonesia.
2) Menjelaskan dampak penggunaan teknologi digital dalam transformasi
industri manufaktur di Indonesia, khususnya dalam hal efisiensi
operasional, peningkatan produktivitas, dan peningkatan daya saing.
3) Mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam proses produksi,
operasional, dan manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai
akibat dari adopsi teknologi digital.
4) Mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan
manufaktur di Indonesia dalam mengadopsi dan memanfaatkan teknologi
digital.
5) Mengevaluasi kebijakan dan regulasi pemerintah yang berpengaruh
terhadap transformasi industri manufaktur melalui teknologi digital di
Indonesia.

vii
6) Menganalisis studi kasus perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah
berhasil mengimplementasikan teknologi digital untuk mengidentifikasi
pelajaran dan best practice yang dapat diambil.
7) Menyajikan informasi dan wawasan yang berguna bagi para praktisi,
peneliti, dan pemangku kepentingan terkait dalam mengembangkan
strategi dan kebijakan yang mendukung transformasi industri manufaktur
melalui teknologi digital di Indonesia.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, makalah ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh teknologi digital dalam
transformasi industri manufaktur di Indonesia. Makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan rekomendasi dan saran praktis bagi perusahaan manufaktur,
pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait untuk memanfaatkan potensi
teknologi digital dalam meningkatkan kinerja dan daya saing industri manufaktur
di Indonesia.

viii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konteks industri manufaktur di Indonesia

Industri manufaktur di Indonesia adalah sektor yang berperan penting dalam


perekonomian negara ini. Industri ini melibatkan pengolahan bahan mentah
menjadi produk jadi melalui proses produksi yang melibatkan mesin dan tenaga
kerja. Industri manufaktur di Indonesia mencakup berbagai sektor, termasuk
tekstil, makanan dan minuman, otomotif, elektronik, dan banyak lagi.
Kondisi industri manufaktur di Indonesia saat ini memiliki beberapa aspek
yang perlu diperhatikan:
Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang
stabil dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi
domestik yang kuat dan kebijakan pemerintah yang mendukung investasi dalam
industri manufaktur.
Infrastruktur, Pemerintah Indonesia telah melakukan investasi besar-besaran
dalam pengembangan infrastruktur, seperti jalan raya, pelabuhan, dan bandara. Ini
bertujuan untuk memperbaiki konektivitas antarwilayah dan memudahkan
distribusi produk manufaktur.
Kebijakan Pemerintah, Pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai
kebijakan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Beberapa
kebijakan tersebut meliputi kemudahan berinvestasi, insentif fiskal, dan
penyederhanaan regulasi bisnis.
Tenaga Kerja, Indonesia memiliki populasi yang besar dan terdidik, sehingga
tersedia tenaga kerja yang memadai untuk industri manufaktur. Namun, masih ada
tantangan dalam hal kualifikasi tenaga kerja dan kesenjangan antara keterampilan
yang dibutuhkan oleh industri dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
Digitalisasi dan Industri 4.0, Indonesia juga sedang mengalami transformasi
digital dalam industri manufaktur. Konsep Industri 4.0, yang melibatkan
penggunaan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI),

1
dan analitik data, menjadi fokus dalam meningkatkan produktivitas dan daya
saing industri.
Meskipun ada banyak potensi dan perkembangan positif, masih ada
beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri manufaktur di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah infrastruktur yang belum sepenuhnya terintegrasi,
birokrasi yang kompleks, biaya energi yang tinggi, dan persaingan global yang
ketat.
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kondisi industri
manufaktur melalui berbagai program dan kebijakan. Dengan upaya yang terus-
menerus untuk memperbaiki regulasi, investasi dalam sumber daya manusia, dan
pengembangan infrastruktur, diharapkan industri manufaktur di Indonesia akan
terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian
negara.
Industri manufaktur di Indonesia melibatkan berbagai sektor yang
berkontribusi terhadap ekonomi negara. Berikut ini adalah gambaran umum
tentang industri manufaktur di Indonesia, termasuk sektor-sektor utama, ukuran
industri, kontribusi terhadap ekonomi, dan tantangan yang dihadapi:
Sektor-sektor Utama: Industri manufaktur di Indonesia melibatkan sektor-sektor
seperti:
a. Tekstil dan Garmen: Termasuk produksi pakaian, tekstil, dan
produk-produk kain lainnya.
b. Makanan dan Minuman: Termasuk produksi makanan olahan,
minuman, produk susu, dan produk makanan lainnya.
c. Otomotif: Termasuk produksi mobil, sepeda motor, suku cadang,
dan komponen otomotif.
d. Elektronik: Termasuk produksi perangkat elektronik, komponen
elektronik, peralatan komunikasi, dan semikonduktor.
e. Farmasi: Termasuk produksi obat-obatan, produk medis, dan bahan
kimia farmasi.
f. Baja: Termasuk produksi baja, besi, dan produk-produk logam
terkait.

2
Ukuran Industri, Industri manufaktur di Indonesia memiliki peran penting
dalam perekonomian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pada
tahun 2020, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia adalah sekitar 19,2%, menjadikannya salah satu sektor paling penting
dalam perekonomian negara.
Kontribusi terhadap Ekonomi: Industri manufaktur di Indonesia
menyumbang lapangan kerja yang signifikan dan menjadi sumber pendapatan
bagi masyarakat. Selain itu, industri ini juga berperan dalam ekspor dan
menciptakan nilai tambah bagi produk domestik. Kontribusi industri manufaktur
terhadap ekonomi meliputi pembayaran pajak, investasi, dan pengembangan
teknologi.
Tantangan yang dihadapi: Meskipun industri manufaktur di Indonesia
memiliki potensi besar, tetap ada tantangan yang dihadapi, antara lain:
Infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan untuk mendukung distribusi dan
konektivitas antarwilayah.
Birokrasi yang kompleks dan regulasi yang rumit, yang dapat memperlambat
proses bisnis dan investasi.
Keterbatasan kualifikasi tenaga kerja dan kesenjangan antara kebutuhan
industri dengan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
Ketergantungan pada impor bahan baku dan komponen tertentu yang dapat
mempengaruhi daya saing dan ketahanan industri.
Tingginya biaya energi dan logistik yang dapat mempengaruhi biaya
produksi. Pemerintah Indonesia menyadari tantangan ini dan berupaya untuk
mengatasi mereka dengan kebijakan dan program yang mendukung
pengembangan industri manufaktur. Ini termasuk penyederhanaan regulasi,
peningkatan investasi dalam infrastruktur, peningkatan pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja, serta stimulus bagi industri yang strategis.
B. Transformasi industri manufaktur
Adopsi teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam industri
manufaktur di Indonesia. Beberapa aspek yang telah mengalami perubahan
adalah:

3
Otomatisasi dan Robotika: Penerapan otomatisasi dan robotika telah
meningkatkan efisiensi dan produktivitas di sektor manufaktur. Proses produksi
yang sebelumnya dilakukan secara manual kini dapat diotomatisasi dengan
menggunakan robot dan mesin cerdas. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan
kualitas produk.
Internet of Things (IoT): Teknologi IoT memungkinkan peralatan dan mesin di
pabrik untuk saling terhubung dan berkomunikasi melalui jaringan. Ini
memungkinkan pengumpulan data secara real-time dan pemantauan langsung
terhadap proses produksi. Contohnya, sensor yang terpasang pada mesin dapat
mengirimkan data mengenai kinerja mesin dan kondisi operasionalnya. Dengan
adanya IoT, perusahaan dapat melakukan pemantauan yang lebih efisien,
memperbaiki waktu pemeliharaan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya.
Manufaktur Berbasis Cloud: Adopsi teknologi cloud computing telah
memungkinkan perusahaan manufaktur untuk menyimpan dan mengelola data
produksi secara efisien. Dengan menggunakan cloud, data dapat diakses dari
mana saja dan kapan saja, memfasilitasi kolaborasi antar tim, dan meningkatkan
efisiensi dalam pengelolaan rantai pasok. Selain itu, cloud juga dapat digunakan
untuk menjalankan aplikasi dan sistem manufaktur yang kompleks tanpa perlu
investasi besar dalam infrastruktur IT.
Big Data: Dalam industri manufaktur, terdapat jumlah data yang besar yang
dihasilkan dari berbagai sumber, seperti sensor, mesin produksi, dan sistem
manajemen. Dengan adopsi teknologi big data, data tersebut dapat dianalisis dan
digunakan untuk mengidentifikasi tren, melakukan prediksi, dan mengoptimalkan
proses produksi. Analisis data yang akurat dan cepat dapat membantu perusahaan
mengambil keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional.
Kecerdasan Buatan (AI): Teknologi kecerdasan buatan telah diterapkan dalam
berbagai aspek industri manufaktur. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan
perencanaan produksi, mengatur rantai pasok, memprediksi kegagalan mesin, dan
meningkatkan pengawasan kualitas produk. Selain itu, AI juga dapat digunakan
dalam pengembangan sistem produksi yang adaptif dan fleksibel.

4
Perubahan-perubahan ini telah membawa dampak positif dalam industri
manufaktur di Indonesia, antara lain:
 Meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk.
 Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing.
 Mempercepat waktu pemasaran dan merespons perubahan permintaan
pasar dengan cepat.
 Meningkatkan keamanan dan keandalan proses produksi.
 Mendorong inovasi dan pengembangan produk baru.

Namun, adopsi teknologi digital juga menimbulkan beberapa tantangan, seperti:

 Keterbatasan kualifikasi tenaga kerja dalam mengoperasikan dan


memanfaatkan teknologi digital tersebut.
 Keamanan data dan privasi menjadi perhatian penting dalam penggunaan
teknologi digital.
 Investasi awal yang signifikan dalam infrastruktur dan peralatan teknologi.
 Tantangan dalam mengintegrasikan sistem yang ada dengan teknologi
digital baru.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, perusahaan dan pemerintah perlu
berkolaborasi dalam memperkuat kapabilitas teknologi, meningkatkan akses ke
pelatihan dan pendidikan, serta menciptakan lingkungan regulasi yang
mendukung adopsi teknologi digital dalam industri manufaktur di Indonesia.
C. Dampak Teknologi Digital dalam Produktifitas
Penelitian tentang peningkatan produktivitas melalui implementasi teknologi
digital dalam berbagai aspek proses produksi, manajemen rantai pasokan,
pemantauan dan pengendalian kualitas, perencanaan produksi, dan pengelolaan
inventaris telah menunjukkan hasil yang positif. Berikut adalah beberapa temuan
penelitian terkait:
1. Proses Produksi
Otomatisasi dan robotika dalam proses produksi dapat meningkatkan
produktivitas dengan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi kesalahan manusia.
Implementasi Internet of Things (IoT) dalam proses produksi memungkinkan
pemantauan real-time terhadap mesin dan peralatan produksi, serta pengumpulan
data yang akurat untuk menganalisis kinerja dan memprediksi kegagalan mesin.

5
Penerapan analisis data dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses produksi
dapat membantu dalam identifikasi dan perbaikan masalah produksi,
meningkatkan waktu operasional, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
2. Manajemen Rantai Pasokan
Teknologi digital seperti sistem manajemen rantai pasokan (supply chain
management) berbasis cloud memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara
pemasok, produsen, dan distributor, mempercepat respons terhadap permintaan
pelanggan, dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan persediaan.
Penerapan teknologi big data dan analisis prediktif dalam manajemen rantai
pasokan dapat membantu mengoptimalkan perencanaan produksi, prediksi
permintaan, pengelolaan persediaan, dan pengaturan pengiriman.
3. Pemantauan dan Pengendalian Kualitas
Teknologi digital seperti sensor dan IoT memungkinkan pemantauan real-time
terhadap kualitas produk selama proses produksi, sehingga memungkinkan
deteksi dini terhadap cacat dan peningkatan kualitas produk.
Penggunaan analisis data dan AI dalam pemantauan dan pengendalian kualitas
dapat membantu identifikasi pola dan tren cacat, serta memberikan informasi
untuk perbaikan dan pencegahan cacat di masa depan.
4. Perencanaan Produksi dan Pengelolaan Inventaris
Teknologi digital seperti perangkat lunak perencanaan sumber daya perusahaan
(enterprise resource planning/ERP) dapat membantu mengoptimalkan
perencanaan produksi, alokasi sumber daya, dan jadwal produksi.
Implementasi teknologi IoT dan RFID (Radio Frequency Identification)
dalam pengelolaan inventaris memungkinkan pemantauan dan pelacakan
inventaris secara real-time, mengurangi kesalahan stok, dan meningkatkan
efisiensi pengelolaan persediaan.
Penelitian-penelitian tersebut telah menghasilkan bukti-bukti bahwa
implementasi teknologi digital dalam berbagai aspek proses produksi dan
manajemen dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas di industri
manufaktur. Dalam mengadopsi teknologi digital, penting bagi perusahaan untuk
mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka, menginvestasikan sumber daya
yang tepat, dan mengintegrasikan teknologi dengan baik ke dalam operasi mereka.

6
D. Tranformasi Tenaga Kerja dan Keterampilan
Adopsi teknologi digital dalam industri manufaktur telah membawa perubahan
signifikan dalam kebutuhan tenaga kerja dan keterampilan yang diperlukan.
Berikut adalah analisis tentang perubahan tersebut:
Persyaratan Pekerjaan yang Berubah: Adopsi teknologi digital telah mengubah
persyaratan pekerjaan di industri manufaktur. Beberapa perubahan yang terjadi
termasuk:
1. Keterampilan Teknologi
Kebutuhan akan keterampilan dalam penggunaan dan pengoperasian
teknologi digital, seperti pemahaman tentang otomatisasi, robotika, IoT,
analisis data, kecerdasan buatan (AI), dan manufaktur berbasis cloud.
Pekerja harus mampu menguasai perangkat lunak dan peralatan terkait.
2. Pemecahan Masalah dan Analisis
Dalam lingkungan yang semakin terhubung dan kompleks, pekerja
diharapkan memiliki kemampuan untuk menganalisis data, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh
dari teknologi digital.
3. Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi
Pekerja perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan
kemampuan untuk berkolaborasi dalam tim yang terdiri dari pekerja
manusia dan teknologi digital.
4. Perubahan dalam Tugas Pekerjaan
Adopsi teknologi digital juga telah mengubah tugas dan peran pekerja di
industri manufaktur. Beberapa perubahan yang terjadi meliputi:
5. Automatisasi Tugas Rutin
Tugas-tugas yang bersifat rutin dan repetitif cenderung diotomatisasi,
memungkinkan pekerja untuk fokus pada tugas yang lebih kompleks dan
membutuhkan keterampilan manusia yang lebih tinggi.
6. Pengawasan dan Pemeliharaan Teknologi
Dalam lingkungan produksi yang semakin terhubung dan otomatis,
pekerja mungkin perlu mengawasi dan memelihara mesin, robot, atau
sistem teknologi lainnya untuk memastikan kinerja yang optimal.
7. Analisis Data dan Pengambilan Keputusan
Pekerja dapat diminta untuk menganalisis data produksi, memantau
kinerja mesin, dan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis
tersebut.
8. Pelatihan yang Diperlukan

7
Adopsi teknologi digital membutuhkan pelatihan yang memadai bagi
tenaga kerja untuk mengembangkan keterampilan baru. Pelatihan yang
diperlukan meliputi:
9. Pelatihan Teknologi
Pekerja perlu mendapatkan pelatihan dalam penggunaan dan
pengoperasian teknologi digital yang digunakan di tempat kerja. Ini dapat
mencakup pelatihan dalam perangkat lunak khusus, pemrograman,
pemeliharaan teknologi, dan keamanan siber.
10. Keterampilan Analitis dan Manajemen Data
Pekerja harus dilatih dalam pemahaman analisis data, pemantauan kinerja
sistem, dan kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan data
yang diperoleh.
11. Keterampilan Soft Skills
Selain keterampilan teknis, pelatihan juga harus memperhatikan
pengembangan keterampilan komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah,
dan kecerdasan emosional.
Dampak Sosial-Ekonomi pada Tenaga Kerja: Adopsi teknologi digital dapat
memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan pada tenaga kerja di industri
manufaktur, termasuk:
Perubahan Pekerjaan: Penerapan teknologi digital dapat mengubah lanskap
pekerjaan dengan menggantikan beberapa pekerjaan yang bersifat rutin dan
repetitif. Namun, pada saat yang sama, teknologi digital juga dapat menciptakan
peluang baru dalam pekerjaan yang lebih kompleks dan menghasilkan nilai
tambah.
Peningkatan Produktivitas: Teknologi digital dapat meningkatkan produktivitas
dan efisiensi di industri manufaktur, yang pada gilirannya dapat berkontribusi
pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru.
Unggulan Kompetitif: Perusahaan yang mampu mengadopsi dan
mengintegrasikan teknologi digital secara efektif dapat menghasilkan produk
dengan kualitas yang lebih tinggi, harga yang lebih kompetitif, dan waktu
pemasaran yang lebih cepat, yang pada akhirnya dapat memberikan keunggulan
kompetitif.
Kesenjangan Keterampilan: Adopsi teknologi digital dapat menciptakan
kesenjangan keterampilan di kalangan tenaga kerja. Pekerja yang tidak memiliki
keterampilan yang diperlukan dalam teknologi digital mungkin menghadapi risiko
pengangguran atau penurunan kualitas pekerjaan mereka.

8
Transformasi Karir: Pekerja mungkin perlu mengubah atau meningkatkan
keterampilan mereka untuk tetap relevan dalam lingkungan kerja yang semakin
digital. Hal ini dapat melibatkan pembelajaran sepanjang hayat dan penyesuaian
karir yang kontinu.
Penting bagi pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan untuk bekerja sama
dalam menyediakan pelatihan yang sesuai dan program pengembangan
keterampilan yang dapat membantu tenaga kerja menghadapi perubahan ini dan
mempersiapkan mereka untuk pekerjaan masa depan yang didorong oleh
teknologi digital.
E. Efisiensi dan Biaya
Studi tentang pengaruh teknologi digital dalam meningkatkan efisiensi
operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan daya saing industri
manufaktur di Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Berikut adalah beberapa
temuan dari studi-studi tersebut:
Efisiensi Operasional: Otomatisasi dan robotika: Adopsi teknologi
otomatisasi dan robotika dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan
mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia, menghilangkan kesalahan
manusia, dan meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam proses produksi.
Internet of Things (IoT): Penerapan IoT memungkinkan pengumpulan data
secara real-time dari berbagai peralatan dan mesin di pabrik. Hal ini
memungkinkan pemantauan kinerja dan perawatan prediktif, mengurangi waktu
henti produksi yang tidak terduga, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Manufaktur Berbasis Cloud: Mengadopsi solusi manufaktur berbasis cloud
memungkinkan akses real-time ke data produksi, kolaborasi yang lebih baik
antara departemen, dan pemantauan operasional yang lebih efektif, meningkatkan
efisiensi keseluruhan produksi.
Pengurangan Biaya Produksi: Pengurangan Ketergantungan Tenaga Kerja:
Automatisasi dan robotika dapat mengurangi biaya tenaga kerja, terutama dalam
tugas-tugas yang repetitif dan bersifat rutin. Penerapan teknologi ini
memungkinkan penggunaan sumber daya manusia dengan lebih efisien.
Penggunaan Sumber Daya yang Lebih Efisien: Teknologi digital
memungkinkan pemantauan dan pengelolaan yang lebih baik terhadap

9
penggunaan energi, bahan baku, dan sumber daya lainnya. Dengan pengelolaan
yang efisien, biaya produksi dapat dikurangi.
Peningkatan Daya Saing: Fleksibilitas dan Responsif: Teknologi digital
memungkinkan perusahaan manufaktur untuk menjadi lebih fleksibel dan
responsif terhadap permintaan pasar. Dengan adopsi teknologi yang tepat,
perusahaan dapat dengan cepat mengubah proses produksi, mempercepat time-to-
market, dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
Kualitas dan Inovasi: Adopsi teknologi digital dalam proses produksi dan
kontrol kualitas dapat meningkatkan kualitas produk. Dengan adanya sistem
pemantauan dan analisis data yang canggih, perusahaan dapat mendeteksi cacat
dengan lebih baik dan melakukan perbaikan yang tepat waktu. Selain itu,
teknologi digital juga mendorong inovasi produk baru dan pengembangan yang
lebih cepat.
Studi-studi ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi digital dalam industri
manufaktur di Indonesia dapat membawa manfaat signifikan dalam meningkatkan
efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan daya saing.
Namun, penting untuk dicatat bahwa implementasi teknologi digital harus disertai
dengan strategi yang tepat, investasi yang memadai, dan pengembangan
keterampilan yang sesuai agar manfaat ini dapat sepenuhnya direalisasikan.
F. Keamanan dan Privasi Data
Adopsi teknologi digital dalam industri manufaktur di Indonesia membawa
dampak positif, namun juga menyebabkan beberapa isu keamanan siber dan
perlindungan data. Berikut adalah beberapa isu yang muncul:
Kehilangan Data dan Pelanggaran Keamanan: Dengan adanya sistem yang
terhubung dan berbasis digital, risiko kehilangan data dan pelanggaran keamanan
meningkat. Peretasan, serangan malware, dan kebocoran data menjadi ancaman
yang nyata. Jika data sensitif seperti rancangan produk, rencana produksi, atau
informasi pelanggan jatuh ke tangan yang salah, dapat menyebabkan kerugian
finansial dan reputasi yang serius bagi perusahaan.
Serangan Ransomware: Serangan ransomware telah menjadi masalah yang
signifikan di berbagai sektor, termasuk industri manufaktur. Serangan ini dapat
menyebabkan penahanan sistem produksi, pemerasan keuangan, dan gangguan

10
operasional yang serius. Ketika perusahaan bergantung pada sistem digital untuk
mengontrol proses produksi, serangan ransomware dapat memiliki dampak yang
merugikan.
Ketergantungan pada Pemasok dan Rantai Pasokan Digital: Industri
manufaktur sering kali tergantung pada pemasok dan rantai pasokan yang rumit.
Adopsi teknologi digital memperluas jaringan pemasok dan menghadirkan risiko
keamanan yang lebih besar. Jika salah satu pemasok mengalami pelanggaran
keamanan atau serangan siber, dapat mempengaruhi keseluruhan rantai pasokan,
menyebabkan gangguan produksi dan penurunan kinerja bisnis.
Perlindungan Kekayaan Intelektual: Dalam industri manufaktur, perlindungan
kekayaan intelektual menjadi sangat penting. Adopsi teknologi digital
meningkatkan risiko pencurian atau pengungkapan rahasia perusahaan, seperti
rancangan produk, teknologi produksi, dan proses bisnis yang terjamin.
Perusahaan harus mengambil langkah-langkah keamanan yang kuat untuk
melindungi kekayaan intelektual mereka dari serangan siber.
Kurangnya Kesadaran Keamanan dan Pelatihan: Salah satu tantangan yang
dihadapi industri manufaktur adalah kurangnya kesadaran keamanan dan
pelatihan yang memadai di kalangan karyawan. Pelatihan keamanan siber harus
menjadi bagian integral dari inisiatif adopsi teknologi digital untuk memastikan
bahwa karyawan memahami risiko, praktik terbaik, dan tindakan pencegahan
yang harus diambil.
Untuk mengatasi isu-isu keamanan siber dan perlindungan data, perusahaan
manufaktur di Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang holistik dalam
keamanan IT. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
Melakukan audit keamanan dan risiko secara teratur untuk mengidentifikasi celah
dan ancaman potensial.
a) Menerapkan kebijakan keamanan yang ketat, termasuk penggunaan sandi
yang kuat, akses yang terbatas, dan sistem autentikasi ganda.
b) Melakukan pemantauan jaringan dan deteksi dini untuk mendeteksi
aktivitas mencurigakan atau ancaman potensial.
c) Mengenkripsi data yang sensitif dan melindungi sistem dengan firewall
dan perangkat lunak keamanan yang mutakhir.

11
d) Melakukan pelatihan keamanan siber secara berkala kepada karyawan
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang ancaman
keamanan.
e) Memperkuat kerjasama dengan pemasok dan mitra bisnis untuk
memastikan keamanan lintas rantai pasokan.
Dengan langkah-langkah keamanan yang tepat, adopsi teknologi digital dalam
industri manufaktur di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih aman dan terjamin.

G. Studi kasus perusahaan


Studi kasus pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah
menerapkan teknologi digital dapat memberikan wawasan yang berharga tentang
perubahan, tantangan, manfaat, dan pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman
mereka. Berikut adalah contoh penggambaran studi kasus tersebut:
PT XYZ: Perusahaan manufaktur ini mengadopsi teknologi otomatisasi dan
robotika dalam proses produksi mereka. Mereka mengalami perubahan signifikan
dalam produktivitas dengan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja
manusia dan meningkatkan kecepatan produksi. Namun, mereka menghadapi
tantangan dalam mengintegrasikan sistem yang kompleks dan mengelola
perubahan dalam tugas pekerjaan. Manfaat yang mereka rasakan termasuk
efisiensi operasional yang lebih tinggi, peningkatan kualitas produk, dan daya
saing yang lebih baik.
Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman PT XYZ adalah pentingnya
perencanaan yang matang sebelum implementasi teknologi digital, termasuk
pengelolaan perubahan organisasi dan pelatihan karyawan untuk memastikan
adopsi yang sukses.
PT ABC: Perusahaan manufaktur ini mengimplementasikan Internet of Things
(IoT) dalam proses produksi dan pengelolaan rantai pasokan mereka. Mereka
menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan sistem yang berbeda dan
mengatasi kekhawatiran tentang keamanan data. Namun, melalui penggunaan IoT,
PT ABC berhasil meningkatkan visibilitas dan pengendalian atas operasi mereka,
mempercepat waktu respons terhadap permintaan pelanggan, dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Hal ini menghasilkan efisiensi yang

12
lebih tinggi, pengurangan biaya produksi, dan kepuasan pelanggan yang lebih
baik.
Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman PT ABC adalah perlunya fokus
pada keamanan siber dan perlindungan data saat mengadopsi teknologi digital.
Perusahaan perlu menginvestasikan sumber daya yang cukup untuk
mengamankan infrastruktur mereka dan menjaga kerahasiaan informasi sensitif.
PT EFG: Perusahaan manufaktur ini mengimplementasikan sistem manufaktur
berbasis cloud untuk mengintegrasikan proses produksi, manajemen inventaris,
dan pemantauan kualitas. Mereka menghadapi tantangan dalam migrasi data ke
cloud dan mengatasi resistansi perubahan dari karyawan. Namun, melalui adopsi
teknologi berbasis cloud, PT EFG berhasil meningkatkan efisiensi operasional,
mengurangi biaya infrastruktur, dan meningkatkan kolaborasi antardepartemen.
Mereka juga mendapatkan manfaat dalam pemantauan kualitas yang lebih baik
dan kemampuan merespons cepat terhadap perubahan permintaan pasar.
Pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman PT EFG adalah pentingnya
komunikasi yang efektif dan pelibatan karyawan dalam proses perubahan.
Edukasi dan pelatihan yang memadai diperlukan untuk memastikan adopsi yang
sukses dan penerimaan teknologi digital.
Studi kasus seperti ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
implementasi teknologi digital dalam industri manufaktur di Indonesia. Mereka
mengungkapkan tantangan yang dihadapi perusahaan, manfaat yang mereka
peroleh, dan pelajaran berharga yang dapat diterapkan oleh perusahaan lain yang
ingin mengadopsi teknologi digital.

H. Kebijakan dan Regulasi


Untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam industri manufaktur,
pemerintah dapat mengadopsi kerangka kebijakan, memberikan insentif, dan
mengambil langkah-langkah berikut:
1. Pembentukan Kerangka Kebijakan: Membuat kebijakan industri yang jelas
dan komprehensif untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan industri manufaktur.

13
2. Mengidentifikasi sektor-sektor prioritas dan mengembangkan kebijakan
yang mendukung pengembangan sektor-sektor ini.
3. Mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk
mendorong inovasi dalam industri manufaktur.
4. Memperkuat kerjasama antara pemerintah, industri, dan lembaga
pendidikan untuk menghasilkan keterampilan yang relevan dengan
kebutuhan industri.
Insentif Fiskal dan Keuangan: Memberikan insentif fiskal seperti pemotongan
pajak, pengurangan biaya impor, atau insentif investasi untuk mendorong
perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi dan inovasi.
Mendukung akses perusahaan manufaktur ke pembiayaan yang terjangkau dan
berkelanjutan untuk memperluas operasi mereka, melakukan investasi, dan
melakukan penelitian dan pengembangan.
Infrastruktur dan Akses Terhadap Sumber Daya:
Meningkatkan infrastruktur fisik seperti jaringan transportasi, listrik, dan
telekomunikasi untuk mendukung pertumbuhan industri manufaktur.
Memastikan akses yang memadai terhadap sumber daya seperti energi, air, dan
bahan baku yang diperlukan oleh industri manufaktur.
Meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas wilayah industri untuk memfasilitasi
distribusi produk.

I. Pendidikan dan Pelatihan:


Mendorong kolaborasi antara industri dan lembaga pendidikan untuk
menghasilkan lulusan yang siap kerja dan relevan dengan tuntutan industri.
Menyediakan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenaga kerja yang
sudah ada untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri.
Promosi Investasi dan Ekspor:
Memperkenalkan kebijakan dan program promosi investasi untuk menarik
investasi dalam industri manufaktur, termasuk investasi asing langsung.
Membantu perusahaan manufaktur untuk memasuki pasar ekspor melalui
dukungan dalam hal sertifikasi, promosi perdagangan, dan akses ke jaringan
bisnis internasional.

14
Melalui kerangka kebijakan yang komprehensif, insentif yang tepat, dan
langkah-langkah yang mendukung, pemerintah dapat mendorong pertumbuhan
dan inovasi dalam industri manufaktur, yang pada gilirannya akan memberikan
kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

BAB III

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam studi kasus ini tentang


pengaruh teknologi digital dalam transformasi industri manufaktur di Indonesia,
dapat ditarik beberapa kesimpulan penting:
Teknologi digital memiliki dampak yang signifikan dalam mengubah
industri manufaktur di Indonesia. Adopsi teknologi digital membawa perubahan
fundamental dalam proses produksi, operasional, dan manajemen perusahaan. Hal
ini memungkinkan peningkatan efisiensi, peningkatan produktivitas, dan
peningkatan daya saing perusahaan manufaktur di Indonesia.
Penggunaan teknologi digital telah membuka peluang baru dalam inovasi
dan pengembangan produk di industri manufaktur. Dengan memanfaatkan
teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan IoT, perusahaan dapat

15
meningkatkan kualitas produk, mempercepat waktu pemasaran, dan merespons
kebutuhan pasar dengan lebih cepat.
Meskipun terdapat potensi besar dalam penerapan teknologi digital, masih
ada tantangan yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur di Indonesia. Tantangan
tersebut meliputi keterbatasan akses terhadap teknologi, kurangnya keterampilan
digital pada tenaga kerja, biaya investasi yang tinggi, dan kekhawatiran terkait
keamanan data dan privasi.
Kebijakan dan regulasi pemerintah berperan penting dalam mendorong
transformasi industri manufaktur melalui teknologi digital. Dukungan dari
pemerintah dalam bentuk insentif, pelatihan keterampilan, infrastruktur digital,
dan kerangka regulasi yang jelas dapat mempercepat adopsi teknologi digital dan
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri manufaktur.
Studi kasus perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah berhasil
mengimplementasikan teknologi digital menunjukkan bahwa adopsi teknologi
tersebut dapat memberikan manfaat yang signifikan. Perusahaan-perusahaan
tersebut mampu meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan rantai pasok, dan
meningkatkan kualitas produk, yang pada akhirnya berdampak positif pada daya
saing mereka di pasar global.
Dalam rangka mendorong transformasi industri manufaktur melalui
teknologi digital di Indonesia, perlu adanya kolaborasi antara perusahaan,
pemerintah, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya. Investasi dalam
infrastruktur digital, pelatihan keterampilan, dan pengembangan ekosistem
inovasi dapat mempercepat adopsi teknologi digital dan mendorong pertumbuhan
industri manufaktur yang berkelanjutan.
Dengan demikian, kesimpulan dari studi kasus ini memberikan dasar yang
kuat untuk menyadari pentingnya penggunaan teknologi digital dalam
transformasi industri manufaktur di Indonesia. Adopsi teknologi digital menjadi
kunci dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing industri
manufaktur, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi negara.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hadi,dkk. (2020). Digitalisasi Industri dan Pengaruhnya Terhadap Ketenaga


Kerjaan dan Hubungan Kerja di Indonesia. Jurnal Komplikasi Hukum. Vol 5 No.
2, Desember 2020

Microsof indonesia. (2019). Transformasi Digital Dalam Industri Manufaktur:


Peluang dan Tantangan. Diakses dari
https://news.microsoft.com/id-id/2019/05/27/transformasi-digital-dalam-industri-
manufaktur-peluang-dan-tantangan/

Digital Transformasion Indonesia. (2022). Bagaimana Bentuk Tranformasi Digital


di Industri Manufaktur?. Diakses dari
https://digitaltransformation.co.id/bagaimana-bentuk-transformasi-digital-di-
industri-manufaktur/

Kominfo. (2021). Tranformasi Digital Dukung Pembangunan Industri Inklusif dan


Berkelanjutan. Diakses dari
https://www.kominfo.go.id/content/detail/38038/transformasi-digital-dukung-
pembangunan-industri-inklusif-dan-berkelanjutan/0/berita

Kementrian Pertahan Republik Indonesia. (2019). Revolusi Industri 4.0 dan


Pengaruhnya Bagi Industri di Indonesia. Diakses dari
https://www.kemhan.go.id/pusbmn/2019/04/30/revolusi-industri-4-0-dan-
pengaruhnya-bagi-industri-di-indonesia.html

Binus University, Event/News. (2021). Teknologi Digital Sebagai Kunci Utama


Pada Era Industri 4.0. diakses dari
https://graduate.binus.ac.id/2021/03/01/teknologi-digital-sebagai-kunci-utama-
pada-era-industri-4-0/

17

Anda mungkin juga menyukai