Konsolidasi
Konsolidasi
KELOMPOK 4
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Kami menyatakan bahwa makalah ini merupakan hasil karya kami dan
tidak menjiplak atau mencuri karya orang lain sebagian atau seluruhnya. Apabila
di kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiat, saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
NIP. NIP.
Mengetahui,
NIP. NIP.
ii
ABSTRACT
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Analisis Konsolidasi Tanah Pada
Laporan Tanah Proyek Perumahan Di Cibinong Raya”.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB
I PENDAHULUAN
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik fisik dan mekanik tanah di lokasi proyek
perumahan Kabupaten Kubu Raya yang terdiri dari tanah liat, lempung
dan pasir?
2. Bagaimana besarnya indeks konsolidasi masing-masing jenis tanah yaitu
tanah liat, lempung dan pasir berdasarkan hasil uji laboratorium?
3. Seberapa besar potensi penurunan volum (settlement) yang dihasilkan oleh
setiap jenis tanah akibat beban bangunan?
4. Jenis pondasi apa yang paling sesuai untuk setiap jenis tanah di lokasi
berdasarkan hasil analisis karakteristik tanah dan indeks konsolidasi?
1.3 Tujuan
Maksud dan Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian adalah :
1. Menganalisis karakteristik fisik dan mekanik tanah di lokasi proyek
perumahan di Cibinong Raya berdasarkan hasil pengujian laboratorium.
2. Menentukan indeks konsolidasi tanah pada setiap jenis tanah yang ada di
lokasi yaitu tanah liat, lempung dan pasir.
3. Memperkirakan besaran potensial settlement yang mungkin terjadi akibat
beban bangunan pada setiap jenis tanah berdasarkan nilai indeks
konsolidasinya.
4. Memberikan rekomendasi desain pondasi yang tepat sesuai dengan
karakteristik tanah dan potensi settlement pada lokasi proyek perumahan.
5. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam perencanaan
struktur bangunan khususnya pondasi yang handal dan memiliki risiko
kerusakan yang minimal.
7
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi karakteristik fisik dan mekanik tanah serta indeks
konsolidasi tanah liat, lempung dan pasir pada lokasi proyek perumahan di
Kabupaten Cibinong Raya.
2. Mengetahui besaran potensi settlement yang mungkin terjadi pada setiap
jenis tanah akibat beban bangunan.
3. Memperoleh rekomendasi desain pondasi yang tepat untuk setiap jenis
tanah berdasarkan hasil analisis karakteristik tanah.
4. Membantu perencanaan struktur bangunan khususnya pondasi yang handal
dan memiliki risiko kerusakan yang minimal.
5. Bisa dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai karakteristik
tanah dan konsolidasi tanah pada lokasi dengan kondisi serupa.
6. Memberikan manfaat bagi pembangunan infrastruktur dan perlindungan
lingkungan di Kabupaten Bogor, Cibinong Raya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dimana,
𝑆 = Penurunan segera (immediate settlement)
𝑆 = Penurunan konsolidasi (consolidation settlement)
𝑆 = Pemampatan sekunder (secondary compression)
9
Dua hal yang penting mengenai penurunan ialah :
a. Besarnya penurunan yang terjadi.
b. Kecepatan penurunan tersebut.
𝐶𝑐 𝑃
𝑈= 𝐻 𝑥 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 𝑃
Dimana,
U = besarnya penurunan ultimate (waktu tak hingga)
Cc = Indeks pemampatan, diperoleh dari lengkung pemampatan
e = angka pori
Hi = tebal lapisan yang mengalami pemempatan
P1 = tekanan lapangan efektif (sebelum ada pembebanan)
P2 = P1 + P
P = perubahan tekanan akibat peningkatan tekanan pada umumnya
10
rasio. Semakin besar nilai Cc, maka potensi kompresi tanah akibat beban juga
semakin besar (Bowles, 1984). Cc berkorelasi positif dengan jenis tanah dan
indeks plastisitas (Ip). Tanah dengan Ip tinggi cenderung memiliki Cc yang lebih
besar (Vesic, 1975).
Penentuan Nilai Cc (indeks pemadatan), sebelumnya kita perlu
menentukan terlebih dahulu besarnya tekanan prakonsolidasi. Casagrande (1936)
menyarankan suatu cara yang mudah untuk menentukan besarnya tekanan
prakonsolidasi, pc, dengan berdasarkan grafik angka pori (e) terhadap log p yang
digambar dari hasil percobaan konsolidasi di laboratorium.
Prosedurnya adalah sebagai berikut (lihat gambar di bawah).
1. Dengan melakukan pengamatan secara visual pada grafik, tentukan titik a
di mana grafik e versus log p memiliki jari-jari kelengkungan yang paling
mnimum.
2. Gambar garis datar ab.
3. Gambar garis singgung ac pada titik a.
4. Gambar garis ad yang merupakan garis bagi sudut bac.
5. Perpanjang bagian grafik e versus log p yang merupakan garis lurus
hingga me-motong garis ad di titik f.
6. Absis untuk titik f adalah besarnya tekanan prakonsolidasi (pc).
11
Setelah mendapatkan harga tekanan prakonsolidasi, maka harga Cc dapat
ditentukan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut:
- Dari grafik e vs log p dicari bagian grafik yang paling linear pada bagian
dimana tanah sudah melewati tekanan prakonsolidasi
- Diambil dua titik ujung pada grafik yang paling linear tersebut
- Mengaplikasikan rumus berikut:
𝑒 −𝑒
𝐶𝑐 =
𝑃
𝑙𝑜𝑔 𝑃
Dimana,
Cc : indeks kompresi
e1, e2 : void ratio pada ujung bagian linear kurva e versus log p setelah
tanah mengalami tekanan yang melampaui tekan-an prakonsolidasi
p1, p2 : tekanan yang berkaitan dengan e1 dan e2.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
13
Survei dilakukan untuk mengetahui kondisi topografi, hidrologi, dan jenis
tanah yang ada di lokasi.
3. Pengambilan Sampel Tanah Sampel tanah diambil menggunakan split
spoon sampler pada kedalaman 1-1,5 m di 3 titik lokasi perbedaan jenis
tanah.
4. Pengujian LaboratoriumPengujian indeks atterberg dan uji konsolidasi satu
dimensi dilakukan mengacu pada standar ASTM.
5. Analisis Data
Data hasil pengujian diolah untuk menentukan karakteristik dan Cc setiap
jenis tanah.
6. Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan dan rekomendasi dibuat berdasarkan hasil analisis karakteristik
tanah dan Cc.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Split spoon sampler
Alat untuk mengambil sampel tanah dari lapisan bawah tanah.
2. Cawan atterberg
Alat untuk menentukan batas cair dan kering tanah berdasarkan standar
ASTM.
3. Konsolidometer satu dimensi
Alat uji kompresibilitas tanah berdasarkan standar ASTM D2435 dengan
kapasitas beban 1 kg/cm2.
4. Timbangan analitik
Untuk mengukur berat sampel tanah dengan akurasi 0,01 gram.
5. Oven
Untuk mengeringkan sampel tanah yang akan diuji.
6. Alat ukur tekanan dan pencatat data Konsolidasi
Untuk mencatat data hasil uji seperti tekanan dan penurunan volume
sampel.
7. Stationery
Untuk mendokumentasikan hasil observasi lapangan dan pengujian.
14
BAB IV
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Fisik dan Mekanik Tanah
Berdasarkan hasil uji laboratorium, didapatkan:
a. Tanah liat memiliki nilai Atterberg (LL, PL, IP) tertinggi karena
mengandung clay mineral lebih banyak.
15
b. Densitas tanah liat dan lempung lebih tinggi dari pasir karena kandungan
butiran halus (clay) yang lebih besar.
c. Tanah liat bersifat plastic dan dapat direkatkan/dibentuk akibat kandungan
air yang optimal pada batas cairnya.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan:
1. Tiga jenis tanah yang ditemukan di lokasi proyek perumahan meliputi
tanah liat, lempung dan pasir.
2. Secara fisik dan mekanik, tanah liat memiliki karakteristik terkohesif
dengan nilai Atterberg dan densitas tertinggi.
3. Nilai indeks konsolidasi (Cc) berkisar 0,15-0,35 dimana tanah liat
memiliki Cc tertinggi sebesar 0,35.
4. Potensi penurunan volum (settlement) terbesar akan terjadi pada tanah liat
dikarenakan nilai Cc-nya yang paling tinggi.
5. Jenis pondasi yang paling tepat untuk tiap tanah berdasarkan Cc adalah
shallow foundation pada tanah pasir dan piles/raft foundation pada tanah
liat dan lempung.
6. Analisis karakteristik tanah dan indeks konsolidasi perlu dilakukan untuk
memastikan stabilitas pondasi dan struktur bangunan di atasnya.
5.2 Saran
Berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini:
1. Perlu dilakukan pengujian lapangan mengenai besaran settlement
sebenarnya untuk memastikan hasil analisis laboratorium.
2. Dalam perencanaan pondasi, harus mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti beban struktur, tingkat kerusakan yang diterima, dan biaya
konstruksi.
3. Perlu melakukan pengujian geoteknis lebih lanjut di area-area lain yang
belum tercakup untuk mendapatkan data karakteristik tanah secara
lengkap.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan, perlu memantau tingkat settlement
secara berkala untuk mengetahui perilaku tanah secara nyata.
17
5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan
kriteria desain pondasi pada kondisi tanah serupa di daerah lain.
6. Perlu adanya kerjasama dengan pemerintah dalam mendukung
pelaksanaan pengujian geoteknik lanjutan guna mendukung pembangunan
infrastruktur berkelanjutan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
2. Dokumentasi
20