Anda di halaman 1dari 6

IPEM4430-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : IPEM4430/Etika Pemerintahan
Tugas :1

No. Soal
1 Etika adalah ilmu yang terarah, yang memberi uraian mengenai perbuatan manusia, serta yang benar –
benar manusiawi sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk memperoleh gambaran
tentang etika, seluruh gejala yang akan dan harus dipelajari serta masalah – masalah yang harus dicari
pemecahannya, dibagi dalam tiga bidang masalah yaitu Hubungan antara etika dan metafisika; Sistem
aturan susila, tujuan, dan kebajikan; Dan Casuistic.

Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis bidang masalah Casuistic dalam mempelajari etika
pemerintahan.

2 Ajaran filsafat barat berusaha mencari sebab pertama, hakikat, dan hubungan antara segala sesuatu yang
ada di dunia ini. Terdapat perbedaan pemikiran mengenai etika pemerintahan menurut Plato dan
Aristoteles.

Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis tentang perbedaan pemikiran etika pemerintahan menurut
Plato dan Aristoteles, yang dikaitkan dengan kondisi masa sekarang.

3 Etika pemerintahan dalam filsafat timur dapat dilihat secara nyata dalam Amanat Rama yang merupakan
naskah etika asli Indonesia sekitar abad ke -11 dan abad – abad berikutnya. Isi semua naskah tersebut
termasuk kode etik pemerintahan yang terdiri atas aturan perilaku, Dalam Amanat Rama, Sri Rama
melakukan perbuatan etik dengan rela hati meninggalkan jabatan raja demi janji ayahandanya. Sri Rama
ikhlas meninggalkan istana dan memilih bertapa di hutan.

Berdasarkan uraian diatas, buatlah analisis tentang keterkaitan filsafat timur yang tercantum dalam
Amanat Rama dengan kondisi pemerintahan pada masa sekarang (era kepemimpinan Jokowi).

1 dari 1
BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : BADARUDIN TABIAR

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048051015

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4430/Etika Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 10/SORONG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN NO 1 :

Casuistic merupakan suatu metode dalam etika yang memperhatikan kasus-kasus tertentu dan
berusaha menemukan aturan moral atau prinsip etis yang dapat diterapkan pada kasus tersebut.
Dalam mempelajari etika pemerintahan, Casuistic menjadi penting karena banyak situasi dalam
pemerintahan yang memerlukan pertimbangan etis yang cermat dan adil.

Dalam kesimpulan, Casuistic dapat menjadi alat yang berguna dalam mempelajari etika
pemerintahan, namun perlu diakui bahwa terdapat beberapa bidang masalah yang perlu
diperhatikan dalam penerapannya. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dan kesadaran yang
baik dalam menerapkan Casuistic dalam konteks pemerintahan yang kompleks dan bervariasi.

Terdapat beberapa bidang masalah dalam penerapan Casuistic dalam mempelajari etika
pemerintahan, yaitu:

1. Konflik Nilai

Dalam beberapa kasus, prinsip-prinsip etis yang berbeda dapat berkonflik satu sama lain. Misalnya,
dalam kebijakan lingkungan yang dapat berdampak pada pembangunan ekonomi. Dalam situasi
seperti ini, Casuistic dapat membantu dalam menemukan keseimbangan antara nilai-nilai yang
berkonflik, sehingga keputusan yang diambil lebih adil dan seimbang.

2. Tantangan dalam Implementasi

Penerapan prinsip-prinsip etis dalam pemerintahan seringkali menghadapi tantangan dalam


implementasi yang efektif. Hal ini terutama terjadi ketika keputusan etis bertentangan dengan
kepentingan politik atau ekonomi tertentu. Dalam situasi seperti ini, perlu adanya kesadaran dan
tekad yang kuat dalam memastikan penerapan Casuistic yang efektif dan konsisten.

3. Keterbatasan Prinsip Etis

Prinsip-prinsip etis yang digunakan dalam Casuistic terkadang memiliki keterbatasan dalam
memperhitungkan faktor-faktor seperti konsekuensi jangka panjang dan keseimbangan kepentingan
yang lebih luas. Dalam situasi seperti ini, perlu adanya pertimbangan yang lebih komprehensif dalam
penerapan Casuistic.

4. Kompleksitas Kasus

Kasus dalam pemerintahan sering kali sangat kompleks dan memiliki banyak faktor yang harus
dipertimbangkan. Misalnya, pertimbangan etis dalam membuat keputusan kebijakan publik atau
menghadapi skandal politik. Kasus-kasus seperti ini memerlukan analisis yang mendalam dan teliti,
serta keterampilan yang baik dalam menerapkan prinsip-prinsip etis.

5. Subjektivitas Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam pemerintahan seringkali tergantung pada pandangan politik dan
nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau kelompok tertentu. Hal ini dapat menyebabkan
perbedaan dalam penilaian etis pada kasus yang sama. Oleh karena itu, perlu adanya penilaian yang
adil dan obyektif dalam penerapan Casuistic.

dalam bidang pemerintahan, terdapat masalah casuistic yang berkaitan dengan etika. Masalah
casuistic ini terdiri dari kasus-kasus yang kompleks dan memerlukan pertimbangan etika dalam
pengambilan keputusan

 Contohnya adalah kebijakan pemerintah yang menyangkut hak asasi manusia, penggunaan
kekuasaan, dan penyelesaian konflik kepentingan antara pemerintah dan rakyat

Penjelasan:

Dalam hal ini, etika pemerintahan dapat memberikan panduan dan prinsip-prinsip yang dapat
membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah casuistic tersebut dengan adil dan tepat.

JAWABAN NO 2 :

Kebenaran merupakan sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan, kebenaran Plato ialah berada
dalam alam idea manusia, dan apa yang di luar ide manusia dikatakan sebagai bayangan semata
daripada dunia idea. Kebenaran menurut Aristoteles ialah sesuatu yang dipikirkan atau
kebenarannya dapat masuk akal yang dikenal dengan menggunakan logika. Adapun pokok
pemikiran Plato ialah dengan mengutamakan idealismenya, dimana segala sesuatunya itu berasal
dari dunia idea yang tidak lagi diragukan kebenarannya sebab dunia idea sifatnya tetap dan tidak
berubah-ubah. Pokok pemikiran Aristoteles dengan mengutamakan realismenya, sebagai salah satu
sumber penjelasan kebenarannya, sekalipun sifatnya dapat berubah-ubah. Aristoteles mengatakan
bahwa segala sesuatunya perlu dipikirkan. Plato beranggapan bahwa ide muncul terlebih dahulu.
Sedangkan menurut Aristoteles panca indra lah yang kemudian menghasilkan ide. Plato beraliran
idealis-empiris yang bersifat matematis. Sebaliknya Aristoteles bersifat realis dan menekankan pada
kebenaran ilmiah.
JAWABAN NO 3 :
Nilai nilai yang terkandung dalam hikayat sri rama filsafat timur pada etika pemerintahan :

Unsur Ekstrinsik

1. Nilai Moral

A. Hikayat ini mengajarkan kita tentang kesetiaan dan kepatuhan terhadap suami seperti yang
dilakukan oleh Dewi Sita yang tetap mengaja kesuciannya.

B. Hikayat ini mengajarkan kita untuk selalu sabar dan optimis membuktikan bahwa kita tidak
melakukan kesalahan seperti yang dilakukan oleh Dewi Sita yang rela bersabar ketika diusir oleh
Rama karena dianggap telah dinodai oleh Rawana dan mematahkan keraguaan Rama dengan
membuktikan bahwa dia menjaga kesuciannya dengan duduk di dalam api yang menyala.

C. Hikayat ini mengajarkan kita untuk mendengarkan penjalasan sang istri terlebih dahulu
sebelum mengambil kesimpulan tanpa melakukan diskusi. Seperti Sri Rama yang tidak mau
menerima Dewi Sita karena menurutnya Dewi Sita telah dinodai oleh Rawana tanpa meminta
penjelasan dari sang istri.

D. Hikayat ini mengajarkan kita untuk gigih dan sabar walaupun mengambil banyak waktu agar
keinganan kita tercapai. Seperti yang dilakukan oleh Rawana yang melakukan pertapaan dengan
cara yang paling hebat yaitu kaki digantung dan kepala dibawah selama 12 tahun lamanya agar
dapat menguasai 4 kerajaan.

E. Hikayat ini mengajarkan kita bahwa penyesalan selalu berada di belakang. Seperti Sri rama yang
tidak memercayai sang Istri yang telah patuh dan setia terhadapnya. Namun, ketika Sri Rama
mengetahui bahwa ternyata sang istri adalah sosok yang patuh dan setia dia merasa menyesal telah
menyianyiakan sang istri.

2. Nilai Budaya

A. Pada zaman kerajaan seorang raja memilki lebih dari satu istri. Seperti yang dilakukan oleh
Rawana dia memiliki 4 orang istri yaitu Dewi Nila Utama, Puteri Pertiwi Dewi, Gangga Maha Dewi
dan Mandudaki.

B. Untuk menikahkan putri raja diadakan sayembara untuk mencari calon suami seperti yang
dilakukan Maharisi Kali yang melakukan sayembara yaitu barang siapa yang dapat mengangkat
panah yang ada di halaman rumahnya dan dapat pula memanah pohon lontar dengan sekali terus
empat puluh pohon, dia akan diterima menjadi suami Dewi Sita

C. Pada zaman dahulu orang – orang selalu melakukan pertapaan untuk meminta atau memohon
sesuatu. Seperti yang dilakukan Rawana, Dasarata, dan Maharasi Kali yang melakukan pertapaan
agar permintaannya dapat terwujud.

3. Nilai Sosial

A. Hikayat ini mengajarkan kita untuk saling tolong menolong sesama makhluk hidup tidak
mengenal batas derajat baik itu manusia maupun hewan. Seperti yang dilakukan Burung Jeyantu
yang rela mati demi membantu Rama mengambil kembali Dewi Sita dari Rawana.

B. Hikayat ini mengajarkan kita bahwa tali persaudaraan tidak akan putus. Seperti yang dilakukan
Laksamana yang setia menemani Sri Rama yang diasingkan di Hutan dan mencari Dewi Sita yang
diculik oleh Rawana.

4. Nilai Agama

A. Pada zaman dahulu orang – orang melakukan pertapaan kepada Tuhan. Seperti yang dilakukan
Rawana yang beratapa kepada Tuhan agar dapat dikasihi dengan dikabulkannya keinginannya yaitu
menguasai 4 kerajaan.

Anda mungkin juga menyukai