TUGAS 2
JAWABAN :
A. Pendapatan Negara
2) Hibah
B. Belanja Negara
2) Belanja modal
C. Pembiayaan
Pada sistem ini juga menekankan output dan input sebagai tolok ukur
keberhasilan. Sehingga memberi kemungkinan terjadinya defiist maupun
surplus yaitu berupa penerimaan pembiayaan atau pengeluaran pembiayaan.
2. Dalam teori ekonomi klasik, kita mengetahui bahwa ada mekanisme pasar yang
artinya setiap kebutuhan pada hakikatnya selalu dapat terpenuhi oleh
hubungan antara penjual-pembeli. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi oleh mekanisme pasar, menurut pendapat saudara mengapa kita
masih memerlukan pemerintah dan berikan contoh pentingnya peran
pemerintah dalam dunia pasar tersebut! Silakan kemukakan pemikiran
Saudara!
JAWABAN :
Pemerintah sebagai salah satu pilar good governance memiliki tugas pokok,
fungsi dan peranan yang semakin komplek. Pemerintah harus dapat mengatur
sebanyak mungkin segi dari kehidupan masyarakat karena hanya dengan cara
itu keteraturan. Ketertiban, keamanan, dan kemajuan akan dapat dipelihara
dan dicapai. Walaupun intervensi pemerintah tidak bisa disemua bidang tidak
bida dipungkiri bahwa pemerintah adalah sebagai kebutuhan, suatu
masyarakat tanpa pemerintahan adalah sebuah kekacauan massal. Ibaratnya,
permainan sepak bola tanpa aturan main dan tanpa wasit yang secara tegas
menerapkan atyran main itu, misalnya saja bukan saja akan menyajikan
tontonan yang membosankan, tetapi juga akan menciptakan kekisruhan di
lapangan.
Contoh :
Pembelian mobil dan BBM bisa saja melalui mekanisme pasar, akan tetapi ada
akibat eksternalitas dari penggunaan mobil itu seperti terjadinya polusi dan
kecelakaan yang tidak terbayarkan oleh harga mobil dan BBM yang
mengakibatkan masalah bagi pihak ketiga. Oleh karna itu, pemerintah
diperkenankan fasilitas transportasi umum, membatasi dan mengatur lalu
lintas, menetapkan ambang batas polusi udara, menetapkan reboisasi dan
konservasi lahan.
JAWABAN :
JAWABAN :
Namun dalam penerapannya saat itu masih terdapat banyak daerah yang
belum menjalankan Standar Akuntasi Pemerintahan. Pelaksanaan dari Standar
Akuntasi Pemerintahan tersebut belum berjalan secara optimal karena Sistem
Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan, sedangkan sistem akuntansi pemerintahan pada
pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Kepala Daerah yang mengacu pada
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP). Dampaknya,
terdapat perbedaan antara sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistem
akuntansi pemerintah daerah, mulai dari kebijakan akuntansi, jurnal dan
prosedur penyusunan laporan keuangan, yang pada akhirnya berdampak pula
kepada penyajian informasi dalam laporan keuangan. Dampak akhir dari
perbedaan tersebut adalah muncul kesulitan dalam proses konsolidasi antar
laporan keuangan pemerintah daerah dan kesulitan dalam konsolidasi laporan
keuangan pemerintah daerah dan laporan keuangan pemerintah pusat. Hasil
wawancara juga menunjukkan bahwa, terdapat kendala saat melakukan
eliminasi akun-akun resiprokal. Selain itu, dalam penyajian aset tetap,
beberapa pemerintah daerah menyajikan aset tetap dalam nilai buku (nilai
perolehan dikurang akumulasi penyusutan). Penggunaan akun yang berbeda-
beda antar pemerintah daerah juga menjadi hambatan dalam proses
konsolidasi LKPD. Perbedaan penyajian informasi dalam laporan keuangan
menyebabkan proses konsolidasi menjadi lebih lama.