3. Hiburan
4. Sarana Komunikasi
5. Sarana Ekonomi
2. Karawitan Instrumental
Instrumental diambil dari kata instrument artinya alat atau perkakas. Dalam karawitan
instrumen disebut juga ricikan gamelan. Kumpulan ricikan disebut seperangkat
gamelan. Ada dua macam karawitan instrumental, yaitu Karawitan Pakurmatan,
adalah sajian karawitan yang bertujuan untuk menghormati sesuatu, biasanya untuk
keperluan upacara atau acara kebesaran istana. Karawitan Bonangan, adalah sajian
karawitan instrumental dimana ricikan boning sebagai instrumen yang paling
dominan dalam penyajiannya, berfungsi sebagai ucapan selamat datang dan pembuka
dalam sajian klenengan.
.
3. Karawitan vocal dan Instrumental (campuran/ Klenengan)
Dalam sajian klenengan, sajian vocal dan instrumental sama pentingnya, satu sama
lain tidak boleh lebih menonjol sehingga menghasilkan sajian yang rempeg (kompak)
Tehnik memainkan kelompok balungan ( Slenthem, demung, saron 1, saron 2) dengan cara
mbalung.
Kendhang Slenthem
Bonang Barung/Babok Bonang penerus
Saron Penerus
Demung Saron Barung
Kenong
Kethuk Siter
Gambang
Gender
2. Teknik Artikulasi
Teknik artikulasi dapat diartikan sebagai jenis teknik vokal untuk melakukan perubahan saluran di ruang
rongga udara. Hal ini agar suara atau bunyi yang dikeluarkan dapat menjadi lebih jelas.
Tidak hanya itu, selain menjadikan suara lebih jelas, teknik artikulasi juga diartikan sebagai teknik
pelafalan kata dengan jelas, lancar, dan baik saat disimak.
Beberapa faktor yang perlu Kawula Muda perhatikan agar menguasai teknik ini dengan baik adalah
dengan melatih sikap badan, melatih posisi mulut, melatih teknik vokalisis, melatih teknik pembentukan
bunyi vokal, dan melatih teknik pembentukan bunyi konsonan.
3. Teknik Resonansi
Teknik ini akan memungkinkan adanya semacam gema dari suara akibat pantulan suara yang berasal dari
gejala bunyi yang mengembalikan bunyi ke suatu ruangan lain.
Resonansi memiliki peran yang sangat penting untuk membuat pita suara menjadi lebih nyaring dan
indah. Oleh karena itu, penguasaan resonansi yang baik dan benar akan menghasilkan teknik vokal
dalam bernyanyi yang baik dan benar pula.
Terdapat empat rongga resonansi yang dimiliki pada tubuh manusia, di antaranya:
a. Resonan atas atau langit-langit keras (nasal cavities), semua rongga yang terletak di atas mulut
dan tenggorokan pada kepala manusia.
b. Resonan tengah, rongga yang terletak pada mulut dan bagian belakang mulut atau biasa disebut
faring.
c. Resonan bawah (dada).
d. Resonan yang bentuknya tidak bisa diubah terletak pada rongga dahi, rongga tulang baji, rongga
tulang saringan, rongga rahang.
b. Pernafasan perut.
Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan cepat dapat keluar
sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. Dalam pernapasan perut, bagian tubuh
yang mengembang adalah perut. Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan suara sangat
keras.
Namun, pernapasan perut tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi
c. Pernafasan diafragma.
Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil napas sebanyak-
banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur. Dalam pernapasan
diafragma udara ditarik sedalam mungkin dan disimpan dalam diafragma. Kemudian,
udara dikeluarkan secara perlahan sewaktu bernyanyi.
Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan napas yang
panjang.
Jenis, Alat dan Unsur Seni Musik Taradisional
A. Jenis Musik Tradisional
Berikut ini terdapat beberapa jenis musik tradisional, terdiri atas:
a.Gamelan
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari daerah Jawa
Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang biasa disebut dengan Degung dan di
Bali (Gamelan Bali). Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong,
slenthem, bonang dan beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada
pentatonis/pentatonic.
b. Talempong
Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau/Sumatera Barat. Talempong adalah
alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do)
c. Kolintang
Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa/ Sulawesi Utara. Kolintang mempunyai
tangga nada diatonis/diatonic yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan
dasar untuk membuat kulintang adalah kayu. Cara untuk memainkan alat musik ini di pukul
dengan menggunakan stik.
d. Arumba
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik
yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba
menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada
diatonis.
e. Kendang
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan.
Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di Jawa barat kendang
mempunyai peraanan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa
timur kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang,
ketoprak.
Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan
Nias. Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai dari yang kecil hingga besar. Rebana
adalah alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. Rebana dapat di
jumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.
a. Kecapi
Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi
adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna
sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah.
b. Sasando
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor) kecapi ini
terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman
daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.
c. Sampek (sampe/sapek)
Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah
kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang di penuhi dengan ornamen/ukiran yang
indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah
Tapanuli, Jungga dari daerah Sulawesi Selatan.
a. Suling
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. hampir semua daerah di indonesia
dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat
dijumpai di sumatera utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang
mempunyai panjang antara 40-100cm dengan garis tengah 2cm.
5. Musik Keroncong
Secara umum, musik keroncong memiliki harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas.
Umumnya lagu- lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas
beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
6. Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini
kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri
khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan
bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk
mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima
masyarakat.
7. Musik Perjuangan
Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh bangsa asing. Dengan
menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan semangat persatuan untuk bangkit
melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan pada masa itu, umumnya berisi ajakan untuk
berjuang, ajakan untui berkorban demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun dibuat cepat
dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
1. Idiophone
Jenis pertama adalah idiophone. Alat musik jenis ini menggunakan getaran pada badan alat musik
itu sendiri sebagai sumber bunyi.
Cara memainkannya pun bermacam-macam, ada yang digoyang-goyangkan, dipukul, ditepukkan,
dan sebagainya. Bunyi yang ditimbulkan juga sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahannya.
Contoh alat musik idiophone adalah bel, kulintang, simbal, marakas, dan gong.
2. Membranophone
Jenis selanjutnya adalah membranophone. Yang ini juga sudah jelas bahwa sumber bunyinya
berupa membran. Alat musik jenis ini menggunakan lapisan tipis yang dibentangkan secara kuat di
salah satu sisinya.
Membran ini kemudian digetarkan untuk menghasilkan bunyi, umumnya dengan cara dipukul.
Contoh alat musik jenis ini adalah drum, kendang, dan rebana.
3. Chordophone
Jenis yang berikutnya disebut chordophone yaitu alat musik yang termasuk golongan chordophone
sumber bunyi berupa dawai. Alat musik jenis ini menggunakan dawai yang dibentangkan secara
kuat antara dua titik tertentu. Dawai tersebut kemudian digetarkan untuk menghasilkan
suara. Umumnya, alat musik jenis ini memiliki rongga resonansi di bawah dawai-dawainya.
Rongga ini berguna untuk memperkuat bunyi yang dihasilkannya. Contoh alat musik jenis ini
adalah gitar, biola, harpa, dan piano.
4. Aerophone
Aerophone adalah jenis alat musik lainnya yang menggunakan sumber bunyi berupa udara. Alat
musik jenis ini memiliki bagian yang berisi udara.
Getaran udara di dalam alat musik inilah yang menimbulkan bunyi. Alat musik jenis ini biasa
dimainkan dengan cara ditiup atau dipompa. Contoh alat musik aerophone adalah flute, terompet,
harmonika, dan akordion.
5. Electrophone
Jenis terakhir adalah electrophone. Jenis ini baru muncul belakangan seiring munculnya alat musik
eletrik. Sesuai namanya, alat musik ini menggunakan komponen elektrik sebagai sumber bunyinya,
baik sebagai pengendali getaran dan bunyi yang dihasilkan secara keseluruhan maupun hanya
sebagai penguat bunyinya saja. Contoh alat musik electrophone ini adalah keyboard dan gitar
elektrik.
1. Nada/ Bunyi
Nada atau tangga nada dalam istilah jawanya disebut laras, terdiri dari dua laras yaitu laras
slendro dan laras pelog. Laras Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1(ji), 2(ro),
3(lu), 5(mo), 6(nem) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya
sangat kecil. Laras Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1(ji), 2(ro), 3(lu), 4(pat),
5(mo), 6(nem), 7(pi) dengan perbedaan interval yang besar.
Nada-nada slendro bernuansa meriah dan riang.. Sedangkan nada-nada pelog bernuansa sejuk,
lembut
2. Irama
Adalah ketukan yang teratur. Dalam gamelan jawa ada beberapa tingkatan irama, seperti
lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Sama halnya dengan irama musik modern, ada
pop, rock, slow rock, pop ballad, dan sebagainya.
3. Melodi
Adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa sehingga enak didengar. Contoh
melodi sederhana: 1 3 1 3 4 5 5 . 7 1 7 1 7 5 . 0
4. Harmoni
Adalah elemen musik yang didasarkan atas penggabungan nada-nada menurut aturan-
aturan tertentu dalam hubungan secara vertikal. Bila harmoniya terdiri atas tiga nada atau
lebih, maka disebut akord. Misalkan akord C = do, mi, sol. Akord G= sol, si, re.
5. Tekstur
Adalah istilah yang mengacu pada jalinan bunyi atau nada. Banyaknya tekstur musik
merupakan gabungan hasil gabungan dari irama, melodi, harmoni, dan komposisi. Tektur
musik dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Monofon atau suara tunggal.
b. Polifon, yaitu bentuk beberapa melodi yang dinyanyikan secara bersama, dapat dijumpai
pada pembagian suara.
c. Homofon, yaitu bentuk musik yang terdiri dari banyak suara yang dilakukan secara
serempak sehingga menghasilkan sesuatu bentuk komposisi karya yang menarik.
Terdiri atas:
a. Dinamika
Dinamika merupakan keras-lembutnya lagu yang dinyanyikan. Sebuah lagu ada kalanya
dinyanyikan dengan lembut, ada pula yang dinyanyikan dengan keras, menyesuaikan
dengan isi lagu yang disampaikan penyanyi. Istilah jenis-jenis dinamika pada musik non
tradisional:
1. Sangat Keras = Fortissimo (ff)
2. Keras = Forte (f)
3. Sedang = Mezzoforte (mf)
4. Lembut = Piano (p)
5. Lebih Lembut = Pianissimo (pp)
b. Tempo
Tempo diartikan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Dahulu, pada partitur lagu
tradisional daerah tidak dicantumkan tanda temponya. Namun setelah masuknya musik
mancanegara, ada beberapa istilah dalam tempo lagu seperti largo = lambat, moderato =
sedang, allegro = cepat, dan sebagainya.