Anda di halaman 1dari 1

Inisiasi 6

Akuntabilitas Pemerintah
Tuntutan untuk mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan, membutuhkan komitmen akuntabilitas yang
semakin tinggi dari semua pemangku kepentinggan.   Reformasi Keuangan
Negara adalah paradigma yang menuntut adanya akuntabilitas dan
transparansi dari penataan keuangan negara dengan memperhatikan asas
keadilan dan kepatutan. Beberapa hal yang mendukung peningkatan
akuntabilitas publik adalah sbb :

 Reformasi pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai


pengembangan good governance. Pelayanan publik menjadi ranah
interaksi antara negara yang diwakili pemerintah dan lembaga-
lembaga non pemerintah termasuk masyarakat.  Pelayanan publik
dewasa ini menjadi isu yang kian strategis karena kualitas kinerja
birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi luas pada berbagai aspek
kehidupan masyarakat dan bisa mempengaruhi mekanisme pasar.
 Jika selama ini pertanggungjawaban atas penataan keuangan negara
lebih ditujukan pada pemerintah yang lebih tinggi (Provinsi atau Pusat),
maka dengan reformasi saat ini pertanggungjawaban lebih ditujukan
kepada rakyat (DPR).  Untuk itu masukan dari masyarakat/ wakil
rakyat bisa menjadi pertimbangan saat proses penyusunan
anggaran (public hearing). Hal ini tidak hanya baik secara keuangan
tetapi juga bisa menghilangkan friksi yang bersifat politis antara
eksekutif dan legislatif. Komunikasi politik yng kondusif akan sangat
membantu proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
 Melalui reformasi, anggaran harus disusun dengan pendekatan sistem
anggaran kinerja (performance budgeting). Sisi Pengendalian Audit
Keuangan juga harus inline, Jika sebelum reformasi hanya terdapat
pengendalian dan audit keuangan negara dengan tanpa memasukan
kinerja. Saat ini sudah ditambahkan puka dengan audit kinerja.
Penerapan ini akan memudahkan pengukuran kinerja setiap unit
organisasi. Hasil audit ini sangat berpotensi untuk meningkatkan
akuntabilitas keuangan dan akuntabilitas publik.
 Reformasi penataan keuangan negara saat ini menghendaki
penerapan konsep value for money. Oleh karena itu dalam reformasi
ini pemerintah diminta baik dalam mencari dana maupun
menggunakan dana secara ekonomis, efisien dan efektif. Hal ini
mendorong pemerintah berusaha selalu memperhatikan tiap rupiah
uang yang diperoleh dan digunakan untuk kepentingan pembangunan.
Pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan dana anggaran
yang tersedia, karena masih dijumpai dana APBN menumpuk di
rekening Bank Pemda, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), padahal seharusnya bisa dimanfaatkan
untuk program/proyek yang berdampak langsung pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai