BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Persidangan III Klasis Kaltara Berau adalah persidangan gerejawi. (Pasal 40, Tata
Gereja Gereja Toraja)
(2) Persidangan III Klasis Kaltara Berau diselenggarakan dalam bentuk ibadah -ibadah
dan Sidang pleno,
(3) Sidang Pleno adalah sidang yang dihadiri oleh semua peserta.
(4) Tata Tertib Sidang, adalah sejumlah ketentuan yang mengatur pelaksanaan Persidan
gan III Klasis Kaltara Berau.
(5) Peserta adalah peserta sidang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 40 Tata Ger
eja Toraja
BAB II
PESERTA
Pasal 2
Kategori Peserta
(1) Utusan Jemaat yang jumlahnya sebagaimana telah diatur dalam Tata Gereja Toraja
pasal 40 : 5 yang dinyatakan melalui surat kredensi.
(2) Personil-personil Badan Pekerja Klasis Kaltara Berau ,
(3) Badan Verifikasi Klasis Kaltara Berau
(4) Wakil Pengurus Organisasi Intra Gerejawi Klasis Kaltara Berau, yang diundang oleh
Pengurus BPK Klasis Kaltara Berau;
(5) Tim Bentukan BPK Klasis Kaltara berau yang diundang oleh Pengurus BPK Klasis
Kaltara Berau;
(6) Undangan Panitia
Pasal 3
Kewajiban Peserta
(1) Setiap peserta wajib mentaati Tata Tertib dan ketentuan lain yang ditetapkan ole
h Pimpinan Sidang.
(2) Setiap peserta tidak dibenarkan meninggalkan sidang tanpa seizin Pimpinan Sida
ng.
(3) Setiap peserta wajib memakai tanda peserta yang ditetapkan selama persidangan
berlangsung.
(4) Setiap peserta wajib menyampaikan secara tertulis kepada Pimpinan Sidang apab
ila berhalangan menghadiri sidang sebelum sidang dimulai dengan menyebutkan
alasan-alasan yang sebenarnya.
(5) Setiap peserta wajib hadir dalam setiap sidang tepat pada waktu yang ditentukan.
(6) Setiap peserta wajib mentaati protocol kesehatan.
BAB III
PERSIDANGAN
Pasal 5
Materi Sidang
(1) Pimpinan Sidang terdiri atas empat orang yaitu, satu orang ketua, dua orang
wakil ketua, dan satu orang sekretaris yang dipilih dari Utusan.
(2) Ketua pimpinan sidang adalah pendeta dan dipilih dari utusan.
(3) Pimpinan Sidang dipilih melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Setiap Jemaat mengusulkan masing-masing satu orang utusan menjadi
calon pimpinan sidang. Untuk jabatan pimpinan sidang yakni Ketua,
Ketua I, ketua II dan sekretaris
b. Suara terbanyak dari masing-masing jabatan yakni ketua, ketua I, ketua II
dan sekretaris ditetapkan menjadi pimpinan Persidangan III Klasis Kaltara
Berau.
Pasal 7
Bentuk Persidangan
(1) Semua Persidangan dilaksanakan dalam bentuk Ibadah dan Sidang Pleno .
(2) Sidang Pleno dipimpin oleh Pimpinan Sidang.
BAB IV
MEKANISME PERSIDANGAN
Pasal 8
Penggunaan Kartu Indikator
(1) Setiap peserta mendapat 3 kartu indikator, yaitu kartu hijau,kartu merah dan
kartu kuning.
(2) Kartu hijau diangkat sebagai tanda setuju terhadap sebuah usulan yang sed
ang dibahas.
(3) Kartu merah diangkat sebagai tanda tidak setuju terhadap sebuah usulan.
(4) Kartu kuning diangkat sebagai tanda setuju pada substansi keputusan, nam
un hendak perbaikan redaksi.
(5) Ketiga kartu diangkat sebagai tanda bahwa pembicara bertele-tele atau kel
uar dari konteks pembicaraan dan pengingatan untuk segera berbicara lan
gsung pada pokok persoalan.
(6) Jika peserta mayoritas mengangkat kartu berwarna hijau, maka pimpinan
sidang dapat mengabaikan kartu merah dan hanya mengizinkan kartu kuni
ng jika dianggap perlu.
Pasal 10
Tata Cara Berbicara
(1) Setiap peserta dapat berbicara setelah dipersilahkan oleh Pimpinan Sidang.
(2) Setiap pembicara menyampaikan pendapat secara singkat dan jelas.
(3) Waktu untuk berbicara maksimal 3 menit untuk satu pokok permasalahan.
(4) Pimpinan Sidang berwenang menghentikan pembicara yang melebihi waktu
BAB VI
KEPUTUSAN
Pasal 11
Rancangan Keputusan
(1) Rancangan keputusan Persidangan III Klasis Kaltara Berau disusun oleh Panitia
Pengarah persidangan untuk selanjutnya dibahas dalam Sidang pleno untuk
pengambilan keputusan.
(2) Rancangan keputusan untuk saran dan usul-usul yang berkembang dalam
Sidang Pleno akan dibahas dan diputuskan dalam sidang pleno.
Pasal 12
Pengambilan Keputusan
(1) Keputusan sedapat mungkin diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan dapat dia
mbil dengan pemungutan suara.
(3) Apabila keputusan diambil dengan pemungutan suara, maka keputusan terseb
ut dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah ditamba
h satu dari jumlah suara yang hadir.
(4) Bila dalam pemungutan suara ulangan, hal yang termaksud dalam butir tiga di
atas belum tercapai, maka Pimpinan Sidang berhak memutuskan setelah mend
apat pertimbangan dari Penasihat Persidangan.
(5) Peserta sidang yang masalahnya dibicarakan tidak diikutsertakan dalam penga
mbilan keputusan mengenai masalah tersebut.
(6) Struktur dan tata cara pemilihan Personalia Badan-Badan pelaksana keputusan
Persidangan III Klasis Kaltara Berau, disusun oleh panitia pengarah dan akan di
bahas dan diputuskan dalam sidang pleno.
BAB VII
PENASIHAT PERSIDANGAN
Pasal 13
Keanggotaan
Pasal 14
Kedudukan dan Wewenang Penasihat Persidangan
(1) Penasihat Persidangan berfungsi memberi nasihat, diminta atau tidak diminta
pada Sidang Pleno.
(2) Penasihat Persidangan membantu Pimpinan Sidang dalam memecahkan
masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam Persidangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian oleh Pim
pinan Sidang bersama-sama dengan Panitia Pengarah dan Panitia Persidangan
III Klasis Kaltra Berau dengan memperhatikan Tata Gereja Toraja.
(2) Tata Tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan ak
an diadakan perbaikan seperlunya apabila terdapat kekeliruan di dalamnya.