Anda di halaman 1dari 3

SODAQOH FITR

Dinisbatkan pada kalimat (alfithru) merupakan dari bab nisbatul musabbab ila sababihi*, dan para
ulama telah bersepakat atas wajibnya shodaqoh fithri tersebut, dan Allah telah mensyariatkannya
karena ada hikmah² yang agung dan faidah² yang sangat banyak

Diantara hikmah dan faidahnya : bahwasannya shodaqoh tersebut adalah penyucian bagi orang yang
berpuasa, dan rasa syukur kepada Allah ta'ala karena Allah telah menganugrahkan kepadanya
berpuasa sebulan penuh pada bulan romadhon, dan rasa syukur kepada Allah karena telah
mempertemukannya dengan Ramadhon, dan atas ni'mat yang menyelimutinya, yang paling agung
adalah ni'mat islam dan iman

Diantara hikmah dan faidahnya : bahwasanya shodaqoh ini hubungan tolong menolong dalam
urusan agama orang fakir dan kaya, apabila mereka memberikan sesuatu dari harta mereka maka
mereka merasa cukup dari menyibukan diri merekan mencari makanan (pokok), dan mereka
berlepas dari kehinaan meminta minta pada hari manusia wajib untuk menampakan (menunjukan)
rasa cukup, dan bercampur baur (mengikuti) mereka di dalam kesenangan² yang di perbolehkan -
Allah maha lembut terhadap hambanya dan Dia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui-

ARTI HADIS

( 172 = Dari Abdullah bin Umar Rodhiyallahu Anhum berkata: Nabi telah mewajibkan sedekah fitr/
beliau berkata sodaqoh ramadhan bagi laki2 atau perempuan apa orang merdeka / masih keadaan
budak : [ 1 sha dari kurma , / 1 sha dari gandum ] maka manusia bergeser menyatakan 1/2 sha’ dari
gandum )

Dalam lafadz disebutkan: diunaikan sebelum keluarnya manusia menuju solat

( 173 = Dari Abi Sai’id Al Khidzri Rodhiyallahu ‘anhu berkata: kami keluarkan kami berikan 1 sha
(to’am) [nama lain dari gandum, tamer, sya’ir] 1 sha syair [sejenis gandum] atau 1 sha aqit (keju) /
zabib (anggur kering yaitu kismis). Kemudin datang Muawiyyah, datanglah atsamrau berkata : 1 mud
dari samro ini nilainya sama dengan 2 mud, kata abus said : kalo aku akan tetap mengeluarkan nya
sebagaimana aku mengeluarkannya di zaman rasullah )

MAKNA IJMALI

Nabi shollahu alihi wasallam mewajibkan shodaqotal fithri atas semua kaum muslimin yang hartanya
(makanan) melebihi kebutuhan pokoknya pada hari itu, baik itu orang dewasa, anak kecil, laki²,
perempuan, merdeka maupun budak, mereka harus mengeluarkan satu sho' dari kurma atau dari
gandum.

Ketika sampai (datang) ke madinah gandum pada zaman Muawiyah, dan dia mendatangi madinah
sebagai seorang yang berhaji berkata : saya berpendapat bahwa satu mud hinthoh ini setara dua
mud dari jenis yang lain, karna bagus dan manfaatnya

Maka adapun Abu Said Alkhudri berkata : dahulu kami pada zaman Nabi memberikan satu sho' dari
makanan, dan makanan menurut mereka adalah hinthoh (gandum) dan satu sho' dari aqith (jenis
makanan yang terbuat dari susu) dan satu sho' dari kismis (jenis anggur) maka saya masih
menunaikan (mengeluarkan) sho' dari hinthoh dan selainnya, sebagaimana saya mengeluarkannya
(menunaikan) pada masa (zaman) Nabi, karena bentuk ittiba'

Dan agar didapat dengan sedekah tersebut dengan kecukupan dikehendaki, untuk menunikan
kepada orang miskin sebelum keluar untuk melaksanakan shoal id.
FAEDAH HADIST

1. Wajibnya zakta fitri, dan hal tersebut merupakan ijma' kaum muslimin, sebagaimana perkataan
rowi (Abadullah ibnu Umar) : (Farodho) mewajibkan

2. Zakat tersebut (wajib) ditunaikan atas setiap muslim baik anak kecil, dewasa, laki², perempuan,
merdeka maulun hamba sahaya

3. Bahwasannya zakat tersebut tidak wajib atas janin, tapi banyak dari ulama mensunatkan
penunaiannya (mengeluarkan) atas janin, dan telah warid (datang) dari sohabat bahwasannya
membuat kaget (heran atau terpesona) mengeluarkan zakat atas janin (kandungan), dan dahulu
(ada) Utsman mengeluarkan zakat atas janin (kandungan) juga.

4. Zhohir hadits, membatasi pengeluaran (penunaian) zakat dari sesuatu (makanan) yang
disebutkan, dan qoul yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad : selain sesuatu yang disebutkan
(dari hadits) tidak mencukupkan (menjadikan terlaksana) zakat dengan adanya sesuatu dari hal²
yang disebutkan, dan Ibnu Taimiyah memilih bolehnya mengeluarkan (menunaikan) zakat dari
makanan pokok suatu negri, walaupun mampu menunaikan dengan jenis² yang disebutkan, dan qoul
tersebut merupakan satu riwayat dari Imam Ahmad dan qoul kebanyakan para ulama, dan yang
lebih afdhol dari jenis² yang terdapat dari hadits dan selainnya dari segala jenis makanan adalah
yang palig bermanfaat untuk mutashoddaq alih (orang yang diberi sedekah) karena hal tersebut
menghasilkan rasa cukup pada hari tetsebut.

5. Zhohir hadits Abi Said, bahwasannya wajibnya zakat itu adalah satu sho', baik itu dari jenis hinthoh
atau selainnya, dan pendapat tersebut merupakan madzhab Maliki, Syafi'i, Ahmad dan jumhur,

dan Madzhab Abu Hanifah berpendapat bahwa hinthoh cukup setengah sho', dan Ibnulqoyyim
condong pada pembahasan (Alhadyi)* kepada memperkuat dalil²nya, dan memilih juga qoul
tetsebut Syaikhul Islam Ibnu taimiyah dan beliau berkata : ini adalah qiyas qoul ahmad dalam
kaffaroh, saya mengatakan (mushonnif) : dan yang lebih berhati hati adalah madzhab yang pertama.

6. Yang lebih afdhol mengeluarkan zakat adalah waktu fajr hari ied sebelum sholat (ied), dan
pendapat tersebut adalah pendapat fuqoha empat madzhab, maka apabila menunaikannya setelah
sholat, maka menurut madzhab hanbali apabila dikeluarkan pada hari ied (setelah sholat ied) maka
makruh dan han haram setelah hari ied menurut madzhab hanbali dan selain mereka dari jumhur
fuqoha,

dan menurut ibnu hazm haram mengakhirkan zakat dari sholat sebagaimana riwayat bukhori ( dan
Nabi memerintahkan agar ditunaikan (zakat) sebelum keluarnya orang² untuk sholat),

dan riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah : (maka barang siapa yang menunaikan zakat sebelum sholat
(ied) maka hal tersebut adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah
sholat maka hal tersebut adalah shodaqoh dari shodaqoh² (sebagaimana umumnya), dan suatu haq
bahwasannya Abu Muhammad memberikan kegembiraan dengan benarnya dalil dan berpendapat
dengannya.
7. Dan apakah boleh menunaikan zakat sebelum hari ied?,

Imam Abu Hanifah berpendapat bolehnya menyegerakannya zakat setahun atau dua tahun secara
menqiyaskan dengan zakatilmal,

dan Madzhab Syafi'i membolehkan mendahulukan (menyegerakan) zakat dari awal romadhon,

dan Madzhab Maliki tidak memperbolehkan menyegerakan zakat secara mutlaq, sebagaimana tidak
boleh sholat sebelum waktunya.

Dan Madzhab Hanbali berpendapat bolehnya menyegerakan zakat dua hari sebelum ied,
sebagaimana riwayat Imam Bukhori :((ada) dahulu sahabat memberikan (zakat) sebelum fithri (ied)
sehari atau dua hari) dan karena tidak hasil rasa cukup pada hari tersebut (ied) kecuali apabila
didahulukan pemberiannya kepada orang fakir sehari atau dua hari sebelumnya, supaya
menyiapakannya untuk hari raya, dan karna apabila mengakhirkan zakat sampai waktu sedikit
sebelum sholat (ied) maka dikhawatirkan orang yang ingin menunaikan zakat tidak menemukan
orang yang berhak menerima zakat maka hilanglah waktu zakat yang diminta,

dan karena ungkapan² inilah maka guru kami Alallamah Abdurrahman ibna Nashir Ala Sa'di
berpendapat sunatnya menyegerakannya sehari atau dua hari.

Anda mungkin juga menyukai