Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal.

133-141
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret https://jurnal.uns.ac.id/jpkim

ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


(UAS) GENAP MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SMA N 1
BOBOTSARI TAHUN AJARAN 2019/2020

Nurlaila Sahara Worabay, Lina Mahardiani* dan Ashadi


Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

* Keperluan Korekspodensi, telp: 08122561249 email: mahardiani.lina@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kualitas butir soal dilihat dari kesesuaian
dengan kurikulum yang berlaku, (2) kualitas butir soal dilihat dari penyebaran soal, (3) kualitas
butir soal dilihat dari validitas, (4) kualitas butir soal dilihat dari reliabilitas soal, (5) kualitas butir
soal dilihat dari daya beda soal, (6) kualitas butir soal dilihat dari tingkat kesukaran, dan (7)
kualitas butir soal dilihat dari efektivitas distraktor. Metode dalam penelitian ini adalah deskripsi
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan program ITEMAN. Sampel penelitian ini meliputi
176 siswa kelas X IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas soal dilihat dari
kesesuaian dengan kurikulum 30 soal (100%) sesuai. (2) Kualitas soal dilihat dari penyebaran
soal diketahui penyebaran tidak merata dengan perbandingan 5:4:1. (3) Kualitas soal dilihat dari
validitas menunjukkan 26 soal (86,7%) valid. (4) Kualitas soal dilihat dari reliabilitas memperoleh
hasil sebesar 0,234 atau tidak reliabel. (5) Kualitas soal dilihat dari daya beda menunjukkan 90%
soal telah cukup baik. (6) Kualitas soal dilihat dari tingkat kesukaran diketahui ada 13,3% mudah,
3,3% sedang dan 83,4% sukar. (7) kualitas soal dilihat dari efektivitas distraktor 96,6% baik.
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 24 soal baik, 4 soal revisi dan 2 soal ditolak.

Kata Kunci: Analisis Butir Soal, Validitas, Reliabilitas, Ujian Akhir Semester

PENDAHULUAN kesukaran dan penyebaran soal [4].


Selain itu, tes juga harus sesuai dengan
Proses pembelajaran adalah suatu
kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang
proses untuk memberikan pemahaman
berlaku menjadi pedoman bagi guru
tentang materi yang berorientasi pada
dalam melaksanakan kegiatan belajar
tujuan pembelajaran [1]. Untuk
mengajar. Apabila tes tidak sesuai
menjawab berhasil tidaknya proses
dengan kompetensi dasar yang terdapat
pembelajaran dilakukan evaluasi.
dalam kurikulum maka alat evaluasi
Evaluasi adalah salah satu rangkaian
berupa tes tidak dapat berfungsi
kegiatan untuk meningkatkan kualitas,
sebagaimana mestinya [4]. Oleh sebab
kinerja atau produktivitas suatu lembaga
itu, tes perlu dikaji kesesuaian dengan
dalam melaksanakan program yangtelah
kriteria yang ada. Hal ini perlu dilakukan
dirancang [2]. Jika dikaitkan dengan
sebab tes akan mempengaruhi
pendidikan maka evalUASi adalah suatu
perolehan hasil belajar siswa.
kegiatan untuk meningkatkan kualitas
Kualitas tes dapat dilihat dari butir
ataupun produktivitasnya. Alat ukur yang
soal melalui analisis soal. Kegiatan
biasanya digunakan guru dalam
analisis soal dilakukan oleh guru untuk
mengukur penguasaan materi siswa
mengetahui alasan suatu butir soal tidak
adalah tes. Tes merupakan suatu alat
berfungsi dengan baik dan seberapa
atau prosedur yang digunakan untuk
besar fungsi soal tersebut [5]. Analisis
mengukur sesuatu sesuai denganaturan
akan memberikan informasi tentang
yang sudah ditentukan [3]. Dalam dunia
kejelekan sebuah soal dan petunjuk
pendidikan tes dikatakan berkualitas jika
untuk melakukan perbaikan serta
telah memenuhi persyaratan dalam
memberikan informasi terkait
aspek validitas, reliabilitas, daya beda
pemahaman siswa terhadap materi [6].
soal, efektivitas distraktor, tingkat
Berdasarkan hasil wawancara

DOI: https://doi.org/10.20961/jpkim.v11i2.68799 133


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

dengan guru Kimia kelas X IPA SMA N 1 penelitian ini menggunakan metode
Bobotsari diketahui bahwa soal Ujian observasi, wawancara dandokumentasi.
Akhir Semester (UAS) belum dilakukan Analisis butir soal secara kualitatif dan
analisis butir soal. Oleh sebab itu, kuantitatif. Adapun penjelasannya
kualitas soal tersebut belum diketahui. sebagai berikut:
Nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM)
1. Analisis Kualitatif
siswa adalah 75. Hal tersebut, jelas
menjadi tantangan tersendiri bagi siswa a. Kesesuaian butir soal dengan
maupun guru. Di mana siswa dituntut kompetensi dasar pada kurikulum
belajar lebih giat dan guru dituntut Analisis dilakukan dengan
mampu mengajar dengan baik serta mencocokkan indikator tiap soal dengan
membuat soal yang bermutu, agar siswa kompetensi dasar yang ada dalam
dapat mencapai KKM tersebut. kurikulum pada mata pelajaran kimia di
Analisis soal telah banyak SMA N 1 Bobotsari. Apabila indikator
dilakukan salah satunya oleh Sulistiawan soal telah sesuai dengan kompetensi
(2016) yang menganalisisapek kuantitatif dasar yang ada di kurikulum, maka soal
berupa validitas, reliabilitas, daya beda, telah tergolong baik dan layak
tingkat kesukaran dan efektivitas digunakan. Akan tetapi, jika soal tidak
distraktor [7]. Penelitian lain juga sesuai kurikulum sebaiknya tidak
dilakukan oleh Marthunis, ibnu, dan digunakan. Kurikulum merupakan
Zulfaldi (2015) bahwa analisis dilakukan pedoman dalam proses belajar mengajar
secara kualitatif dan kuantitatif meliputi sehingga jika soal tidak sesuai kurikulum
aspek materi, konstruksi, Bahasa, maka tidak bisa mengukur keberhasilan
validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat belajar mengajar dengan baik.
kesukaran, efektivitas pengecoh dan
efektivitas kunci [8]. Selain itu, perlu pula b. Penyebaran Soal
dilakukan analisis kesesuaian dengan Analisis dilakukan dengan
kurikulum yang berlaku sebab jika soal mengelompokkan soal sesuai teori
dibuat tidak sesuai kurikulum yang Bloom. Di mana terdapat ada 6 tingkatan
berlaku, maka tujuan pembelajaran tidak kemampuan yang akan diujikan yaitu
akan tercapai [9]. ingatan (C1), pemahaman (C2),
Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan atau aplikasi (C3), analisis
analisis butir soal ujian akhir semester (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6) [10].
(UAS) genap mata pelajaran kimia kelas Soal dapat yang baik memiliki kriteria
X tahun ajaran 2019/2020 di SMA N 1 mudah, sedang dan sukar dengan
Bobotsari perlu dilakukan. perbandingan 3:4:3 [11]. Setelah
pengelompokan soal lalu dilakukan
METODE PENELITIAN perbandingan dari kategori mudah
Penelitian dilakukan di SMA N 1 hingga sukar.
Bobotsari pada September 2020. 2. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian
analisis dokumen dengan menggunakan a. Validitas
pendekatan deskriptif kualitatif dan Validitas butir soal dihitung dengan
kuantitatif dengan menggunakan rumus point biserial menggunakan
bantuan ITEMAN versi 3.0. Subjek pada ITEMAN [4].
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X IPA SMA Negeri 1 Bobotsari tahun b. Reliabilitas
pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 176 Koefisien reliabiltas dihitung
siswa. Objek pada penelitian ini adalah menggunakan K-R 20 dengan melihat
soal, lembar jawaban dan kunci jawaban Alpha soal pada ITEMAN [4].
Ulangan Akhir Semester (UAS) genap
mata pelajaran Kimia Tahun Ajaran c. Daya Beda
2019/2020. Indeks daya beda dapat ditentukan
Teknik pengumpulan data pada dengan rumus Discriminatory power [4].

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 134


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

d. Tingkat Kesukaran pendidikan dan kebudayaan (Permen-


dikbud) No. 24 Tahun 2016 bahwa
Untuk menentukan tingkat
“kompetensi dasar merupakan
kesukaran digunakan rumus Du Bois
kemampuan dan materi pembelajaran
[12].
minimal yang harus dicapai peserta didik
e. Efektivitas Distraktor untuk suatu mata pelajar pada masing-
Untuk mengetahui efektivitas soal masing satuan pendidikan yangmengacu
digunakan rumus pola penyebaran pada kompetensi inti” [13]. Harapannya
jawaban item [11]. dengan dilakukan analisis kesesuaian
butir soal dengan kurikulum, maka akan
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh soal yang sesuai dengan
tujuan kurikulum. Berdasarkan analisis
Hasil yang diperoleh dari analisis yang dapat dilihat pada Tabel 1
soal Ujian Akhir Semester (UAS) mata sebanyak 30 (100%) soal telah sesuai
pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 dengan kompetensi dasar yang ada
Bobotsari tahun ajaran 2019/2020 dilihat dalam kurikulum.
dari beberapa aspek sebagai berikut:
b. Penyebaran Soal
1. Analisis Kualitatif
Analisis penyebaran soaldilakukan
a. Kesesuaian dengan Kesesuaian terhadap butir soal untuk mengetahui
butir soal dengan kompetensi komposisi tingkatan soal telah sesuai
dasar pada kurikulum dengan kriteria atau belum. Kriteria
Tabel 1. Hasil Analisis Kesesuaian Butir penyebaran soal yaitu minimal terdiri dari
Soal Ujian Akhir Semester (UAS) 30 % soal mudah, 40% soal sedang dan
Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas 30 % soal sukar [11]. Soal mudah sendiri
X SMA N 1 Bobotsari Tahun Ajaran terdiri dari C1 dan C2, untuk soal sedang
2019/2020 dengan Kompetensi terdiri dari C3 dan C4. Sedangkan, soal
Dasar pada Kurikulum sukar terdiri dari C5 dan C6.
Pada penelitian ini dilakukan
Pilihan Ganda identifikasi soal berdasarkan teori Bloom
Kompetensi
No Persen pada masing-masing soal dengan
Dasar Butir
(%) memperhatikan kerumitan soal seperti
1 3.9 Menganalisis 1, 2, 3, 4, 9 yang terlihat pada Tabel 5. Hasil
perkembangan 5, 6, 7, 8, 0
konsep reaksi 9, 10, 11,
penelitian menunjukkan soal mudah
oksidasi reduksi 12, 13, sebanyak 15 (50%), soal sedang
serta menentukan 14, 15, sebanyak 13 (43,3%) dan soal sukar
bilangan oksidasi 16, 17, sebanyak 2 (6,7%). Berdasarkan hasil
atom dalam 18, 19, analisis tersebut, diketahuiperbandingan
molekul atau ion 20, 21, komposisi sebaran soalyaitu 5:4:1 yang
22, 26, mana tidak sesuai dengan kriteria
27, 28, penyebaran soal 3:4:3 sehingga perlu
29, 30 dilakukan revisi dapat berupa
pengompleksan kalimat [11]. Jadi dapat
2 3.10 Menerapkan 23, 1 disimpulkan, kualitas soal Ujian Akhir
aturan IUPAC 24, 0
Semester (UAS) Mata Pelajaran Kimia
untuk penamaan 25
senyawa anorganik
Kelas X IPA SMA N 1 Bobotsari Tahun
maupun senyawa Ajaran 2019/2020 kurang baik atau
organik memiliki distribusi soal tidak merata.

Tabel 2. Hasil Analisis Penyebaran Soal


Kesesuaian dengan kurikulumyang
Ujian Akhir Semester (UAS)Genap
berlaku dilakukan berdasarkan kriteria
Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA
kesamaan indikator soal dengan
N 1 Bobotsari Tahun Ajaran
kompetensi dasar yang ada dalam
2019/2020
kurikulum. Menurut Peraturan menteri

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 135


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

Indeks Pilihan Ganda menunjukkan bahwa hasil penelitian ini


No. Penye- Butir masih dikategorikan wajar sebab hasil
baran Soal Persen (%) perhitungan validitas item sebesar
soal
1. C1 16, 17, 10 86,7%. Soal yang telah valid berarti telah
18, 19 mampu mengukur yang seharusnya
diukur. Hal tersebut, sejalan dengan
2. C2 1, 2, 4, 40
5, 6, 7,
pendapat Sudijono (2011) bahwa
23, 24, validitas item tes adalah ketepatan
25, 27, mengukur yang dimiliki suatuitem dalam
28 mengukur yang seharusnyadiukur [15].
3. C3 3, 8, 9, 30
Tabel 3. Hasil Analisis Validitas ButirSoal
10, 11,
13, 15, Ujian Akhir Semester (UAS) Genap
20, 21, Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA
30 N 1 Bobotsari Tahun Ajaran
2019/2020
4. C4 14, 22, 13.3
26 Pilihan Ganda
Indeks
Persen
5. C5 12 3.35 No. Validitas Butir Soal
(%)
6. C6 29 3.35 1. > 0,300 1, 2, 3, 4, 86,7
(Valid) 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11,
2. Analisis Kuantitatif 12, 13,
14, 15,
a. Validitas 16, 18,
20, 21,
Suatu soal dapat diukur validitas 22, 24,
dapat dengan menggunakan rumus 26, 27,
koefisien korelasi ( 𝛾𝑝𝑏𝑖𝑠 ). Koefisien 28, 29
korelasi diperoleh dari hasil perhitungan
2. < 0,300 17, 19, 13,3
konsultasi dengan rtabel pada taraf
(Invalid) 23, 30
signifikan 5% sesuai dengan Jumlah
siswa X IPA yang mengikuti tes ada 176
orang, Berdasarkan jumlah subjek Soal dengan angka validitas
penelitian yaitu 176 orang dan melihat (86,7%) berarti butir soal tersebut telah
rtabel pada taraf signifikasi 5%, n-2 dari mampu mengukur apa yang seharusnya
176 orang adalah 174 sehingga diukur. Kemudian soal yang masuk
diperoleh angka 0,147. Hasil analisis kategori tidak valid (13,3%) dapat
butir soal berdasarkan kriteria apabila disebabkan beberapa faktor. Ada tiga
thitung > ttabel maka dinyatakan valid, tetapi faktor yang mempengaruhi validitas soal
apabila thitung< ttabel maka soal tersebut yaitu pemilihan instrumen, administrasi
dinyatakan tidak valid. dan pemberian skor serta jawabansiswa
Berdasarkan hasil analisisterhadap itu sendiri [16]. Pada soal ujian ini,dapat
30 butir soal pilihan ganda Ujian Akhir dipengaruhi oleh jawaban siswa yang
Semester (UAS) mata pelajaran Kimia tidak tepat atau pun soal yang dibuat
kelas X SMA N 1 Bobotsari yang dapat terlalu sulit. Hal tersebut dikarenakan
dilihat pada tabel 6 diketahui bahwa soal jawaban siswa dalam validitas item
yang dinyatakan valid berjumlah 27 soal sangat mempengaruhi kevalidan suatu
(86,7%) dan soal yang dinyatakan tidak soal [4].
valid berjumlah 4 soal (13,3%). Hasil Berdasarkan penjelasan di atas,
penelitian ini, hampirsama diperoleh oleh dapat disimpulkan soal ujian ini telah
Sakinah dan Ritongan (2016) bahwa dari memiliki kualitas baik dari segi validitas.
segi validitas, bentuk pilihan ganda soal Untuk soal dengan kategori valid dapat
yangvalid sebesar 77,5 % dan yang tidak disimpan di bank soal. Sedangkan, butir
valid berjumlah 22,5% [14]. Hal tersebut, soal yang tidak valid dapat direvisi

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 136


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

dengan memperhatikan kemampuan Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas


siswa. X SMA N 1 Bobotsari Tahun Ajaran
2019/2020
b. Reliabilitas
Indeks
Tabel 4. Hasil Analisis Koefisien No. Daya
Butir
Persen(%)
Reliabilitas Butir Soal Ujian Akhir Soal
Pembeda
Semester (UAS) Genap Mata 1. Tanda 23, 25, 10
Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1 Negatif 30
Bobotsari Tahun Ajaran
2019/2020 2. <20 0 0
(Lemah)
Indeks
No. Skor 3. 0,20-0,39 1, 2, 3, 83,3
Reliabilitas
(Cukup) 5, 6, 7,
𝑟11 ≥ 0,07 8,9, 10,
1. -
(Reliabel) 11, 12,
𝑟11 ≤ 0,07 13, 14,
2. 0, 234 15, 16,
(Un-reliabel)
17, 19,
20, 21,
Reliabilitas adalah tingkat 22, 24,
stabilitas soal dalam pengukuran atau 26, 27,
dengan kata lain, jika tes dilakukan pada 28, 29
beberapa tempat berbeda akan
memperoleh hasil tetap atau sama. 4. 0,40-0,69 4, 18, 6,7
(Baik)
Kriteria reliabilitas suatu tes dapat dilihat
dari indeks reliabilitas. Jika r11 ≥ 0,07 5. 0,71-1,00 0 0
maka soal dinyatakan telah memiliki (Baik
reliabilitas tinggi (reliable), tetapi Sekali)
apabila 𝑟11 ≤ 0,07 maka soal dinyatakan
memiliki reliabilitas rendah atau tidak Daya beda suatu soal dicari untuk
reliabel (un-reliable). menentukan apakah butir soal tersebut
Hasil analisis butir soal pilihan mampu membedakan kelompok dari
ganda Ujian Akhir Semester (UAS) Mata aspek yang diukur, sesuai dengan
Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1 perbedaan kelompok tersebut [14]. Hasil
Bobotsari Tahun ajaran 2019/2020 dapat analisis terhadap soal kelas X IPA
dilihat dalam tabel 7. Pada perhitungan menggunakan ITEMAN yang dapat
K-R 20 menggunakan ITEMAN dengan dilihat pada tabel 8. Dapat diketahui
jumlah peserta tes 176orang dari kelas X bahwa soal yang memiliki kriteria daya
IPA diperoleh nilai koefisien reliabilitas beda jelek 2 (10%), soal yang kriteria
lebih rendah dari 0,70 yaitu sebesar lemah tidak ada, soal dengan kriteria
0,234 atau dengan kata lain memiliki cukup ada 25 soal (83,3%), soal yang
reliabilitas rendah. kriteria baik ada 2 soal (6,7%) dan soal
Reliabilitas berhubungan dengan kriteria baik sekali tidak ada.
tingkat kepercayaan. Suatu tes dikatakan Soal dengan indeks daya beda -
baik jika memiliki taraf reliabilitas yang 1,0 atau negatif berarti semua anggota
tinggi sehingga tes tersebut, dapat kelompok atas menjawab salah soal
memberikan hasil yang tetap. Menurut tersebut, sedangkan siswa kelompok
Arikunto (2013) bahwa instrumen tes bawah menjawab benar soal tersebut
yang baik adalah instrumen yang dapat sehingga soal tersebut tidak dapat
dengan ajeg memberikan data yang dipakai dalam mengukur prestasi belajar
sesuai dengan kenyataan atau memiliki siswa [17]. Untuk nomor 23 termasuk
reliabilitas tinggi [4]. dalam kategori soal dengan daya beda
c. Daya Beda jelek yang disebabkan soal tersebut,
tidak valid dan terdapat kesalahan dalam
Tabel 5. Hasil Analisis Daya Beda Butir penentuan kunci jawabansehingga perlu
Soal Ujian Akhir Semester (UAS)

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 137


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

direvisi ulang soal tersebut. Nomor 25 yang dilakukan Sudijono (2011) bahwa
terdapat kesalahan dalam penentuan soal dalam kategori sukar sebaiknya
kunci jawaban sehingga perlu dilakukan dibuang atau dilakukan revisi lewat
revisi kunci jawaban. Sedangkan untuk penyederhanaan kalimat [15]. Untuk soal
nomor 30 dapat disebabkan soal yang dikategorikan sedang harus tetap
tersebut tidak valid dan pemahaman dipertahankan. Untuk kualitas soal Ujian
keliru siswa terhadap konsep soal Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran
sehingga lebih baik soal diganti atau Kimia Kelas X SMA N 1 Bobotsari
dibuang. Dalam revisi soal perlu diingat Tahun Ajaran 2019/2020 kurang bagus
pula kategori soal tersebut, jika soal dari segi tingkat kesukarannya.
tergolong mudah kemungkinan siswa
kelompok atas dan bawah bisa Tabel 6. Hasil Analisis Tingkat
menjawab dengan benar sedangkan, Kesukaran Butir Soal Ujian Akhir
soal dengan kategori sukar sulit Semester (UAS) Genap Mata
dikerjakan siswa kelompok atas maupun Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1
siswa kelompok bawah [14]. Jika Bobotsari Tahun Ajaran2019/2020
dikaitkan dengan kesukaran soal maka
soal nomor 23, 24 dan 30 masuk dalam Indeks Persen
No. Butir Soal
soal kategori mudah dan sedang yang Kesukaran (%)
tidak dapat dijawab benar oleh kelompok 1. 0,71- 1,00 2, 3, 16, 20
siswa atas maupun kelompok siswa (Mudah) 18
bawah. 2. 0,31-0,71 19 6,7
Soal dengan kategori cukup dan (Sedang)
baik sebesar 83,3 % dan 6,7 % atau
3. 0,3-0,00 1,4, 5, 6, 7, 73,3
siswa pandai dapat menjawab soal (Sukar) 8 9, 10, 11,
dengan benar masuk dalam kategori 12, 13, 14,
cukup. Soal dengan kategori ini harus 15, 17, 20,
tetap direvisi. Hal tersebut sejalan 21, 22, 23,
dengan pendapat Zaman, et al. (2010) 24, 25, 26,
bahwa soal yang memiliki daya beda 0,2- 27, 28, 29,
0,4 alangkah baiknya dilakukan revisi 30
terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam suatu tes [17].
Berdasarkan pemaparan tersebut e. Efektivitas Distraktor
dapat disimpulkan, soal UAS Kimia Kelas Tabel 7. Hasil Analisis Efektivitas
X ini memiliki kualitas daya pembeda Distraktor Butir Soal Ujian Akhir
yang cukup atau dapat diartikan bahwa Semester (UAS) Genap Mata
soal ini cukup mampu membedakan Pelajaran Kimia Kelas X SMA N 1
peserta didik kelompok atas dengan Bobotsari Tahun Ajaran 2019/2020
kelompok bawah.
d. Tingkat Kesukaran Indeks Butir Soal Persen
Pengecoh (%)
Hasil penelitian ini menunjukkan, >5% 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 96,6
soal dengan kategori sukar sangat 8, 9, 10, 11, 12,
mendominasi sebesar 73,3%. Padahal, 13, 14, 15, 16,
jika kita kaitakan dengan tujuan tes, soal 17, 19, 20, 21,
yang digunakan harusnya didominasi 22, 23, 24, 25,
oleh soal dengan kategori sedang 26, 27, 28, 29,
namun, untuk soal dengan kategori sukar 20
digunakan untuk keperluan seleksi [15]. <5% 18 0,4
Oleh sebab, itu perludilakukan perbaikan
untuk soal kategori sukar dengan cara
mengganti soal tersebut dengan soal Hasil analisis soal Ujian Akhir
yang mampu dipahami sebagian siswa. Semester kelas X IPA yang diikuti oleh
Hal tersebut didukung dengan penelitian sebanyak 176 siswa menunjukkan

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 138


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

bahwa ada 29 soal (96,6%) berkategori Tabel 8. Hasil Analisis Kualitas Butir Soal
bagus dan 1 soal (0,4%) berkategori Ujian Akhir Semester (UAS) Genap
kurang baik. Adanya butir soal yang Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA
memiliki pengecoh kurang bagus N 1 Bobotsari Tahun Ajaran
disebabkan indikator pilihan jawaban 2019/2020
kurang menarik siswa atau tidak dipilih
secara merata sehingga pengecoh Penyebab Nomor Persen
Jumlah
Kegagalan soal (%)
ditolak atau lebih baik direvisi. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Arifin Validitas 17, 19, 23, 4 13,3
(2012) bahwa distraktor yang jelek (tidak valid) 30
disebabkan pemilihan peserta tes yang
Daya Beda 23, 25, 30 3 10
tidak merata dan perlu direvisi [18].
(Jelek dan
Revisi pengecoh menjadi pengecohyang negatif)
baik dapat dilakukan dengan mengganti
pilihan jawaban yang dapat dipahami Tingkat 1, 2, 3, 4, 5, 29 96,6
siswa, menggunakan kata- kata yang Kesukaran 6, 7, 8 9,
terdengar sama, menggunakan (Sukar dan 10, 11, 12,
pengecoh yang ada kaitannya serta Mudah) 13, 14, 15,
16 17, 18,
menggunakan bahasa buku yang
20, 21, 22,
kebenarannya tidak diragukan lagi [19]. 23, 24, 25,
Untuk soal dengan kategori bagus perlu 26, 27, 28,
dipertahankan dan dimasukkan dalam 29, 30
bank soal.
Berdasarkan penjelasan di atas, Efektivitas 18 1 3,3
diketahui bahwa kualitas soal Ujian Akhir Pengecoh
Semester (UAS) Kelas X untuk mata (Kurang /tidak
baik)
pelajaran KIMIA SMA N 1 Bobotsari
untuk Tahun Ajaran 2019/2020
mempunyai kualitas yang baik dari segi Berdasarkan hasil analisis, tidak
efektivitas distraktor atau dapat terdapat soal yang berkualitas
dikatakan butir soal efektif digunakan sangatbaik, 24 butir soal berkualitas baik,
untuk menguji pemahaman peserta didik. soal berkualitas cukup berjumlah 4 dan
kurang bagus berjumlah 2 soal. Butir soal
f. Kualitas Butir Soal
dengan kualitas sangat baik dapatmasuk
Hasil analisis soal Ujian Akhir dalam bank soal sehingga dapat
Semester (UAS) Mata Pelajaran Kimia digunakan sebagai instrumen yang akan
Kelas X SMA N 1 Bobotsari dari segi datang. Untuk butir soal dengan kualitas
penyebaran soal dan efektivitas baik dan sedang perlu dilakukan revisi
pengecoh dianalisis secara bersamaan terlebih dahulu dengan memperhatikan
untuk mengetahui kualitas soal secara indikator kegagalan. Sedangkan, untuk
keseluruhan. Dilihat dari segi kesesuaian butir soal dengan kualitas tidak baik dan
dengan kurikulum diperolehhasil berupa sangat tidak baiksebaiknya dibuang.
semua butir soal telah sesuai dengan
kurikulum. Menurut penelitian Oktanin KESIMPULAN
dan Sukirno (2015) mengadaptasi
Berdasarkan hasil analisis dapat
kualitas soal dengan skala Likert yang
disimpulkan, kualitas Soal Ujian Akhir
membagi menjadi 5 sedang, tidak baik
Semester (UAS) kelas X IPA SMA N 1
dan sangat baik dengan tolak ukur
Bobotsari tahun ajaran 2019/2020 yang
validitas, daya beda, tingkat kesukaran
dianalisis dalam beberapa aspek yaitu
dan efektivitas pengecoh [20]. Nilai 4
aspek kesesuaian dengan kurikulum,
menunjukkan kualitas sangat baik (tidak
penyebaran soal, validitas, reliabilitas,
revisi), 3 baik(revisi), 2 sedang (revisi), 1
daya beda, tingkat kesukaran dan
tidak baik (dibuang) dan 0 sangat tidak
efektivitas distraktor secara keseluruhan
baik(dibuang).
cenderung cukup baik. Hal tersebut,

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 139


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

ditunjukkan dari aspek kesesuaian [4] Suharsimi, A. (2013). Dasar-Dasar


dengan kurikulum telah 100 % sesuai Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
dengan kurikulum. Aspek penyebaran Bumi Aksara.
soal diperoleh hasil yang tidak merata
yaitu 5:4:1. Untuk aspek validitas soal [5] Permono, E., Wasitohadi, W., & Sri
memiliki nilai validitas yang tinggi di Rahayu, T. (2018). Jurnal
mana sebanyak 90% telah valid dan Pendidikan Berkarakter, 1(1), 257.
10% belum valid. Pada aspek reliabilitas
soal sebesar 0,234 atau dinyatakan tidak [6] Daryanto. (2010). Evaluasi
reliabel. Kualitas soal dari aspek daya Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
beda masuk kategori baik, di mana tidak
terdapat soal dengan kategori daya beda [7] Sulistiawan, C. H. (2016. Jurnal
rendah ataupun lemah. Pada aspek Penelitian dan Evaluasi
tingkat kesukaran soal diperoleh hasil Pendidikan, 20(1), 1–10.
berupa soal kategori mudah 4 (13,3%),
soal kategori sedang 1 (3,3%) dan soal [8] Marthunis, M., & Khaldun, I. (2015).
kategori sukar 25 (83,4%). Untuk kualitas Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia,
soal ditinjau dari segi efektivitas 1(4), 70–78.
distraktor memiliki efektivitas sebesar
96,6 %. Kualitas soal jika dilihat dari [9] Mahdiansyah, M. (2019). Jurnal
beberapa aspek yang telah diteliti maka Penelitian Kebijakan Pendidikan,
diperoleh kualitas soal secara 11(2), 48–63.
keseluruhan sudah cukup baik dengan
24, Soal baik 4 soal cukup, dan 2 soal [10] Bloom, B. S., & Krathwohl, D. R.
kurang baik. (1956). Taxonomy of Educational
Objectives: The Classification of
UCAPAN TERIMA KASIH Educational Goals. Handbook I:
Cognitive Domain.
Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya artikel ini berkat
[11] Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil
bantuan, bimbingan serta pengarahan
Proses Belajar Mengajar.
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
Bandung: Sinarbaru.
dengan segenap kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih
[12] Sudjana, N. (2012). Dasar-Dasar
kepada Bapak Drs. Joko Widodo, M.Pd
Proses Mengajar. Bandung:
selaku kepala sekolah SMA N 1
Sinarbaru Algensindo.
Bobotsari, Bu Ferra Dela Jelita, S.Pd
selaku guru mata pelajaran Kimia kelasX
[13] Kemendikbud. (2016).
SMA N 1 Bobotsari, dan siswa-siswa
Permendikbud 24, tahun 2016,
kelas X IPA SMA Negeri 1 Bobotsari
tentang KI dan KD kurikulum 2013.
yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian.
[14] Sakinah, P., & Soleman Ritonga, P.
DAFTAR RUJUKAN (2016). Jurnal Pendidikan Kimia
dan Terapan, 1(1), 129–137.
[1] Yonelia, V., & Haryati, S. (2015).
Journal Online Mahasiswa Bidang [15] Sudijono, A. (2011). Pengantar
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja
2(1), 1–15. Grafindo Persada.

[2] Muh. Nurung. (2008). PPS UNY, [16] Gronlund, N.E (1986).
49(95), 980. Measurement and Evaluation in
Teaching (4th Ed). New York:
[3] Arikunto. (2019). Metodelogi Macmillan Publishing Company.
Penelitian, Suatu Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 140


Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 11 No. 2 Tahun 2022 Hal. 133-141

[17] Zaman, A., Niwaz, A., Faize, F. A., [19] Ahmad, A., & Nipaah, N. (2017).
Dahar, M. A., & Alamgir. (2010). Jurnal Varian, 1(1), 76.
European Journal of Social
Sciences, 17(1), 61–67. [20] Oktanin, W. S., & Sukirno. (2015).
Jurnal Pendidikan Akuntansi
[18] Arifin, Z. (2012). Evaluasi Indonesia, 13(1), 35–44.
pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 425.

© 2022 Jurnal Pendidikan Kimia 141

Anda mungkin juga menyukai