Anda di halaman 1dari 16

KEGIATAN PRAKTIK

DI PET+VET ANIMAL CLINIC, JAKARTA;


DENKAVKUD PUSSENKAV, BANDUNG DAN PT SUPER
UNGGAS JAYA, CIJERUK

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN I

DELA AFRIYANTI
021221109

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN HEWAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PKL I

Judul : Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di Pet+Vet Animal


Clinic , DENKAVKUD PUSSENKAV dan PT Super
Unggas Jaya

Nama : Dela Afriyanti

Nim : 021221109

Program studi : Kesehatan Hewan

Jurusan : Peternakan

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. drh. Endang Endrakasih, MS


NIP. 195907181985032001

Pembimbing II

Dr. Arif Nindyo Kisworo, S.Pt, M.Si


NIP. 197406112005011001

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi

Dr. drh. Maya Purwanti, MS


NIP. 195906271985032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang
berjudul “Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PET+VET Animal Clinic ,
DENKAVKUD PUSSENKAV dan PT Super Unggas Jaya’’. Proposal ini penulis
buat untuk kelengkapan dari kegiatan praktik yang akan diselenggarakan oleh
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, serta sebagai panduan atau acuan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) I.
Dalam penulisan proposal ini penulis merasa masih banyak kekurangan
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan proposal ini. Dalam penulisan proposal ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan proposal ini, khususnya kepada : Ibu Dr. drh.
Endang Endrakasih, MS, pembimbing internal I; Bapak Dr. Arif Nindyo Kisworo,
S.Pt, M.Si, Ketua Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor
sekaligus pembimbing internal II; Ibu Dr. drh. Maya Purwanti, MS Ketua
Program Studi Kesehatan Hewan; Bapak Dr. Ir. Syaifuddin, MP, Direktur
Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor; Abang, kakak, rekan-rekan, dan adik-
adik di program studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan maupun
Kesehatan Hewan jurusan peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor;
serta Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan proposal ini.

Bogor, Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Error! Bookmark not defined.

Manfaat Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA 3

Penyakit yang Sering Ditemukan Pada Hewan Kesayangan Error! Bookmark


not defined.

Manajemen Kesehatan dan Perawatan Kuda Error! Bookmark not defined.

Manajemen Kesehatan dan Perawatan Unggas Error! Bookmark not defined.

METODE PELAKSANAAN 10

Waktu dan Tempat Error! Bookmark not defined.

Materi Kegiatan Error! Bookmark not defined.

Prosedur Pelaksanaan Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA Error! Bookmark not defined.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan industri peternakan dan kesehatan hewan yang pesat tentu


diikuti dengan kemajuan teknologi yang diterapkan di Dunia Usaha, Dunia
Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA). Kemajuan dan perkembangan tersebut harus
dikuasai oleh mahasiswa sehingga setelah menyelesaikan studi, mahasiswa siap
memasuki DUDIKA. Teknologi yang diterapkan di industri tidak mungkin
dikuasai oleh mahasiswa hanya dengan mendapatkan teori dan praktikum di
kampus, tetapi harus dilengkapi dengan praktik secara langsung di lapangan
melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan kurikuler yang wajib
dilakukan mahasiswa Program Studi Kesehatan Hewan Politeknik Pembangunan
Pertanian Bogor dengan bobot SKS 6 (0-6) artinya seluruh kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan secara terprogram dan
terintegrasi dengan mata kuliah yang sudah dipelajari sebelumnya. Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dilaksanakan pada di pelayanan kesehatan hewan kesayangan,
manajemen pemeliharaan kuda dan manajemen pemeliharaan unggas dengan titik
berat pada aspek pengenalan dan keterampilan dalam penanganan penyakit.

Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) I bertujuan untuk magang dalam bidang :


1. Pelayanan dan penanganan kasus penyakit pada hewan kesayangan.
2. Manajemen kesehatan kuda dan ayam broiler.
3. Perawatan kuda dan ayam broiler.
Manfaat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) I memberikan manfaat bagi mahasiswa berupa:


1. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen
usaha,
manajemen pemeliharaan, pelayanan kesehatan pada unggas.
2. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang handling dan
restrain pada hewan, manajemen kesehatan, serta pelayanan kesehatan kuda.
3. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang handling dan
restrain pada hewan, manajemen pemeliharaan, serta pelayanan kesehatan
pada hewan kesayangan.
TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Yang Sering Ditemukan Pada Hewan Kesayangan

Flu Kucing
Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum
divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang
menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila
menyerang anak kucing. Meskipun pada kucing dewasa jarang berakibat fatal,
gejala-gejala penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup
lama.Oleh karena itu pencegahan dengan vaksinasi rutin merupakan tindakan
terbaik.( Moore and Hughes, 2017).

Upper Respiratory Infection (URI)


Penyakit saluran pernafasn adalah penyakit yang sering ditemukan pada
kucing. 80% kasus penyakit saluran pernafasan pada kucing disebabkan oleh
virus,yaitu feline rhinotracheitis virus dan feline calicivirus. Penyakit ini dapat
menular sesama kucing melalui kontak langsung , udara dan peralatan yang
tercemar. Gejala yang ditimbulkan yakni bersin dan batuk,keluar cairan dari mata
dan hidung,tidak nafsu makan dan lemas.

Feline Panleukopenia
Feline panleukopenia merupakan penyakit menular/infeksius yang
menyerang bangsa kucing terutama pada kucing yang belum divaksinasi pada
umur muda (Truyen, et.al., 2009). Penyakit ini dikarenakan Feline panleukopenia
virus yang termasuk ke dalamgenus Protoparvovirus dan dalam keluarga
Parvoviridae. Virus panleukopenia merupakan virus DNA beruntai tunggal yang
tidak beramplop dan dapat mengakibatkan demam gastroenteritis hemoragika,
leukopenia, muntah, depresi, dehidrasi, dan diare dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. Masa inkubasi FPV berkisar 5-9 hari dan apabila ditemukan agen infeksi
lainnya maka akan berkomplikasi mengakibatkan sepsis, dehidrasi, koagulopati
intravasal diseminata hingga kematian. Penularan atau transmisi virus
panleukopenia pada kucing dapat terjadi melalui fekaloral secara langsung
maupun tidak langsung karena terkontaminasi dari penderita melewati pakan,
muntah, kotoran, air kemih, air liur, maupun benda lainnya. Virus panleukopenia
masuk ke dalam tubuh dan bereplikasi pada sel yang aktif membelah seperti
sumsum tulang belakang, jaringan limfoid, epitel usus halus, serebellum, dan
retina pada kucing neonatal hingga dapat menyebabkan panleukopenia, ataksia,
inkoordinasi gerak, maupun gangguan penglihatan pada hewan muda. Feline
panleukopenia virus dapat menyebabkan infeksi sistemik yang berawal melalui
rute fekal-oral, masuk dan berproliferasi pada jaringan orofaring dan kemudian
didistribusikan melalui viremia secara bebas menuju sel-sel dan hampir ke semua
jaringan. Replikasi parvovirus yang DNA nya beruntai tunggal ini membutuhkan
sel-sel dalam pembelahan fase-S dan oleh sebab itu invasi virus ini terbatas hanya
pada jaringan yang aktif melakukan pembelahan/mitosis. Diagnosis FPV pada
kucing didapatkan melalui informasi dari pemilik berupa anamnesis, tanda klinis,
dan pemeriksaan penunjang seperti isolasi virus, pemeriksaan mikroskop
elektron, Immunochromatographic assay (ICG), Polymerase Chain Reaction
(PCR), Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA), maupun Indirect
Immunofluoresence (Ohshima and Mochizuki, 2009).

Canine Parvovirus

Penyakit parvovirus anjing (PPA) merupakan penyakit menular bersifat


akut dan mematikan pada anjing berumur muda, ditandai dengan dehidrasi,
muntah dan berak bercampur darah, gastroenteritis dan miokarditis. Gejala awal
ditandai dengan demam (39,5 sampai 41,5°C), depresi, mukosa hidung kering,
nafsu makan turun, kelemahan dan muntah (Mantione and Otto, 2005). Isi
muntahan berwarna putih keabuabuan dan encer. Feses konsistensinya lunak
kemudian menjadi encer berwarna kuning kehijauan bahkan encer gelap karena
bercampur darah dan baunya sangat amis. Pada kondisi ini suhu tubuh mulai turun
berlanjut ke suhu subnormal menjelang kematian(Truyen, 2006). Kontraksi otot
anus berkurang sehingga anjing mengalami diare tidak terkontrol. Karena muntah
yang terus menerus mengakibatkan anjing mengalami dehidrasi hebat yang dapat
dilihat dari turgor kulit. Selaput lendir mata pada saat demam terlihat kongesti dan
pucat (anemik) bahkan sianosis akibat dehidrasi karena diare dan mencret darah.
Kematian dapat terjadi dalam waktu 49 sampai 72 jam (Parrish, 2011).

Canine Distamper Virus


Penyakit distemper pada anjing merupakan penyakit viral yang
bersifat multisistemik karena menyerang sistem respirasi, digesti, kutaneus, dan
juga saraf. Infeksi CDV dapat terjadi secara akut, subakut dan kronis (Lempp et
al., 2014). Manifestasi klinis awal yang ditunjukkan oleh infeksi distemper anjing
adalah anoreksia, demam, letargi, kehilangan berat badan, dehidrasi, eksudasi
berlebih dari cavum nasal dan mata, batuk-batuk, kesulitan bernafas, dan
gastroenteritis (Sellon, 2005). Gejala saraf disebabkan oleh aktivitas virus yang
telah sampai pada sistem saraf pusat. Anjing yang dapat bertahan dari gejala awal
CDV sering sekali menunjukkan gejala saraf seperti kejang-kejang (seizure),
tremor, paralisis, perubahan tingkah laku, chorea, gerakan mengunyah ataau
chewing gum. Pada distemper anjing tipe saraf sering kali tanda klinis berdiri
sendiri tanpa diikuti gejala lain. Pengetahuan ini jarang diketahui oleh pemilik
atau para pecinta hewan kesayangan dan menganggap gejala saraf yang
ditunjukkan oleh anjing tidak ada hubungannya dengan CDV. Oleh karena itu
sangat penting bagi dokter hewan praktisi sebelum melakukan pemeriksaan
mengetahui anamnesis dari pemilik apakah gejala saraf yang ditunjukkan pasien
memang disebabkan oleh infeksi lain atau ada hubungannya dengan penyakit
CDV yang menginfeksi anjing sebelumnya.

Menejemen Kesehatan dan Perawatan Kuda

Menurut buku berjudul “Manajemen Pemeliharaan dan


Pengembangbiakan Kuda” yang ditulis oleh Maswarni dan Rachman, salah satu
bagian penting dalam manajemen peternakan kuda adalah pencegahan terhadap
penyakit dan parasit. Untuk menjaga kuda tetap sehat, perlu dibuat perencanaan
yang baik dengan mempersiapkan langkah langkah pengontrolan pada sumber
penyakit. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain vaksinasi secara
teratur, pemeriksaan kesehatan, pengontrolan terhadap parasit, pengontrolan
lapangan rumput, dan pencipataan lingkungan higienis.
Bibit
Kuda yang akan dijadikan sebagai bibit harus dipastikan tidak membawa
bibit penyakit, baik induk maupun pejantannya. Sebelum dikawinkan, perlu
dilakukan pemeriksaan lengkap terhadap kesehatan kuda.

Pakan
Biasakan untuk memeriksa kualitas pakan mulai dari pembeliannya.
Kemudian penyimpanan pakan harus mempertimbangkan beberapa hal, di
antaranya sirkulasi udara dan kelembapan. Untuk menghindari kemungkinan
terkena jamur, lakukan pembuatan pallet untuk alas menyimpan pakan. Selain itu,
lakukan pengadaan stok pakan secukupnya.

Manajemen
Manajemen meliputi analisa pembiayaan, rencana kerja yang terorganisir,
seleksi yang ketat dalam penerimaan pegawai, kontrol atas keluar masuk kuda ke
istal, serta penyesuaian daya dukung lahan dan finansial.

Bangunan dan perlengkapan


Bangunan dan perlengkapan harus direncanakan seefisien mungkin dan
aman dalam pengerjaannya. Bila memungkinkan perlu untuk pengadaan trailer,
yaitu mobil khusus untuk mengangkut kuda.

Kesehatan dan pemeliharaan


Penjagaan kesehatan yang stabil, tetap siaga untuk keadaan yang tidak
diinginkan, meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan, serta pengobatan
terhadap kuda yang terserang penyakit, serta menjaga dan memelihara lingkungan
secara teratur seperti berikut: 1)Hindari kontaminasi kotoran dengan makanan dan
minuman; 2)Bila ada penambahan kuda baru, isolasi terlebih dahulu selama tiga
minggu sebelum dicampur dengan kuda lainnya; 3)Simpan perlengkapan yang
biasa dipakai untuk kuda. Bersihkan dengan larutan desinfektan setiap selesai
dipakai. Khusus untuk kerok dan sikat yang digunakan pada kuda berpenyakit
kulit, sebaiknya jangan dipakai untuk kuda lain; 4)Lakukan penyemprotan
desinfektan pada kandang dan di sekitarnya, terutama jika ada penyakit sedang
berjangkit dan 5)Ketahui secara dini gejala suatu penyakit. Bila terlihat ada gejala
sakit, segera pisahkan kuda berikut perlengkapan makanan dan minumannya.
Selanjutnya ikuti petunjuk dari bidang kesehatan hewan.

Manajemen Kesehatan dan Perawatan Unggas

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


31/Permentan/OT.140/2/2014 Tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan
Ayam Petelur yang Baik , dalam budidaya ayam pedaging yang baik harus
diperhatikan kaidah kesehatan hewan. Kaidah kesehatan hewan antara lain: situasi
penyakit, tindakan pengamanan penyakit, dan pelaksanaan biosekuriti.

Situasi Penyakit
Ayam pedaging yang akan dibudidayakan harus bebas dari penyakit unggas
berbahaya yang dapat menimbulkan kerugian, seperti: Avian Influenza (AI), New
Castle Disease (ND), Fowl Cholera, Infectious Bursal Disease (IBD/Gumboro),
Salmonellosis (S. pullorum; E. enteridis), dan penyakit unggas lainnya.

Tindakan Pengamanan Penyakit


Dalam budidaya ayam pedaging harus: 1)Membatasi mobilitas orang, hewan,
alat angkut, dan peralatan keluar masuk komplek perkandangan yang
memungkinkan dapat menularkan suatu penyakit; 2)Melakukan desinfeksi
terhadap orang, kandang, bahan dan peralatan lainnya yang dilakukan dalam budi
daya; 3)Melakukan pembersihan dan penyucian kandang baik terhadap kandang
baru maupun kandang yang telah dikosongkan; 4)Menjaga kebersihan dan sanitasi
seluruh komplek lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat higienis;
5)Melakukan tindakan pemusnahan bangkai ayam; 6)Pengamanan ayam sakit
yang terkena penyakit menular berikut bahan tercemar yang tidak dapat
didesinfeksi, di bawah pengawasan petugas setempat, agar tidak dibawa keluar
komplek budi daya setelah penetapan diagnosa penyakit oleh dokter hewan;
7)Melakukan vaksinasi terhadap ayam pedaging sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan hewan dan 8)Melakukan
pengolahan limbah peternakan.

Pelaksanaan Biosekuriti
Pelaksanaan biosekuriti dalam budi daya ayam pedaging yang baik pada
perusahaan peternakan terdiri atas tata laksana serta tindakan desinfeksi dan
sanitasi. Tata laksana yang baik harus memenuhi kriteria berikut: 1)Lokasi
peternakan berpagar dengan satu pintu masuk dan di pintu masuk dilakukan
penyemprotan desinfektan; 2)Tata letak bangunan/kandang sesuai dengan
peruntukannya; 3)Rumah tempat tinggal, kandang ayam pedaging dan kandang
hewan lain ditata pada lokasi yang terpisah; 4)Pemilik/manajer harus mampu
membatasi masuknya orang, hewan dan peralatan ke peternakan; 5)Area parkir
efektif, berpagar, dan diberi gerbang; 6)Prosedur pelaporan yang ketat keluar
masuknya staf dan pengunjung ke peternakan dan 7)Gunakan tanda di pintu
gerbang dan di kantor.
Pada tindakan desinfeksi dan sanitasi yang baik harus memenuhi persyaratan
berikut: 1)Desinfeksi dilakukan pada setiap kendaraan yang keluar masuk lokasi
peternakan; 2)Tempat/bak untuk cairan desinfektan dan tempat cuci tangan
disediakan dan diganti setiap hari dan ditempatkan di dekat pintu masuk lokasi
kandang/peternakan; 3)Pembatasan secara ketat terhadap keluar masuk material,
hewan/unggas, produk unggas, pakan, kotoran unggas, alas kandang, dan liter
yang dapat membawa penyakit unggas; 4)Semua material dilakukan desinfeksi
dengan desinfektan baik sebelum masuk maupun keluar lokasi peternakan;
5)Pembatasan secara ketat keluar masuk orang dan kendaraan dari dan ke lokasi
peternakan; 6)Setiap orang yang menderita sakit dapat membawa penyakit unggas
agar tidak memasuki kandang; 7)Setiap orang yang akan masuk dan keluar lokasi
kandang, harus mencuci tangan dengan sabun/desinfektan dan mencelupkan alas
kaki ke dalam tempat/bak cairan desinfektan; 8)Setiap orang yang berada di lokasi
kandang harus menggunakan pelindung diri seperti pakaian kandang, sarung
tangan, masker (penutup hidung/mulut), sepatu boot dan penutup kepala;
9)Mencegah keluar masuknya tikus, serangga, dan unggas lain seperti itik, entok,
burung liar yang dapat berperan sebagai vektor penyakit ke lokasi peternakan;
10)Kandang, tempat makan dan minum, tempat pengeraman ayam, sisa alas
kandang/litter dan kotoran kandang dibersihkan secara berkala sesuai prosedur;
11)Tidak diperbolehkan makan, minum, meludah, dan merokok selama berada di
lokasi kandang; 12)Tidak membawa ayam pedaging yang mati atau sakit keluar
dari area peternakan; 13)Ayam pedaging yang mati di dalam area peternakan
harus dibakar dan dikubur sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 14)Kotoran
ayam pedaging diolah misalnya dengan dibuat kompos sebelum kotoran
dikeluarkan dari area peternakan dan 15)Air kotor hasil proses pencucian agar
langsung dialirkan keluar kandang secara terpisah melalui saluran limbah ke
dalam tempat penampungan limbah, sehingga tidak tergenang di sekitar kandang
atau jalan masuk lokasi kandang.
METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Praktik kerja lapangan (PKL) I dilaksanakan pada 3 tempat yaitu:

1. PET+VET Animal Clinic yang beralamat di Jl. K.H. Mas Mansyur No.8A,
RT.10/RW.6, Karet Tengsin, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 10250 yang dilaksanakan pada tanggal 1
November 2023-30 November 2023;
2. Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) yang beralamat di
DENKAVKUD PUSSENKAV Jl. Kolonel Masturi KM 7,Parongpong,
Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 1
Desember 2023-30 Desember 2023 dan
3. PT Super Unggas yang beralamat di Jl. Pasir Pogor No.69-666, Cipelang,
Kec. Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16740 yang dilaksanakan
pada tanggal 1 Januari 2023-30 Januari 2024.

Materi Kegiatan

Adapun beberapa materi kegiatan diketiga tempat tersebut meliputi :

1. Kegiatan praktik kerja lapangan mengenai pelayanan dan penanganan


kasus kesehatan pada hewan kesayangan yang bertempat di Pet+Vet
Animal Clinic meliputi; Tugas/peran paramedik veteriner seperti
menghandling hewan kesayangan. membantu dokter hewan dalam
pelaksanaan operasi/penanganan penyakit, serta menyiapkan/meracik obat
yang akan diberikan.
2. Kegiatan praktik kerja lapangan di kesehatan kuda yang ditempatkan di
Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) ; Meliputi Tugas/peran
paramedik veteriner seperti mengikuti kegiatan/proses manajemen
pemeliharaan yang terdiri dari manajamen perkandangan, manajamen
pakan dan air minum, serta manajemen kesehatan.
3. Kegiatan praktik kerja lapangan di kesehatan unggas yang bertempat di
PT. Super Unggas Jaya meliputi; Tugas/peran paramedik veteriner seperti
mengikuti kegiatan/proses manajemen pemeliharaan yang terdiri dari
manajamen perkandangan, manajamen pakan dan air minum, serta
manajemen kesehatan.

Prosedur Pelaksanaan

Adapun tahapan pelaksanaan PKLI sebagai berikut:


1. Menetapkan lokasi PKL I oleh mahasiswa,
2. Melakukan kegiatan magang oleh mahasiswa
3. Penyususnan laporan magang oleh mahasiswa,
4. Ujian PKL I.
DAFTAR PUSTAKA

Lempp C, Spitzbarth I, Puff C, Cana A. 2014. New aspects of the pathogenesis of


canine distemper leukoencephalitis. Viruses 6: 2571-2601.

Mantione NL, Otto CM. 2005. Characterization of the use of an-tiemetic agents
in dogs with parvoviral enteritis treated at a veterinary teaching hospital:
77 cases (1997–2000). J Am Vet Med Assoc 227: 1787–1793.

Maswarni, & Rachman, N. (2014). Manajemen Pemeliharaan dan


Pengembangbiakan Kuda . Jakarta: Penebar Swadaya.

Moore, P. H., & Hughes, A. (2017). BSAVA Manual of Practical Animal Care.
Quedgeley: British Small Animal Veterinary Association.

Ohshima T, Mochizuki M. 2009. Evidence for recombination between feline


panleukopenia virus and canine parvovirus type 2. J Vet Med Sci 71: 403–
408.

Parrish C. 2011. Parvoviridae. In: Maclachlan J, Dubovi E (Eds). Fenner’s


Veterinary Virology 4th. San Diego, USA: Academic Press. Hlm. 225-
235.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


31/Permentan/OT.140/2/2014 Tentang Pedoman Budi Daya Ayam
Pedaging dan Ayam Petelur yang Baik (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 259)

Sellon RK. 2005. Canine Viral Diesease. In Ettinger SJ, Feldman EC (Ed)
Textbook of Veterinary Internal Medicine, Disease of Dog and Cat. 6th ed.
St. Louis: Sounder Elseveir.

Truyen U, Addie D, Belak S, Boucraut-Baralon C, Egberink H, Frymus T,


Gruffydd-Jones, Hartmann K, Hosie MJ, Lloret A, Lutz H, Marsilio F,
Pennisi MG, Radford AD, Thiry EL, Horzinek MJ. 2009. Feline
panleukopenia. Abcd guideline on prevention and management. Journal of
Feline Medicine and Surgery 11: 538-546.

Truyen U. 2006. Evolution of Canine Parvovirus; a Need For New Vac-cines. Vet
Microbiol 117: 9–13.

Anda mungkin juga menyukai