net/publication/357617664
ANALISIS ALUR PROSES PRODUKSI CRUDE PALM KERNEL OIL & PALM KERNEL
EXPELLER PT AMAN JAYA PERDANA
CITATIONS READS
0 874
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Akbar Syahputra Kaloko on 06 January 2022.
Disusun Oleh:
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-Nya
sehingga kegiatan Kerja Praktik yang Penulis laksanakan dapat berjalan dengan baik
dan lancar sampai ketahap Penulisan laporan hasil kerja praktik yang berjudul “
Analisis Alur Proses Produksi Crude Palm Kernel Oil & Palm Kernel Expeller” di
PT Aman Jaya Perdana. Adapun tujuan dari penyelesaian laporan kerja praktik ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan strata-1 program studi teknik
industri di Institut Teknologi Sumatera.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
membantu pelaksanaan kerja praktik ini sampai ketahap penyusunan laporan
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Secara khusus Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga yang telah membantu memberikan
semangat, doa, dan dorongan moral untuk Penulis dalam menyelesaikan laporan
ini.
2. Bapak Fandy Valentino, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Institut Teknologi Sumatera.
3. Bapak Andhyka Tyaz Nugraha, S.P.,M.Si.,Ph.D. selaku Koordinator Kerja
Praktik Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera.
4. Bapak Rizqi Wahyudi, S.T.P.,M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, kritik
membangun, saran, dan juga semangat dalam penyusunan laporan ini.
5. Bapak Sriyadi, S.T. selaku Manajer Produksi pada PT Aman Jaya Perdana.
6. Bapak Mujiyanto, S.T.,M.T. selaku Kepala Laboratorium sekaligus pembimbing
slapangan yang selalu memberikan bimbingan, ilmu, kritik membangun,saran,
motivasi, dan semangat dalam pelaksanaan kerja praktik.
ii
7. Seluruh karyawan PT Aman Jaya Perdana yang selalu membantu dalam kegiatan
kerja praktik dan selalu memberi motivasi serta berbagi ilmu dan pengalaman
kerja.
8. Adetiya Pangestu, Sarah Salsabila, dan Sukhairyah Novita selaku teman
seperjuangan dalam pelaksanaan kerja praktik di PT Aman Jaya Perdana.
9. Seluruh teman-teman yang selalu memberi semangat dan membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna, maka Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini,
semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Sekilas Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera .................. 1
iv
3.1 Metode Pelaksanaan Kerja Praktik .................................................................... 32
5.2 Analisis Proses Bisnis Pada PT Aman Jaya Perdana Dengan Diagram SIPOC 44
v
7.1 Kesimpulan ................................................................................................... 80
LAMPIRAN ................................................................................................................ 86
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 5. 16 Crude palm kernel oil keluar dari outlet oil masuk langsung ke
konveyor...................................................................................................................... 59
Gambar 5. 17 Proses first filter pada sediment tank ................................................... 60
Gambar 5. 18 Proses second filter............................................................................... 60
Gambar 5. 19 Flowchart pra proses operasi (crude palm kernel oil) .......................... 61
Gambar 5. 20 Tangki produksi ................................................................................... 62
Gambar 5. 21 Proses pengambilan sampel crude palm kernel oil .............................. 62
Gambar 5. 22 Proses pengecekan kualitas dari crude palm kernel oil ........................ 63
Gambar 5. 23 Tangki timbun PT Aman Jaya Perdana ................................................ 64
Gambar 5. 24 Proses sounding untuk mengukur total produksi ................................. 65
Gambar 5. 25 Flowchart pra produksi (palm kernel expeller) .................................... 65
Gambar 5. 26 Proses pendistribusian palm kernel expeller ke gudang timbun .......... 66
Gambar 5. 27 Proses pengambilan sampel palm kernel expeller................................ 67
Gambar 5. 28 Proses pengecekan kualitas palm kernel expeller ................................ 67
Gambar 5. 29 Proses sirkulasi palm kernel expeller ................................................... 68
Gambar 5. 30 Peta proses operasi ............................................................................... 73
Gambar 5. 31 Peta aliran proses .................................................................................. 74
Gambar 6. 1 Pembororsan pada gudang inti sawit ...................................................... 75
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
Analisis Alur Proses Produksi Crude Palm Kernel Oil & Palm Kernel Expeller
BAB I
PENDAHULUAN
Potensi daya wilayah Sumatera yang cukup tinggi yaitu minyak bumi, gas bumi, batu
bara, dan panas bumi yang masih sangat melimpah menjadi modal dasar dalam
mewujudkan mimpi untuk menjadikan sumatera menjadi lumbung ketenagalistrikan
dan penyediaan energi bahan bakar dan industri. Oleh sebab itu strategi utama dari
pelaksanaan MP3EI adalah, sumberdaya manusia yang berpendidikan guna
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Oleh karena itu untuk
mempercepat upaya pembangunan nasional khususnya dibidang sains, teknologi, dan
seni memerlukan kesiapan penyedia sumberdaya manusia yang memumpuni dan
unggul. Oleh sebab itulah Institut Teknologi Sumatera didirikan.
Adapun tujuan dari didirikannya Institut Teknologi Sumatera yaitu untuk memajukan,
mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu
kemanusiaan, untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Sematera khususnya, dan
bangsa Indonesia sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta dunia, dengan
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan lingkungan melalui
Tridarma perguruan tinggi.
Institut Teknologi Sumatera memiliki visi yaitu menjadi perguruan tinggi yang
unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui Dunia, serta memandu perubahan yang
mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia dengan
memberdayakan potensi yang ada di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Dalam
mewujudkan visi tersebut Institut Teknologi Sumatera berkontribusi pada
pemberdayaan yang ada di wilayah Sumatera khususnya, dan Indonesia serta dunia
melalui keunggulan dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan ilmu kemanusiaan. Saat ini,
Institut Teknologi Sumatera sudah membuka total sebanyak 35 program studi yang
terbagi dalam 3 jurusan. Yaitu antara lain Jurusan Teknologi Infrastruktur dan
Kewilayahan, Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, dan Jurusan Sains. Salah satu
program studinya yang telah secara resmi dibuka pada tahun 2017 yaitu program
studi Teknik Industri yang tergabung dalam Jurusan Teknologi Produksi dan Industri.
Program Studi Teknik Industri di Institut Teknologi Sumatera secara resmi dibuka
pada tahun 2017 sesuai dengan SK 340/KPT/I/2017. Pendirian program studi teknik
industri bertujuan untuk mendorong Institut Teknologi Sumatera menjadi center of
excellence di pulau Sumatera. Adapun visi program studi teknik industri adalah
menjadi program studi yang unggul dalam pendidikan, riset dan pengabdian
masyarakat di bidang teknik industri dengan memanfaatkan sumber daya di wilayah
Sumatera agar dapat mendukung pembangunan bangsa. Dalam rangka mewujudkan
visi tersebut maka program studi teknik industri secara berkelanjutan
menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan pendidikan dalam bidang teknik
industri agar dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya di tingkat nasional
maupun global. Program studi teknik industri juga diharapkan menyumbangkan
penelitian yang relevan dan bermanfaat bagi pengembangan Industri di Wilayah
Sumatera, khususnya dalam pengembangan konsep green industry. Selanjutnya,
dalam rangka memberikan kontribusi kepada masyarakat luas, program studi teknik
industri melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari hasil riset,
renstra pemerintah, dan IPTEK dalam bidang teknik industri yang berbasis pada
sumber daya Sumatera. Ketiga hal ini terus menjadi target pencapaian program studi
teknik industri, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu program studi dan
mencapai target mutu akreditasi B pada tahun 2021, akreditasi A pada tahun 2026
dan akreditasi internasional pada tahun 2036.
Program studi teknik industri mempelajari keilmuan, pendekatan, pola pikir dan
prinsip-prinsip pada proses perancangan sebagai sistem integral yang meliputi
manusia, mesin, material, energi dan informasi dengan mengedepankan prisip
efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Teknik industri juga merekayasa proses dan
sistem dalam rangka memperbaiki mutu dan produktivitas lingkungan kerja. Teknik
industri memberikan keilmuan dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan
efisiensi pemakaian uang, material, waktu, energi dan usaha manusia. Dalam program
studi teknik industri Institut Teknologi Sumatera terbagi menjadi beberapa kelompok
keahlian yaitu Manajemen Industri, Sistem Manufaktur, Ergonomi dan Rekayasa
Sistem Kerja, dan Sistem Informasi dan Keputusan. Setiap kelompok keahlian
tersebut dirancang agar mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Sumatera
memiliki capaian kompetensi untuk mampu melakukan perancangan, rekayasa,
fabrikasi, perbaikan dan pengoperasian sistem integral yang terdiri dari manusia,
peralatan, bahan, energi dan informasi untuk menghasilkan lulusan yang mampu
berpikir secara holistik dan integratif dalam mencapai hasil yang efektif dan efisien
serta memiliki pengetahuan untuk berpikir system (system thinking) dalam
menyelesaikan permasalahan di bidang teknik industri.
Adapun yang menjadi capaian pembelajaran pada program studi teknik industri yaitu,
menguasai konsep teoritis sains dan aplikasi matematika rekayasa (engineering
fundamentals) untuk mampu menyelesaikan analisis dan perancangan sistem
terintegrasi, memahami penerapan matematika, sains. Adapun prinsip rekayasa
(engineering principles) taitu untuk mampu menyelesaikan rekayasa masalah yang
kompleks pada sistem terintegrasi, mampu mengidentifikasikan masalah,
memformulasikan, dan menganalisis, dan mampu merumuskan solusi untuk masalah
yang kompleks dengan memperhatikan faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan
pabrik dan masih banyak capaian lainnya.
Untuk menciptakan suatu sinkronisasi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja
maka melaksanakan kerja praktik merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi di program studi teknik industri Institut Teknologi Sumatera yang dimana dalam
kurikulumnya kerja praktik merupakan salah satu mata kuliah wajib dengan beban 2
SKS. Dengan target yang diharapkan nantinya yaitu mahasiswa mampu beradaptasi
dengan dunia kerja yang sebenarnya setelah menyelesaikan program pendidikannya.
Diharapkan juga dalam pelaksanaan kerja praktik ini dapat membuat mahasiswa
memiliki etos kerja yaitu, kemempuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil
pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.
Dalam dunia industri terdapat dua jenis industri yang sering ditemukan yaitu industri
manufaktur dan industri jasa. Dalam kegiatan kerja praktik ini akan dilakukan di
industri manufaktur dan secara lebih spesifiknya di industri pertanian (agroindustri).
Setiap industri memiliki sistem produksi di dalam rangkaian proses pengolahannya.
Dalam industri ini perusahaan akan mengolah bahan mentah maupun bahan setengah
jadi menjadi produk jadi ataupun menjadi produk setengah jadi. Dalam proses
pengolahannya material akan melewati beberapa tahapan proses (alur proses)
sebelum menjadi produk jadi. Namun dalam setiap aliran proses yang dilakukan,
harus dipastikan terlebih dahulu bahwa sistem produksi yang diterapkan oleh
perusahaan sudah efisien dan efektif guna menghindari kerusakan pada proses
maupun hasil produksi. Oleh sebab itu sistem produksi menjadi hal yang sangat
penting dalam setiap industri manufaktur dan hal inilah yang membuat Penulis dalam
laporan ini akan menganalisis sistem produksi yang diterapkan diperusahaan tempat
pelaksanaan kerja praktik.
Menurut Herawati dan Mulyani [3] Sistem produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambahkan kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku, dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Lebih lanjut, Herawati dan
Mulyani menyatakan bahwa sistem produksi berhubungan dengan material yang
masuk sampai menjadi keluaran atau produk. Berdasarkan jenis sistem produksi
yang ditinjau dari segi proses dalam menghasilkan produknya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, proses produksi kontinyu (continues process) dan proses produksi
terputus (intermittent process).
Proses produksi kontinyu merupakan salah satu jenis produksi yang banyak
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar diseluruh dunia. Dalam industri jenis
ini perusahaan akan terus menerus memproduksi barang tanpa adanya musiman dan
akan memproduksi jenis produk yang sama. Meskipun proses produksinya dilakukan
secara kontinyu, ada saatnya dimana produksi dihentikan dikarenakan sedang
dilakukan perawatan (perbaikan) pada mesin produksi guna menghindari kerusakan
besar pada mesin yang dapat menyebabkan berhentinya produksi secara total.
Penerapan produksi kontinyu tentunya memberikan dampak positif untuk perusahaan
dikarenakan perusahaan tidak lagi membutuhkan tenaga manusia yang terlalu banyak
dikarenakan seluruh proses sudah menggunakan mesin-mesin canggih. Baik itu
proses pemindahan material, proses produksi, dan proses penyimpanan. Hal ini
membuat perusahaan akan lebih hemat waktu, tenaga kerja, dan masih banyak lagi
sehingga biaya produksi juga akan lebih rendah. Seperti halnya yang diterapkan di PT
Aman Jaya Perdana.
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri dan perdagangan hasil bumi
adalah PT Aman Jaya Perdana. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk
unggulan maupun melakukan perdagangan produk-produk yang bukan mereka
produksi sendiri. Produk-produk unggulan yang mereka produksi sendiri antara lain
Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE). Sementara
produk-produk yang mereka perdagangkan namun bukan hasil produksi sendiri
adalah Crude Palm Oil (CPO), Molasse, dan rempah-rempah. Dalam pelaksanaan
kerja praktik Penulis ditempatkan di departemen produksi minyak. Pada divisi ini,
Produk yang dihasilkan adalah CPKO dan PKE, dimana kedua produk ini diolah dari
bahan dasar inti sawit (kernel). Berdasarkan sistem produksi yang dilakukan di PT
Aman Jaya Perdana, maka sistem produksi tersebut termasuk kedalam kriteria proses
produksi kontinyu yang mana produksinya berjalan 24 jam di setiap harinya.
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya kerja praktik adalah sebagai berikut:
8. Penulis diharapkan mampu berperan aktif dalam masyarakat sebagai sumber daya
manusia yang berkompeten dan memiliki daya saing dalam lapangan kerja dunia
industri.
9. Mengaplikasikan dan mengembangkan keilmuan teknik industri yang telah
diperoleh di jenjang perguruan tinggi pada PT Aman Jaya Perdana.
10. Menganalisa sistem dan proses bisnis yang ada di PT Aman Jaya Perdana
berdasarkan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama dibangku perkuliahan.
12. Memahami dan menganalisis alur sistem produksi produksi di PT Aman Jaya
Perdana.
1.3.2 Manfaat
Setelah pelaksanaan kerja praktik yang telah dilakukan terdapat manfaat yang
diperoleh baik Perguruan Tinggi yaitu Institut Teknologi Sumatera, begitu juga untuk
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik, dan juga untuk pihak Perusahaan yaitu
PT Aman Jaya Perdana. Adapun manfaatnya yaitu sebagai berikut:
4. Menjadi salah satu langkah untuk dapat meningkatkan kualitas dan juga
pengalaman lulusan yang diharapkan dapat terampil dan profesional didunia kerja
khususnya dunia industri.
5. Sebagai media untuk menjalin kerjasama antara pihak instansi yaitu PT Aman
Jaya Perdana dengan pihak Institut Teknologi Sumatera.
b. Bagi Perusahaan
Adapun manfaat dari pelaksanaan kerja praktik untuk pihak perusahaan yaitu PT
Aman Jaya Perdana adalah sebagai berikut:
1. Dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan dunia pendidikan dan secara tidak
langsung membantu melahirkan lulusan yang siap kerja.
2. Mendapatkan mitra kerja yang dapat diandalkan sebagai upaya pihak perusahaan
dalam melakukan pengembangan terhadap kualitas usaha melalui program
penelitian.
3. Dapat melakukan penelitian bersama dalam menemukan solusi untuk berbagai
jenis persoalan yang ada dalam perusahaan.
4. Menjadi program kerja praktik untuk menjaring mahasiswa berpotensi yang
nantinya dapat menjadi pekerja di perusahaan tersebut.
5. Data hasil kerja praktik dalam bentuk laporan dapat dijadikan bahan masukan
untuk dapat menentukan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang.
6. Sebagai media untuk menjalin kerjasama antara perusahaan dengan pihak kampus
yaitu Institut Teknologi Sumatera.
c. Bagi Mahasiswa
Adapun yang menjadi manfaat dari pelaksanaan kerja praktik untuk mahasiswa yaitu
sebagai berikut:
1. Dapat melihat secara langsung penerapan dari teori-teori yang telah dipelajari
selama duduk di bangku kuliah.
Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu [5]. Dengan demikian dapat kita artikan bahwa yang dimaksud
dengan sistem produksi adalah suatu penggabungan dari beberapa unit atau divisi
yang saling berhubungan dan saling menunjang guna kelancaran sistem produksi
dalam perusahaan. Adapun unit atau divisi yang saling berhubungan dan saling
menunjang yaitu, pabrik produksi, gudang bahan baku, laboratorium, tangki timbun,
dan juga gudang PKE. Oleh sebab itu jika salah satu dari ke 5 unit tersebut tidak ada
maka produksi akan bermasalah. Oleh sebab itu diperlukan komunikasi yang baik per
masing-masing unit guna memperlancar sistem produksi dan meningkatkan
produktifitas dari CPKO dan PKE hasil produksi.
Berdasarkan topik yang akan dibahas dalam Penulisan laporan ini, Penulis hanya
akan membahas produk yang merupakan hasil produksi sendiri. Secara garis besarnya
dalam laporan ini akan dibahas alur sistem produksi (pengolahan) inti sawit hingga
menghasilkan produk crude palm kernel oil (CPKO) dan palm kernel expeller (PKE)
pada PT Aman Jaya Perdana. Dalam Penulisan laporan ini Penulis tidak akan
membahas mengenai biaya produksi dan juga tidak akan membahas produk yang
tidak merupakan hasil produksi dari PT Aman Jaya Perdana.
Sesuai dengan yang telah dijelaskan diatas bahwa Penulis yang melaksanakan kerja
praktik di PT Aman Jaya Perdana dan ditempatkan di departemen produksi minyak.
Didalam departemen produksi minyak, Penulis dalam hal ini hanya berfokus pada
sistem produksi Crude palm kernel oil (CPKO) dan palm kernel expeller (PKE)
sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bagian sub bab sebelumnya. Dalam
departemen produksi minyak tersebut terdapat 5 unit divisi didalamnya yang mana
masing-masing unit divisi memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda.
Adapun masing-masing unit tersebut yaitu: (1) Unit gudang bahan baku, dalam
gudang ini merupakan tempat penampungan kernel (inti sawit) sebelum diolah di unit
produksi. Dalam unit ini pekerja bertanggung jawab dalam setiap kegiatan
pembongkaran inti sawit, pengambilan sampel inti sawit, dan juga penggeseran inti
sawit ke mesin distribusi yaitu konveyor ulir dengan menggunakan bludozer ; (2) Unit
produksi, unit yang bertanggung jawab untuk keselurusan rangkaian proses produksi
pengolahan mulai dari raw material sampai menjadi CPKO dan PKE. Dalam unit ini
inti sawit akan didistribusikan dengan conveyor ulir ke masing-masing bagging bin
Mesin Screw press dan inti sawit akan di press sebanyak 2 kali. PKE hasil press
kedua akan langsung dialirkan ke gudang PKE dan minyak hasil produksi yaitu
CPKO akan disaring terlebih dahulu agar minyak yang dihasilkan lebih bersih dan
jernih, setelah proses penyaringan minyak maka akan dilakukan pengambilan sampel
dan setelah itu minyak akan langsung dialirkan ke tangki produksi kemudian dari
tangki produksi ke tangki timbun; (3) Unit laboratorium merupakan unit yang
bertanggung jawab dalam pengendalian dan penjaminan kulitas. Unit ini akan
melakukan pengecekan (quality control) terhadap sampel dari inti sawit, CPKO, dan
PKE; (4) Unit gudang PKE merupakan unit yang bertanggung jawab pada setiap
pengambilan sampel PKE dan juga pada pemberangkatan (muat) PKE; (5) Unit
tangki timbun adalah tempat penyimpanan terakhir dari minyak sebelum
didistribusikan. Unit ini bertanggung jawab dalam setiap pengukuran isi tangki untuk
mendapatkan total produksi perharinya yang akan diukur setiap hari setelah shift 3
selesai dan juga pada pengiriman (muat) minyak.
Berdasarkan uraian di atas Penulis sudah pernah ditempatkan di setiap unitnya dalam
departemen tersebut dan Penulis telah diberikan pembelajaran dan pelatihan oleh
pembimbing kerja praktik lapangan. Selama pelaksanaan kerja praktik Penulis telah
belajar benyak hal terkait dengan sistem produksi pada PT Aman Jaya Perdana
khususnya tentang alur proses produksi nya mulai dari raw material sampai menjadi
produk. Adapun hal-hal yang diajarkan yaitus sistem pembongkaran inti sawit,
pengambilan sampel inti sawit, pendistribusian inti sawit ke unit produksi, proses
pengolahan yang dilakukan, proses penyaringan (filter), pengambilan sampel CPKO,
cara pengiriman CPKO dari tangki produksi ke tangki timbun, melakukan sounding
untuk mengukur dan menghitung total minyak produksi, pendistribusian PKE
produksi ke gudang timbun PKE, dan juga diajarkan cara pengambilan sampel PKE.
Pada setiap pembelajaran dan pelatihan yang diberikan Penulis juga telah melakukan
analisis waktu dan jarak pada setiap unit didalam departemen tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit termasuk kedalam jenis tumbuhan monokotil berakar serabut. Dengan
akar kelapa sawit yang memiliki susunan serabut primer yang tumbuh secara vertikal
kedalam dan horizontal ke samping. Terdapat beberapa jenis akar pada tanaman
kelapa sawit, dan salah satu akarnya yaitu akar kuarter yang berfungsi untuk
menyerap unsur hara dari tanah sebagai kebutuhan untuk makanan kelapa sawit [7].
Kelapa sawit memiliki 5 jenis akar yang akan dijelaskan pada tabel berikut:
Batang kelapa sawit tersusun oleh pembuluh yang terikat secara diskrit di dalam
jaringan parenkim. Meristem pucuk terletak pada bagian ujung batang, dimana pada
daerah tersebut pertumbuhan batang akan sedikit membesar. Pada umumnya batang
kelapa sawit akan mengalami pertumbuhan sebesar sebesar 35-37 cm per tahunnya,
dan hal tersebut akan bergantung pada kondisi lingkungan tungbuh dan keragaman
genetik. Batang akan diselimuti pangkal pelepah daun samoai umur 11-15 tahun [8]
Daun kelapa sawit berada dibagian pucuk yang menjadi titik tumbuh kelapa sawit,
dua lembar daun muda kelapa sawit akan tumbuh setiap setiap bulannya.
Pertumbuhan daun muda dan daun-daun berikutnya akan membentuk sudut sebesar
135º. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120 lembar. Kedudukan
daun pada batang dirumuskan dengan rumus daun (phyllotaxis) 3/8, pada setiap tiga
putaran terdapat delapan daun, kelapa sawit biasa mengeluarkan 20-24 lembar daun
[9].
Buah kelapa sawit atau yang biasa disebut dengan Tandan Buah Segar (TBS) dan
hasil dari pengolahan TBS adalah buah dan tandan kosong. Kemudian buah sawit
akan kembali diproduksi sampai menghasilkan ampas, crude palm oil (CPO), dan inti
sawit (kernel). Hasil produksi tersebut yaitu inti sawit (kernel) akan kembali
diproduksi hingga menghasilkan crude palm kernel oil (CPKO) dan palm kernel
expeller (PKE). Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpilkan bahwa kelapa sawit
adalah tanaman zero waste.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa seluruh bagian dari sawit dapat diolah
baik limbahnya sekalipun. Seperti pelepah dan daun yang dapat diolah menjadi pupuk
organik, selanjutnya batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
furniture dan juga sebagai pupuk organik, janjang kosong sawit dapat diolah menjadi
kompos organik, daging dan inti sawit diolah untuk menghasilkan minyak CPKO dan
CPO, sabut dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin boiler, dan
PKE hasil press inti sawit dapat diolah menjadi pakan ternak.
Kelapa sawit merupakan komoditi utama perdagangan utama dunia dan kelapa sawit
merupakan penghasil utama minyak nabati dari beberapa tanaman pengasil minyak
nabati. Kelapa sawit adalah hasil bumi yang dapat perbaharui tanah yang subur,
tenaga kerja yang produkstif, dan matahari yang berlimpah sepanjang tahun [11].
Dengan demikian Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kelapa sawit
terbesar didunia.
Kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia yaitu pada masa penjajahan Belanda
yaitu pada tahun 1848. Pada masa itu pemerintah Belanda membawa 4 batang bibit
kelapa sawit ke Indonesia dan ditanam di Kebun Raya Bogor (Botanical Gerden)
dengan awal penanaman yang bertujuan untuk dijadikan tanaman hias. Namun seiring
berjalannya waktu tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan untuk tujuan agar
dapat menjadi komersial baru dan hal ini dimulai pada tahun 1911. Sampai akhirya
Indonesia berhasil menjadi negara peng-ekspor kelapa sawit terbesar pada masa itu
dengan persebaran perkebunan kelapa sawit yang sangat luas.
Industri kelapa sawit menjadi salah satu primadona yang menjadi sumber penghasil
devisa non migas bagi Indonesia. Dikarenakan cerahnya prospek dari komoditi
minyak kelapa sawit dalm perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong
pemerintah Indonesia untuk menembangkan areal perkebunan kelapa sawit.
Perkembangan sub-sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari
kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai tunjangan, seperti kemudahan
perijinn dan bantuan investasi dengan pola PIR-Bun dan dalam pembukaan lahan
baru untuk areal perkebunan swasta [13].
Sehubungan dengan semakin luasnya areal perkebunan kelapa sawit juga di ikuti
dengan perkebangan pabrik pengolahan kelapa sawit. Pada tahun 2019 di daerah
Indonesia sudah terdapat sebanyak 791 pabrik kelapa sawit yang tersebar di beberapa
wilayah di Indonesia yaitu daerah Sumatera sebanyak 505 pabrik dengan kapasitas
produksi sebesar 22.905 ton/jam, daerah Kalimantan memiliki 257 pabrik dengan
total produksi 13.989 ton/jam, daerah Selawesi memiliki 19 pabrik dengan total
produksi 890 ton/jam, daerah Maluku dan Papua memiliki 8 pabrik dengan total
produksi 485 ton/jam, dan daerah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara memiliki 2 pabrik
dengan total produksi 50 ton/jam [15].
Inti sawit juga merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti
yang memiliki kualitas tinggi. Kualitas merupakan pendekatan sistematis agar produk
ataupun jasa yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan [16].
Oleh sebab itu untuk menghasilkan kualitas minyak yang tinggi maka inti sawit yang
diolah juga harus memiliki kualitas baik. Parameter untuk kualitas inti sawit
berdasarkan Badan Standarisasi Nasional (BNS) dengan nomor dokumen SNI.01-
0002-1987 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Apabila kadar air yang terdapat didalamnya tinggi dapat menyebabkan menurunnya
kualitas dari minyak dan tidak bisa disimpan lama. Begitu juga dengan faktor kadar
asam lemak bebas yang dapat menurunkan kualitas dari minyak yang dihasilkan. Hal-
hal tersebut biasanya terjadi karena pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu,
keterlambatan proses pengangkutan, dan juga lamanya waktu penimbunan digudang
sebelum diolah [18]. Setelah kualitas inti sawit yang baik didapatkan selanjutnya inti
sawit (kernel) selanjutnya akan diolah kembali dan akan menghasilkan dua produk
akhir yaitu crude palm kernel oil (CPKO) dan palm kernel expeller (PKE).
asam stearat (C18 jenuh), dan asam oleat dan asam linoleat (C18 tak jenuh) [19].
Crude palm kernel oil dihasilkan melalui proses produksi yaitu proses press dengan
menggunakan mesin screw press. Dalam proses ini inti sawit akan di tekan dengan
tekanan (ampere) tertentu dengan menggunakan mesin screw press sampai
mengeluarkan minyak crude palm kernel oil. Minyak yang dihasilkan dari proses
press harus melalui proses filter terlebih dahulu untuk menghasikan kualitas minyak
yang lebih jernih dengan warna kuning bening atau seperti pada gambar dibawah ini
Crude palm kernel oil (CPKO) merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan
alkohol, pakan ternak, dan juga beberapa industri kimia. Oleh sebab itu dalam proses
pengolahan minyak perlu dilakukan pengendalian kualitas pada produk minyak yang
dihasilkan, adapun standar yang digunakan dalam pengendalian kualitas yang
dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BNS) dengan nomor dokumen
SNI.0003-1987 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Palm kernel expeller (PKE) masih memiliki kandungan minyak namun kadarnya
sudah sedikit, Sehingga palm kernel oil (PKE) dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak namun harus melalui proses lanjutan terlebih dahulu [21]. Namun untuk dapat
diolah kembali palm kernel expeller (PKE) harus mempunyai kualitas yang baik,
untuk mengetahui kualitas palm kernel expeller (PKE) yang baik dapat dilihat pada
standar yang terlah dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BNS) dalam
dokumen nomor SNI.01-0008-1987 dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Menurut Fery Wongso [23] sistem merupakan kumpulan atau rangkaian komponen-
komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan dengan melalui tiga tahap yaitu masuk (input), proses, dan
keluar (output). Sedangkan menurut Marshall Romney B. dan Paul John Steinbart
[24] Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang
salinng terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan, dimana sistem biasanya
terbagi dalam beberapa sub sistem yang lebih kecil yang akan mendukung sistem
yang lebih besar.
Produksi berfungsi sebagai hubungan fisik antara masukan dan keluaran, atau dapat
juga diartikan suatu hubungan yang ketergantungan antara masukan yang digunakan
dalam produksi dan output yang dihasilkan setelah produksi. Menurut N. Gregory
Mankiw [27] fungsi produksi merupakan hubungan antara jumlah input yang
digunakan untuk membuat suatu barang dan jumlah output barang yang dihasilkan.
Apabila ada kenaikan dalam jumlah output hal tersebut diakibatkan oleh adanya
tambahan input yang merupakan produk marginal dan penurunan produk marginal
adalah properti dimana produk marginal input menurun ditandai dengan jumlah input
meningkat.
Dalam perusahaan, produksi menjadi hal yang sangat penting dikarenakan hal ini
akan berpengaruh terhadap naik atau turunnya kemampuan perusahaan dalam
melayani konsumen. Menurut Addina Zulfa Fa’izah [28] tujuan dari produksi adalah:
(1) Menghasilkan barang dan jasa; (2) Memenuhi kebutuhan manusia; (3)
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa input dari produksi dapat
berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output dari
produksi adalah berupa produk yang dihasilkan beserta sampingannya yaitu limbah.
Atau dapat juga disimpulkan bahwa sistem produksi adalaha susunan dari beberapa
elemen yang saling berhungan dan saling bekerja sama dalam mencapai tujuan akhir.
Sistem produksi berdasarkan prosesnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: (1)
Proses produksi kontinyu, yang merupakan proses produksi yang terdapat satu pola
urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi mulai dari
bahan baku sampai menjadi produk. Perusahaan yang menerapkan sistem ini biasanya
perusahaan dengan produktivitas massal, jenis produknya terbatas, dan tidak
membutuhkan pekerja dengan keahlian khusus karena seluruh prosesnya sudah
menggunakan mesin canggih; dan (2) Proses produksi terputus-putus, yang
merupakan proses produksi dimana terdapat beberapa pola dalam proses
pelaksanaanya. Perusahaan ini ditandakan dengan produk yang dihasilkan sangat
kecil, jenis produknya banyak, karyawan harus memiliki keahlian khusus, masih
banyak melibatkan tenaga manusia [31].
Sistem produksi menurut tujuan operasinya dibagi menjadi empat jenis yaitu: (1)
Make to stock (MTS) yaitu menjalankan proses produksinya tanpa adanya permintaan
dari konsumen dan hasil produknya akan disimpan didalam gudang untuk
mengendalikan terjadinya kekurangan saat ada permintaan; (2) Assembly to order
(ATO) yaitu komponen-komponen dari produk akan diproduksi untuk stok dan akan
di rakit saat ada pesanan dari konsumen; (3) Make to order (MTO) yaitu produksi
dijalankan saat ada pesanan permintaan yang masuk dan produk akhir sesuai dengan
order konsumen dalam hal ini ketersediaan harus bahan baku harus dikendalikan; (4)
Purchase to order (PTO) yaitu proses produksi dilakukan saat ada pesanan
permintaan yang diterima termasuk juga dengan bahan baku yang harus dipesan
terlebih dahulu [4].
Sedangkan peta aliran proses merupakan suatu diagram yang menunjukan dari proses
operasi, transportasi, inspeksi, menunggu, dan menyimpan yang terjadi selama satu
proses atau prosedur berlangsung. Dalam peta aliran proses tedapat informasi-
informasi analisis tersebut seperti waktu jarak [33]. Dan dilanjutkan, kegunaan dari
peta aliran proses untuk mengetahui aliran bahan dan aktivitas orang didalamnya,
memberi informasi waktu produksi, memberikan data jumlah kegiatan, sebagai
acauan untuk melakukan perbaikan pada proses ataupun metode kerja, dan
mempermudah analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidak
efisienan dan ketidak sempurnaan pekerjaan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam setiap pembuatan peta proses operasi dan peta
aliran proses yang terdiri dari lima jenis simbol yang telah ditetapkan oleh American
Society of Mechanical Engineering (ASME) pada tahun 1947 [33]. Penjelasan dari
simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini:
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
Pembimbing internal yang merupakan dosen program studi teknik industri Institut
Teknologi Sumatera akan melakukan pembimbingan terhadap Penulis dalam proses
Penulisan laporan hasil kerja praktik. Dosen pembimbing internal juga akan
membantu dan mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan kerja praktik dan juga
membantu dan megarahkan mahasiswa dalam pengumpulan data yang dibutuhkan
untuk judul yang diajukan Penulis dan mengarahkan penyusunan laporan hasil kerja
praktik di PT Aman Jaya Perdana. Pembimbing internal juga akan memberikan
penilaian terhadap mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik.
Dalam kegiatan kerja praktik yang telah dilaksanakan di PT Aman Jaya Perdana
Penulis diharapkan dapat memahami secara mendalam terkait keseluruhan kegiatan
yang dijalankan di PT Aman Jaya Perdana yaitu dengan melibatkan Penulis dalam
setiap kegiatan yang ada disetiap unitnya dalam departemen produksi minyak.
a. Pengamatan Langsung
Observasi menurut Sutrisno Hadi [34], adalah suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai prosses biologis dan psikologis, dan yang menjadi
bagian terpentingnya adalah proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang akan dibahas,
Penulis juga diharapkan melakukan pengumpulan data dan dilakukan pencatatan agar
tidak mudah lupa. Dalam pengamatan ini Penulis diharapkan dapat mengetahui
informasi sedetail mungkin dari awal proses sampai akhir proses. Dan dalam
pengamatan ini Penulis akan didampingi langsung oleh pembimbing eksternal agar
tidak terjadi kesalahan dalam proses pengamatan dan untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja secara langsung. Dalam proses pengamatan ini Penulis diharapkan
memahami secara keseluruhan dan secara mendetail dari setiap proses yang ada di
masing-masing unit dalam departemen produksi minyak tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu
[35]. Dengan demikian wawancara merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data dengan Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang masih belum dapat
c. Praktik Langsung
Praktik langsung merupakan pengalaman pendidikan yang melibatkan anak secara
aktif dalam manipulasi objek untuk menambah pengetahuan dan pengalaman [36].
Dalam pelaksanaan kerja praktik Penulis yang sudah melakukan pengamatan
langsung diharapkan dapat mempraktikkan secara langsung dengan tetap dalam
pengawasan oleh pembimbing eksternal udan mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja. Hal ini bertujuan agar Penulis tidak hanya memahami sebatas teori
kerjanya melainkan Penulis harus paham cara kerjanya secara langsung.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Saat telah memasuki dibidang industri minyak kelapa sawit, PT Aman Jaya Perdana
hanya menjual produknya di pasar dalam negeri seperti Pelembang, Medan, Jambi,
dan lain-lain. Dikarenakan pada masa itu persediaan yang dimiliki oleh PT Aman
Jaya Perdana hanya sedikit dan kualitas dari produknya masih belum dapat memenuhi
standar ekspor. Sampai pada tahun 2008 PT Aman Jaya Perdana mulai masuk dalam
pasar ekspor dengan beberapa negara tujuan di Asia, Eropa, dan Amerika.
Sesuai dengan ketentuan diatas maka PT Aman Jaya Perdana termasuk kedalam salah
satu industri besar dengan sesuai dengan surat keputusan kepala dinas penanaman
modal dan pelayanan terpadu satu pintu Provinsi Lampung tentang izin usaha
industry besar penanaman modal dalam negeri. Dengan ketentuan yaitu PT Aman
Jaya Perdana memiliki nilai investasi (tidak termasuk investasi modal kerja) yaitu
sebesar Rp 132.154.702.668, memiliki tenaga kerja tetap yaitu sebanyak 207 orang,
dan memiliki luas penggunaan tanah yaitu seluas 14,30 Ha.
untuk diekspor. PT Aman Jaya Perdana berlokasi di Jl. Insinyur Sutami No. 7,
Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, Lampung 35122.
Lokasi ini juga menjadi lokasi yang sangat strategis untuk sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang industri dan perdagangan. Ditambah lagi dengan dekatnya lokasi
tersebut dengan akses pintu TOL dan juga dekat dengan Pelabuhan barang. Sehingga
dengan hal tersebut akan memudahkan seluruh kegiatan distribusi barang baik barang
masuk maupun barang keluar.
Adapun tugas dan tanggung jawab pada setiap bagiannya dalam struktur organisasi
diatas yaitu sebagai berikut:
1. Direktur utama
Merupakan petinggi utama dalam perusahaan, direktur utama bertugas untuk
mengawasi situasi bisnis perusahaan, menyusun strategi bisnis untuk perusahaan,
Seperti halnya dengan PT Aman Jaya Perdana yang juga memiliki nilai-nilai budaya
perusahaan yang dianut didalamnya. Dengan penerapan budaya ini diharapkan dapat
memberikan pengaruh positif bagi kinerja seluruh karyawan dan menciptakan
lingkungan kerja yang baik dengan pengaruh positif tersebut diharapkan dapat
menjadi sarana untuk mencapai tujuan dari PT Aman Jaya Perdana. Adapun nilai
yang dimiliki oleh PT Aman Jaya Perdana yaitu mengangkat nilai hasil bumi provinsi
Lampung dan memperkenalkan ke Dunia melalui kegiatan ekspor. Pada PT Aman
Jaya Perdana terdapat dua budaya yang telah diterapkan pada perusahaannya, adapun
a. Budaya Disiplin
Adapun yang beberapa budaya disiplin yang diterapkan di PT Aman Jaya Perdana
adalah sebagai berikut:
1. Datang tepat waktu
2. Isi daftar hadir
3. Siap melaksanakan tugas
4. Ingat berdoa sebelum bekerja
5. Patuhi peraturan dan tata tertib
6. Laporkan hasil kerja pada atasan
7. Instruksi segera dilaksanakan
8. Norma-norma jangan dilanggar
b. 10 Budaya Malu
Adapun 10 budaya malu yang ada pada PT Aman Jaya Perdana yaitu sebagai berikut:
1. Malu datang terlambat
2. Malu tidak berpakaian rapi
3. Malu pulang lebih cepat / awal
4. Malu tidak masuk kerja
5. Malu sering izin
6. Malu tempat kerja berantakan / kotor
7. Malu banyak bicara sedikit bekerja
8. Malu tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaan
9. Malu pekerjaan terbengkalai
10. Malu tidak bertata krama / sopan santun
BAB V
KEGIATAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
5.2 Analisis Proses Bisnis Pada PT Aman Jaya Perdana Dengan Diagram
SIPOC
Proses bisnis pada PT Aman Jaya Pedana khususnya pada dapartemen produksi
minyak sesuai dengan lokasi penempatan saat kegiatan kerja praktik akan dijabarkan
dengan menggunakan diagram SIPOC (Supplier, input, process, output, Customer).
Berikut ini merupakan proses bisnis yang ada pada dapartemen produksi minyak pada
PT Aman Jaya Perdana:
5.2.1 Supplier
Supplier merupakan penyedia bahan baku yang digunakan secara terus-menerus
untuk kelangsungan proses produksi. Pada departemen produksi minyak PT Aman
Jaya Perdana terdapat beberapa bahan yang akan diperlukan dalam prosesnya.
Adapun bahan-bahan tersebut antara lain inti sawit yang merupakan bahan baku
utama dan beberapa zat-zat kimia yang nantinya akan digunakan dalam proses
pengecekan kualitas. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
5.2.2 Input
Input dalam proses produksi pada dapartemen produksi minyak terdiri atas bahan
baku yaitu inti sawit, kemudian tenaga (pekerja) mesin yang merupakan alat untuk
membantu pengolahan bahan baku, dan lain-lain. Tenaga dan mesin termasuk dalam
bahan penolong dalam proses produksi. Bahan baku yang menjadi perhatian utama
dalam input proses dapat dilihat lebih detailnya pada tabel dibawah ini:
Tenaga kerja menjadi salah satu input dalam membantu berjalannya proses produksi
pada dapartemen produksi minyak. Tenaga kerja paling banyak masuk pada shif
pertama dikarenakan inti sawit yang masuk pada pagi-sore hari sehingga
membutuhkan buruh dalam pembongkarannya. Dan untuk mekanik hanya masuk
pada shif pertama dikarenakan setiap proses maintenance dikerjakan di shif pertama.
Sedangkan untuk laboratorium hanya masuk pada shif pertama dikarenakan seluruh
kegiatan pengecekan kualitas dilaksanakan pada shif pertama dan pekerja yang masuk
pada shif kedua hanya untuk antisipasi apabila ada produk yang akan dikirim. Begitu
juga dengan gudang PKE dan tangki timbun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah:
Selanjutnya yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi yang mana mesin
menjadi perhatian utama karena mesin menjadi hal penentu suatu produksi dapat
berjalan atau tidak. Pada dapartemen produksi minyak terdapat beberapa mesin utama
yang digunakan dalam prosesnya. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5. 5 Jumlah mesin press dan filter pada dapartemen produksi minyak
Gambar 5. 1 Tata letak konveyor ulir line 1&2 pada unit produksi
Pada kedua gambar diatas dapat dilihat tat letak dari konveyor ulir yang digunakan
pada unit produksi dalam memperlancar seluruh rangkaian proses produksi. Adapaun
keterangan dari gambar berdasarkan jumlah garis dan warna garisnya yaitu: garis
ganda menggambarkan konveyor yang berada diatas, garis tunggal untuk konveyor
pada bagian bawah, warna hitam merupakan konveyor yang mendistribusikan inti
sawit, warna biru merupakan konveyor yang mendistribusikan PKE 1, hijau
merupakan konveyor yang mendistribusikan crude palm kernel oil, dan merah
merupakan konveyor yang memindahkan PKE 2 (second press) ke gudang timbun
PKE.
5.2.3 Process
Dalam proses produksi pengolahan inti sawit (kernel) menjadi produk crude palm
kernel oil (CPKO) dan palm kernel expeller (PKE) memiliki alur proses dalam
pengolahannya. Alur proses tersebut akan dijelaskan dalam bentuk flowchart agar
dapat lebih mudah dipahami. Dalam hal ini penulis akan membagi alur prosesnya
menjadi tiga bagian yaitu flowchart penerimaan material, flowchart proses
pengolahan, dan flowchart penyimpanan produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dibawah ini:
Dalam proses pengolahan inti sawit diawali dengan proses penimbangan bahan baku
yaitu inti sawit dengan menggunakan timbangan truck (truck scale). Tujuan dari
dilakukannya penimbangan yaitu untuk mengetahui berat dari inti sawit yang dibawa
oleh masing-masing truck dan dapat mengetahui banyak inti sawit yang masuk di
setiap harinya. Dalam penimbangan juga akan diberikan nota penimbangan agar
dapat dilakukan pembongkaran di gudang inti sawit. Berdasarkan pengamatan waktu
yang dilakukan oleh penulis, proses penimbangan biasanya dilakukan selama 2-3
menit. Setelah proses pembongkaran selesai maka truck harus melakukan
penimbangan kosong untuk mendapatkan berat bersih dari inti sawit yang dibawa
Setelah proses penimbangan selesai, selanjutnya inti sawit dibawa menuju gudang
inti sawit untuk dilakukan proses pengecekan kualitas dari inti sawit yang dibawa
(dikirim) oleh supplier. Setelah sampai digudang inti sawit, supir menyerahkan nota
penimbangan dan nota pengiriman (dari pemasok) kepada mandor. Selanjutnya
mandor menyerahkan nota tersebut kebagian penerimaan bahan baku (laboratorium).
Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan tenda penutup bak truk yang dilakukan
oleh buruh sebelum dilakukan proses pengambilan sampel. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Sampel inti sawit yang telah diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengecekan kualitas dari inti sawit tersebut. Pengecekan inti sawit akan
dilakukan langsung oleh Analis atau bisa juga dilakukan oleh Mahasiswa yang
sedang melaksanakan kerja praktik tetapi tetap dalam pengawasan Analis yang
berada di laboratorium. Adapun unsur-unsur yang harus di cek yaitu kadar kotoran,
kadar air, dan free fatty acids (FFA). Adapun gambaran proses pengecekan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengecekan kualitas dari inti sawit akan
cukup lama. Untuk pengecekan kadar kotoran akan membutuhkan waktu selama 5
menit, pengecekan FFA akan membutuhkan waktu selama 40 menit, dan pengecekan
kadar air akan membutuhkan selama waktu 2 jam. Namun untuk mempersingkat
waktu dan untuk menghindari terjadinya penumpukan truck yang akan melakukan
pembongkaran digudang inti sawit. Sehingga pada umumnya setelah dilakukan
pengecekan pada kadar kotoran dan kadar FFA keputusan sudah dapat diambil untuk
menentukan kualitas sementara dari inti sawit tersebut agar dapat dilakukan
pembongkaran dengan catatan pengecekan kadar air tetap dilakukan. Adapun standar
kualitas inti sawit yang ditetapkan oleh PT Aman Jaya Perdana yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. 6 Spesifikasi kualitas inti sawit di PT Aman Jaya Perdana
Setelah dilakukan pengecekan pada inti sawit, selanjutnya jika kualitas dari inti sawit
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka inti sawit dapat langsung dibongkar.
Jika inti sawit tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka akan dilakukan
pengecekan terlebih dahulu untuk mengetahui supplier dari inti sawit tersebut. Jika
inti sawit tersebut merupakan kiriman dari supplier yang sudah terikat kontrak maka
akan diputuskan untuk tetap dibongkar dengan catatan akan dilampirkan surat berita
acara pengecekan (BAP) yang menyatakan bahwa kualitas inti sawit yang diterima
tidak sesuai dengan kontrak yang ada. Namun jika inti sawit tersebut merupakan
milik pribadi atau perorangan maka akan langsung di tolak (reject).
Kemudian dilanjutkan dengan proses pembongkaran inti sawit yang dilakukan secara
manual menggunakan tenaga manusia. Proses pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan alat berupa gaharu yang disediakan oleh mandor bongkar inti sawit.
Gaharu yang digunakan terbuat dari kayu yang diikat dengan tali tambang pada
bagian sisi bawahnya. Untuk lebih jelasnya alat gaharu yang digunakan dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Proses pembongkaran dilakukan secara manual oleh buruh dengan jumlah buruh
yang ditugaskan untuk melakukan pembongkaran dalam satu truk sekitar 10-15
orang. Yang nama skemanya yaitu satu orang bertugas untuk memegang dan
menekan pada titik tuas gaharu dan buruh yang lainnya akan menarik tali tambang
yang telah dipasangkan pada gaharu. Berdasarkan pengamatan waktu proses
pembongkaran yang dilakukan oleh penulis didapatkan yaitu lama waktu bongkar
untuk mobil pick updengan muatan 1,5-2 ton yaitu kurang lebih 9 menit, untuk mobil
truk canter dengan muatan 9-11 ton yaitu kurang lebih 23 menit, sedangkan untuk
mobil truk fuso dengan muatan 19-20 ton yaitu kurang lebih 31 menit. Proses
pembongkaran manual ini hanya dilakukan untuk truk biasa saja, sedangkan untuk
dam truk pross pembongkarannya dilakukan dengan hidrolik yang telah tersedia pada
dam truk tersebut. Untuk lebih jelasnya proses pembongkaran manual dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
bagian ini akan dibahas secara mendetail tentang proses pengolahan inti sawit mulai
dari tahap pendistribusian sampai menjadi produk produksi. Untuk lebih detailnya
dapat dilihat pada flowchart yang ada pada gambar dibawah ini:
Setelah proses pembongkaran inti sawit selesai, maka tahap selanjutnya yaitu masuk
dalam tahap proses pengolahan yang diawali dengan proses penumpukan inti sawit
yang telah dibongkar dengan menggunakan bludozer ke sekitar konveyor ulir untuk
di distribusikan ke unit produksi. Hal tersebut dilakukan terus-menerus setelah proses
pembongkaran agar tidak meganggu proses pembongkaran selanjutnya dan konveyor
tetap bisa mendistribusikan inti sawit ke unit produksi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Proses selanjutnya setelah inti sawit ditumpuk disekitar konveyor ulir yaitu proses
pendistribusian inti sawit ke unit produksi untuk memasuki proses pengolahan.
Proses pendistribusian dilakukan dengan menggunakan konveyor ulir yang
digerakkan dengan menggunakan dinamo listrik 3 phase induction motor dengan
spesifikasi dinamo 5.5 HP 4 KW 4 pole 1440 rpm. Dalam proses pendistribusian
terdapat dua konveyor yang yang mengalirkan inti sawit dari titik timbun ke
konveyor utama. Selanjutnya konveyor utama akan mendistribusikan inti sawit ke
line 1, 2, dan 3 dalam unit produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar
dibawah ini:
Dalam proses pendistribusiannya, inti sawit akan langsung dibagi keseluruh bagging
bin mesin screw first press. Proses pembagian dilakukan dengan menggunakan
konveyor ulir yang telah terhubung ke konveyor ulir utama. Pada bagian bagging bin
telah terdapat operator yang bertugas untuk memperhatikan kapasitas dari bagging
bin agar tidak terjadi overload yang dapat menyebabkan inti sawit kelusar dari
bagging bin. Oleh demikian pada conveyor ulir yang berada diatas bagging bin telah
dibuat lubang pada bagian bawahnya lengkap dengan penutupnya agar lebih mudah
dikendalikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5. 13 Proses pendistribusian inti sawit ke bagging bin mesin screw first press
Setelah masuk dalam bagging bin selanjutnya inti sawit akan menunggu dan masuk
perlahan kedalam hopper mesin screw first press. Bagging bin yang digunakan
sebagai wadah penampung sementara inti sawit sebelum di press memiliki bentuk
yaitu limas segi empat. Dalam tahap ini terdapat waktu menunggu yang cukup lama
dikarenakan volume dari bagging bin yang besar dan lubang keluar inti sawit yang
kecil karena harus disesuaikan dengan hopper dari mesin screw first press. Pada
bagian lubang keluar juga telah diberikan penutup agar inti sawit yang masuk
kedalam hopper dapat dikontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 5. 14 Proses inti sawit masuk dalam hopper mesin screw first press
Setelah inti sawit masuk dalam hopper, selanjutnya yaitu proses press yang dilakukan
dengan menggunakan mesin screw press dengan tipe mesin yaitu EK-150-K 1st
pressing yang digerakkan menggunakan dinamo elektromotor 55KW/75 HP 3 phase
1400 rpm 4 pole. Proses press terjadi saat inti sawit masuk ke body cage yang
kemudian didalam body cage tersebut inti sawit akan di press dengan bagian scraper
yang berputas dan akan bertekanan dengan body cage dengan besar tekanan yang
diberikan yaitu sebesar 45-55 Ampere. Sehingga dari proses press yang dilakukan
akan mengeluarkan minyak (crude palm kernel oil) yang terkandung dalam inti sawit
dan palm kernel expeller (PKE 1) yang merupakan luaran kedua dari pengolahan inti
sawit. Kedua produk hasil pengolahan tersebut akan keluar melalui oil outlet dan
cake outlet. Untuk proses lebih detailnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5. 15 Proses press pada screw first press (sumber: Parts catalogue Muar Ban
Lee)
Setelah proses press selesai, crude palm kernel oil hasil dari proses ini masih
merupakan minyak kotor. Oleh sebab itu, crude palm kernel oil yang keluar dari oil
outlet akan langsung masuk ke konveyor ulir minyak yang berada dibagian bawah
mesin dan akan dialirkan langsung ke sediment tank yang telah disediakan untuk
langsung memasuki tahapan proses selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 5. 16 Crude palm kernel oil keluar dari outlet oil masuk langsung ke
konveyor
Selanjutnya palm kernel expeller (PKE 1) hasil first press didistribusikan ke bagging
bin mesin screw second press dengan menggunakan konveyor ulir untuk dilakukan
proses second press. Proses second press dilakukan dengan menggunakan mesin
screw press dengan tipe mesin yaitu EK-150-K 2nd pressing. Mesin tersebut yang
digerakkan menggunakan dinamo elektromotor 55KW/75 HP 3 phase 1400 rpm 4
pole. Sistem kerja dari mesin ini sama dengan mesin screw first press. Output dari
hasil press ini yaitu crude palm kernel oil yang akan langsung dialirkan ke sediment
tank dan palm kernel expeller (PKE) yang langsung dipindahkan ke gudang timbun
PKE.
Proses first filter untuk crude palm kernel oil akan dilakukan dalam sediment tank.
Pada proses first filter dilakukan dengan menggunakan mesin chain konveyor yang
digerakkan dengan menggunakan dinamo listrik.Proses first filter bertujuan untuk
menyaring kotoran kasar seperti, inti sawit, palm kernel expeller kasar, besi, kayu,
dll. Proses ini dilakukan agar dalam proses pemompaan minyak ke mesin second
filter tidak terjadi kerusakan pada mesin pompa dan juga pada mesin second filter.
Kemudian ampas dari first filter akan dikembalikan ke proses first press. Untuk lebih
jelasnya proses first filter dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Setelah proses first filter minyak langsung dipompa ke mesin second filter. Proses
second filter dilakukan dengan menggunakan mesin manual filter press dengan tipe
mesin MBL-80-FP. Secara umum sistem kerja dari mesin ini yaitu dengan minyak
yang dialirkan pada mesin dan disaring dengan menggunakan beberapa lapisan kain.
Setelah disaring minyak jernih akan langsung keluar melalui keran minyak pada
bagian bawah mesin. Sedangkan ampasnya akan latuh kebawah dan dialirkan kembali
ke mesin first press. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Setelah selesai dari proses second filter selanjutnya crude palm kernel oil dialirkan ke
tangki produksi. Proses pemindahan tersesebut dilakukan dengan menggunakan
mesin pompa. Selama proses produksi minyak akan ditimbun sementara di dalam
tangki produksi sebelum di pindahkan ke tangki timbun crude palm kernel oil.
Proses pemindahan minyak dari tangki produksi ke tangki timbun akan dilakukan
setiap hari setelah shif ketiga selesai. Tujuan dari hal tersebut yaitu untuk mengetahui
jumlah produksi minyak setiap harinya (24jam). Berikut gambar dari tangki produksi
yang digunakan sebagai penampungan sementara:
Proses selanjutnya yaitu pengambilan sampel crude palm kernel oil untuk dilakukan
pengecekan kualitas dari minyak hasil produksi. Pengambilan sampel dilakukan pada
proses second filter dengan menggunakan gelas ukur 100 ml. Proses pengambilan
sampel dilakukan dengan memilih keran minyak yang paling deras alirannya dan
menampung minyak pada keran tersebut dengan gelas ukur sampe kurang lebih 50
ml. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pengecekan kualitas dari crude palm kernel oil dilakukan sebanyak 1 kali dalam
sehari, yaitu setiap pukul 15.00 sebelum shif pertama selesai. Setelah proses
pengambilan sampel, selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas dari crude palm
kernel oil dilaboratorium dan dilakukan oleh Analis atau mahasiswa (tetap dalam
pengawasan Analis). Untuk lebih jelasnya, proses pengecekan kualitas dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Dalam proses pengecekan kualitas dari crude palm kernel oil terdapat beberapa unsur
yang harus di cek yaitu kadar air, free fatty acids (FFA), dan IV. Proses pengecekan
kualitas dari crude palm kernel oil membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu
sekitar 1,5 jam dikarenakan pada proses pengecekan IV pelarutan dan harus di
diamkan diwaktu yang cukup lama. Adapun standar kualitas yang diterapkan pada PT
Aman Jaya Perdana yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. 7 Standar kualitas crude palm kernel oil pada PT Aman Jaya Perdana
Setelah pengecekan kualitas selesai kemudah hasil dari pengecekan akan dijadikan
acuan dalam penempatan tangki timbun dari crude palm kernel oil. Jika hasilnya
sesuai maka akan dipindahkan ke tangki timbun yang memiliki kualitas minyak yang
bagus didalamnya. Jika hasilnya tidak sesuai standar, maka hasil produksi akan
dimasukkan kedalam tangki timbun dan disirkulasi guna memperbaiki kualitas dari
crude palm kernel oil. Berikut gambaran dari tangki timbun pada PT Aman Jaya
Perdana:
Selanjutnya yaitu proses sounding atau biasa juga disebut proses pengukuran isi dari
tangki timbun. Proses pengukuran ini dilakukan setiap hari setelah minyak yang ada
di tangki produksi dipindahkan semua ke tangki timbun dan setelah shif ketiga
selesai. Proses sounding ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi yang
didapatkan per harinya ( dalam 24 jam). Sounding dilakukan dengan menggunakan
alat meter stainles yang telah didesain khusus dengan penambahan besi sebagai
pemberat pada bagian ujungnya. Berikut merupakan gambaran proses sounding yang
dilakukan:
Palm kernel expeller hasil dari second press merupakan salah satu produk akhir untuk
turunan dari proses pengolahan inti sawit. Setelah proses second press, palm kernl
expeller selanjutnya langsung dipindahkan ke gudang timbun PKE dengan
menggunakan conveyor ulir. Terdapat 2 jalur conveyor ulir yang memindahkan palm
kernl expeller ke gudang timbun, yaitu jalur pertama untuk line 1 dan 2 serta jalur
kedua untuk line 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pengecekan kualitas palm kernel expeller dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari,
yaitu setelah selesai shift ketiga (pukul 08.00) dan setelah shift pertama (pukul 16.00).
Setelah proses pengambilan sampel, selanjutnya dilakukan pengecekan kualitas dari
palm kernel expeller dilaboratorium dan dilakukan oleh Analis atau mahasiswa (tetap
dalam pengawasan Analis). Untuk lebih jelasnya, proses pengecekan kualitas dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Dalam proses pengecekan kualitas dari palm kernel expeller terdapat beberapa unsur
yang harus di cek yaitu kadar air, kadar kotoran, dan kadar minyak. Proses
pengecekan kualitas dari palm kernel expeller membutuhkan waktu yang cukup lama
yaitu sekitar 2 jam dikarenakan terdapat beberapa proses dalam pengecekan yang
membutuhkan waktu cukup lama seperti proses ekstraksi. Adapun standar kualitas
yang diterapkan pada PT Aman Jaya Perdana yaitu sebagai berikut:
Setelah proses pengecekan kualitas dari palm kernel expeller kemudian didapatkan
hasil dari pengecekan. Jika sesuai standar maka palm kernel expeller dapat langsung
ditimbun dan dijual. Jika kualitas dari palm kernel expeller tidak sesuai dengan
standar maka akan dilakukan sirkulasi. Tujuan dari prosees sirkulasi yaitu untuk
memperbaiki kualitas dari palm kernel expeller. Adapun proses sirkulasi yang
dilakukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
5.2.4 Output
Output dari proses pengolahan inti sawit merupakan crude palm kernel oil dan palm
kernel expeller. Dalam proses pengolahan inti sawit, rendemen yang diperoleh untuk
menghasilkan produk crude palm kernel oil yaitu 40% dari bahan baku yang diolah.
Kemudian untuk palm kernel expeller yaitu sebesar 54% dari bahan baku yang
diolah. Selanjutnya penyusutan akan terjadi sebanyak 6% dari bahan baku yang
diolah, pada umumnya penyusutan terjadi saat press dilakukan.Adapun data output
yang diperoleh dari hasil produksi akan dijelaskan pada tabel berikut:
5.2.5 Customer
Customer yang merupakan pembeli produk hasil produksi dari PT Aman Jaya
Perdana yaitu crude palm kernel oil dan palm kernel expeller. Setiap customer yang
membeli produk dari PT Aman Jaya Perdana memiliki standar kualitas yang berbeda-
beda oleh karena itu pihak perusahaan selalu berusaha memberikan produk terbaik
untuk para customer nya. Adapun customer dari PT Aman Jaya Perdana untuk kedua
produk hasil produksinya yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. 10 Daftar customer untuk kedua produk hasil produksi PT Aman Jaya
Perdana
Berdasarkan peta proses operasi yang telah disusun untuk proses pengolahan inti
sawit di PT Aman Jaya Perdana, terdapat sebanyak 16 proses operasi dan 3 inspeksi
(pemeriksaan). Pada peta proses operasi yang telah dibuat, tersedia juga jenis alat
yang digunakan dalam setiap proses operasinya. Pada peta proses operasi tersebut
telah dijabarkan secara berurutan seluruh rangkaian proses dengan pemberian kode O
untuk operasi dan I untuk inspeksi serta diberikan tambahan angka untuk urutannya.
Sedangkan untuk peta aliran proses akan dijelaskan secara spesifik dan mendetail
tentang alur proses produksi pada PT Aman Jaya Perdana. Pada peta ini terdapat
sebanyak 12 proses operasi, 3 inspeksi (pemeriksanaan), transportasi 9, menunggu 4,
dan menyimpan 2. Pada peta ini juga akan diberikan data jarak dalam proses
transportasinya. Sehingga dengan tersediannya data jarak diharapkan dapat dilakukan
analisis lebih lanjut untuk efisiensi dan efektifitas proses transportasinya.
Pada kedua peta tersebut, Penulis tidak dapat mengidentifikasi waktu pada setiap
aktivitas dalam proses produksi. Hal tersebut dikarenakan proses produksi minyak
inti sawit tergolong ke dalam industri proses yang kontinyu dan tidak terukur secara
pasti pada prosesnya dan tidak memiliki standar tertentu untuk hasil produksinya.
Serta PT Aman Jaya Perdana juga tidak memiliki dan tidak menggunakan waktu baku
dalam proses produksi minyak inti sawit yang dilakukannya.
Penimbangan kernel -
Dibawa kegudang kernel 918
Pengambilan sampel -
Pengecekan sampel kernel di laboratorium -
Pembongkaran kernel -
kernel didorong ke kovenyor ulir dengan bludozer 5,17
konvenyor ulir mendistribusikan kernel ke baging bin 39
Kernel menunggu di baging bin mesin first press -
kernel memasuki hopper mesin first press -
Kernel menunggu di hopper mesin first press -
Proses press 1 dengan mesin first press -
Minyak hasil first pressdialirkan ke sediment tank 31
PKE 1 dialirkan ke baging bin mesin second press 42
PKE 1 hasil press 1 menunggu di baging bin mesin -
PKE 1 memasuki hopper mesin second press 42
PKE1 menunggu di hopper mesin second press -
PKE 1 dipress dengan mesin second press -
Minyak hasil second press dialirkan ke sediment tank 31
PKE hasil second press dialirkan ke gudang timbun 37
Pengambilan sampel PKE produksi digudang timbun -
Pengecekan sampel PKE di laboratorium -
PKE disimpan digudang timbun -
Dilakukan first filter CPKO di sediment tank -
Minyak first filter dipompa ke mesin scond filter 6,33
Dilakukan proses second filter -
Pengambilan sampel CPKO hasil second filter -
Pengecekan sampel CPKO di laboratorium -
Minyak second filter dipompa ke tangki produksi 37,83
Minyak dari tangki produksi dipompa ke tangki timbun 110
Minyak CPKO disimpan dalam tangki timbun -
BAB VI
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Hal lain yang dapat dikaji yaitu pemborosan pada mesin screw press. pemborosan
mesin tersebut berupa proses pengepressan yang dilakukan secara berulang. Hal
tersebut dikarenakan mesin screw press yang digunakan sudah tidak optimal akibat
mesin yang sudah tua dan sering bermasalah. Sehingga mengakibatkan hasil dari
proses first press masih mengandung kadar minyak yang tinggi pada palm kernel
expeller. Kajian terkait pemborosan pada mesin screw press yang dilakukan oleh
penulis lakukan tersebut, didukung dengan data-data yang penulis dapatkan dibawah
ini:
Pemborosan serupa juga ditemukan pada mesin filter press. Pada mesin filter press
pemborosan tersebut berupa tingginya kadar minyak pada ampas yang dikeluarkan
oleh mesin filter. Sehingga hal tersebut menyebabkan proses filter harus dilakukan
secara berulang-ulang dan bahkan ampas tersebut harus dikembalikan ke mesin first
press. Hal tersbut dikarenakan kondisi dari mesin yang sudah tua dan sering
bermasalah pada kain penyaringnya.
PT Aman Jaya Perdana melakukan pengadaan bahan baku inti sawit, pihak
perusahaan telah melakukan kontrak dengan perusahaan pemasok (supplier) dan
disamping itu PT Aman Jaya Perdana juga melakukan pembelian inti sawit dari
perseorangan. Dalam melakukan pengadaan bahan baku, PT Aman Jaya Perdana
telah menentukan standar kualitas inti sawit untuk perusahaannya. Namun PT Aman
Jaya Perdana tidak bisa mendapatkan kualitas inti sawit sesuai dengan standar yang
ditentukan pada setiap proses pembeliannya. Hal tersebut dikarenakan kualitas dari
inti sawit yang dikirim oleh pihak perusahaan pemasok kadang tidak sesuai dengan
kualitas yang disepakati pada kontrak hal ini bisanya terjadi dikarenakan sedang tidak
dalam masa panen besar sawit dan bisa juga dikarenakan adanya kerusakan pada
proses pengolahan oleh pemasok.
PT Aman Jaya Perdana tidak dapat menolak bahan baku tersebut karena bahan baku
tersebut merupakan kiriman dari perusahaan pemasok yang telah memiliki kontrak
Ssehingga jika kualitasnya tidak sesuai maka akan diberikan berita acara pemeriksaan
(BAP). Untuk pemasok kontrak tidak dapat dilakukan penolakan karena jika ditolak
maka tidak ada bahan baku yang dapat diolah sehingga produksi terpaksa dihentikan
sementara. Jika pemasok merupakan perseorangan maka akan dilakukan pengecekan
stok untuk produksi terlebih dahulu, jika stok masih banyak akan langsung ditolak
sedangkan jika stok sedikit akan dilakukan negosiasi harga sebelum pembongkaran.
Sulit untuk pihak perusahaan dalam melakukan penolakan dikarenakan banyaknya
perusahaan pesaing yang juga membutuhkan bahan baku yang sama dan bisa jadi PT
Aman Jaya Perdana menjadi tidak memiliki pemasok apabila banyak melakukan
penolakan.
Dikarenakan kualitas dari inti sawit tidak sesuai standar kualitas yang ditetapkan,
menyebabkan kualitas produk hasil produksi tidak sesuai standar kualitas yang ada.
Sehingga untuk memperbaiki kualitas produk hasil produksi, pihak PT Aman Jaya
Perdana melakukan pembelian produk crude palm kernel oil dan palm kernel expeller
dari perusahaan lain dengan kualitas produk yang dibeli harus lebih baik dari kualitas
hasil produksi. Produk hasil pembelian tersebut akan di sirkulasi dengan produk hasil
produksi baik itu crude palm kernel oil dan palm kernel expeller. Proses sirkulasi
dilakukan dilakukan
Pada PT Aman Jaya Perdana tidak terlihat secara jelas peraturan-peraturan terkait
prosedur keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja. Namun, berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan manajer produksi, kepala laboratorium, dan
karyawan, PT Aman Jaya Perdana memiliki prosedur dan peraturan keselamatan dan
kesehatan lingkungan kerja. Akan tetapi hal tersebut tidak terlihat karena kurangnnya
penegakan, pengawasa, dan sosialisasi terkait pentingnya keselamatan dan kesehatan
lingkungan kerja. Permasalahan tersebut juga terjadi karena keabaian dari karyawan.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil kegiatan kerja praktik yang telah dilakukan oleh penulis pada
PT Aman Jaya Perdana yaitu sebagai berikut:
1. PT Aman Jaya Perdana merupakan perusahaan agribisnis yang melakukan proses
pengolahan inti sawit menjadi crude palm kernel oil dan sampingannya yaitu
palm kernel expeller.
2. Memahami proses bisnis pada PT Aman Jaya Perdana dengan menggunakan
metode SIPOC (suppier, input, process, output, customer).
3. Secara garis besar proses produksi crude palm kernel oil dan palm kernel expeller
di PT Aman Jaya Perdana menjadi 3 tahap yaitu pra produksi, produksi, dan
pasca produksi yang kemudian proses tersebut dituliskan dalam bentuk peta aliran
proses dan peta proses operasi.
4. Masalah yang terdapat pada departemen produksi yaitu pemborosan pada gudang
timbun inti sawit, pemborosan mesin screw press,dan pemborosan mesin filter
press, kualitas produk hasil produksi, dan kurangnya penerapan keselamatan dan
kesehatan lingkungan kerja.
7.2 Saran
Adapun saran yang diajukan oleh penulis kepada perusahaan dan pembaca yaitu
sebagai berikut:
1. Pihak perusahaan yaitu PT Aman Jaya Perdana agar dapat melakukan perbaikan-
perbaikan pada pemborosan yang terjadi dalam proses produksi.
2. Untuk pembaca yang ingin melakukan kegiatan penelitian dapat dilakukan pada
pemborosan di lini produksi, optimasi, maintenance, dan penerapan keselamatan
dan kesehatan lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sektertariat Kabinet RI, "Peraturan Presiden Republik Indonesia Tentang
Pendirian Institut Teknologi Sumatera," Istana Kepresidenan, Jakarta, 2014.
[2] Chandra Suharyanti, Wiedy Murtini, and Tutik Susilowati, "Pengaruh Proses
Pembelajaran dan Program Kerja Praktek Terhadap Pengembangan Soft skills
Mahasiswa," Media neliti, p. 4, 2014.
[5] Arman Hakim Nasution and Prasetyawan Yudha, Perencanaan & Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
[7] Sunarko, Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Jakarta: Agromedia
Pustaka, 2014.
[8] Iyung Pahan, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu
ke Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya, 2012.
[9] Selardi Sastrosayono, Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta: AgroMedia Pustaka,
2008.
[10] Ika Wahyuning Widiarti, "Pengelolaan Sampah Berbasis "Zero Waste" Skala
Rumah Tangga Secara Mandiri," Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, pp.
101-113, 2012.
[11] Iyung Pahan, Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu
Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya, 2010.
[14] BPS RI, "Statistik Kelapa Sawit Indonesia," Badan Pusat Statistika, Jakarta,
2019.
[17] Dewan Standardisasi Nasional, "Standar kualitas inti sawit," Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta, SNI 01-0002-1987, 1987.
[18] Yan Fauzi, Yustina Erma Widyastuti, Iman Satyawibawa, and Rudi Hartono,
"Kelapa Sawit," in Budi daya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis usaha dan
pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya, 2006.
[19] F.G. Winarno, Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
[20] Dewan Standardisasi Nasional, "Minyak inti kelapa sawit," Badan Standarisasi
[21] D Hutagalung, "Penentuan Kadar Minyak Dan Kadar Air Pada Palm Kernel
Expeller (PKE) Dan Copra Expeller (COPEX). [Tugas Akhir]," Medan, 2013.
[22] Dewan Standarisasi Nasional, "Standar bungkil inti sawit," Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta, SNI 01-0008-1987, 1987.
[24] Marshall Romney B and Paul John Steinbart, Accounting Information System.
USA: Cengage Learning, 2009.
[28] Addina Zulfa Fa'izah. (2020, September) Mengenal Tujuan Produksi, Pengertian
Para Ahli, Fungsi, Serta Jenis-jenisnya. [Online].
https://www.merdeka.com/trending/mengenal-tujuan-produksi-pengertian-para-
ahli-fungsi-serta-jenis-
jenisnya.html#:~:text=Secara%20umum%2C%20tujuan%20dari%20kegiatan,jas
a%20yang%20dibutuhkan%20oleh%20konsumen.&text=Tujuan%20kegiatan%2
0produksi%20selanjutnya
[35] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alvabeta, 2016.
[37] Milya Sari and Amendri, "Penelitian Kepustakaan (Library) Dalam Penelitian
Pendidikan IPA," Natural Science, 2020.
[39] Vina Puspita and M.M. Nilam Widyarini, "Analisis Rancangan Struktur
Organisasi Dapartemen Organization Development Pada Divisi Human Capital
di PT. X," Jurnal ilmiah psikologi, vol. 11, juni 2018.
[40] Riyan Sisiawan Putra, "Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali Surabaya Unit Pemeliharaan Pelayanan,"
LAMPIRAN