Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : IRMINA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042993244

Kode/Nama Mata Kuliah : ETIKA PEMERINTAHAN/ IPEM4430

Kode/Nama UPBJJ : 47/PONTIANAK

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Etika adalah ilmu yang terarah, yang memberi uraian mengenai perbuatan
manusia, serta yang benar – benar manusiawi sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Untuk memperoleh gambaran tentang etika, seluruh
gejala yang akan dan harus dipelajari serta masalah – masalah yang harus
dicari pemecahannya, dibagi dalam tiga bidang masalah yaitu Hubungan antara
etika dan metafisika; Sistem aturan susila, tujuan, dan kebajikan; Dan
Casuistic.

Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis bidang masalah Casuistic dalam


mempelajari etika pemerintahan.

JAWABAN :

Casuistic merupakan suatu metode dalam etika yang memperhatikan kasus-


kasus tertentu dan berusaha menemukan aturan moral atau prinsip etis yang
dapat diterapkan pada kasus tersebut. Dalam mempelajari etika pemerintahan,
Casuistic menjadi penting karena banyak situasi dalam pemerintahan yang
memerlukan pertimbangan etis yang cermat dan adil.

Namun, terdapat beberapa bidang masalah dalam penerapan Casuistic dalam


mempelajari etika pemerintahan, yaitu:

1. Kompleksitas Kasus

Kasus dalam pemerintahan sering kali sangat kompleks dan memiliki banyak
faktor yang harus dipertimbangkan. Misalnya, pertimbangan etis dalam
membuat keputusan kebijakan publik atau menghadapi skandal politik. Kasus-
kasus seperti ini memerlukan analisis yang mendalam dan teliti, serta
keterampilan yang baik dalam menerapkan prinsip-prinsip etis.

2. Subjektivitas Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam pemerintahan seringkali tergantung pada


pandangan politik dan nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau kelompok
tertentu. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam penilaian etis pada
kasus yang sama. Oleh karena itu, perlu adanya penilaian yang adil dan
obyektif dalam penerapan Casuistic.

3. Konflik Nilai

Dalam beberapa kasus, prinsip-prinsip etis yang berbeda dapat berkonflik satu
sama lain. Misalnya, dalam kebijakan lingkungan yang dapat berdampak pada
pembangunan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, Casuistic dapat membantu
dalam menemukan keseimbangan antara nilai-nilai yang berkonflik, sehingga
keputusan yang diambil lebih adil dan seimbang.
4. Keterbatasan Prinsip Etis

Prinsip-prinsip etis yang digunakan dalam Casuistic terkadang memiliki


keterbatasan dalam memperhitungkan faktor-faktor seperti konsekuensi jangka
panjang dan keseimbangan kepentingan yang lebih luas. Dalam situasi seperti
ini, perlu adanya pertimbangan yang lebih komprehensif dalam penerapan
Casuistic.

5. Tantangan dalam Implementasi

Penerapan prinsip-prinsip etis dalam pemerintahan seringkali menghadapi


tantangan dalam implementasi yang efektif. Hal ini terutama terjadi ketika
keputusan etis bertentangan dengan kepentingan politik atau ekonomi tertentu.
Dalam situasi seperti ini, perlu adanya kesadaran dan tekad yang kuat dalam
memastikan penerapan Casuistic yang efektif dan konsisten.

Dalam kesimpulan, Casuistic dapat menjadi alat yang berguna dalam


mempelajari etika pemerintahan, namun perlu diakui bahwa terdapat beberapa
bidang masalah yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Oleh karena itu,
diperlukan keterampilan dan kesadaran yang baik dalam menerapkan Casuistic
dalam konteks pemerintahan yang kompleks dan bervariasi.

2. Ajaran filsafat barat berusaha mencari sebab pertama, hakikat, dan hubungan
antara segala sesuatu yang ada di dunia ini. Terdapat perbedaan pemikiran
mengenai etika pemerintahan menurut Plato dan Aristoteles.

Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis tentang perbedaan pemikiran etika


pemerintahan menurut Plato dan Aristoteles, yang dikaitkan dengan kondisi
masa sekarang.

JAWABAN :

Menurut Plato Pemerintah dibentuk karena setiap orang merasa tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhannya dan orang memerlukan lebih banyak lagi dan
hanya bisa dipenuhi melalui bantuan orang lain. Oleh sebab itu Menurut plato
jenis pemerintahan yang ideal ialah aristokrasi, yaitu pemerintahan dipimpin
oleh satu golongan kecil kaum filsuf dengan baik dan adil.

Sehingga etika pemerintahan menurut plato adalah mempelajari perilaku dan


perbuatan pemerintah diakitkan dengan baik dan buruk, baik dan jahat, serta
benar dan salah.

Sedangkan ajaran Aristoteles sendiri berlawanan dengan ajaran plato mengenai


etika pemerintah ini. Jika ajaran plato disebut idealisme karena mengatakan
bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya merupakan pemantulan
dariapad yang ada dalam ide, ajaran Aristoteles mencari hahikat segala sesuatu
yang ada di dunia atau segala sesuatu yang nyata. Oleh karena itu ajaran
Aristoteles disebut realisme atau kenyataan. Cara berpikir Plato dan bertolak
dari ide, sedangkan cara berpikir Aristoteles bertolak dari kenyataan. Tidak
seperti Plato, yang membedakan dua dunia, yaitu dunia alam yang bersifat
material dan dunia ide yang bersifat immaterial, Aristoteles tidak
membedakannya. Ia hanya menyoroti dunia kenyataan yang dapat ditangkap
panca indra manusia. Selanjutnya penyelidikan Plato bersifat deduktif
spekulatif, sedangkan penyelidikan Aristoteles bersifat induktif empiris.
Dikatakan induktif empiris karena Aristoteles bertolak dari bentuk yang
khusus, misalnya negara-negara yang sudah ada dan yang suda nyata.
Kemudian, dari yang khusus itu ditarik hakikat yang bersifatr umum.
Penyelidikan ini dilakukkannya terhadap ±150 konstitusi polis-polis yang ada di
Yunani kuno pada zaman Aristoteles. Dengan demikian, penyelidikan
Aristoteles didasarkan pada pengalaman atau bersifat empirical.

Plato membicarakan pemerintah dan pemerintahan polis itu sekaligus dengan


etika, khususnya etika pemerintahan. Demikian pula karta Aristoteles berbobot
etika. Akan tetap Aristoteles membicarakannya secara terpisah dalam dua
buku, Ethica dan Politica. Dalam Ethica, dibahas tata susila bagi setiap
manusia. Oleh karena itu, Ethica merupakan suatu oengantar untuk buku
kedua, politica. Istilah ini ditarik dari kata polus juga sehingga diterjemahkan
sebagai negara, praktis sama dengan pengertian judul politieia.

Sehingga jika dikaitkan dengan kondisi masa sekarang ajaran Aristoteles


sebenarnya lebih dapat digunakan karena mengedepankan dengan kenyataan
yang ada di dunia.

Sedangkan menurut jika dikaitkan dengan ajaran Plato etika pemerintahan


kondisi masa sekarang yang mencari mana yang baik dan mana yang benar
akan sulit diatasi dikarenakan semakin berubahnya zaman dan berubahnya
aturan didalam pemerintahan sehingga ajaran Plato dan ajaran Aristoteles akan
susah untuk disandingkan.

3. Etika pemerintahan dalam filsafat timur dapat dilihat secara nyata dalam
Amanat Rama yang merupakan naskah etika asli Indonesia sekitar abad ke -11
dan abad – abad berikutnya. Isi semua naskah tersebut termasuk kode etik
pemerintahan yang terdiri atas aturan perilaku, Dalam Amanat Rama, Sri Rama
melakukan perbuatan etik dengan rela hati meninggalkan jabatan raja demi
janji ayahandanya. Sri Rama ikhlas meninggalkan istana dan memilih bertapa
di hutan.
Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis tentang keterkaitan filsafat timur
yang tercantum dalam Amanat Rama dengan kondisi pemerintahan pada masa
sekarang (era kepemimpinan Jokowi).

JAWABAN :

Cerita-cerita wayang sebenarnya adalah filsafat timur yang disampaikan kepada


masyarakat lapisan mana pun dengan cara sederhana agar mudah dicerna.

Pada Serat Ramayana Kekawen yang telah diterjemahkan oleh buchori ada
kutipan tentang hendaknya seorang pemimpin dapat memenuhi kebutuhan dan
memberi pelayanan kepada rakyatnya, pemimpin harus dapat meningkatkan
taraf hidup rakyatnya. Sehingga diharapkan seorang pemimpin harus dapat
memberikan pelayanan publik yang baik dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat.

Jika dilihat dengan kondisi pemerintah sekarang Serat Ramayana Kekawen


diatas belum terlaksana merata di seluruh Indonesia, bisa dilihat bahwa
banyaknya pelayanan publik yang kurang baik yang terkesan berbelit-belit dan
membuat rakyat merasa disusahkan dengan aturan birokrasi yang berbelit-belit
dengan proses yang memakan waktu yang lama sehingga kesejahteraan rakyat
juga menjadi tidak merata.

Ada juga kutipan pada Serat Ramayana Kekawen tentang orang yang
melakukan kesalahan harus di hukum tanpa pandang bulu sampai yang jahat
itu mati, sebaliknya yang baik harus diberi hadiah. Dalam konteks kekinian,
pemegang kekuasaan pemerintahan harus memberikan punishment and
reeward. Tetapi pada kenyataan nya dijaman sekarang hukum terkesan pilih-
pilih yang berkuasa seakan dapat berkelit dari hukum bahkan yang baik bisa
jadi jahat.

Contoh :

- Kasus Mohamad Irfan Bahri, remaja asal Madura ditetapkan sebagai


tersangka usai membela diri dari serangan pelaku begal pada 2018 lalu.

- Pada tahun 2018, Saulina Sitorus yang berusia 92 tahun divonis 1 bulan 14
hari penjara karena menebang pohon durian milik kerabatnya, Japaya
Sitorus di Toba Samosir, Sumatera Utara, untuk membangun makam
leluhurnya.

- Asyani, perempuan berusia 63 tahun di Situbondo, Jawa Timur, divonis satu


tahun penjara dengan masa percobaan 15 bulan dan denda Rp 500 juta
karena bersalah mencuri kayu jati milik Perhutani.

Anda mungkin juga menyukai