Anda di halaman 1dari 9

Lakon

MAAF, ENGKAU
BUKAN PILIHAN
Karya : Saipudin Ikhwan & Ari Musapia

PARA TOKOH

DAUS :

DHARMA :

DITO :

JAMAL :

PAK TOPAN :

1 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Bagian pertama

Jamal : berpuisi
Daus : ada apa dengan mu jamal:

Jamal : (menangis kencang)aku putus dengan pacarku bang.


Daus : ah masalah gampang itu, kalau putus ya cari yang baru.
Jamal : tidak semudah yang kau katakan bang daus:, hidupku terasa hancur, luka
batin ku terasa disayat sembilu

Daus : waduhhh….sakitnya sampai kerelung batinku jamal: (tertawa cekikin


mengejek)
Jamal : kau tidak tau rasanya jadi aku (marah kemudian merajuk)
Daus : eh merajuk dia, (kembali cekikin) eh jamal: ada dua masyarakat kemarin
yang minta bantu dampingi untuk ngurus kk tu dah selesai ya.
Jamal : sudah bang, sudah di bantu
Daus : nah 4 hari yang lalu bang darma ada pesan dan nitipkan uang hasil iuran
kawan-kawan, untuk bantu suami istri di parit 3, suaminya sekarang sakit-
sakitan jadi susah untuk bekerja, hari ni kau antarkan uangnya.
Jamal : oke bang (dengan nada ketus, ia masih terfokus dengan kesedihan sambil
melihat handphone)
Daus : jamal: sudah kau baca buku yang disuruh bang dharma: kemarin,
Jamal : (mendengar pertanyaan bertubi lau berteriak) bang daus: ni senior toxic..
Sebagai senior yang baik, bang justru memberikan aku semangat, bukan
suruh ini, suruh itu disaat hatiku sedang tidak baik-baik saja.bahkan untuk
membaca 1 kalimat saja fikiran ku kini tak mampu mencernanya, yang ada
dalam fikiran hanyalah marni dan marni.
Daus : adek adek cinta tak selamanya indah adek, terkadang cinta membuat kita luka
(kembali mengejek)
Jamal : aku merasa sangat kacau sekarang bang
Daus : mak mak sedihnya aku melihat, sini berpelukan, yolo yolo,, kasian junior aku
ni… sini sini come to papa (memeluk jamal: kemudian memperolok jamal:
dengan bergaya seperti mengeluarkan jin dalam tubuh jamal:) kau telah
kerasukan hantu cinta.

Pak topan mencari darma dengan wajah yang cemas


Pak topan : assalamu’alaikum
Semua : wa’alaikumsalam
Pak topan: : (masuk) daus, ada dharma ya
Daus: : bang dharma lagi di luar pak

Pak topan: : aku mau jumpa dengan darma, lamakah lagi dia pulang ya? eh kacau, bisa ya
bantu telponkan darmanya tanya kapan dia pulang.

2 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Daus: : itu belum bisa dipastikan, tak ada belum kabar dari bang darma, emangnya
ada apa ya, ada masalah apa, coba ceritakan barangkali kami sebagai
juniornya bisa bantu.
Pak Topan : Anak ku yang ke 3, dia mau masuk smp sementara aku tak punya duit, hasil
dari aku membecak tu lepas makan sehari-hari cuma, itupun masih
berhutang diwarung kadang. Sedih aku melihat nasib anak ku itu, kawan-
kawannya sudah daftar sekolah, sering dia bertanya kapan kita daftar sekolah
pak, aku tak sanggup bilang tidak, tapi aku lebih tak sanggup jika melihat
anak ku patah hatinya, putus sekolahnya karena tidak biaya, cukuplah aku
yang putus sekolah,cukuplah aku yang bodoh, anak ku jangan,
Jamal: sedih aku dengarnya, kalau gitu bapak buat KIP aja pak. Kartu Indonesia
Pintar
Pak topan: ha itu pulak masalahnya, aku lapor sama RT mau buat KIP, tapi tak ada
jawaban. disuruhnya aku minjam duit dengan bank 47, pinjam 4 bayar 7. Itu
bukan menyelesaikan masalah malah tambah masalah. kemarin ada juga
calon anggota dpr katanya dia mau bantu, dan minta ktp serta kartu keluarga
aku, katanya untuk pengurusan, cuma sudah hampir 4 bulan lebih ku tunggu
–tunggu tak datang-datang.

Daus: baiklah, untuk pak topan nanti kita ke dinas sosial, nanti saya bantu siapkan
juga surat-surat yang diperlukan, insyaallah anak bapak bisa sekolah pak.
Pak Topan: alhamdulillah ya allah…makasih nak
Jamal: sama-sama bapak, besok pagi, jamal dan bang daus mendampingi bapak..

Pak Topan: makasih betulah nak ya, ini ada sedikit uang hasil becak hari ini…
Daus: lebih baik bapak simpan untuk kebutuhan di rumah, lagi pula kami
membantu tidak pernah meminta imbalan,
Pak Topan: ambil ajalah, bapak ikhlas, ambil jamal

Jamal: Terimakasih pak


Daus: woy jamal kembalikan,
Jamal: (agak berbisik) tapi tak apalah sesekali kita ambil bang , aku lagi tak beduit
ni, mamak ku dikampung tak ngirimi duit belum

Daus: ku tampar nanti kau, lupa ya kau pesan bang darma, kembalikan
Jamal: heh yalah (dengan berat hati)
Pak Topan: ambil ajalah, kalian inikan belum kerja, bapak faham mahasiswa , ya itung –
itung untuk beli bensin kalian, bapak ikhlas nak

Jamal: ha Pak Topan nya ikhlas bang…


Daus: kembalikan
Jamal: tapikan bang..
Daus: jamal kau lihat foto bung besar ini (melihat foto bung karno), betapa dia malu
melihat anak ideologisnya mempunyai kelakuan seperti kau, sepeserpun
jangan pernah mengambil atau meminta dari masyarakat. Kita memamg
bukan orang kaya, tapi dengan langkah kecil seperti inilah kita memulainya
membantu apa yang bisa kita bantu, jangan pernah kau kotori, kalau kau
sudah tidak sanggup pergi dari saja dari gerbong ini.

3 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Jamal: maafkanlah bung besar, maaf kan aku,,,,,aku menyesal..
Daus: kembalikan uang itu.

Adegan kembali seperti biasa


Jamal: Pak Topan kami tidak bisa menerimanya, ibu simpan saja untuk kebutuhan
ibu.
Pak Topan : Ambil saja nak..
Jamal: Pak topan, dalam hal membantu masyarakat, kami tidak boleh menerima
sepersenpun uang, itu pesan bang darma lewat kepada kami. Dan ajaran itu
melekat dalam jiwa sanubari kami. soal rezeki untuk kami, sudah di atur
sama tuhan.
Pak Topan: jarang sekali bapak ketemu dengan orang-orang seperti kalian ini, seperti
darma juga yang rela mati-matian membantu orang lain. Semoga rahmat dan
nikmat tuhan berlimpah kepada kalian.
Jamal: amiinn…..
Pak Topan :iyalah kalau begitu bapak pulang dulu ya.. Salam dengan darma kalau dia
datang, assalamu’alaikum
Jamal, daus :wa’alaikumsalam

Black out

Bagian kedua
Dharma: : jadi, seorang marhaenis itu adalah mereka yang memperjuangkan rakyat
kecil, rakyat kecil itu disebut dengan…? Jamal,
Jamal: : rakyat kecil itu disebut dengan marhaen bang. Rakyat yang berada di lapisan
bawah dari sistem sosial ekonomi dan politik, , mereka bekerja tapi bahkan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya kesulitan.
Dharma: : daus, bagaimana cara seorang marhenis memperjuangkan rakyat marhaen
tersebut?
Daus: : dengan tri sakti bung karno bang. Seorang marhaenis harus menyatu dengan
kehidupan rakyat marhaen, karena sesungguhnya yang paling utama adalah
membangun kesadaran rakyat, membangun kemauan rakyat, keinsyafan
rakyat untuk berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan
berkarakter sosial budaya.
Dharma: : iya, kesadaran masyarakat harus dibangun, rakyat harus secara sadar
bergerak, pemimpin yang muncul harus lahir dari rahim rakyat, yang
mengerti persoalan rakyat, bukan pemimpin yang datang 5 tahun sekali.
Jamal: : berarti siapa yang kita dukung 2024 ni bang?
Daus: : iya bang, siapa yang kita dukung? Apakah kita ddukung bang dito bang?

Dharma: : dito? Hahahaha.

Dito datang

4 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Dito: : assalamualaikum…
Dharma : walaikumsalam..
Dito: : luar biasa, para kader dan anak ideologis bung karno sedang kajian, mantap..
Teruslah seperti ini.. Hahahha
Dito: : dharma, bolehkah aku minta waktu sebentar?
Dharma: : daus, jamal, biarkan kami berbicara berdua
Semua : siap bang, laksanakan.

Daus dan jamal keluar


Dito : sebentar dharma, ada telpon,
oh iya-iya-iya, tenang saja, kita akan bangunkan jembatan jembatan layang,
berkelok-kelok, indah dan luar biasa, biar masyarakat di sana senang dan
bahagia. hahaha, iyalah, saya ini putranya h bahar, orang terpandang di
kampung kita, tokeh kepala.. Hahahaha.. Jadi begini kawan, kedatangan ku
kemari sebenarnya karena ada hal penting yang ingin ku sampaikan.
Dharma: : Hal penting apa? Tapi Kulihat Gaya bicaramu, persis sekali dengan para
politisi kawakan yang setiap hari muncul di tv.

Dito: : Ku aminkan saja doamu itu, barang kali doa itu adalah bentuk dukungan kau
kepada aku, hahaha
Dharma: : Sebagai teman tentu aku mendokaan yang terbaik untukmu dito.
Dito: : Alhamdulillah…. kalau menurutmu apakah aku pantas menjadi calon dpr?

Dharma: : tidak begitu penting penilaianku, yang terpenting kau harus lahir batin
memperjuangkan masyarakat, jangan membohongi mereka. Anggota dpr itu
wakilnya rakyat dipemerintahan, ada banyak persoalan yang harus kau urus,
dan kau harus mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat.
Dito: : hahahaha, memang sudah ku duga, kau sangat cocok menjadi timses utamaku
dharma, selain bahasa kau yang mudah dimengerti, kau juga brepengaruh di
sini, Petuah-petuahmu seperti yang barusan itu akan membuat masyarakat
mencoblos ku di tps nanti. Jadi maukah kau jadi timses ku?
Dharma: : Sebelum ku jawab, bolehkah aku bertanya?
Dito : Silahkan ,,
Dhmara : bagaimana kau akan membangun jalan layang yang berkelok-kelok, indah
dan luar biasa itu, bukankah itu yang kau sampaikan tadi di telpon dengan
masyarakat?
Dito: : hahahaha, itu hanya basa basi saja dharma, agar mereka tidak lari ke lain hati,
biasalah, itu strategi komunikasi politik saja.. Hahaha
Dharma: : menipu rakyat seperti itu menurutmu biasa? Luar biasa kau dito. Sudahlah,
kau jalani saja pilihan mu itu, aku hanya bisa mendokaan yang terbaik untuk
mu..
Dito: : tunggu dulu dharma, aku datang ke sini ingin meminta dukungan dan
bantuanmu, kepada siapa lagi aku minta bantu kalau bukan kepada teman,
kalau ada yang salah dengan perkataan ku, aku minta maaf.

5 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Dharma: : aku selalu mendukungmu sebagai teman, tapi untuk menjadi wakil rakyat,
maaf aku tidak bisa.

Dito: : kenapa? Apa kau tidak mengenang masa-masa kita dulu, bagaimana kita
berteman dari kecil sampai sekarang?.
Dharma: : memilih pemimpin itu bukan karena alasan teman lama atau teman baru dito,
memilih pemimpin itu melihat track record, jauh sebelum ingin mencalonkan
diri sebagai dpr kita harus melihatnya, apa yang dikerjakannya, apa pikiran-
pikirannya, bagaimana ia sebelumnya apakah berbicara rakyat, apakah
berjuang untuk rakyat.
dito, tidak sedikitpun aku mengurangi kualitas pertemanan kita, tapi untuk
menjadi pemimpin, perlu banyak yang harus kau perbaiki.
Dito: : dharma, kalau aku menang, kau akan menjadi pengelola proyekku dharma,
Aku hanya minta fee 10 sampai 15% saja. Kau yang pilih siapa
kontraktornya, aku cukup menandatanginya saja.
Dharma: : dito, aku sangat menghargaimu, tapi maaf sekali lagi, jangan kau coba
goyang keyakinan dan prinsipku. Bagiku memilih pemimpin itu bukan
tentang aku dapat imbalan apa.
sekarang aku mau tanya, apa yang akan kau lakukan jika kau menang?

Dito: : Kan sudah ku bilang, aku akan buat perusahan, dan perusahaan itu kau yang
kendalikan, proyek-proyek nnti kau yang kerjakan, aku hanya minta persenan
saja, tidak besar, hanya 10-15%.
Ya,, kau pahamlah, akukan perlu modal cukup besar untuk menang, 1 kepala
paling murah sekarang di dapil 1 ini 150.000.
aku perlu 3000 suara, tentu aku harus siapkan minimal 4000 amplop, karena
anggap tentu ada margin eror sekitar 30%. belum lagi atribut, dan biaya
operasional tim di lapangan. kalau untuk biaya tim dan operasional aku akan
pakai biaya perjalanan dinas keluar kota, pergi satu hari tapi laporan 3 hari.
ada juga biaya reses, yaa cukuplah untuk balikkan modal sekitar 1 milyar.

Dharma: : dito, sepertinya aku harus pergi, ada yang harus aku selesaikan, jika kau mau
disini silahkan..
Dito: : tunggu dharma, kenapa kau tidak tertarik, apa kau perlu uang di muka?, akan
ku sediakan uang dimuka dharma, untuk biaya anak mu sekolah aku tau kau
butuh uang, dharma,,
(Memanggil Daus) Dausss..

Daus masuk ke panggung


Daus: : Siap bang. Eh, kemana bg Dharma?
Dharma : Dharma keluar katanya, ada yang mau di urus, daus, senior kau satu itu
memang luar baisa, sejak masa dulu sampai hari ini tidak berubah? Keras
seperti karang. Hahaha.
Daus: : jelas bang, kita sebagai anak ideoligis bung karno harus dan wajib memegang
teguh prinsip bang

Dito: : alah, mana makan kita kalau pegang prinsip, sekaran ini realistis saja,
(bergumam)
Daus: : maksudnya bang?

6 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Dito: : hahahah, maksudku memang benar yang kau katakan, kita harus memegang
teguh ideologi, itulah sebabnya aku berjuang di politik ini, dan itupun atas
arahan seniormu dharma. Dialah yang mendorong aku untuk ikut bertarung
agar bisa lebih maksimal memperjuangkan masyarakat.

Daus: : alhamdulillah, ternyata prediksiku benar, bahwa selama ini bang dharma
menolak sekian banyak caleg yang meminta dukungannya semata-mata
hanya ingin membela dan memperjuangkan abang, sebab abang adalah teman
lamanya, teman berjuangnya sejak sekolah dulu..
Dito: : benarkah itu daus?
Daus: : benar bang, itu fakta, dan tak bisa dipungkiri, bang dharma orang yang
berpengaruh di tengah-tengah masyarakat.
Dito: : hahahahaha.. Begitulah kerennya teman seperjuangan ku itu daus, sangat
totalitas. Hmmm… Bagaimana kalau kita ngopi-ngopi dulu..
Daus: : mau ngopi di sini atau mau ajak aku ke café.. Hahaha
Dito: : boleh ni, kita ngopi-ngopi dulu.. Sudah lama abang tak ngopi dengan kau
ini,,.. Sudah makan kau daus?

Daus: : belum bang


Dito: : pas kali ini, ayoklah kita ngopi, ajak jamal sekalian.
Daus: : jamal…. Jamal… jamal…
Jamal: : siapp bang daus,,,
Daus: : ayo kita keluar, calon pemimpin masa depan ngajak kita ngopi..
Dito: : kita ngopi di cafe paling enak di tembilahan.

Jamal: : dimana itu bg,,,?


Dito: : ikut sajalah.. Yok kita pergi.. Sambil berdiskusi bagaimana strategi agar
perjuangan kerakyatan ini terus berkembamg. Hahahah

Bagian 3
Daus: : kalau begitu ceritanya, aku yakin bang dito akan berhasil jadi DPRD,
Bagaimana menurut kau jamal?
Jamal: : tapi aku agak ragu juga bang, soalnya bang dharma belum pernah sampaikan
kalau dia dukung siapa.
Daus: : kau ini bagaimana jamal, sudah jelas dukungan bang dharma ke bang dito,
semua sudah terang, apa lagi kemarin kau lihat sendiri, bang dharma sudah
bicara empat mata dengan bang ditto.
Jamal: : Cuma bang, tak tau mengapa, seperti ada yang kurang aja, ibarat kata ruhnya
tidak sama, kalau bang dharma yang bicara, terasa getarannya, kalau bang
ditto tak ada getaran. kalau saran aku, lebih baik di pastikan saja ke bang
dharma, aku tak mau juga nanti dipersalahkan kalau ternyata bukan bang dito
pilihan bang dharma.
Daus: : iya, nanti akan ku Tanya ke bang Dharma.
Dharma masuk dan melihat pertengkaran daus dan jamal

7 Maaf, Engkau Bukan Pilihan


Dharma: : Bagaima,,, Apakah sudah selesai kalian membaca Indonesia Menggugat?
Daus, Jamal… kalian harus tau, itu adalah Pledoi yang bung karno tulis
untuk membela diri di pengadilan Belanda.
Daus: : begini bang, alhamdulillah, dukungan masyarakat kepada orang yang abang
dukung sudah nyata.
Dharma: : orang yang aku dukung? Apa maksudnya?
Daus: : sebelum aku jawab, bolehkah aku bertanya bang?
Dharma: : silahkan daus,
Daus: : bukankah abang yang mengajarkan kepada kami semua, bahwa kita tidak
boleh apatis terhadap politik? Masyarakat harus di organisir, disadarkan hak
hak politiknya. Pemimpin yang lahir harus dari rahim rakyat, dan benar-
benar mengerti dengan persoalan rakyat?
Dharma: : iya, itulah yang harus kita lakukan, karena ketika pemimpin tidak lahir dari
rahim rakyat, maka kekuasaan yang ada di tangannya hanya digunakan untuk
meindas rakyat., jadi apa makna dari pertanyaanmu ini?
Daus: : aku sudah mendengar semua dari bang dito, dan aku sepakat dengan apa
yang menjadi cita-citanya. Kami sebagai junior akan bergerak memenangkan
bang dito, sesuai arahan abang, agar kita memiliki jangkar di parlemen, dan
kita bisa lebih maksimal memperjuangkan masyarakat.
Dharma: : dito? Hahahaha. Sejauh mana kau mengenali dito daus?
Daus: : aku memang tidak lama kenal sama bang dito, tapi yang aku tau, dia sama
seperti kita, darahnya merah bang, dia adalah marhaenis sejati. Betulkan
jamal?
Jamal: : (hanya diam, tidak menjawab dan membuang muka)
Daus: : bang dito sudah berbicara panjang dengan kami bang, semua yang
disampaikannya, persis sama dengan apa yang selam ini abang ajarkan
kepada kami, dan abang sudah memberikan dukungan kepada bang dito:
Dharma: : kapan kau dengar aku mengatakan bahwa dukungan politik aku berikan
kepada dito? Apa yang membuat kau berpikir seperti itu daus?. kau belum
mengenal dito, aku ini teman lamanya, aku tau sekali bagaimana caranya
berpikir, aku tau apa yang menjadi motivasinya ikut maju dalam pemilihan.
Daus: : betul bang, cara berpikirnya itulah yang membuat aku yakin bahwa bang
ditto adalah calon terbaik yang harus kita dukung.
Dharma: : hahahaha, luar biasa sekali kau daus, baru sekali berbicara dengan dito kau
sudah meyakini pilihan, cepat sekali kau termakan akan kata-kata, begitu
rupanya hasil dari ajaran ku selama ini.
Daus: : karena ajaran yang selama ini aku dapatlah, aku ingin ikut membantu bang
ditto, bang dharma jangan menutupi lagi.
Bang ditto juga memikirkan bagaimana gerbong kita ini bisa dengan mudah
untuk bergerak membantu masyarakat. Ini bang buktinya bang dito telah
memberikan uang untuk kita bergerak. (daus: mengeluarkan amplop berisi
uang)
Dharma: : Kesepaktan busuk apa yang telah kau bangun dengan dito? Aku tidak sudi
mendukung orang seperti dito, meskipun 1000 kali lipat uang yang dia
berikan.
8 Maaf, Engkau Bukan Pilihan
Daus: : aku tidak membangun kesepaktan busuk bang. ini hanya wujud kepedulian
bang dito atas perjuangan kita dan atas karena itulah aku menerima uang ini.

Dharma: : aku pikir kau adalah orang yang konsisten, ternyata kau tak ubahnya seperti
para penjilat yang menjual prinsip. Percuma aku menghabiskan waktu
mengkader kau selama ini, kalau hanya karena uang yang tak seberapa, kau
jual idealisme. Kembalikan uang itu, atau kau angkat kaki dari gerbong ini,
bergabunglah kau dengan marhaenis gadungan itu.
Daus: : (terenyuh dan mulai sadar bahwa ditto bukan pilihan dharma) bang, aku
tidak mungkin meninggalkan gerbong ini, disinilah aku didik dan ditempa,
aku mengenal makna perjuangan di gerbong ini.
(menangis) maafkan aku bang, aku salah, aku akui, aku lancang dan terlalu
bodoh percaya dengan kata-kata bang ditto tanpa memverifikasinya kepada
mu bang.. Maafkan aku bang…
tapi satu hal yang harus kau tau bang, apa yang aku lakukan semata hanya
ingin mengejawantahkan semua yang telah kau ajarkan. Beri aku alasan
bang, berikan aku penjelasan, mengapa bukan bang dito, padahal dia adalah
teman seperjuangan mu, bahkan dia ada hubungan keluarga denganmu.
Dharma: : dengarkan baik-baik, aku tidak mendukung dito, karena aku tidak rela orang
seperti dia duduk sebagai wakil rakyat.
Dito memang teman kecil ku, danaku akui dia sangat hafal dengan azaz dan
teori tentang bagaimana memperjuangkan hak-hak rakyat, namun setitik pun
ia tidak pernah menjalaninya, iya hapal agar orang-orang menganggap bahwa
dia seorang yang peduli dengan masyarakat namun kenyataannya palsu.
Niatnya untuk duduk di kursi parlemen atau terpilih menjadi wakil rakyat
hanya untuk kepentingan pribadinya, niatnya hanya untuk memperkaya diri.
Daus: : ternyata, aku benar-benar salah, apa yang dikatannya hanya bualan. Aku
tertipu dengan gaya dan bicaranya yang persis sepertimu bang, maafkan aku
bang,, maafkan aku.. baiklah bang, aku akan kembalikan uang ini kepada
bang dito. Orang seperti dia memang tidak layak kita dukung.
Jamal: : jika bukan bang dito, jadi kepada siapa dukungan akan kita berikan bang..?
Dharma: : Mungkin sudah saatnya aku sampaikan kepada kalian, agar kalian mengerti.
aku tidak pernah mengenalnya secara langsung, tapi aku tau bagaimana dia
bergerak dan berjuang selama ini. Dia bergerak dalam sunyi membantu
masyarakat,memperjuangkan hak-hak masyarakat jauh sebelum ia berfikir
untuk maju sebagai wakil rakyat. Dia bukan terlahir dari keluarga yang kaya,
hidupnya sangat sederhana. Sudah sejak lama aku mengamati apa yang di
lakukannya, dalam perjuangannya ia selalu membantu pedagang kaki lima
yang selama ini tertindas oleh sistem, membantu masyarakat miskin yang
sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pembebasan lahan dari orang-
orang rakus, dimana kapanpun dan apapun yang masyarakat butuhkan ia
selalu siap untuk membantu dengan semampunya dan semua luput dari
pemberitaan media, tiada sedikit ia ingin terlihat sebagai pahlawan, namun
ialah pahlawan untuk masyarakat yang kita butuhkan.

Black out

9 Maaf, Engkau Bukan Pilihan

Anda mungkin juga menyukai