Proposal Dela Akhirr
Proposal Dela Akhirr
DELA AFRIYANTI
021221109
Nim : 021221109
Jurusan : Peternakan
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
Diketahui oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang
berjudul “Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PET+VET Animal Clinic ,
DENKAVKUD PUSSENKAV dan PT Super Unggas Jaya’’. Proposal ini penulis
buat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik yang akan diselenggarakan oleh
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, serta sebagai panduan atau acuan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) I.
Dalam penulisan proposal ini penulis merasa masih banyak kekurangan
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan proposal ini. Dalam penulisan proposal ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan proposal ini, khususnya kepada : Ibu Dr. drh.
Endang Endrakasih, MS, pembimbing internal I; Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo,
S.Pt, M.Si, Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
sekaligus pembimbing internal II; Ibu Dr. drh. Maya Purwanti, MS Ketua
Program Studi Kesehatan Hewan; Bapak Dr. Ir. Syaifuddin, MP, Direktur
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Abang, kakak, rekan-rekan, dan adik-
adik di program studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan maupun
Kesehatan Hewan jurusan peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor;
serta Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI iv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
TINJAUAN PUSTAKA 3
METODE PELAKSANAAN 10
Latar Belakang
Tujuan
Flu Kucing
Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum
divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang
menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila
menyerang anak kucing. Meskipun pada kucing dewasa jarang berakibat fatal,
gejala-gejala penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup
lama.Oleh karena itu pencegahan dengan vaksinasi rutin merupakan tindakan
terbaik.( Moore and Hughes, 2017).
Feline Panleukopenia
Feline panleukopenia merupakan penyakit menular/infeksius yang
menyerang bangsa kucing terutama pada kucing yang belum divaksinasi pada
umur muda (Truyen, et.al., 2009). Penyakit ini dikarenakan Feline panleukopenia
virus yang termasuk ke dalamgenus Protoparvovirus dan dalam keluarga
Parvoviridae. Virus panleukopenia merupakan virus DNA beruntai tunggal yang
tidak beramplop dan dapat mengakibatkan demam gastroenteritis hemoragika,
leukopenia, muntah, depresi, dehidrasi, dan diare dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. Masa inkubasi FPV berkisar 5-9 hari dan apabila ditemukan agen infeksi
lainnya maka akan berkomplikasi mengakibatkan sepsis, dehidrasi, koagulopati
intravasal diseminata hingga kematian. Penularan atau transmisi virus
panleukopenia pada kucing dapat terjadi melalui fekaloral secara langsung
maupun tidak langsung karena terkontaminasi dari penderita melewati pakan,
muntah, kotoran, air kemih, air liur, maupun benda lainnya. Virus panleukopenia
masuk ke dalam tubuh dan bereplikasi pada sel yang aktif membelah seperti
sumsum tulang belakang, jaringan limfoid, epitel usus halus, serebellum, dan
retina pada kucing neonatal hingga dapat menyebabkan panleukopenia, ataksia,
inkoordinasi gerak, maupun gangguan penglihatan pada hewan muda. Feline
panleukopenia virus dapat menyebabkan infeksi sistemik yang berawal melalui
rute fekal-oral, masuk dan berproliferasi pada jaringan orofaring dan kemudian
didistribusikan melalui viremia secara bebas menuju sel-sel dan hampir ke semua
jaringan. Replikasi parvovirus yang DNA nya beruntai tunggal ini membutuhkan
sel-sel dalam pembelahan fase-S dan oleh sebab itu invasi virus ini terbatas hanya
pada jaringan yang aktif melakukan pembelahan/mitosis. Diagnosis FPV pada
kucing didapatkan melalui informasi dari pemilik berupa anamnesis, tanda klinis,
dan pemeriksaan penunjang seperti isolasi virus, pemeriksaan mikroskop
elektron, Immunochromatographic assay (ICG), Polymerase Chain Reaction
(PCR), Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA), maupun Indirect
Immunofluoresence (Ohshima and Mochizuki, 2009).
Canine Parvovirus
Pakan
Biasakan untuk memeriksa kualitas pakan mulai dari pembeliannya.
Kemudian penyimpanan pakan harus mempertimbangkan beberapa hal, di
antaranya sirkulasi udara dan kelembapan. Untuk menghindari kemungkinan
terkena jamur, lakukan pembuatan pallet untuk alas menyimpan pakan. Selain itu,
lakukan pengadaan stok pakan secukupnya.
Manajemen
Manajemen meliputi analisa pembiayaan, rencana kerja yang terorganisir,
seleksi yang ketat dalam penerimaan pegawai, kontrol atas keluar masuk kuda ke
istal, serta penyesuaian daya dukung lahan dan finansial.
Situasi Penyakit
Ayam pedaging yang akan dibudidayakan harus bebas dari penyakit unggas
berbahaya yang dapat menimbulkan kerugian, seperti: Avian Influenza (AI), New
Castle Disease (ND), Fowl Cholera, Infectious Bursal Disease (IBD/Gumboro),
Salmonellosis (S. pullorum; E. enteridis), dan penyakit unggas lainnya.
Pelaksanaan Biosekuriti
Pelaksanaan biosekuriti dalam budi daya ayam pedaging yang baik pada
perusahaan peternakan terdiri atas tata laksana serta tindakan desinfeksi dan
sanitasi. Tata laksana yang baik harus memenuhi kriteria berikut: 1)Lokasi
peternakan berpagar dengan satu pintu masuk dan di pintu masuk dilakukan
penyemprotan desinfektan; 2)Tata letak bangunan/kandang sesuai dengan
peruntukannya; 3)Rumah tempat tinggal, kandang ayam pedaging dan kandang
hewan lain ditata pada lokasi yang terpisah; 4)Pemilik/manajer harus mampu
membatasi masuknya orang, hewan dan peralatan ke peternakan; 5)Area parkir
efektif, berpagar, dan diberi gerbang; 6)Prosedur pelaporan yang ketat keluar
masuknya staf dan pengunjung ke peternakan dan 7)Gunakan tanda di pintu
gerbang dan di kantor.
Pada tindakan desinfeksi dan sanitasi yang baik harus memenuhi persyaratan
berikut: 1)Desinfeksi dilakukan pada setiap kendaraan yang keluar masuk lokasi
peternakan; 2)Tempat/bak untuk cairan desinfektan dan tempat cuci tangan
disediakan dan diganti setiap hari dan ditempatkan di dekat pintu masuk lokasi
kandang/peternakan; 3)Pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material,
hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, dan liter
yang dapat membawa penyakit unggas; 4)Semua material dilakukan desinfeksi
dengan desinfektan baik sebelum masuk maupun keluar lokasi peternakan;
5)Pembatasan secara ketat keluar masuk orang dan kendaraan dari dan ke lokasi
peternakan; 6)Setiap orang yang menderita sakit dapat membawa penyakit unggas
agar tidak memasuki kandang; 7)Setiap orang yang akan masuk dan keluar lokasi
kandang, harus mencuci tangan dengan sabun/desinfektan dan mencelupkan alas
kaki ke dalam tempat/bak cairan desinfektan; 8)Setiap orang yang berada di lokasi
kandang harus menggunakan pelindung diri seperti pakaian kandang, sarung
tangan, masker (penutup hidung/mulut), sepatu boot dan penutup kepala;
9)Mencegah keluar masuknya tikus, serangga, dan unggas lain seperti itik, entok,
burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan;
10)Kandang, tempat makan dan minum, tempat pengeraman ayam, sisa alas
kandang/litter dan kotoran kandang dibersihkan secara berkala sesuai prosedur;
11)Tidak diperbolehkan makan, minum, meludah, dan merokok selama berada di
lokasi kandang; 12)Tidak membawa ayam pedaging yang mati atau sakit keluar
dari area peternakan; 13)Ayam pedaging yang mati di dalam area peternakan
harus dibakar dan dikubur sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 14)Kotoran
ayam pedaging diolah misalnya dengan dibuat kompos sebelum kotoran
dikeluarkan dari area peternakan dan 15)Air kotor hasil proses pencucian agar
langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah melalui saluran limbah ke
dalam tempat penampungan limbah, sehingga tidak tergenang di sekitar kandang
atau jalan masuk lokasi kandang.
METODE PELAKSANAAN
1. PET+VET Animal Clinic yang beralamat di Jl. K.H. Mas Mansyur No.8A,
RT.10/RW.6, Karet Tengsin, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10250 yang dilaksanakan pada tanggal 1
November 2023-30 November 2023;
2. Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) yang beralamat di
DENKAVKUD PUSSENKAV Jl. Kolonel Masturi KM 7,Parongpong,
Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 1
Desember 2023-30 Desember 2023 dan
3. PT Super Unggas yang beralamat di Jl. Pasir Pogor No.69-666, Cipelang,
Kec. Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16740 yang dilaksanakan
pada tanggal 1 Januari 2023-30 Januari 2024.
Materi Kegiatan
Prosedur Pelaksanaan
Mantione NL, Otto CM. 2005. Characterization of the use of an-tiemetic agents
in dogs with parvoviral enteritis treated at a veterinary teaching hospital:
77 cases (1997–2000). J Am Vet Med Assoc 227: 1787–1793.
Moore, P. H., & Hughes, A. (2017). BSAVA Manual of Practical Animal Care.
Quedgeley: British Small Animal Veterinary Association.
Sellon RK. 2005. Canine Viral Diesease. In Ettinger SJ, Feldman EC (Ed)
Textbook of Veterinary Internal Medicine, Disease of Dog and Cat. 6th ed.
St. Louis: Sounder Elseveir.
Truyen U. 2006. Evolution of Canine Parvovirus; a Need For New Vac-cines. Vet
Microbiol 117: 9–13.