Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DENTAL MATERIAL II

DISUSUN OLEH:
AHMAD RIFANSYAH (P21240122006)
AGUNG HIDAYATULLAH (P21240122004)
DIVA LINTANG SAPUTRI (P21240122021)
LISNA NURLATIPAH (P21240122049)

D3 TEKNIK GIGI
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas berkah, Rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Makalah Dental Material II ini. Shalawat beserta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjunan alam yakni Nabi Besar
Muhammad Saw, kepada para keluarga, sahabat serta kita selaku Umatnya.

Tugas makalah Dental Material II ini adalah salah satu tugas makalah yang
terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan penilaian Mata
Kuliah Dental Material II.

Dalam penyelesaian Makalah ini Penulis menyampaikan Terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas makalah ini, mungkin masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna baik dari cara penulisan maupun
isi dari makalah.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun mengharapkan untuk
kemajuan masa-masa mendatang dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.

Jakarta, Mei 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Korosi/berkarat adalah reaksi kimia antara sebuah logam dan lingkungannya


membentuk suatu senyawa logam. Banyak logam yang dapat bereaksi secara spontan
dengan gas atau cairan yang ada di sekitarnya.

Penyambungan Logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua
) bagian logam atau lebih baik logam yang sejenis maupun tidak sejenis. Penyambung
bagian-bagian logam ini dapat dilakukan dengan berbagai macam metode sesuai dengan
kondisi dan bahan yang di gunakan.

Resin komposit menurut ilmu kedokteran gigi secara umum adalah penambahan
polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit
digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi
sehingga akhirnya diharapkan dapat mengembalikan fungsinya.

B. TUJUAN
a. Mengetahui bahan bahan dalam pembuatan gigi tiruan
b. Mengetahui sifat sifat dari bahan dental matrial yang ada pada bahan tersebut
c. Mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan dental matrial
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komposit

1.1. Definisi

Komposit adalah material yang dibentuk dari campuran dua atau lebih material
baku dengan tujuan untuk mendapatkan mechanical properties atau sifat mekanis yang
lebih baik dan lebih bernilai. Dengan kata lain, komposit adalah material baru yang
diharapkan memiliki kualitas baik dari material-material baku.

1.2 Klasifikasi

Komposit dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis penguatnya. Adapun klasifikasi


komposit adalah sebagai berikut.

1. Komposit Partikel

Komposit ini terbentuk dari penguat berbentuk serbuk atau partikel yang digunakan
untuk meningkatkan daya kokoh material.

2. Komposit Fiber

Komposit fiber adalah komposit yang tersusun dari bahan serat untuk menopang
kekuatan komposit sehingga kuat atau lemahnya komposit akan tergantung dari jenis serat
yang dipakai.

3. Komposit Struktural

Komposit struktural terbentuk dari bahan penguat yang berbentuk lembaran.

1.3 Komponen Utama Bahan Komposit

Komposit umumnya terbentuk dari dua komponen utama, yaitu reinforcement


(bahan penguat) dan matrix (bahan pengisi). Berikut adalah penjabarannya.
1. Reinforcement

Komponen ini adalah bahan penguat pada sebuah material komposit. Biasanya,
komposisi reinforcement tidak melebihi dari 50% bahan matrix karena jika berlebihan,
ikatan kedua komponen ini tidak maksimal yang berakibat penurunan kualitas komposit
yang dihasilkan.

Supaya mampu menghasilkan bahan komposit yang berkualitas, maka diperlukan


bahan reinforcement yang memiliki mechanical properties yang lebih rendah daripada
bahan matrix. Bahan reinforcement sejatinya adalah berbentuk serat yang lentur serta
memiliki daya tarikan yang baik. Namun, bahan ini tidak mampu digunakan pada suhu
yang tinggi. Bahan reinforcement sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Continuously Reinforced

Bahan penguat ini berbentuk serat memanjang yang biasanya berasal dari bahan
alami dan sintetis. Contoh serat alami seperti terbuat dari serabut kelapa, sutera, rami,
bahkan eceng gondok. Sedangkan serat sintetis adalah seperti dari fiberglass, karbon,
nylon, dan alumunium.

2. Discontinuously Reinforced

Berbeda dengan jenis serat sebelumnya, jenis ini memiliki bentuk yang tidak
memanjang. Bisa disebut pula bahwa serat ini adalah bahan serat pendek.

2. Matrix

Matriks adalah komponen yang sifatnya juga lunak, elastis, dan tahan lama, namun
mampu mengikat jika mencapai titik bekunya. Oleh karena itu, kegunaan dari bahan
matriks adalah sebagai pengikat serat (bahan reinforcement). Bahan matriks umumnya
adalah bahan yang dominan dalam pembentukan komposit. Selain sebagai pengikat serat,
matriks memiliki fungsi lain yaitu:

a. Meratakan tekanan tegangan yang diterima oleh serat


b. Melindungi serat dari gesekan mekanik dan kondisi lingkungan yang buruk
c. Menahan posisi serat
d. Menstabilkan komponen setelah proses manufaktur
Matriks umumnya berbahan dasar polimer atau plastik yang juga terdiri dari dua jenis
yang berbeda yakni thermoplastic dan thermoset. Berikut adalah jabaran singkatnya.

a. Thermoplastic

Bahan ini adalah jenis plastik yang mampu dilunakkan berulang kali jika
dipanaskan dan mampu untuk menjadi keras jika didinginkan. Thermoplastic memiliki
ketahanan suhu yang tinggi hingga 260 derajat Celcius dan tahan karat. Contoh dari bahan
ini adalah resin polyethylene, polystyrene, polypropylene, polyamide (nylon), pvc, dan
resin polysulfones.

b. Thermoset

Jenis plastik ini sering digunakan untuk membuat komposit yang menggunakan
penguat serat dan serbuk. Berbeda dengan thermoplastic, bahan ini tidak berubah
mengikuti suhu sehingga menyebabkannya bersifat permanen. Contoh dari thermoset
adalah polyester, fenol, epoksi, resin polyurethane, dan lainnya.

1.4 Contoh Penggunaan Bahan Komposit

Bahan komposit dan penggunaannya sebenarnya mudah untuk ditemukan di


sekitar kita. Contoh penggunaan bahan komposit adalah sebagai berikut.

1. Papan Komposit

Papan komposit adalah papan kombinasi bahan veneer dan papan partikel yang
dibuat untuk meningkatkan kekuatan lengkung papan dengan cara melapisi permukaan
papan partikel dengan veneer. Papan komposit juga dapat digunakan pada rangka dinding
dan lantai yang rapuh ketika diberikan tekanan seperti pemasangan paku.

Adapun penggunaan dari papan komposit dapat kita lihat pada perabotan rumah
tangga seperti panel datar televisi, dasar laci kayu, pintu geser, daun meja, serta panel
dinding.

2. Jembatan Komposit

Jembatan komposit adalah jenis jembatan yang menggunakan kombinasi dua


material atau lebih untuk mendapatkan konstruksi jembatan yang lebih kuat. Pada
umumnya kombinasi material yang digunakan adalah baja sebagai gelagar dan beton
sebagai pelat pada lantai jembatan. Terdapat dua jenis jembatan komposit antara lain:

a. Jembatan multi-girder, yaitu jembatan yang menggunakan baja girder


memanjang ukuran sama yang disusun dengan jarak yang beraturan di
sepanjang lebar jembatan.
b. Jembatan ladder deck, yaitu jembatan komposit yang memodifikasi jembatan
multi-girder dengan menggunakan dua buah girder sebagai komponen utama
dan cross-girder sebagai komponen support.

Disusun Oleh: Ahmad Rifansyah

2.1 Casting Alloy


Dental casting alloy memainkan peran penting dalam pengobatan penyakit gigi.
Peran ini telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan
peningkatan restorasi semua-keramik dan pengembangan komposit berbasis resin yang
lebih tahan lama. Namun, paduan terus digunakan sebagai bahan utama untuk restorasi
prostetik cekat dan kemungkinan akan menjadi bahan utama untuk tahun-tahun
mendatang. Tidak ada bahan lain yang memiliki kombinasi kekuatan, modulus, ketahanan
aus, dan kompatibilitas biologis yang harus dimiliki suatu bahan untuk bertahan lama di
mulut sebagai prostesis cekat.

2.2 Klasifikasi Dental Casting Alloy

1. Klasifikasi logam berdasarkan tingkat kekerasan(1932).

 Tipe I (lunak) angka kekerasan Vickers (VHN) 50-90

 Tipe II (sedang) angka kekerasan Vickers (VHN) 90-120

 Tipe II (keras) angka kekerasan Vickers (VHN) 120-150

 Tipe IV (ekstra keras) angka kekerasan Vickers (VHN)>150

Pada saat itu tes karat menunjukkan bahwa alloy yang mengandung emas lebih rendah
65%-75% terlalu cepatberkarat saat sebagai tambalan gigi.

2. Klasifikasi Alloy menurut ADA no 5

Berdasarkan dental function:

a. Type I alloy (soft):

untuk restorasi yang hanya terkena tekanan kecil. Contoh: inlay b. Type II
alloy (medium)

untuk restorasi gigi dengan mendapat tekanan moderat atau sedang.c.


Type III alloy (hard)

untuk situasi gigi yang mendapat tekanan oklusal yang besar. Misalnya
onlay,mahkota, mahkota vinir yang tebal, gigi tiruan sebagian cekat dengan
spanpendek.d. Type IV alloy (extra hard):
untuk keadaan tekanan sangat besar. Misalnya endodontic, mahkota
dengan vinir tipis, gigi tiruan sebagian cekat dengan span panjang, gigi tiruan
sebagianlepasan.e. Sisanya adalah alloy yang dirancang untuk restorasi logam
keramik dan gigitiruan sebagian lepasan rangka logam.

3. Berdasarkan kandungan logam muliaHN = sangat mulia, N= mulia, PB=


dominanlogam dasar.

Casting AlloyAluminium casting alloy terdiri dari aluminium die casting

dan aluminium permanent casting.

Beberapa macam aluminium alloy ditinjau dari bahan campurannya, antara lain :

1. Magnal (terdiri dari campuran aluminium dan magnesium)

2. Manal (terdiri dari campuran aluminium dan mangan)

3. Siluminal (terdiri dari campuran aluminium, tembaga dan silikon)

4. Duraluminium terdiri dari campuran aluminium, tembaga, mangan

dan magnesium). Menurut HES (Honda Engineering Standart) terdapat


aluminium alloy dengan tipe HD2 G2. HD2 G2 adalah aluminium alloy yang
dipergunakan dalam proses diecasting. HD2 G2 adalah material aluminium alloy
yang kuat, dan tahan benturan.

Disusun Oleh: Agung Hidayatullah

3.1 Korosi
3.2 Definisi

Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin ”Korodere” yang berarti
perusakan logam. Korosi adalah reaksi antara logam dengan lingkungannya. Korosi
adalah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkanoleh terjadinya reaksi
kimia (reaksi elektro kimia) pada permukaan logam. Padahakikatnya korosi adalah suatu
reaksi dimana suatu logam dioksidasi sebagaiakibat dari serangan kimia oleh lingkungan
(uap air,oksigen di atmosfer, oksidaasam yang terlarut dalam udara).Korosi merupakan
reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagaizat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. .Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkara besi. Pada peristiwa korosi,logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karatlogam umumnya berupa oksida dan karbonat. Rumus
kimia karat besiadalah Fe2O3. xH2O, suatu zatpadat yang berwarna coklat-meraKorosi
adalah suatu penyakit dalam dunia teknik, walaupun secaralangsung bukan merupakan
produk teknik. Adanya studi tentang korosi adalahusaha untuk mencegah dan
mengendalikan kerusakan supaya serangannyaserendah mungkin dan dapat melampaui
nilai ekonomisnya, atau umur tahannyamaterial lebih lama untuk bisa dimanfaatkan.
Caranya denganusaha prefentif atau pencegahan dini untuk menghambat korosi. Dan hal
ini lebih baik dari pada harus mengeluarkan biaya perbaikan yang tidak sedikit
akibatserangan korosi.
3.3 Jenis-jenis Korosi

A. Korosi merata (serangan seragam)

Yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentukpengikisan


permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logamsebagai berkurang akibat
permukaan terkonvensi oleh produk karat yangbiasanya terjadi pada peralatan-peralatan
terbuka, misalnya permukaan luarpipa.Bentuk korosi ini sangat umum dan dicirikan oleh
baja yangberkarat dilingkungan udara. Disebut merata karena semua permukaan
metalterexpose diserang dengan level yang kurang sama, tetapi metal yanghilang jarang
sekali betul-betul merata. Menurut teori elektrokimiapotensial campuran, proses anodik
dankatodik terdistribusi merata di seluruhpermukaan logam. Dengan demikian agar
bentuk korosi ini terjadi, diperlukan sistem korosi yang menunjukkan keseragaman
(homogenitas) baik padalogam,media (perbedaan konsentrasi) dan faktor-faktor korosi
lainnya.Pada korosi tipe ini, laju korosi dapat dinyatakan dalam bentuk kehilangan
ketebalan logam menurut waktu misalnya mm/tahun atau mikrometer/tahun.Biasanya
tingkat korosi hanya dinyatakan pada satu muka saja, dan bila keduametal mengalami
korosi, total kehilangan ketebalan metal menjadidoa kali.

B. Korosi setempat (korosi setempat)


Dalam beberapa hal perbedaan antara korosi merata dan korosi setempat tidak
begitu tajam, sungguh pun demikian adalah mungkin untuk memberikan beberapa bentuk
korosi, mulai dari korosi merata sampai korosi yang Menghasilkan sumur dalam, korosi
setempat sulit diduga.

C. Korosi galvanik (galvanic korosi)

Bentuk korosi ini terjadi bila dua (atau lebih) logam yang berbeda secara listrik
berhubungan satu sama lain berada dalam lingkungan korosif yang sama. Dalam kasus
demikian, logam yang paling berpotensi negatif (dalam keadaan tidak berhubungan) atau
terkorosi, sebaliknya logamlain (logam mulia dengan potensi korosi tinggi).kurang
terkorosi). Korosigalvanik cenderung terlokalisir, menuju pembentukan sumuran, dan
dalamsistem pipa akan terjadi kebocoran-kebocoran. Dia adalah masalah perencanaan
karena dalam pabrik, sistem pipa dan rangkap banyak melibatkan pemakaian lebih dari
satu macam logam. Bila berbagai macam paduan yang digunakan dalam perencanaan
dapatdiharapkan akan terjadi masalah-masalah dan masalah tersebut lebih kritispada
lingkungan laut. Oleh karena itu harus diusahakan pemakaian paduan logam yang
berbeda-beda, harus jangan sampai menimbulkan masalah korosi.

D. Korosi sumuran (pitting)

Korosi kesehatan termasuk korosi setempat dimana daerah kecil daripermukaan


metal, terkorosi membentuk sumuran. Pada dasarnya kedalaman sumur lebih besar dari
diameternya. mekanisme terbentuknya korosi kesehatan,sangat rumit dan sulit diduga.

3.4 Faktor Penyebab Korosi

1. Air dan kelembaban udara

Dilihat dari reaksi yang terjadi pada proses korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya korosi. Udara lembab yang banyak mengandung uap air
akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.

2. Elektrolit

Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk terjadinya transfer
muatan. Hal ini mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara.
Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh
karena itu air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi yang utama.

3. Permukaan logam yang tidak rata

Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,


yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan
bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan bertindak
sebagai anode dan katode sulit terbentuk.

4. Terbentuknya sel elektrokimia

Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau
lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Logam yang potensialnya lebih
rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang
potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal
tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah,
sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling
yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar
paku keling tersebut berkarat lebih cepat.

5. Suhu

Suhu mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi suhu maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan
meningkatnya suhumaka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju
korosi pada logam semakin meningkat.

6. pH

Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7semakin besar,
karena adanya reaksi pengurangan tambahan yang berlangsungpada katode yaitu:2H+(aq)
+ 2e- → H2. Adanya reaksi pengurangan tambahan pada katode menyebabkan lebih
banyakatom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.

7. Metalurgi

Permukaan logamPermukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan potensi


yang berbeda danmemiliki kecenderungan untuk menjadi anoda yang
terkorosi.Permukaanlogam yang kasar cenderung mengalami korosi

Disusun Oleh: Diva Lintang Saputri

4.1 Penggabungan Metal

4.2 Pengertian
Penggabungan Metal atau Penyambungan Logam adalah suatu proses yang
dilakukan untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih baik logam yang sejenis
maupun tidak sejenis. Penyambung bagian-bagian logam ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode sesuai dengan kondisi dan bahan yang di gunakan.

4.3 Jenis-Jenis Penggabungan Metal

a. Soldering

Soldering adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara
dileburkan dan mengalirkan filler metal atau logam pengisi diantara celah dan pori-pori
sambungan agar kedua permukaan benda tersebut saling menempel.

Filler metal ini dicairkan dengan temperatur suhu yang relatif rendah (memiliki titik
lumer lebih rendah dibandingkan logam yang hendak disambung), serta logam yang
hendak disambung tidak akan ikut meleleh ketika proses soldering. Solder umumnya
mencair pada temperatur di bawah 450ºC.

 Fungsi Soldering
1. Menyambungkan dua buah benda dengan variasi metode pemanasan yang
beragam sesuai jenis benda yang digunakan.
2. Lebih hemat energi dibandingkan teknik brazing dan pengelasan.
3. Sambungan elektronik yang dihasilkan memiliki konduktivitas listrik yang
bagus dan mampu menghasilkan sambungan yang kedap air dan kedap udara.
4. Rangkaian elektronik yang dikerjakan menggunakan teknik soldering mudah
diperbaiki dan dikerjakan ulang.

 Jenis jenis soldering

Terdapat dua jenis soldering berdasarkan bahan yang digunakan yaitu


Soft Soldering dan Hard Soldering. Soft soldering adalah tipe soldering yang
menggunakan titik lumer filler metal dengan temperatur di bawah 400ºC dan biasanya
digunakan untuk menyolder paduan timah.Sedangkan hard soldering atau disebut juga
silver brazing menggunakan titik lumer filler metal sekitar 450ºC dengan perpaduan
bahan timah dan tembaga. Hasil penyambungan dengan hard soldering umumnya lebih
baik dan lebih kuat daripada soft soldering.

b. Brazing

Brazing adalah penyambungan dua buah material logam atau lebih, baik itu logam
sejenis maupun tidak sejenis dengan menggunakan bahan tambah (filler) yang titik
jenuhnya lebih rendah dibanding dengan titik cair logam yang akan disambung dengan
menggunakan temperature yang rendah, pada proses brazing ini biasanya menggunakan
api yang berasal dari karbid acetylene atau gas propana. Proses brazing merupakan
teknologi las yang banyak digunakan dalam industri untuk penyambungan material yang
berbentuk pipa, lembaran atau pelat.

Proses brazing berbeda dengan pengelasan, pengelasan sendiri adalah proses


dimana sebuah logam dan dasar logam pengisi / filler untuk menjadi satu bagian.
Sedangkan proses brazing hanya mencairkan logam pengisi saja tanpa harus mencairkan
logam dasar.
Disusun Oleh: Lisna Nurlatipah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komposit adalah material yang dibentuk dari campuran dua atau lebih material
baku dengan tujuan untuk mendapatkan mechanical properties atau sifat mekanis yang
lebih baik dan lebih bernilai. Dengan kata lain, komposit adalah material baru yang
diharapkan memiliki kualitas baik dari material-material baku.

Dental casting alloys memainkan peran penting dalam pengobatan penyakit gigi.
Peran ini telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan
peningkatan restorasi semua-keramik dan pengembangan komposit berbasis resin yang
lebih tahan lama

Korosi atau Perkaratan berasal dari bahasa latin ”Korodere” yang berarti
perusakan logam. Korosi adalah reaksi antara logam dengan lingkungannya. Korosi
adalah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkanoleh terjadinya reaksi
kimia (reaksi elektro kimia) pada permukaan logam

Soldering adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan cara
dileburkan dan mengalirkan filler metal atau logam pengisi diantara celah dan pori-pori
sambungan agar kedua permukaan benda tersebut saling menempel.
DAFTAR PUSTAKA

Wira, (2021 Februari 11). Adrian Daniarsyah " Definisi dan Contoh
Penggunaannya Lengkap" Retrieved From https://wira.co.id/komposit-
adalah/

Dental Compare. Dental Alloy. Retrieved from https://www.dentalcompare.com/Dental-


Lab-Products/25925-Dental-Alloys/?vmpi_3437=6

Scribd. Yumnaina "Klasifikasi alloy" Retrieved from


https://id.scribd.com/presentation/378322832/Klasifikasi-Alloy

https://eprints.umm.ac.id/55837/3BAB%20II.pdf

Scribd, (2013 Maret 21). Rifka Syaputri “Makalah Korosi”. Retrieved from
https://www.scribd.com/doc/131640430/makalah-korosi

Slide Share, (2014 Mei 03). Fajrul Mubarok “Penyambungan”. Retrieved from
https://www.slideshare.net/fajrulM/penyambungan

Anda mungkin juga menyukai