133-141
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id/jpkim
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kualitas butir soal dilihat dari kesesuaian
dengan kurikulum yang berlaku, (2) kualitas butir soal dilihat dari penyebaran soal, (3) kualitas
butir soal dilihat dari validitas, (4) kualitas butir soal dilihat dari reliabilitas soal, (5) kualitas butir
soal dilihat dari daya beda soal, (6) kualitas butir soal dilihat dari tingkat kesukaran, dan (7)
kualitas butir soal dilihat dari efektivitas distraktor. Metode dalam penelitian ini adalah deskripsi
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan program ITEMAN. Sampel penelitian ini meliputi
176 siswa kelas X IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas soal dilihat dari
kesesuaian dengan kurikulum 30 soal (100%) sesuai. (2) Kualitas soal dilihat dari penyebaran
soal diketahui penyebaran tidak merata dengan perbandingan 5:4:1. (3) Kualitas soal dilihat dari
validitas menunjukkan 26 soal (86,7%) valid. (4) Kualitas soal dilihat dari reliabilitas memperoleh
hasil sebesar 0,234 atau tidak reliabel. (5) Kualitas soal dilihat dari daya beda menunjukkan 90%
soal telah cukup baik. (6) Kualitas soal dilihat dari tingkat kesukaran diketahui ada 13,3% mudah,
3,3% sedang dan 83,4% sukar. (7) kualitas soal dilihat dari efektivitas distraktor 96,6% baik.
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 24 soal baik, 4 soal revisi dan 2 soal ditolak.
Kata Kunci: Analisis Butir Soal, Validitas, Reliabilitas, Ujian Akhir Semester
dengan guru Kimia kelas X IPA SMA N 1 penelitian ini menggunakan metode
Bobotsari diketahui bahwa soal Ujian observasi, wawancara dandokumentasi.
Akhir Semester (UAS) belum dilakukan Analisis butir soal secara kualitatif dan
analisis butir soal. Oleh sebab itu, kuantitatif. Adapun penjelasannya
kualitas soal tersebut belum diketahui. sebagai berikut:
Nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM)
1. Analisis Kualitatif
siswa adalah 75. Hal tersebut, jelas
menjadi tantangan tersendiri bagi siswa a. Kesesuaian butir soal dengan
maupun guru. Di mana siswa dituntut kompetensi dasar pada kurikulum
belajar lebih giat dan guru dituntut Analisis dilakukan dengan
mampu mengajar dengan baik serta mencocokkan indikator tiap soal dengan
membuat soal yang bermutu, agar siswa kompetensi dasar yang ada dalam
dapat mencapai KKM tersebut. kurikulum pada mata pelajaran kimia di
Analisis soal telah banyak SMA N 1 Bobotsari. Apabila indikator
dilakukan salah satunya oleh Sulistiawan soal telah sesuai dengan kompetensi
(2016) yang menganalisisapek kuantitatif dasar yang ada di kurikulum, maka soal
berupa validitas, reliabilitas, daya beda, telah tergolong baik dan layak
tingkat kesukaran dan efektivitas digunakan. Akan tetapi, jika soal tidak
distraktor [7]. Penelitian lain juga sesuai kurikulum sebaiknya tidak
dilakukan oleh Marthunis, ibnu, dan digunakan. Kurikulum merupakan
Zulfaldi (2015) bahwa analisis dilakukan pedoman dalam proses belajar mengajar
secara kualitatif dan kuantitatif meliputi sehingga jika soal tidak sesuai kurikulum
aspek materi, konstruksi, Bahasa, maka tidak bisa mengukur keberhasilan
validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat belajar mengajar dengan baik.
kesukaran, efektivitas pengecoh dan
efektivitas kunci [8]. Selain itu, perlu pula b. Penyebaran Soal
dilakukan analisis kesesuaian dengan Analisis dilakukan dengan
kurikulum yang berlaku sebab jika soal mengelompokkan soal sesuai teori
dibuat tidak sesuai kurikulum yang Bloom. Di mana terdapat ada 6 tingkatan
berlaku, maka tujuan pembelajaran tidak kemampuan yang akan diujikan yaitu
akan tercapai [9]. ingatan (C1), pemahaman (C2),
Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan atau aplikasi (C3), analisis
analisis butir soal ujian akhir semester (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6) [10].
(UAS) genap mata pelajaran kimia kelas Soal dapat yang baik memiliki kriteria
X tahun ajaran 2019/2020 di SMA N 1 mudah, sedang dan sukar dengan
Bobotsari perlu dilakukan. perbandingan 3:4:3 [11]. Setelah
pengelompokan soal lalu dilakukan
METODE PENELITIAN perbandingan dari kategori mudah
Penelitian dilakukan di SMA N 1 hingga sukar.
Bobotsari pada September 2020. 2. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian
analisis dokumen dengan menggunakan a. Validitas
pendekatan deskriptif kualitatif dan Validitas butir soal dihitung dengan
kuantitatif dengan menggunakan rumus point biserial menggunakan
bantuan ITEMAN versi 3.0. Subjek pada ITEMAN [4].
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X IPA SMA Negeri 1 Bobotsari tahun b. Reliabilitas
pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 176 Koefisien reliabiltas dihitung
siswa. Objek pada penelitian ini adalah menggunakan K-R 20 dengan melihat
soal, lembar jawaban dan kunci jawaban Alpha soal pada ITEMAN [4].
Ulangan Akhir Semester (UAS) genap
mata pelajaran Kimia Tahun Ajaran c. Daya Beda
2019/2020. Indeks daya beda dapat ditentukan
Teknik pengumpulan data pada dengan rumus Discriminatory power [4].
direvisi ulang soal tersebut. Nomor 25 yang dilakukan Sudijono (2011) bahwa
terdapat kesalahan dalam penentuan soal dalam kategori sukar sebaiknya
kunci jawaban sehingga perlu dilakukan dibuang atau dilakukan revisi lewat
revisi kunci jawaban. Sedangkan untuk penyederhanaan kalimat [15]. Untuk soal
nomor 30 dapat disebabkan soal yang dikategorikan sedang harus tetap
tersebut tidak valid dan pemahaman dipertahankan. Untuk kualitas soal Ujian
keliru siswa terhadap konsep soal Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran
sehingga lebih baik soal diganti atau Kimia Kelas X SMA N 1 Bobotsari
dibuang. Dalam revisi soal perlu diingat Tahun Ajaran 2019/2020 kurang bagus
pula kategori soal tersebut, jika soal dari segi tingkat kesukarannya.
tergolong mudah kemungkinan siswa
kelompok atas dan bawah bisa Tabel 6. Hasil Analisis Tingkat
menjawab dengan benar sedangkan, Kesukaran Butir Soal Ujian Akhir
soal dengan kategori sukar sulit Semester (UAS) Genap Mata
dikerjakan siswa kelompok atas maupun Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1
siswa kelompok bawah [14]. Jika Bobotsari Tahun Ajaran2019/2020
dikaitkan dengan kesukaran soal maka
soal nomor 23, 24 dan 30 masuk dalam Indeks Persen
No. Butir Soal
soal kategori mudah dan sedang yang Kesukaran (%)
tidak dapat dijawab benar oleh kelompok 1. 0,71- 1,00 2, 3, 16, 20
siswa atas maupun kelompok siswa (Mudah) 18
bawah. 2. 0,31-0,71 19 6,7
Soal dengan kategori cukup dan (Sedang)
baik sebesar 83,3 % dan 6,7 % atau
3. 0,3-0,00 1,4, 5, 6, 7, 73,3
siswa pandai dapat menjawab soal (Sukar) 8 9, 10, 11,
dengan benar masuk dalam kategori 12, 13, 14,
cukup. Soal dengan kategori ini harus 15, 17, 20,
tetap direvisi. Hal tersebut sejalan 21, 22, 23,
dengan pendapat Zaman, et al. (2010) 24, 25, 26,
bahwa soal yang memiliki daya beda 0,2- 27, 28, 29,
0,4 alangkah baiknya dilakukan revisi 30
terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam suatu tes [17].
Berdasarkan pemaparan tersebut e. Efektivitas Distraktor
dapat disimpulkan, soal UAS Kimia Kelas Tabel 7. Hasil Analisis Efektivitas
X ini memiliki kualitas daya pembeda Distraktor Butir Soal Ujian Akhir
yang cukup atau dapat diartikan bahwa Semester (UAS) Genap Mata
soal ini cukup mampu membedakan Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1
peserta didik kelompok atas dengan Bobotsari Tahun Ajaran 2019/2020
kelompok bawah.
d. Tingkat Kesukaran Indeks Butir Soal Persen
Pengecoh (%)
Hasil penelitian ini menunjukkan, >5% 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 96,6
soal dengan kategori sukar sangat 8, 9, 10, 11, 12,
mendominasi sebesar 73,3%. Padahal, 13, 14, 15, 16,
jika kita kaitakan dengan tujuan tes, soal 17, 19, 20, 21,
yang digunakan harusnya didominasi 22, 23, 24, 25,
oleh soal dengan kategori sedang 26, 27, 28, 29,
namun, untuk soal dengan kategori sukar 20
digunakan untuk keperluan seleksi [15]. <5% 18 0,4
Oleh sebab, itu perludilakukan perbaikan
untuk soal kategori sukar dengan cara
mengganti soal tersebut dengan soal Hasil analisis soal Ujian Akhir
yang mampu dipahami sebagian siswa. Semester kelas X IPA yang diikuti oleh
Hal tersebut didukung dengan penelitian sebanyak 176 siswa menunjukkan
bahwa ada 29 soal (96,6%) berkategori Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Butir Soal
bagus dan 1 soal (0,4%) berkategori Ujian Akhir Semester (UAS) Genap
kurang baik. Adanya butir soal yang Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA
memiliki pengecoh kurang bagus N 1 Bobotsari Tahun Ajaran
disebabkan indikator pilihan jawaban 2019/2020
kurang menarik siswa atau tidak dipilih
secara merata sehingga pengecoh Penyebab Nomor Persen
Jumlah
Kegagalan soal (%)
ditolak atau lebih baik direvisi. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Arifin Validitas 17, 19, 23, 4 13,3
(2012) bahwa distraktor yang jelek (tidak valid) 30
disebabkan pemilihan peserta tes yang
Daya Beda 23, 25, 30 3 10
tidak merata dan perlu direvisi [18].
(Jelek dan
Revisi pengecoh menjadi pengecohyang negatif)
baik dapat dilakukan dengan mengganti
pilihan jawaban yang dapat dipahami Tingkat 1, 2, 3, 4, 5, 29 96,6
siswa, menggunakan kata- kata yang Kesukaran 6, 7, 8 9,
terdengar sama, menggunakan (Sukar dan 10, 11, 12,
pengecoh yang ada kaitannya serta Mudah) 13, 14, 15,
16 17, 18,
menggunakan bahasa buku yang
20, 21, 22,
kebenarannya tidak diragukan lagi [19]. 23, 24, 25,
Untuk soal dengan kategori bagus perlu 26, 27, 28,
dipertahankan dan dimasukkan dalam 29, 30
bank soal.
Berdasarkan penjelasan di atas, Efektivitas 18 1 3,3
diketahui bahwa kualitas soal Ujian Akhir Pengecoh
Semester (UAS) Kelas X untuk mata (Kurang /tidak
baik)
pelajaran KIMIA SMA N 1 Bobotsari
untuk Tahun Ajaran 2019/2020
mempunyai kualitas yang baik dari segi Berdasarkan hasil analisis, tidak
efektivitas distraktor atau dapat terdapat soal yang berkualitas
dikatakan butir soal efektif digunakan sangatbaik, 24 butir soal berkualitas baik,
untuk menguji pemahaman peserta didik. soal berkualitas cukup berjumlah 4 dan
kurang bagus berjumlah 2 soal. Butir soal
f. Kualitas Butir Soal
dengan kualitas sangat baik dapatmasuk
Hasil analisis soal Ujian Akhir dalam bank soal sehingga dapat
Semester (UAS) Mata Pelajaran Kimia digunakan sebagai instrumen yang akan
Kelas X SMA N 1 Bobotsari dari segi datang. Untuk butir soal dengan kualitas
penyebaran soal dan efektivitas baik dan sedang perlu dilakukan revisi
pengecoh dianalisis secara bersamaan terlebih dahulu dengan memperhatikan
untuk mengetahui kualitas soal secara indikator kegagalan. Sedangkan, untuk
keseluruhan. Dilihat dari segi kesesuaian butir soal dengan kualitas tidak baik dan
dengan kurikulum diperolehhasil berupa sangat tidak baiksebaiknya dibuang.
semua butir soal telah sesuai dengan
kurikulum. Menurut penelitian Oktanin KESIMPULAN
dan Sukirno (2015) mengadaptasi
Berdasarkan hasil analisis dapat
kualitas soal dengan skala Likert yang
disimpulkan, kualitas Soal Ujian Akhir
membagi menjadi 5 sedang, tidak baik
Semester (UAS) kelas X IPA SMA N 1
dan sangat baik dengan tolak ukur
Bobotsari tahun ajaran 2019/2020 yang
validitas, daya beda, tingkat kesukaran
dianalisis dalam beberapa aspek yaitu
dan efektivitas pengecoh [20]. Nilai 4
aspek kesesuaian dengan kurikulum,
menunjukkan kualitas sangat baik (tidak
penyebaran soal, validitas, reliabilitas,
revisi), 3 baik(revisi), 2 sedang (revisi), 1
daya beda, tingkat kesukaran dan
tidak baik (dibuang) dan 0 sangat tidak
efektivitas distraktor secara keseluruhan
baik(dibuang).
cenderung cukup baik. Hal tersebut,
[2] Muh. Nurung. (2008). PPS UNY, [16] Gronlund, N.E (1986).
49(95), 980. Measurement and Evaluation in
Teaching (4th Ed). New York:
[3] Arikunto. (2019). Metodelogi Macmillan Publishing Company.
Penelitian, Suatu Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
[17] Zaman, A., Niwaz, A., Faize, F. A., [19] Ahmad, A., & Nipaah, N. (2017).
Dahar, M. A., & Alamgir. (2010). Jurnal Varian, 1(1), 76.
European Journal of Social
Sciences, 17(1), 61–67. [20] Oktanin, W. S., & Sukirno. (2015).
Jurnal Pendidikan Akuntansi
[18] Arifin, Z. (2012). Evaluasi Indonesia, 13(1), 35–44.
pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 425.