Anda di halaman 1dari 9

KETETAPAN TATA TERTIB

MUSYAWARAH BESAR
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Bagian Kesatu
Nama

Pasal 1
Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah Surabaya yang
selanjutnya disebut MUBES FH UHT adalah forum tertinggi kedaulatan
tertinggi Organisasi Mahasiswa dilingkungan Fakultas Hukum Universitas
Hang Tuah.

Bagian Kedua
Waktu dan Tempat

Pasal 2
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2024 di Fakultas Hukum
Universitas Hang Tuah Surabaya.

BAB II
KEDUDUKAN

Pasal 3
Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah adalah
pengambilan keputusan tertinggi di Fakultas Hukum Universitas Hang
Tuah.

BAB III
PENANGGUNG JAWAB

Pasal 4
Penanggung Jawab Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang
Tuah adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Unversitas
Hang Tuah dan panitia sebagai pengurus harian.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 5
Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah mempunyai
tugas dan wewenang yang terdiri dari:
a. memilih, menetapkan, dan mengesahkan presidium tetap ;
b. membentuk, mengamandemen, dan/atau mengesahkan peraturan-
peraturan Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah;
c. menerima dengan catatan dan/atau menerima dengan koreksi laporan
pertanggungjawaban Presiden BEM Fakultas Hukum Universitas Hang
Tuah;
d. menentukan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Fakultas Hukum
Universitas Hang Tuah; dan
e. menentukan Rancangan Program Kerja 1 tahun periode kepengurusan
Dewan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa.

BAB V
ORIENTASI

Pasal 6
Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah memiliki
orientasi:
a. menganalisa dan mencari solusi atas persoalan-persoalan yang ada
dalam organisasi dan kepengurusan yang telah selesai masa
pengabdiannya; dan
b. mencari format dalam upaya pengembangan organisasi untuk
direkomendasikan kepada kepengurusan yang akan datang.

BAB VI
PESERTA

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Peserta Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah terdiri
dari:
a. peserta penuh; dan
b. peserta peninjau.

Bagian Kedua
Status Peserta

Pasal 8
(1) Peserta Penuh terdiri atas:
a. seluruh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Hang Tuah;
b. seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Hang Tuah; dan
c. perwakilan angkatan mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas
Hang Tuah.
(2) Peserta peninjau terdiri atas undangan dan simpatisan.

BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA

Bagian Kesatu
Hak Peserta

Pasal 9
(1) Peserta penuh memiliki hak suara dan hak bicara;
(2) Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara;
(3) Hak suara adalah hak yang dimilki oleh peserta untuk diperhitungkan
suaranya jika sidang menempuh jalan voting setelah tidak adanya kata
musyawarah mufakat;
(4) Hak bicara adalah hak yang dimiliki peserta untuk menyampaikan
saran, sanggahan, kritikan, dan pendapat.

Bagian Kedua
Kewajiban Peserta
Pasal 10
Seluruh peserta Musyawarah Besar Fakultas Hukum Universitas Hang
Tuah berkewajiban:
a. mengikuti seluruh rangkaian kegiatan MUBES FH UHT;
b. menjaga ketertiban dan kelancaran MUBES FH UHT;
c. hadir 5 menit sebelum sidang dimulai;
d. kedudukan sebagai peserta penuh tidak dapat diwakilkan/digantikan
oleh peserta lainnya selama MUBES FH UHT berlangsung;
e. interupsi dapat dilanjutkan jika pimpinan sidang memberikan izin;
f. wajib menggunakan pakaian rapi dan sopan;
g. meminta izin secara lisan atau tertulis kepada pimpinan sidang jika
ingin meninggalkan persidangan, dengan ketentuan:
(a) izin dibawah 15 menit, disampaikan secara lisan;
(b) izin diatas 15 menit, disampaikan secara tertulis; dan
h. mengisi daftar hadir.

Bagian Ketiga
Sanksi

Pasal 11
(1) Peserta yang tidak memenuhi kewajibannya serta melanggar tata tertib
dan dapat menyebabkan gangguan persidangan diberikan
peringatan/teguran oleh pimpinan sidang baik secara lisan maupun
tertulis;
(2) Peserta yang telah mendapatkan teguran sebanyak 3 kali dan tidak
dapat diindahkan maka pimpinan sidang berhak mengeluarkannya dari
forum dan untuk peserta hak suaranya dinyatakan hilang.

BAB VIII
PERSIDANGAN

Bagian Kesatu
Jenis-Jenis Persidangan

Pasal 12
(1) Sidang pendahuluan merupakan sidang yang dipimpin oleh Presidium
Sementara yang membahas tentang Agenda Sidang dan Tata Tertib;
(2) Sidang pleno merupakan sidang yang bertujuan untuk membahas dan
menetapkan keputusan-keputusan dalam MUBES FH UHT;
(3) Sidang penutup adalah sidang yang terakhir yang akan menutup
seluruh rangkaian acara MUBES FH UHT.

Bagian Kedua
Pimpinan Sidang

Pasal 13
(1) Presidium sementara sidang bertugas mengantarkan pembukaan
sidang, melakukan pemilihan presidium tetap, membacakan tata tertib
sidang dan melakukan penutupan rangkaian kegiatan MUBES FH UHT;
(2) Presidium tetap sidang adalah pimpinan sidang pleno MUBES FH UHT
yang memimpin jalannya MUBES FH UHT hingga terbentukanya Berita
Acara Sidang Pleno.

Bagian Ketiga
Mekanisme Pemilihan Presidium Tetap

Pasal 14
Mekanisme pemilihan Presidum Tetap meliputi:
a. pemilihan presidium tetap dipimpin oleh presidium sementara;
b. calon presidium tetap adalah anggota peserta penuh yang bersedia
dicalonkan dan/atau mencalonkan diri oleh peserta penuh yang hadir
pada saat pencalonan;
c. pemilihan presidum tetap dapat dilakukan jika terdapat minimal 3 calon
presidium;
d. presidium tetap ditetapkan dengan musyarawah mufakat yang dipimpin
oleh presidum sementara; dan
e. jika mekanisme musyawarah mufakat tidak berhasil, maka dilakukan
pemungutan suara.

Bagian Keempat
Tugas dan Wewenang Presidium Tetap

Pasal 15
Tugas dan wewenang presidium tetap adalah sebagai berikut:
a. memimpin dan mengarahkan sidang pleno;
b. menjaga ketertiban, kesopanan, dan kelancaran sidang pleno;
c. wajib mengenakan jas almamater dalam sidang MUBES FH UHT;
d. memperingatkan peserta yang mengganggu jalannya sidang pleno;
e. mengeluarkan peserta pada peringatan ketiga;
f. memanggil kembali peserta yang dikeluarkan dari sidang pleno;
g. menunda sidang pleno atas persetujuan sidang;
h. memberikan kesempatan kepada peserta peninjau untuk memberikan
keterangan jika dianggap perlu;
i. mengawasi jalannya sidang pleno;
j. melakukan notulensi sidang pleno; dan
k. mengesahkan hasil putusan MUBES FH UHT.

Bagian Kelima
Pelaksanaan Interupsi

Pasal 16
(1) Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan
berbicara setelah mendapat ijin dari presidium sidang;
(2) Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu
persidangan;
(3) Apabila dalam persidangan, presidium sidang tidak mampu menguasai
dan mengendalikan jalannya persidangan, maka panitia diberikan
wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas
permintaan presidium sidang dan/atau peserta sidang.

Bagian Keenam
Jenis Penundaan Sidang

Pasal 17
Jenis penundaan sidang sebagai berikut:
a. Skorsing, dengan ketentuan:
(a) Quorum belum memenuhi ketentuan dalam persidangan;
(b) Terjadinya kegaduhan dalam persidangan;
(c) Peserta tidak diperkenankan keluar dari ruang persidangan;
(d) Skorsing diadakan paling lama 30 menit.
b. Break, dengan ketentuan:
(a) Peserta diperbolehkan meninggalkan ruang sidang;
(b) Break diadakan paling lama 60 menit.
c. Pending, dengan ketentuan yang disepakati oleh peserta dan pimpinan
sidang.

Bagian Ketujuh
Jenis-Jenis Interusi

Pasal 18
(1) Interruption of information, bentuk interupsi berupa informasi yang perlu
diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang;
(2) Interruption of order, meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya persidangan;
(3) Interruption of clarification, bentuk interupsi dalam rangka meminta
klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang lainnya;
(4) Interruption of justification, bentuk interupsi penguat pernyataan
sebelumnya;
(5) Interruption of question, bentuk interupsi untuk menanyakan sesuatu;
(6) Interruption of explanation, bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu
pernyataan; dan
(7) Interruption of personal, bentuk interupsi yang disampaikan tidak setuju
atas pemojokan, penyinggungan persoalan pribadi.

Bagian Kedelapan
Aturan Ketukan Palu

Pasal 19
(1) 1 kali ketukan:
a. menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin
(keputusan sementara);
c. memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh;
d. menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya
tidak terlalu lama (maksimal 5 menit);
e. mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap
keliru.
(2) 2 kali ketukan:
a. dalam hal penundaan persidangan yang dilakukan dalam waktu
yang cukup lama misalnya ishoma dan lobbying;
b. skorsing ialah penundaan persidangan untuk selama 30 menit;
c. lobbying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.
(3) 3 kali ketukan:
a. membuka/menutup sidang atau acara resmi;
b. mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.

Bagian Kesembilan
Quorum

Pasal 20
(1) Sidang dinyatakan Quorum/Sah jika dihadiri oleh minimal ½ + 1 dari
peserta MUBES FH UHT;
(2) Apabila poin 1 tidak terpenuhi maka sidang ditunda 2 x 15 menit,
selanjutnya sidang dikatakan Quorum/Sah.

BAB IX
KEPUTUSAN

Pasal 21
(1) Selalu mengutamakan musyawarah mufakat sebagai penyelesaian;
(2) Jika musyawarah mufakat tidak berhasil, maka sidang di skorsing
maksimal dua kali;
(3) Apabila tidak tercapai kesepakatan setelah dilakukan lobby, maka
putusan diambil dengan pemungutan suara;
(4) Putusan diambil setelah disetujui minimal ½ +1 dari peserta penuh
yang hadir dalam pemungutan suara;
(5) Apabila tidak tercapai ½ +1 suara, maka pemungutan suara diulang
maksimal dua kali;
(6) Apabila dalam tiga kali pemungutan suara tidak tercapai ½ +1 suara,
maka putusan yang diambil adalah putusan yang didukung dengan
suara terbanyak pada pemungutan suara yang ketiga.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21
(1) MUBES FH UHT dilaksanakan sesuai jenis persidangan dan jadwal
acara yang telah ditetapkan;
(2) Peserta yang tidak hadir dalam MUBES FH UHT. dianggap telah
menerima semua keputusan dan ketetapan MUBES FH UHT;
(3) Tata tertib ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan MUBES FH
UHT demi kelancaran dan ketertiban MUBES FH UHT;
(4) Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib sidang ini, akan diatur
kemudian oleh pimpinan sidang melalui persetujuan peserta sidang;
(5) Tata tertib ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di Fakultas Hukum


Universitas Hang Tuah Surabaya
Pada tanggal 12 November 2022

PRESEDIUM 1 PRESEDIUM 2 PRESEDIUM 3

NB : SERTA TELAH DIKETAHUI OLEH PESERTA MUBES FH UHT

Anda mungkin juga menyukai