Anda di halaman 1dari 31

VERIFIKASI ANALISA

LOGAM DALAM
CONTOH AIR
MINERAL
DENGAN INSTRUMEN
ICP-OES AVIO 200

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


Validasi Metode
2

Validasi Metode : Adalah suatu proses


untuk mengkonfirmasi bahwa suatu
metode mempunyai unjuk kerja yang
konsisten, sesuai dengan apa yang
dikehendaki dalam penerapan metode
tersebut.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


Validasi Metode
3

Sebaiknya, proses Validasi dihindari.


Karena membutuhkan biaya yang besar,
waktu yang panjang, melibatkan banyak
tenaga dan pikiran
Sebaiknya menggunakan metode yang
standar, sehingga cukup melakukan
Verifikasi Metode

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


Verifikasi Instrumen ICP
4

Verifikasi : Merupakan suatu uji kerja


metode standar untuk memperoleh
data kinerja.
Verifikasi harus dilakukan oleh
laboratorium yang akan menerapkan
metode standar sesuai ruang
lingkupnya

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


Verifikasi Instrumen ICP
5

Tahapan verifikasi dengan instrumen ICP meliputi


pengukuran :
1. Selektivitas
2. Pengukuran Linearitas dan Working Range
3. Instrument Detection Limit (IDL) atau LOD
4. Limit of Quantification (LOQ)
5. Sensitifitas (kepekaan)
6. Presisi
7. Akurasi
8. Penentuan Titik Rekalibrasi
9. Grafik Kendali Mutu (QC)
Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
1. Selektivitas
6

 Selektivitas adalah kemampuan suatu metode untuk


menentukan analit secara akurat dan spesifik dalam
suatu matrix sampel yang mengandung komponen lain
 Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat
penyimpangan (degree of bias) metode, yang
dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan
yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan
dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak
mengandung bahan lain yang ditambahkan.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


1. Selektivitas
7

 Harus selalu diyakinkan bahwa isyarat yang dihasilkan


pada proses pengukuran hanya berasal dari analit dan
bukan berasal dari senyawa lain atau bukan merupakan
campuran isyarat dari analit + senyawa lain yang
kebetulan mempunyai sifat fisika/kimia serupa dengan
analit yang akan ditetapkan.
 Pada Instrumen ICP SELEKTIVITAS TINGGI didapatkan
dengan memilih panjang gelombang yang paling sensitif
dan tidak ada interferensi dari logam lain yang memiliki
panjang gelombang yang berdekatan.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


2. Pengukuran Linearitas
8

• Linearitas pada alat instrument analisis


didefenisikan sebagai Kemampuan detektor
memberikan respon yang proporsional dengan
konsentrasi analit dalam rentang konsentrasi
tertentu
• Memenuhi Hukum Lambert-Beer dan mengikuti
persamaan regresi linier, Y= A + B X
• Y = Absorbansi
• X = Konsentrasi
• A = Intercept
• B = Slope

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


2. Pengukuran Linearitas
9

Kurva kalibrasi biasanya diawali oleh bagian yang linear kemudian


menjadi tidak linear (melengkung). Agar hasil analisa lebih akurat
maka sebaiknya menggunakan bagian kurva kalibrasi yang linear saja.
a. Buat deret standar kalibrasi minimal 3 deret (Blanko, Standar 1,
Standar 2 dan Standar 3) sesuai dengan unsur yang dianalisa.
b. Ukur masing-masing deret standar kalibrasi tersebut.
c. Hitung linearitasnya.
Keberterimaannya: jika nilai linearitasnya antara 0.9950-1.0000,
semakin mendekati nilai 1 maka linearitasnya makin bagus.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


3. Instrument Detection Limit (IDL) atau
LOD
10

 Limit deteksi (LoD) adalah konsentrasi


terendah dari analit dalam contoh yang
dapat terdeteksi dengan tingkat keyakinan
yang tinggi, akan tetapi tidak perlu
terkuantisasi, dibawah kondisi pengujian
yang disepakati

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


3. Instrument Detection Limit (IDL) atau
LOD
11

a. Siapkan sebuah larutan blanko, ukur konsentrasinya minimal 7 kali. (Blanko


tidak boleh terbaca nol atau negatif)
b. Hitung konsentrasi rata-rata (CB)
c. Hitung Standar deviasinya (CSD)
d. Hitung IDL atau LOD = CB + 3CSD
Jika SD tidak diperoleh karena Absorbance rata-rata Blanko (AB) = 0 maka :
a. Siapkan sebuah larutan blanko yang di “spiking” dengan “minimum
konsentrasi dari analit sehingga larutan blanko tersebut masih dapat
diukur absorbansnya (A ≠ 0)
b. Ukur konsentrasinya minimal 7 kali
c. Hitung Standar deviasinya (CSD)
d. Hitung IDL atau LOD = CB + 3 CSD -------------- Nilai CB = 0
Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
4. Limit Of Quantification (LOQ)
12

Limit kuantisasi (LoQ) atau biasa disebut


juga limit pelaporan (limit of reporting)
adalah konsentrasi terendah dari analit
yang dapat ditentukan dengan tingkat
presisi dan akurasi yang dapat diterima,
dibawah kondisi pengujian yang disepakati

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


4. Limit Of Quantification (LOQ)
13

a. Siapkan sebuah larutan blanko, ukur konsentrasinya minimal 7 kali. (Blanko


tidak boleh terbaca nol atau negatif)
b. Hitung konsentrasi rata-rata (CB)
c. Hitung Standar deviasinya (CSD)
d. Hitung IDL atau LOD = CB + 3CSD
Jika SD tidak diperoleh karena Absorbance rata-rata Blanko (AB) = 0 maka :
a. Siapkan sebuah larutan blanko yang di “spiking” dengan “minimum
konsentrasi dari analit sehingga larutan blanko tersebut masih dapat
diukur absorbansnya (A ≠ 0)
b. Ukur konsentrasinya minimal 7 kali
c. Hitung Standar deviasinya (CSD)
d. Hitung IDL atau LOD = CB + (5 atau 10) CSD -------------- Nilai CB = 0
Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
Working Range
14

Working Range (Daerah Kerja)

Working range merupakan rentang kerja, mulai dari


batas terendah sampai batas tertinggi (deret standar
kalibrasi)

Pengukuran sampel (jika positif mengandung analit)


harus dilakukan dalam daerah kerja yang linear
sehingga diperoleh hasil sesuai yang sebenarnya
dengan tingkat akurasi tinggi.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


Hubungan Linearitas, LoD, LoQ dengan
Working Range
15

X
Working Range Limit Saturated
Detector
STD tertinggi
LoD LoQ

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


5. Pengukuran Sensitifitas
16

Sensitifitas adalah tingkat kepekaan


detektor dalam menerima sinyal untuk
memberikan intensitas tertentu sesuai
dengan spesifikasi detektor yang
mengacu pada manual/spesifikasi alat
instrumen.

Keberterimaannya : Sesuai dengan data pada


instrumen ICP-OES

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


5. Pengukuran Sensitifitas
17

Cara penentuan kepekaan (sensitifitas) ICP sbb :


a. Pilih salah satu larutan standar dari standar kalibrasi
b. Ukur intensitas minimal 3 kali.
c. Hitung rata-rata hasil pengukuran intensitas standar
tersebut.
d. Hitung nilai sensitifitas dengan rumus berikut :
Sensitifitas = Konsentrasi standar
Intensitas standar

Keberterimaannya : Sesuai dengan data pada


instrumen ICP-OES

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


5. Pengukuran Sensitifitas
18

Sensitifitas Instrumen ICP Avio 200


No. Nama Logam Panjang BEC (mg/L) Intensitas
Gelombang
(nm)
1. Argentum (Ag) 328,068 0,26 4200
2. Arsen (As) 193,696 1,79 6,5
3. Boron (B) 249,677 0,19 1150
4. Barium (Ba) 455,403 0,04 43000
5. Cadmium (Cd) 228,802 0,09 1400
6. Chromium (Cr) 283,563 0,24 3700
7. Cuprum (Cu) 324,752 0,18 8000
8. Ferrum (Fe) 238,204 0,15 3500
9. Hydragyrum / Mercury (Hg)
10. Mangan (Mn) 257,610 0,05 18000
11. Plumbum (Pb) 220,353 1,43 150
12. Selenium
Nur Wahid, ST (Se) 196,026 2,50
Makassar, Februari 2022 10,5
Presisi & Akurasi
19

Tidak Akurat, Tidak Presisi Tidak Akurat, Presisi

Akurat, Tidak Presisi Akurat dan Presisi


Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
6. Pengukuran Presisi
20

Presisi merupakan tingkat kemampuan berulang atas


serangkaian pengujian/pengukuran untuk
menunjukkan hasil yang sama dari
pengujian/pengukuran berulang-ulang (dalam waktu
yang dekat) dan identik, dalam kondisi yang sama.
Merupakan variabilitas hasil-hasil analisis yang
bersangkutan (kedekatan data analisis dari suatu uji
dengan uji lainnya)
Menggambarkan kesalahan acak/random error
(kedekatan antara sekumpulan hasil analisa).

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


6. Pengukuran Presisi
21

Presisi ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :


1. Repeatability
2. Intra-Reproducibility
3. Inter-Reproducibility

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


6. Pengukuran Presisi
22

 Repeatability adalah pengulangan


yang dilaku-kan pada laboratorium
yang sama, oleh analis yang sama,
menggunakan peralatan yang sama,
dalam skala waktu analisis yang
pendek.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


6. Pengukuran Presisi
23

 Intra-Reproducibility adalah pengulangan yang


dilakukan pada laboratorium yang sama, oleh
analis yang berbeda, menggunakan peralatan
sama atau berbeda, dalam skala waktu analisis
yang panjang

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


6. Pengukuran Presisi
24

 Inter-Reproducibility adalah pengulangan yang


dilakukan pada laboratorium yang berbeda, oleh
analis yang berbeda, menggunakan peralatan
yang berbeda, dalam skala waktu analisis yang
panjang

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


6. Pengukuran Presisi
25

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


7. Pengukuran Akurasi
26

 Menurut ISO 17025, akurasi didefinisikan sebagai


kesesuaian antara hasil analisis dengan nilai benar
analit (atau nilai acuan analit yang dapat diterima).
 Akurasi menggambarkan kesesuaian atau kedekatan
hasil analisis terhadap nilai sebenarnya
 Merupakan kedekatan hasil uji rata-rata dengan nilai
sebenarnya (true value)
 Akurasi dinilai terhadap nilai konsentrasi bahan yang
dijadikan standar acuan yang tertelusur ke standar
internasional
 Larutan SRM yang biasa dipakai untuk ICP
distandarisasi oleh NIST (National Institute of
Standard and Technology)
Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
7. Pengukuran Akurasi
27

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


8. Penentuan Titik Rekalibrasi
28

Untuk mengetahui jumlah sampel yang dapat diukur ICP secara terus menerus
yang masih memberikan hasil stabil sehingga dapat ditentukan setiap berapa
sampel ICP harus direkalibrasi jika penggunaannya dalam jangka waktu lama.
Ukur konsentrasi salah satu larutan quality control misal standar QC 10
mg/L secara terus menerus sesuai waktu terlama biasanya ICP digunakan
untuk menganalisis suatu unsur.
Hitung % Akurasi dari hasil pengukuran konsentrasi standar QC tersebut.
Perhatikan pada urutan sampel yang keberapa %Akurasi hasil pengukuran
ICP masih dalam range keberterimaan 85%-115%(atau sesuai kebijakan
Lab.)
Pada urutan sampel yang %Akurasinya ke luar dari range keberterimaan
itulah titik di mana rekalibrasi ICP harus dilakukan sebelum melanjutkan
pengukuran ke sampel berikutnya.
Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022
9. Grafik Kendali Mutu (QC)
29

Ketika melakukan pembacaan sampel disarankan selalu membaca larutan QC


(Quality Control) secara berkala. Ini bertujuan mengetahui tingkat akurasi ICP
ketikan jumlah sampel yang dibaca cukup banyak sehingga dapat ketika terjadi
penyimpangan pembacaan QC, dapat dilakukan kembali pembacaan kurva
kalibrasi atau mungkin perlu dioptimasi kembali.
Idealnya tiap 20x pembacaan sampel, dilakukan pengukuran QC 1x.
Hitung % Akurasi dari hasil pengukuran konsentrasi standar QC tersebut.
Perhatikan %Akurasi hasil pengukuran QC ICP masih dalam range
keberterimaan 85%-115%(atau sesuai kebijakan Lab.)
Jika masih dalam range keberterimaan maka bisa dilanjutkan pembacaan
sampel selanjutnya.

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022


9. Grafik Kendali Mutu (QC)
30

Nur Wahid, ST Makassar, Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai