Disusun oleh
Nama : Ferdi Santoso
NPT : 22-401-008
Prodi : Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga (KPN)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat taufik, serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Tentang INTERNASIONAL CONVENTION ON
THE CONTROL OF HARMFUL ANTI-FOULING SYSTEM ON SHIPS
2001 (AFS 2001)tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada dosen pembingbing kami yang selalu memberikan dukungan dan
bimbinganya.
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas, Tak
hanya itu kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, saya
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Maka dari itu, saya sangat menghaarapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya ini, saya berharap semoga makalah ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah membaca
makalah ini hingga akhir
Penulis
SEJARAH
Pada Era Layar , kapal layar menderita akibat tumbuhnya teritip dan
rumput liar di lambung kapal, yang disebut "fouling". Dimulai pada
pertengahan tahun 1700-an, lembaran tipis tembaga dan sekitar 100
tahun kemudian, logam Muntz , dipaku pada lambung kapal dalam
upaya untuk mencegah pertumbuhan laut. Salah satu contoh terkenal
dari penggunaan tradisional selubung logam adalah alat
pemotong Cutty Sark ,yang disimpan sebagai kapal museum di dok
kering di Greenwich di Inggris . Pertumbuhan kelautan mempengaruhi
kinerja (dan profitabilitas) dalam banyak hal:
Kecepatan maksimum kapal berkurang karena lambungnya kotor
akibat pertumbuhan laut, dan perpindahannya meningkat.
Fouling menghambat kemampuan kapal untuk berlayar melawan
arah angin.
Beberapa pertumbuhan laut, seperti cacing kapal , akan masuk ke
dalam lambung kapal dan menyebabkan kerusakan parah seiring
berjalannya waktu.
Kapal tersebut dapat mengangkut organisme laut berbahaya ke
daerah lain.
Meskipun pelapis anti-kotor mulai dikembangkan sejak tahun 1840 dan
seterusnya, pelapis anti-kotor komersial pertama yang praktis dibuat
sekitar tahun 1860. Salah satu komersial pertama yang berhasil adalah
untuk 'McIness', senyawa sabun metalik dengan tembaga sulfat yang
diaplikasikan dengan pemanasan di atas primer pernis rosin yang cepat
kering dengan pigmen oksida besi. Pabrik Kimia Bonnington mulai
memasarkan cat anti-pengotoran tembaga sulfida sekitar tahun
1850. Cat anti-pengotoran lain yang banyak digunakan dikembangkan
pada akhir abad ke-19, dengan sekitar 213 paten anti-pengotoran
dicatat pada tahun 1872. Di antara yang paling banyak digunakan pada
tahun 1880-an dan 1890-an adalah komposisi plastik panas yang
dikenal sebagai Italian Morovian.
PENGERTIAN
Fouling adalah kotoran pada lambung kapal yang disebabkan
adanya tumbuhan dan hewan laut yang mengendap serta tumbuh
pada bagian bawah garis air lambung kapal. Dengan banyaknya
kotoran permukaan lambung kapal menjadi kasar dan hambatan kapal
pada saat berlayar akan meningkat. Akibatnya, kecepatan kapal pada
saat berlayar lebih lambat atau peningkatan konsumsi bahan bakar
untuk mempertahankan kecepatan yang sama. Fouling pada air laut
jauh lebih kuat daripada di air tawar. Ada banyak jenis organisme di air
laut dan datang dalam jumlah yang besar.
Pada masa awal kapal layar, kapur dan kemudian arsenik digunakan
untuk melapisi lambung kapal, hingga industri kimia modern mengembangkan
cat anti-fouling yang efektif menggunakan senyawa logam. Senyawa ini
perlahan-lahan “melarut” ke dalam air laut, membunuh teritip dan biota laut
lainnya yang menempel di kapal. Namun penelitian menunjukkan bahwa
senyawa ini bertahan di dalam air, membunuh kehidupan laut, merusak
lingkungan, dan mungkin memasuki rantai makanan. Salah satu cat anti-fouling
paling efektif, yang dikembangkan pada tahun 1960-an, mengandung
organotin tributyltin (TBT), yang telah terbukti menyebabkan deformasi pada
tiram dan perubahan jenis kelamin pada whelks.
Pada masa awal kapal layar, kapur dan kemudian arsenik digunakan
untuk melapisi lambung kapal, hingga industri kimia modern mengembangkan
cat anti-fouling yang efektif menggunakan senyawa logam.
KESIMPULANS
Salah satu cara untuk mengurangi aktivitas marine biofouling adalah
untuk mengaplikasikan cat antifouling (AF), yang secara perlahan melepaskan
senyawa aktif antifouling dalam cat AF ke dalam air laut. Investigasi performa
cat antifouling telah dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional dimana
peran parameter fisik air laut dan zat aktif biosida cat antifouling berperan
dalam memperpanjang umur pakai cat antifouling yang diaplikasikan di
struktur terpasang di perairan laut. Peran ketebalan cat antifouling dan jenis
cat antifouling juga berperan untuk menjaga umur pakai.