IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Inge Yulistalia/200810301021/Akuntansi Pemerintahan D
BAHAN DISKUSI
Berdasarkan 3 bacaan tersebut di atas, buatlah ppt materi pembelajaran dan presentasikan di
depan kelas!
HASIL DISKUSI
BAB
AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA
1. KELOMPOK 1
Penanya : M. Salman Al Arsyad (200810301091)
Penjawab : Alfin Farichati (200810301118)
Pertanyaan :
Di dalam pemerintahan, terdapat ketentuan nilai kapitalisasi minimal untuk belanja modal,
yang saya tanyakan, untuk nilai aset dibawah nilai kapitalisasi minimal diklasifikasikan
sebagai belanja apa?
Jawaban :
Mulai tahun 2018 terdapat ketentuan Pemerintah berkenaan dengan satuan minimum
kapitalisasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181 Tahun 2016 tentang
Penatausahaan BMN, dimana untuk Aset Tetap-Peralatan dan Mesin nilai kapitalisasi
adalah sama dengan atau di atas 1 juta rupiah sementara Aset Tetap-Gedung dan Bangunan
adalah sama dengan atau di atas 25 juta rupiah.
Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai Belanja Modal jika:
1. pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang
dengan demikian menambah aset pemerintah;
2. pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya
yang telah ditetapkan oleh pemerintah;
3. perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.
Jika tidak memenuhi seluruh ketentuan untuk dapat diakui sebagai belanja modal seperti
tersebut di atas maka belanja tersebut menggunakan akun belanja barang.
2. KELOMPOK 2
Penanya : Heni Asnawati (200810301117)
Penjawab : Salsabela Almira (200810301069)
Pertanyaan :
Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban, dapat menggunakan metode pendekatan
apa saja dan jelaskan apa urgensi pengklasifikasian Belanja dan Beban ?
Jawaban :
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan yaitu:
Metode pendekatan Beban (periodik)
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau konsumsi segera
mungkin.
Metode pendekatan Aset (perpetual)
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai persediaan jika
pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan dalam satu periode anggaran
atau untuk sifatnya berjaga jaga.
Urgensi Klasifikasi Beban dan belanja yaitu:
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang,
beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset
tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja pegawai,
belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-
lain. Klasifikasi ekonomi pada pemerintah daerah meliputi belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan belanja takterduga.
Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalah klasifikasi berdasarkan unit
organisasi pengguna anggaran. Untuk pemerintah daerah, belanja sekretariat DPRD,
belanja sekretariat daerah kabupaten, belanja dinas pemerintah tingkat kabupaten dan
lembaga teknis daerah tingkat kabupaten.
3. KELOMPOK 3
Penanya : Dhea Adelina br Ginting (200810301127)
Penjawab : Trisnaning Fibriyani (200810301022)
Pertanyaan :
Standar akuntansi pemerintahan yang ada saat ini berasal dari peraturan pemerintah no.24
th 2005 yg kemudian diperbarui dengan PP no.71 th 2010, terutama untuk
mengakomodasikan pemberlakuan prinsip akrual dalam ranah akuntansi pemerintahan di
Indonesia, menurut kelompok anda mengapa SAP tsb perlu dikemas ke dalam kemasan
aturan pemerintah? Bagaimana jika tidak demikian?
Jawaban :
SAP diperlukan agar ada acuan yang berupa prinsip prinsip dalam penyusunan laporan
pertanggung jawaban pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan yang yang
setidaknya meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.
Jika SAP tersebut tidak dikemas ke dalam kemasan aturan pemerintah maka dampaknya
adalah adanya suatu kecurangan dalam suatu pengambilan kebijakan yang tidak menganut
pada prinsip Good Government yang mana mengatur tentang transparansi, akuntabilitas,
dan partisipatif
4. KELOMPOK 4
Penanya : Marsyanda Nuzulia Qurani Putri (200810301097)
Penjawab : Muhammad Ali Ridha (200810301134)
Pertanyaan :
Apa yang menyebabkan total beban di Laporan operasional berbeda dengan total belanja di
Laporan realisasi anggaran? Apa saja perbandingannya?
Jawaban :
Perbedaan beban terjadi karena perbedaan basis yang digunakan dalam LRA Dan juga LO,
dimana LRA menggunakan basis kas dan LO menggunakan basis Akrual yang tentunya
nanti di dalam LO beban akan berbeda karena ada yang sudah diakui di LO belum diakui di
LRA.
5. KELOMPOK 6
Penanya : Vivi Mella Rosita (200810301112)
Penjawab : Shinta Deivy Nurmalasari (200810301086)
Pertanyaan :
Bagaimana akuntansi pemerintah mempertimbangkan aspek teknologi dalam pengelolaan
belanja dan beban? Apakah pemerintah menggunakan teknologi terbaru dalam proses
pengelolaan belanja dan beban? Bagaimana teknologi dapat membantu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan belanja dan beban pada pemerintahan?
Jawaban :
Pemerintah dapat menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan belanja dan beban pada pemerintahan. Akuntansi pemerintah juga
mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam proses pengelolaan belanja dan beban.
Beberapa contoh teknologi yang digunakan dalam pengelolaan belanja dan beban pada
pemerintah antara lain:
Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah (SIAP) yang digunakan untuk mencatat,
mengelola, dan menyajikan informasi keuangan pemerintah.
Layanan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik (LPSE) yang digunakan untuk
mempermudah proses pengadaan barang dan jasa pada pemerintah.
Sistem E-Planning dan Budgeting yang digunakan untuk perencanaan dan
penganggaran pada pemerintah.
Sistem E-Reporting yang digunakan untuk pelaporan keuangan pada pemerintah. Dengan
menggunakan teknologi tersebut, pengelolaan belanja dan beban pada pemerintahan
menjadi lebih efisien dan efektif karena proses yang dilakukan menjadi lebih cepat, akurat,
dan terintegrasi. Selain itu, teknologi juga dapat memudahkan monitoring dan evaluasi atas
penggunaan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini akan membantu pemerintah
dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan meminimalkan kesalahan dalam
pengelolaan anggaran.
Namun, penggunaan teknologi juga harus diimbangi dengan keamanan informasi dan
privasi data yang ketat, serta perawatan dan perbaikan sistem secara teratur agar sistem
tetap berjalan dengan baik. Pemerintah juga harus memastikan bahwa semua pihak yang
terlibat dalam pengelolaan belanja dan beban pada pemerintah telah terlatih dalam
menggunakan teknologi tersebut.
Pertanyaan :
Dalam pengakuan belanja apabila terjadi pengembalian belanja tahun berjalan atau periode
sebelumnya . Maka, bagaimana pengakuan terhadap pengembalian belanja tersebut?
Jawaban :
Pengembalian belanja atas belanja tahun anggaran berjalan diakui sebagai pengurang
pendapatan tahun anggaran berjalan. Sedangkan, pengembalian belanja atas belanja pada
tahun anggaran sebelumnya diakui sebagai pendapatan lain-lain (LRA).
NOTULENSI TANYA JAWAB
PRESENTASI KEDUA DIBAWAH
BAB
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD DAN KONSOLIDASIAN
1. KELOMPOK 1
Penanya : M. Salman Al Arsyad (200810301091)
Penjawab : Alfin Farichati (200810301118)
Pertanyaan :
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, mengapa LRA tidak perlu dilakukan
eliminasi, sedangkan neraca dilakukan eliminasi?
Jawaban :
Jurnal eliminasi digunakan untuk mengeliminasi atau mengeluarkan akun yang bersifat
resiprokal (timbal balik) yaitu akun R/K SKPD dan R/K PPKD. Akun R/K SKPD dicatat
oleh PPKD dan R/K PPKD dicatat oleh SKPD. Kedua akun tersebut merupakan akun yang
ada di neraca tidak ada di LRA itulah mengapa LRA tidak perlu dibuat jurnal eliminasi.
2. KELOMPOK 2
Penanya : Putri Ayu Ajeng Fitriani (200810301116)
Penjawab : Shinta Deivy Nurmalasari (200810301086) dan
Muhammad Ali Ridha (200810301134)
Pertanyaan :
Bagaimana laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan SKPD dapat digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan suatu organisasi atau pemerintahan?
Jawaban :
Laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan SKPD dapat digunakan sebagai alat
untuk mengukur kinerja keuangan suatu organisasi atau pemerintahan dalam beberapa cara
berikut:
1. Evaluasi Pendapatan dan Pengeluaran: Laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan SKPD menyediakan informasi yang detail tentang pendapatan dan
pengeluaran pemerintahan. Dengan menganalisis komponen pendapatan dan
pengeluaran, dapat mengidentifikasi sumber pendapatan yang signifikan dan
mengelompokkan pengeluaran ke dalam kategori yang relevan. Hal ini memungkinkan
untuk mengevaluasi seberapa efektif pemerintahan dalam mengelola pendapatan dan
memprioritaskan pengeluaran.
2. Pengukuran Kesehatan Keuangan: Laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan SKPD menyajikan informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas organisasi
atau pemerintahan. Dengan menggunakan informasi ini, dapat mengukur kesehatan
keuangan secara keseluruhan melalui rasio keuangan yang relevan
3. Perbandingan dengan Tahun Sebelumnya: Dengan menggunakan laporan keuangan
konsolidasian dan laporan keuangan SKPD dari beberapa periode waktu, dapat
melacak perkembangan kinerja keuangan dari waktu ke waktu. Ini dapat memberikan
wawasan tentang apakah kondisi keuangan pemerintahan membaik atau memburuk
dari tahun ke tahun.
Pertanggungjawaban dan Transparansi: Laporan keuangan konsolidasian dan laporan
keuangan SKPD memainkan peran penting dalam pertanggungjawaban dan transparansi.
Dengan menyediakan informasi yang lengkap dan akurat tentang keuangan organisasi
atau pemerintahan, laporan tersebut memungkinkan pihak-pihak terkait, termasuk
pemangku kepentingan dan masyarakat umum, untuk memahami bagaimana sumber daya
keuangan digunakan dan apakah tujuan keuangan tercapai.
Analisis Efisiensi Pengeluaran: Dengan menggunakan laporan keuangan konsolidasian
dan laporan keuangan SKPD, Anda dapat menganalisis bagaimana pengeluaran dilakukan
dan apakah sumber daya yang tersedia digunakan secara efisien. Misalnya, Anda dapat
melihat persentase pengeluaran untuk berbagai kegiatan atau program dan menentukan
apakah ada potensi untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran.
3. KELOMPOK 3
Penanya : Yenita (200810301150)
Penjawab : Salsabela Almira (200810301069)
Pertanyaan :
Apa saja permasalahan atau kendala penyusunan Laporan Keungan Pemerintah
Konsolidasian (LKPK) ? Kemudian bagaimana rekomendasi atau solusi yang dapat
diberikan terkait permasalahan tersebut ?
Jawaban :
Kendala lain yang terjadi pada penyusunan LKPK sebagaimana hasil wawancara yaitu
time frame penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK)
yang tidak sama dengan time frame penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD). Hal ini menyebabkan data yang disampaikan dari pemerintah daerah kepada
Kanwil DJPb merupakan data yang belum final. Terbatasnya jumlah Sumber Daya
Manusia pada Kanwil DJPb juga menjadi kendala dalam penyusunan LKPK.
Penyusunan LKPK dilakukan secara manual menjadi kendala lainnya. Data LKPD yang
diberikan oleh pemerintah daerah kebanyakan berupa hardcopy sehingga Kanwil DJPb
harus melakukan upaya ekstra untuk membaca data dan melakukan penginputan secara
manual kedalam kertas kerja menggunakan Microsoft Excel. Selain tidak efisien, proses
secara manual ini juga berpotensi terjadi kesalahan dalam menginput maupun
memproses data.
Rekomendasi yang dapat diberikan terkait permasalahan di atas yaitu (1) Perlunya
keseragaman dalam sistem dan kebijakan akuntansi pemerintah pusat dan daerah,; (2)
Penggunaan BAS yang terstandar nasional oleh pemerintah daerah; (3) Perlunya
peningkatan komitmen pemerintah daerah untuk menjaga kualitas dan ketepatan waktu
penyampaian LKPD kepada Kanwil DJPb; (4) Perlunya sinkroniasi waktu penyusunan
LKPK oleh Kanwil DJPb dan LKPD oleh pemerintah daerah; dan (5) Perlunya Aplikasi
yang seragam dalam penyusunan LKPD oleh pemerintah daerah. Harapan penulis,
semoga tulisan singkat ini dapat menjadi sumber masukan yang positif dalam upaya
peningkatan peran Kanwil DJPb sebagai Regional Chief Economist dengan peningkatan
efektivitas dan efisiensi penyusunan LKPK.
4. KELOMPOK 4
Penanya : Cerisa Cantika Primasari (200810301152)
Penjawab : Trisnaning Fibriyani (200810301022)
Pertanyaan :
Dijelaskan di ppt bahwasannya laporan konsolidasian itu merupakan gabungan dari
beberapa SKPD. Nah, pertanyaan saya mengapa laporan konsolidasian ini perlu
dibuat,sebenernya manfaatnya itu apa ? dan apakah setiap SKPD itu harus membuat
laporan keuangan seperti biasa dengan adanya laporan konsolidasian tersebut ?
Jawaban :
Dengan adanya laporan konsolidasian ini digunakan untuk menyediakan informasi bagi
publik/stakeholder yang dapat digunakan untuk evaluasi serta pengambilan keputusan
kebijakan fiskal/sebagai data manajerial. Kemudian terkait apakah setiap SKPD ini perlu
membuat laporan keuangan pemerintah daerah atau tidak mengingat sudah ada laporan
konsolidasian, menurut kelompok kami adalah perlu karena tujuan adanya LKPD adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk
menunjukkan/menilai akuntabilitas serta kinerja keuangan suatu entitas pelaporan atas
sumber daya yang dikelolanya.
5. KELOMPOK 6
Penanya : Dhimas Aulia Putra (200810301159)
Penjawab : Inge Yulistalia (200810301021)
Pertanyaan :
Berbicara mengenai laporan keuangan, pasti tidak terlepas dari adanya kualitas laporan
keuangan. Menurut kelompok 5 laporan keuangan SKPD yang memiliki kualitas baik yang
seperti apa dan faktor faktor apa saja yang bisa mempengaruhi kualitas laporan keuangan
SKPD tersebut?
Jawaban :
Karaktetistik laporan keuangan memiliki kualitas yang baik, yaitu :
Relevan, dapat dipahami, konsisten, bebas dari kesalahan, dapat dibandingkan, tepat waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laporan keuangan SKPD :
- Kepatuhan terhadap standar akuntansi
- kemampuan sumber daya manusia
- serta dukungan dari sistem akuntansi yang ada
RUBRIK PENILAIAN STUDI KASUS (PBL)
Nama Matakuliah/Kode :
Kelompok :
Nama Mahasiswa/NIM :