MAAF, ENGKAU
BUKAN PILIHAN
Karya : Saipudin Ikhwan & Ari Musapia
PARA TOKOH
DAUS :
DHARMA :
DITO :
JAMAL :
PAK TOPAN :
Jamal : berpuisi
Daus : ada apa dengan mu jamal:
Pak topan: : aku mau jumpa dengan darma, lamakah lagi dia pulang ya? eh kacau, bisa ya
bantu telponkan darmanya tanya kapan dia pulang.
Daus: baiklah, untuk pak topan nanti kita ke dinas sosial, nanti saya bantu siapkan
juga surat-surat yang diperlukan, insyaallah anak bapak bisa sekolah pak.
Pak Topan: alhamdulillah ya allah…makasih nak
Jamal: sama-sama bapak, besok pagi, jamal dan bang daus mendampingi bapak..
Pak Topan: makasih betulah nak ya, ini ada sedikit uang hasil becak hari ini…
Daus: lebih baik bapak simpan untuk kebutuhan di rumah, lagi pula kami
membantu tidak pernah meminta imbalan,
Pak Topan: ambil ajalah, bapak ikhlas, ambil jamal
Daus: ku tampar nanti kau, lupa ya kau pesan bang darma, kembalikan
Jamal: heh yalah (dengan berat hati)
Pak Topan: ambil ajalah, kalian inikan belum kerja, bapak faham mahasiswa , ya itung –
itung untuk beli bensin kalian, bapak ikhlas nak
Black out
Bagian kedua
Dharma: : jadi, seorang marhaenis itu adalah mereka yang memperjuangkan rakyat
kecil, rakyat kecil itu disebut dengan…? Jamal,
Jamal: : rakyat kecil itu disebut dengan marhaen bang. Rakyat yang berada di lapisan
bawah dari sistem sosial ekonomi dan politik, , mereka bekerja tapi bahkan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya kesulitan.
Dharma: : daus, bagaimana cara seorang marhenis memperjuangkan rakyat marhaen
tersebut?
Daus: : dengan tri sakti bung karno bang. Seorang marhaenis harus menyatu dengan
kehidupan rakyat marhaen, karena sesungguhnya yang paling utama adalah
membangun kesadaran rakyat, membangun kemauan rakyat, keinsyafan
rakyat untuk berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan
berkarakter sosial budaya.
Dharma: : iya, kesadaran masyarakat harus dibangun, rakyat harus secara sadar
bergerak, pemimpin yang muncul harus lahir dari rahim rakyat, yang
mengerti persoalan rakyat, bukan pemimpin yang datang 5 tahun sekali.
Jamal: : berarti siapa yang kita dukung 2024 ni bang?
Daus: : iya bang, siapa yang kita dukung? Apakah kita ddukung bang dito bang?
Dito datang
Dito: : Ku aminkan saja doamu itu, barang kali doa itu adalah bentuk dukungan kau
kepada aku, hahaha
Dharma: : Sebagai teman tentu aku mendokaan yang terbaik untukmu dito.
Dito: : Alhamdulillah…. kalau menurutmu apakah aku pantas menjadi calon dpr?
Dharma: : tidak begitu penting penilaianku, yang terpenting kau harus lahir batin
memperjuangkan masyarakat, jangan membohongi mereka. Anggota dpr itu
wakilnya rakyat dipemerintahan, ada banyak persoalan yang harus kau urus,
dan kau harus mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat.
Dito: : hahahaha, memang sudah ku duga, kau sangat cocok menjadi timses utamaku
dharma, selain bahasa kau yang mudah dimengerti, kau juga brepengaruh di
sini, Petuah-petuahmu seperti yang barusan itu akan membuat masyarakat
mencoblos ku di tps nanti. Jadi maukah kau jadi timses ku?
Dharma: : Sebelum ku jawab, bolehkah aku bertanya?
Dito : Silahkan ,,
Dhmara : bagaimana kau akan membangun jalan layang yang berkelok-kelok, indah
dan luar biasa itu, bukankah itu yang kau sampaikan tadi di telpon dengan
masyarakat?
Dito: : hahahaha, itu hanya basa basi saja dharma, agar mereka tidak lari ke lain hati,
biasalah, itu strategi komunikasi politik saja.. Hahaha
Dharma: : menipu rakyat seperti itu menurutmu biasa? Luar biasa kau dito. Sudahlah,
kau jalani saja pilihan mu itu, aku hanya bisa mendokaan yang terbaik untuk
mu..
Dito: : tunggu dulu dharma, aku datang ke sini ingin meminta dukungan dan
bantuanmu, kepada siapa lagi aku minta bantu kalau bukan kepada teman,
kalau ada yang salah dengan perkataan ku, aku minta maaf.
Dito: : kenapa? Apa kau tidak mengenang masa-masa kita dulu, bagaimana kita
berteman dari kecil sampai sekarang?.
Dharma: : memilih pemimpin itu bukan karena alasan teman lama atau teman baru dito,
memilih pemimpin itu melihat track record, jauh sebelum ingin mencalonkan
diri sebagai dpr kita harus melihatnya, apa yang dikerjakannya, apa pikiran-
pikirannya, bagaimana ia sebelumnya apakah berbicara rakyat, apakah
berjuang untuk rakyat.
dito, tidak sedikitpun aku mengurangi kualitas pertemanan kita, tapi untuk
menjadi pemimpin, perlu banyak yang harus kau perbaiki.
Dito: : dharma, kalau aku menang, kau akan menjadi pengelola proyekku dharma,
Aku hanya minta fee 10 sampai 15% saja. Kau yang pilih siapa
kontraktornya, aku cukup menandatanginya saja.
Dharma: : dito, aku sangat menghargaimu, tapi maaf sekali lagi, jangan kau coba
goyang keyakinan dan prinsipku. Bagiku memilih pemimpin itu bukan
tentang aku dapat imbalan apa.
sekarang aku mau tanya, apa yang akan kau lakukan jika kau menang?
Dito: : Kan sudah ku bilang, aku akan buat perusahan, dan perusahaan itu kau yang
kendalikan, proyek-proyek nnti kau yang kerjakan, aku hanya minta persenan
saja, tidak besar, hanya 10-15%.
Ya,, kau pahamlah, akukan perlu modal cukup besar untuk menang, 1 kepala
paling murah sekarang di dapil 1 ini 150.000.
aku perlu 3000 suara, tentu aku harus siapkan minimal 4000 amplop, karena
anggap tentu ada margin eror sekitar 30%. belum lagi atribut, dan biaya
operasional tim di lapangan. kalau untuk biaya tim dan operasional aku akan
pakai biaya perjalanan dinas keluar kota, pergi satu hari tapi laporan 3 hari.
ada juga biaya reses, yaa cukuplah untuk balikkan modal sekitar 1 milyar.
Dharma: : dito, sepertinya aku harus pergi, ada yang harus aku selesaikan, jika kau mau
disini silahkan..
Dito: : tunggu dharma, kenapa kau tidak tertarik, apa kau perlu uang di muka?, akan
ku sediakan uang dimuka dharma, untuk biaya anak mu sekolah aku tau kau
butuh uang, dharma,,
(Memanggil Daus) Dausss..
Dito: : alah, mana makan kita kalau pegang prinsip, sekaran ini realistis saja,
(bergumam)
Daus: : maksudnya bang?
Daus: : alhamdulillah, ternyata prediksiku benar, bahwa selama ini bang dharma
menolak sekian banyak caleg yang meminta dukungannya semata-mata
hanya ingin membela dan memperjuangkan abang, sebab abang adalah teman
lamanya, teman berjuangnya sejak sekolah dulu..
Dito: : benarkah itu daus?
Daus: : benar bang, itu fakta, dan tak bisa dipungkiri, bang dharma orang yang
berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.
Dito: : hahahahaha.. Begitulah kerennya teman seperjuangan ku itu daus, sangat
totalitas. Hmmm… Bagaimana kalau kita ngopi-ngopi dulu..
Daus: : mau ngopi di sini atau mau ajak aku ke café.. Hahaha
Dito: : boleh ni, kita ngopi-ngopi dulu.. Sudah lama abang tak ngopi dengan kau
ini,,.. Sudah makan kau daus?
Bagian 3
Daus: : kalau begitu ceritanya, aku yakin bang dito akan berhasil jadi DPRD,
Bagaimana menurut kau jamal?
Jamal: : tapi aku agak ragu juga bang, soalnya bang dharma belum pernah sampaikan
kalau dia dukung siapa.
Daus: : kau ini bagaimana jamal, sudah jelas dukungan bang dharma ke bang dito,
semua sudah terang, apa lagi kemarin kau lihat sendiri, bang dharma sudah
bicara empat mata dengan bang ditto.
Jamal: : Cuma bang, tak tau mengapa, seperti ada yang kurang aja, ibarat kata ruhnya
tidak sama, kalau bang dharma yang bicara, terasa getarannya, kalau bang
ditto tak ada getaran. kalau saran aku, lebih baik di pastikan saja ke bang
dharma, aku tak mau juga nanti dipersalahkan kalau ternyata bukan bang dito
pilihan bang dharma.
Daus: : iya, nanti akan ku Tanya ke bang Dharma.
Dharma masuk dan melihat pertengkaran daus dan jamal
Dharma: : aku pikir kau adalah orang yang konsisten, ternyata kau tak ubahnya seperti
para penjilat yang menjual prinsip. Percuma aku menghabiskan waktu
mengkader kau selama ini, kalau hanya karena uang yang tak seberapa, kau
jual idealisme. Kembalikan uang itu, atau kau angkat kaki dari gerbong ini,
bergabunglah kau dengan marhaenis gadungan itu.
Daus: : (terenyuh dan mulai sadar bahwa ditto bukan pilihan dharma) bang, aku
tidak mungkin meninggalkan gerbong ini, disinilah aku didik dan ditempa,
aku mengenal makna perjuangan di gerbong ini.
(menangis) maafkan aku bang, aku salah, aku akui, aku lancang dan terlalu
bodoh percaya dengan kata-kata bang ditto tanpa memverifikasinya kepada
mu bang.. Maafkan aku bang…
tapi satu hal yang harus kau tau bang, apa yang aku lakukan semata hanya
ingin mengejawantahkan semua yang telah kau ajarkan. Beri aku alasan
bang, berikan aku penjelasan, mengapa bukan bang dito, padahal dia adalah
teman seperjuangan mu, bahkan dia ada hubungan keluarga denganmu.
Dharma: : dengarkan baik-baik, aku tidak mendukung dito, karena aku tidak rela orang
seperti dia duduk sebagai wakil rakyat.
Dito memang teman kecil ku, danaku akui dia sangat hafal dengan azaz dan
teori tentang bagaimana memperjuangkan hak-hak rakyat, namun setitik pun
ia tidak pernah menjalaninya, iya hapal agar orang-orang menganggap bahwa
dia seorang yang peduli dengan masyarakat namun kenyataannya palsu.
Niatnya untuk duduk di kursi parlemen atau terpilih menjadi wakil rakyat
hanya untuk kepentingan pribadinya, niatnya hanya untuk memperkaya diri.
Daus: : ternyata, aku benar-benar salah, apa yang dikatannya hanya bualan. Aku
tertipu dengan gaya dan bicaranya yang persis sepertimu bang, maafkan aku
bang,, maafkan aku.. baiklah bang, aku akan kembalikan uang ini kepada
bang dito. Orang seperti dia memang tidak layak kita dukung.
Jamal: : jika bukan bang dito, jadi kepada siapa dukungan akan kita berikan bang..?
Dharma: : Mungkin sudah saatnya aku sampaikan kepada kalian, agar kalian mengerti.
aku tidak pernah mengenalnya secara langsung, tapi aku tau bagaimana dia
bergerak dan berjuang selama ini. Dia bergerak dalam sunyi membantu
masyarakat,memperjuangkan hak-hak masyarakat jauh sebelum ia berfikir
untuk maju sebagai wakil rakyat. Dia bukan terlahir dari keluarga yang kaya,
hidupnya sangat sederhana. Sudah sejak lama aku mengamati apa yang di
lakukannya, dalam perjuangannya ia selalu membantu pedagang kaki lima
yang selama ini tertindas oleh sistem, membantu masyarakat miskin yang
sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pembebasan lahan dari orang-
orang rakus, dimana kapanpun dan apapun yang masyarakat butuhkan ia
selalu siap untuk membantu dengan semampunya dan semua luput dari
pemberitaan media, tiada sedikit ia ingin terlihat sebagai pahlawan, namun
ialah pahlawan untuk masyarakat yang kita butuhkan.
Black out