Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN PENGIKATAN

UNTUK JUAL BELI (PPJB)


Nomor: 010/B/FAS/I/2024
Pada hari ini, Minggu tanggal 21 bulan Januari tahun
2024 (Dua ribu dua puluh empat) yang bertanda - tangan
di bawah ini dengan diketahui para saksi yang akan turut
menandatangani perjanjian ini :
PIHAK 1 :
Nama : Mohamad Wildan
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 07 Desember 1990
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
NIK KTP : 3201150712900002
Alamat : KP. Tegalwaru RT/RW 04/05
Kelurahan Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kab Bogor.
Dalam hal ini bertindak selaku developer dan penjual,
selanjutnya disebut sebagai :
----------------------------------------PIHAK PERTAMA
PIHAK 2 :
Nama : Rasfadilla
Tempat Tanggal Lahir : Bukit tinggi,29 Desember 1974
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
NIK KTP : 3674056912740008
Alamat : Kuricang XVIII Blok GD 10 No.
16, RT/RW 001/011, Pondok Ranji, Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan, Banten
Dalam hal ini bertindak selaku pembeli, selanjutnya
disebut sebagai :
------------------------------------------- PIHAK KEDUA

Para Pihak telah sepakat mengenai hal-hal sebagai

berikut :

1. Perjanjian Pengikatan Jual-Beli ini dituangkan


mengikuti format Akad al-Bay’ dan dijalankan
mengikuti kaidah hukum-hukum syariah Islam.

2. Unit yang dijadikan sebagai Objek Jual Beli ini

adalah rumah kost yang dikenal Al Fatih Kost unit 05,

berlokasi di Jl Srikandi Ujung, Babakan Lio, RT/RW

001/010, Balumbang jaya Kec Bogor Barat, Kota Bogor

3. Ketentuan pokok hukum syara’ tentang al-Bay’ yang

termaktub dalam Mukadimah Akad al-Bay’ pada pasal 1

dokumen ini merupakan satu kesatuan yang tak

terpisahkan dan dimaksudkan untuk dijadikan rujukan.

Pasal 1

MUKADIMAH AKAD AL-BAY (AKAD JUAL BELI)

(Ketentuan Pokok Hukum Syara’)

1. Definisi Jual Beli Secara Umum :

Al-Bay’ (jual-beli) secara bahasa artinya pertukaran,

sedangkan secara syar‘i bermakna: mubâdalah mâl[in]

bi mâl[in], tamlîk[anl wa tamalluk[an] ‘alâ sabîl at-

tarâdhî (pertukaran harta dengan harta lain dalam

bentuk penyerahan dan penerimaan pemilikan

[pertukaran dan pemindahan pemilikan] berdasarkan

kerelaan kedua pihak.

Jual-beli ada tiga bentuk. Pertama: jual-beli tunai;

Kedua: jual-beli salaf atau pesanan

(salam/istishna’); Ketiga: jual-beli kredit (al-bay’

bi ad-dayn wa bi at-taqsîth).

2. Definisi Jual Beli tunai:

al-bay’ adalah salah satu bentuk jual beli dimana

barang diserahkan pada saat akad, sedangkan harganya

dibayar secara tunai.


3. Sebagai jual beli terhadap al-bay’ berlaku hukum-

hukum jual beli secara umum disertai dengan


ketentuan-ketentuan khusus tentangnya.

4. Sehingga sah, akad al-bay harus memenuhi rukun dan

syaratnya.

5. Rukun al-bay’ ada tiga:

a. Al-‘aqidân (dua pihak yang berakad) yaitu al-

mustashni’ (yang memesan barang) atau pembeli dan

ash-shâni’ (pembuat) atau penjual. Kedua pihak

haruslah pihak yang secara syar’iy sah melakukan

tasharruf.

b. Ijab dan qabul, dalam hal ini harus ada suka sama

suka diantara kedua pihak, adanya kesatuan

majelis dan keterpautan antara ijab dan qabul.

c. Al-‘ma’qûd ‘alayh (obyek akad) yaitu barang yang

dipesan untuk dibuat (al-mustashna’ fîhiatau al-

mashnû’).

6. Syarat Khusus al-bay’ terkait al-mabî’ (barang

dagangan) dan harga.

a. Al-Mabî’ itu harus sesuatu yang suci, tidak

najis; halal dimanfaatkan; adanya kemampuan

penjual untuk menyerahkannya; harus ma‘lûm

(jelas), tidak majhul. Jika barang dagangannya

berupa tamar (kurma), sa’îr (barley), burr

(gandum), dzahab (emas), fidhah (perak), atau

uang, dan milh (garam) maka tidak boleh

diperjualbelikan (dipertukarkan) secara kredit.

Rasul saw. bersabda:


ُ ‫َالشَّع‬
‫ِير‬ ‫و‬ ‫ُر‬
ِ ْ ‫ب‬
‫ِالب‬ ُّ
‫ُر‬ ْ َ
‫الب‬ ‫و‬ ‫َّة‬
ِ ‫ِض‬ ْ ‫ب‬
‫ِالف‬ ُ
‫َّة‬
‫ِض‬ ْ َ
‫الف‬ ‫و‬ ‫َّه‬
ِ‫َب‬ ‫ِالذ‬
‫ب‬ ‫َب‬
ُ ‫َّه‬
‫الذ‬

‫ْل‬
ٍ ‫ِث‬
‫ِم‬‫ْالً ب‬
‫ِث‬ ْ‫ِالم‬
‫ِلحِ م‬ ْ ‫ُ ب‬ ْ‫الم‬
‫ِلح‬ ْ َ ‫ْر‬
‫ِ و‬ ‫َّم‬
‫ِالت‬‫ُ ب‬ ‫َّم‬
‫ْر‬ ‫َالت‬
‫ِ و‬ ‫ِير‬‫ِالشَّع‬‫ب‬
‫ُوا‬‫ِيع‬‫َب‬
‫ُ ف‬‫َاف‬ ‫ْألَص‬
‫ْن‬ ‫ِ ا‬
‫ِه‬ ‫َت‬
‫ْ ه‬
‫َذ‬ ‫َف‬
‫َل‬ ‫َا اخ‬
‫ْت‬ ‫إذ‬َِ ‫َد‬
‫ٍ ف‬ ‫ِي‬
‫دا ب‬ً‫ي‬َ ‫ء‬
ٍ‫َا‬
‫ِسَو‬
‫ء ب‬ ً‫َا‬‫سَو‬

‫َد‬
‫ِي‬ ً‫ي‬
‫دا ب‬ َ َ ‫َا ك‬
‫َان‬ ‫ِذ‬ ‫ُم‬
‫ْ إ‬ ‫ْت‬
‫ِئ‬‫َ ش‬
‫ْف‬‫َي‬
‫ك‬
Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum

dengan gandum, barley dengan barley, kurma

dengan kurma dan garam dengan garam (harus)

semisal, sama dan tunai. Jika jenisnya berbeda

maka perjualbelikanlah sesuka kalian selama

dilakukan secara tunai. (HR Muslim).

Artinya, tidak boleh menjual emas, perak, garam,

kurma, gandum atau barley, secara kredit,

terkecuali dilakukan secara tunai.

Di samping itu al-mabî’ (barang dagangan) tersebut

haruslah milik penjual atau si penjual memang

memiliki hak untuk menjualnya, misal sebagai

wakil dari pemiliknya. Rasul saw. bersabda:


َ
‫دك‬َْ
‫ِن‬ ‫ما َلي‬
‫ْسَ ع‬ َ ْ
‫ِع‬ َ َ‫ال‬
‫تب‬

Janganlah engkau menjual sesuatu yang bukan milikmu

(HR Abu Dawud, an-Nasai, Ibn Majah, at-Tirmidzi,

Ahmad dan al-Baihaqi).

Jual-beli ini tidak seperti as-salaf atau as-salam

yang dikecualikan dari larangan tersebut. Jadi,

barang yang dijual itu haruslah sempurna milik

si penjual. Jika barang itu sebelumnya dia beli

dari pihak lain maka pembelian itu harus sudah

sempurna, yaitu harus sudah terjadi perpindahan

pemilikan atas barang itu secara sempurna dari

pihak lain itu kepadanya. Artinya, barang itu

telah sempurna dia miliki, baru ia sah untuk


menjualnya. Ketentuan ini menjadi salah satu

titik kritis dalam muamalah al-murâbahah li al-


âmir bi asy-syirâ’—sering disebut murabahah

saja—atau yang sejenis.

Supaya akad jual-beli itu sempurna, harus

terjadi perpindahan pemilikan atas al-mabî’ itu

dari penjual kepada pembeli. Jika al-mabî’ itu

termasuk barang yang standarnya dengan dihitung,

ditakar atau ditimbang (al-ma’dûd, al-makîl wa

al-mawzûn) maka harus terjadi serah terima (al-

qabdh). Jika bukan yang demikian maka tidak

harus terjadi al-qabdh, melainkan begitu selesai

ijab dan qabul, terjadilah perpindahan pemilikan

atas al-mabî’. Intinya, pemilikan pembeli atas

barang yang dia beli akan sempurna jika tidak

ada lagi penghalang baginya untuk men-tasharruf

barang tersebut, baik dijual, disewakan,

dikonsumsi, dihibahkan dan sebagainya.

b. Adapun harga dalam jual-beli, artinya merupakan

utang (dayn), baik dibayar sekaligus ataupun

dicicil. Kebolehan itu sesuai dengan hadis

Barirah dan hadis tentang jual-beli secara

kredit yang dilakukan Nabi saw. dengan seorang

Yahudi di atas.

Seseorang boleh menawarkan barangnya dengan dua

harga, harga tunai dan harga kredit—biasanya

lebih tinggi dari harga kontan. Hal itu karena

Rasul saw. pernah bersabda:

ٍ‫َا‬
‫ض‬ ‫تر‬َ ْ
‫َن‬‫ُ ع‬
‫ْع‬‫َي‬ ْ ‫َا‬
‫الب‬ ‫نم‬َِّ
‫إ‬

Sesungguhnya jual-beli itu hanyalah dengan


saling ridha (antara penjual dan pembeli)

(HR Ahmad dan Ibn Majah).


Pasal 2

OBJEK JUAL BELI


Para pihak telah sepaham bahwa yang termasuk dalam jual
beli ini Rumah Kost unit 05 untuk selanjutnya disebut
sebagai Al Fatih Kost dengan luas bangunan ± 92 m2
(sembilan puluh dua meter persegi) dan berdiri di atas
sebidang tanah seluas ± 78 m2 (kurang lebih tujuh puluh
delapan meter persegi) di Jl Srikandi Ujung, Babakan
Lio, RT/RW 001/010 Kelurahan Balumbang jaya, Bogor
Barat, Kota Bogor.

PASAL 3
HARGA JUAL BELI
1. PIHAK PERTAMA mengikatkan untuk menjual, memindahkan
dan mengalihkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
membeli, menerima pemindahan serta penyerahan dari
PIHAK PERTAMA atas tanah dan bangunan tersebut dengan
harga kesepakatan sebesar :
Rp : 1,100,000,000
Terbilang : Satu Milyar Seratus Juta Rupiah
2. Harga tersebut belum termasuk Biaya Balik Nama (BBN)
dan Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku yang harus dibayarkan sebelum penandatanganan
Akta Jual Beli (AJB) di Notaris.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN
1. PIHAK KEDUA sanggup melunasi pembayaran tersebut
dalam pasal 1 dengan sistem dan cara pembayaran
sebagai berikut :
a. Booking fee sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah) telah dibayar pada tanggal 6 Januari 2024
b. Termin 1 sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) telah dibayar pada tanggal 17 Januari 2024
c. Termin 2 sebesar Rp. 95.000.000,- (sembilan puluh
lima juta rupiah) setelah PPJB;
d. Termin 3 sebesar Rp.200,000,000,- (dua ratus juta
rupiah) pada tanggal 17 Februari 2024;
e. Pelunasan sebesar Rp. 550,000,000,- (lima ratus
lima puluh juta rupiah) akan dicicil pro rata
setiap bulan s.d bulan Juli 2024.
Total Pembayaran : Rp. 1,100,000,000
Terbilang : Satu Milyar Seratus Juta Rupiah
2. PIHAK KEDUA menjamin bahwa tahapan pembayaran ini
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebelum dan sesudah
hari dan tanggal perjanjian ini ditandatangani.
3. Untuk tiap – tiap pembayaran yang dilakukan PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, harus dilakukan ke alamat
PIHAK PERTAMA atau transfer bank ke rekening PIHAK
PERTAMA. Pembayaran melalui cek atau transfer baru
dianggap sah diterima setelah dana yang bersangkutan
efektif diterima oleh PIHAK PERTAMA dan akan
diberikan tanda terima berupa kwitansi oleh PIHAK
PERTAMA yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari isi perjanjian ini.

Pasal 5
BIAYA-BIAYA
1. Biaya-biaya yang ditanggung oleh PIHAK PERTAMA
adalah
a. Biaya legalisasi PPJB di Notaris
b. Pengecekan dan Validasi sertifikat
c. Pajak Penjualan / PPH
d. Biaya Akta Jual Beli / AJB
e. Pemecahan SPPT
2. Biaya-biaya yang ditanggung oleh Pihak Kedua adalah
a. Pajak Pembelian / BPHTB
b. Biaya Balik Nama
PASAL 6
SURAT-SURAT
1. PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikat diri
untuk mengurus agar Sertipikat Tanah terdaftar atas
nama PIHAK PERTAMA disanggupi untuk diselesaikan oleh
PIHAK PERTAMA sesuai dengan mekanisme proses oleh
pihak yang berwenang (Badan Pertanahan Nasional) Kota
Bogor.
2. PIHAK PERTAMA akan menyerahkan Tanah dan Bangunan
dengan menjamin, bahwa :
a. Tanah dan Bangunan tersebut tidak sedang dalam
sengketa dengan pihak ketiga lainnya;
b. Surat-surat kepemilikan Tanah selain sertipikat,
yaitu Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dipenuhi oleh
PIHAK PERTAMA dengan mengikuti mekanisme proses
penerbitan pihak yang berwenang.
c. Apabila Sertipikat Tanah telah terbit sesuai
dengan luasan tanah yang disepakati, maka kedua
belah pihak akan melaksanakan dan menanda tangani
Akta Jual Beli dihadapan seorang Pejabat Pembuat
Akta Tanah (PPAT)

PASAL 7
PEMBANGUNAN
1. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembangunan fisik
rumah dimulai atas kesepakatan para pihak dengan
melihat kesiapan di lapangan
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyelesaikan pembangunan
rumah milik PIHAK KEDUA dalam jangka waktu selambat
– lambatnya 180 ( seratus delapan puluh ) hari untuk
bangunan rumah 2 lantai dihitung sejak pekerjaan
mulai di lapangan dan pekerjaan infrastuktur dasar
selesai.
3. Dalam hal terjadi keterlambatan masa pembangunan
sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 2 perjanjian
ini, dikecualikan untuk hal – hal yang di luar
kemampuan PIHAK PERTAMA, yakni sambungan listrik dan
air yang sepenuhnya tergantung pada ketersediaan
jaringan, daya meter dan meter dari pihak PLN, PDAM
atau instansi yang berwenang untuk itu.
4. Biaya - biaya yang akan timbul dikarenakan adanya
permintaan PIHAK KEDUA akan dibuat secara tertulis
pada lampiran tambahan pekerjaan / adendum perjanjian
yang disepakati bersama dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
5. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan perintah
atau order pekerjaan kepada staff dan / atau tenaga
kerja lapangan secara langsung. Apabila sampai
terjadi hal yang demikian, maka segala risiko dan
tanggung jawab akan ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
Segala hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan harus disampaikan melalui bagian
marketing yang nantinya akan dilanjutkan ke bagian
staff yang bertanggung jawab.

PASAL 8
SERAH TERIMA BANGUNAN
1. PIHAK KEDUA menerima dan setuju penyerahan bangunan
rumah (serah terima kunci) dari PIHAK PERTAMA
dilaksanakan, apabila PIHAK KEDUA telah melunasi
seluruh kewajibannya kepada PIHAK PERTAMA seperti
tercantum dalam pasal 2 perjanjian ini.
2. Penyerahan kunci rumah akan dibuatkan dengan Berita
Acara Serah Terima Rumah (BAST) tersendiri yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
perjanjian ini. Sejak diserahkannya bangunan dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, maka segala biaya
- biaya yang berkaitan dengan fasilitas pada bangunan
tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA akan memberikan jaminan kepada PIHAK
KEDUA selama 30 (tiga puluh ) hari apabila terjadi
kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK
PERTAMA sejak penandatanganan realisasi penyerahan
rumah (Berita Acara Penyerahan Rumah), kecuali bila
terjadi force majeur (bencana alam, huru hara,
pemogokan, perang). Bila telah melewati jangka waktu
dan masa perawatan 30 (tiga puluh) hari terjadi
keluhan / complain, maka akan menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

PASAL 9
PEMBATALAN
1. Setelah akta ini disepakati, para pihak tidak boleh
membatalkan perjanjian ini, baik unit belum dibuat
atau sedang dibuat, kecuali atas persetujuan para
pihak.
2. Jika terjadi kerugian finansial terhadap pada salah
satu pihak maka pihak yang dirugikan boleh menuntut
ganti rugi.
3. Kerugian finansial yang dimaksud adalah berkaitan
dengan objek dan kesepakatan jual beli
3. Besarnya kerugian dan ganti rugi ditetapkan melalui
kesepakatan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
4. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan besarnya
kerugian dan ganti rugi, maka penentuan kerugian dan
ganti rugi tersebut diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri Kota Bogor.

PASAL 10
LAIN-LAIN
Hal – hal yang belum diatur dalam perjanjian ini oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diatur dan ditetapkan
dikemudian hari, dengan syarat disetujui dan
ditandatangani bersama oleh kedua belah pihak dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian
ini. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kesalahan dan kekeliruan dalam perjanjian ini akan
diadakan perubahan dan pembetulan sebagaimana mestinya.

PASAL 11
PENUTUP
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan dengan
sungguh - sungguh bahwa perjanjian pendahuluan tentang
pengikatan jual beli ini dibuat dengan tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Demikian perjanjian ini
dibuat rangkap 2 dimana masing - masing bermeterai cukup
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Mohamad Wildan Rasfadilla

Saksi-saksi :

………………………………………… …………………………………………
RESORT AL FATIH KOST UNIT 05
PENJELASAN AWAL SEBELUM PERJANJIAN
Halaman ini dipergunakan developer sebagai acuan dan koreksi dalam pembacaan isi perjanjian yang dijelaskan
langsung kepada calon konsumen atau yang mewakili. Dalam tiap pasal PPJB harus diparaf oleh developer dan
konsumen.

Penjelasan tentang PERJANJIAN PENGIKATAN UNTUK JUAL BELI


(PPJB)
Pasal 1 MUKADIMAH AKAD AL-BAY (AKAD JUAL BELI) 
Pasal 2 OBJEK JUAL 
Pasal 3 HARGA JUAL-BELI 
Pasal 4 CARA PEMBAYARAN 
Pasal 5 BIAYA-BIAYA 
Pasal 6 SURAT-SURAT 
Pasal 7 PEMBANGUNAN 
Pasal 8 SERAH TERIMA BANGUNAN 
Pasal 9 PEMBATALAN 
Pasal 10 LAIN-LAIN 
Pasal 11 PENUTUP 
Saya menyatakan telah membacakan dan menjelaskan dengan baik seluruh isi dokumen
Perjanjian Pengikatan Untuk Jual Beli (PPJB) berikut lampiran yang ada.

Tanggal : ………………………………………………………..

Nama : ………………………………………………………..

Tanda tangan :

Saya menyatakan telah menerima penjelaskan dengan baik seluruh isi dokumen Perjanjian
Pengikatan Untuk Jual Beli (PPJB) berikut lampiran yang ada.

Tanggal : ………………………………………………………..

Nama : ………………………………………………………..

Tanda tangan :

Anda mungkin juga menyukai