Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

BOGOR
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

Sekertariat: Jl. Aria Surialaga No. 1 Kotak Pos 188 Bogor 16001
Email : bpmpolbangtanbogor@gmail.com

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA

POLBANGTAN BOGOR

NOMOR: /BPM/TAP/IX/2020

TENTANG

TATA TERTIB PERSIDANGAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :
1. Persidangan adalah pembahasan satu agenda sidang sampai selesai yang di dalamnya
dimungkinkan ada jeda waktu.
2. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi merupakan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebuah organisasi. Anggaran dasar (AD)
organisasi memuat ketentuan-ketentuan pokok organisasi dan anggaran rumah tangga
(ART) memuat peraturan yang mengatur apa pun urusan rumah tangga sehari-hari
organisasi. Anggaran rumah tangga merupakan penjelasan lebih luas dari anggaran
dasar.
3. Sidang AD/ART adalah sidang tahunan yang diselenggarakan pada saat musyawarah
besar.
4. Peserta Sidang adalah setiap orang yang hadir pada Sidang.
5. Keputusan Sidang adalah segala putusan yang dikeluarkan dalam Sidang.
6. Peninjauan Kembali adalah mekanisme yang digunakan untuk meninjau kembali
Keputusan Sidang yang telah dibahas sebelumnya.

BAB II
AGENDA
Pasal 2
Agenda Sidang antara lain :
a. Pemilihan pimpinan sidang;
b. Mengubah dan/atau menetapkan AD/ART dan;
c. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.

BAB III
PESERTA
Pasal 3
Peserta Sidang terdiri dari :
a. Peserta penuh yaitu anggota yang sesuai di dalam AD/ART yang mengisi daftar hadir
dan mengikuti jalannya persidangan;
b. Peserta peninjau, yaitu peserta selain peserta penuh yang hadir pada Sidang/ prserta
yang diundang.

Pasal 4
Setiap Peserta Sidang emiliki hak:
a. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara;
b. Peserta peninjau mempunyai hak bicara.
Setiap peserta sidang berkewajiban:
a. Mengisi daftar hadir yang telah disiapkan oleh panitia dalam setiap persidangan;
b. Meminta izin terlebih dahulu kepada pimpinan sidang apabila akan memasuki dan/atau
meninggalkan ruang sidang;
c. Meminta izin kepada pimpinan sidang apabila ingin menggunakan hak bicara atau
memberikan hak suara;
d. Menaati tata tertib Sidang;
e. Mematuhi pimpinan sidang; dan
f. Menjaga keamanan, ketertiban, dan kebersihan dalam persidangan.

Pasal 5
(1) Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan di
dalam setiap persidangan.
(2) Penggunaan hak bicara dilakukan secara lisan dan atau tulisan dengan persetujuan
pimpinan sidang.

Pasal 6

(1) Hak suara adalah hak yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
(2) Penyampaian hak suara dilakukan secara langsung, bebas, jujur, dan adil, dengan cara
lisan atau tulisan.

BAB IV
PERSIDANGAN
Pasal 7

Sidang diselenggarakan dengan sidang pleno.

Pasal 8

Seorang dikatakan terlambat apabila:


a. Hadir setelah persidangan dibuka;
b. Hadir kembali setelah keluar melebihi 30 menit pada saat persidangan berlangsung
kecuali pada saat jeda waktu.

Pasal 9

(1) Pimpinan sidang dalam Sidang ialah presidium sidang yang terdiri atas tiga orang.
Presidium 1 dipilih oleh peserta sidang, sedangkan presidium 2 dan 3 dipilih oleh
presidium 1.
a. Syarat - syarat calon pimpinan sidang:
1. Dipilih dari dan oleh peserta Sidang;
2. Menyatakan bersedia dicalonkan.
(2) Kewajiban pimpinan sidang:
a. Memimpin sidang selama berlangsungnya Sidang;
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban sidang selama berlangsungnya Sidang;
c. Mengesahkan ketetapan Sidang.
(3) Kewenangan
a. Memberikan teguran kepada peserta sidang yang tidak menghormati atau mengganggu
kelancaran sidang, baik secara langsung maupun tidak langsung;
b. Apabila setelah dua kali teguran kepada peserta sidang yang mengganggu tidak
diindahkan, maka pimpinan sidang dapat memberikan sanksi pencabutan hak bicaranya
pada persidangan tersebut, dan apabila setelah itu masih mengganggu jalannya sidang
maka diberikan sanksi pencabutan hak suara pada persidangan tersebut dengan
persetujuan forum;
BAB V
KUORUM
Pasal 10

(1) Sidang dapat dimulai apabila tercapai kuorum, yaitu dihadiri sekurang-kurangnya 2/3
(dua per tiga) dari jumlah peserta penuh.
(2) Apabila kuorum belum terpenuhi, maka sidang ditunda selama tiga kali lima menit.
(3) Sesudah penundaan tiga kali lima menit berlalu, maka sidang dapat dimulai dan
dianggap telah memenuhi kuorum.

BAB VI
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 11

(1) Keputusan Sidang pada asasnya diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka Keputusan Sidang dapat
diambil dengan cara lobi oleh pihak terkait dengan batas waktu yang telah ditetapkan
oleh pimpinan sidang maksimal dua kali.
(3) Apabila dengan cara lobi tidak tercapai, maka Keputusan Sidang diambil dengan sistem
suara terbanyak (voting).
(4) Apabila dalam pemungutan suara terbanyak terdapat suara dengan jumlah sama
banyak, maka pemungutan diulang.
(5) Apabila dalam pemungutan suara kedua masih didapat jumlah suara yang sama banyak,
maka mekanisme diserahkan pada pimpinan sidang.

BAB VII
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 12

(1) Peninjauan kembali dapat dilakukan apabila disetujui oleh sekurang- kurangnya 2/3
dari peserta penuh yang hadir pada persidangan yang sedang berlangsung.
(2) Mekanisme Peninjauan Kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan dan
disepakati oleh peserta Sidang.

BAB VIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 13

Hal- hal lain apabila dianggap perlu dan belum diatur di dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian dengan persetujuan peserta Sidang.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 14
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan berakhirnya penyelenggaraan
Sidang.

Anda mungkin juga menyukai