Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GROSS HEMATURIA DI RUANGAN MELATI 4

RSUD D.r SOEKARDJO

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pengampu : Bayu Brahmantia, Ns. M.Kep., CWCS

Disusun Oleh :

Sita Noor Assyifa

E2214401064

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2023
A. Definisi
Hematuria adalah adanya sel-sel darah merah di dalam urine. Penemuan klinis
sering di dapatkan pada populasi orang dewasa, dengan prevalensi yang mulai dari
2,5% menjadi 20,0%. Secara wujudnya terdapatnya sel-sel darah merah di dalam
urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu :
1. Hematuria makroskopik
Hematuria makroskopis (gross hematuria) adalah suatu keadaan urin bercampur
darah dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Keadaan. ini dapat terjadi bila 1
liter urin bercampur dengan 1 ml darah. Gross hematuria bisa disertai dengan
clot/bekuan darah, dimana dapat berasal dari perdarahan di ureter/ginjalbulu-buli
dan prostat. Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata
dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah, mungkin tampak pada awal
miksi atau pada akhirnya yang berasal dari daerah posterior uretra atau leher
kandung kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004). Hematuria makroskopik yang
berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan
penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran
urine, eksanguinasi sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemi, dan
menimbulkan urosepsis. (Mellisa C Stoppler, 2010).
2. Hematuria mikroskopik
Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat
dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada pemeriksaan mikroskopik
diketemukan lebih dari 2 sel darah merah per lapangan pandang. (Mellisa C
Stoppler, 2010).
B. Etiologi
Hematuria dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan yang berada di dalam
sistem urogenitalia atau kelainan yang berada di luar sistem urogenitalia. Penyebab
paling umum dari hematuria pada populasi orang dewasa termasuk saluran kemih
infeksi, batu saluran kemih, pembesaran prostat jinakdan keganasan dalam urologi.
Namun, diferensial lengkap sangat luas, beberapa insiden khusus kondisi yang
berhubungan dengan hematuria bervariasi dengan umur pasien, jenis hematuria (gross
atau mikroskopis, gejala atau tanpa gejala)dan adanya faktor risiko keganasan.
Kelainan yang berasal dari sistem urogenitalia antara lain adalah:
a. Infeksi: antara lain pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
urethritis
b. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor ginjal (tumor Wilms), tumor
grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan
hiperplasia prostat jinak.
c. Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain: kista ginjal
d. Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
e. Batu saluran kemih. (Mellisa C Stoppler, 2010)
f. Inflamasi : Glomerulonefritis, IgA nefropati, Goodpastures syndrome,
Radiation cystitis
g. Hematologi : Terapi antikoagulan, Henoch-Schonlein purpura, Kelainan
koagulasi, Sickle cell disease
C. Patofisiologi
Berdasarkan lokasi yang mengalami kelainan atau trauma, dibedakan
glomerulus dan ekstra glomerulus untuk memisahkan bidang neflogi dan urologi.
Darah yang berasal dari nefron disebut hematuria glomerulus. Pada keadaan
normalsel darah merah jarang ditemukan pada urin. Adanya eritrosit pada urin dapat
terjadi pada kelainan hereditas atau perubahan struktur glomerulus dan integritas
kapiler yang abnormal.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan sample urine: pada perempuan harus
disingkirkan penyebab hematuria lain misalnya menstruasi, adanya laserasi pada
organ genitalia, sedangkan pada laki-laki apakah disirkumsisi atau tidak. Bila pada
urinalisis ditemukan eritrosit, leukosit dan silinder eritrosit, merupakan tanda sugestif
penyakit ginjal akut atau penyakit ginjal kronik, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Diagnosis banding hematuria persisten antara lain glomerulonefritis, nefritis
tubulointerstisial atau kelainan urologi. Adanya silinder leukosit, leukosituria
menandakan nefritis tubulointerstisial. Bila disertai hematuria juga merupakan variasi
dari glomerulonefritis. Pada kelompok faktor resiko penyakit ginjal kronik harus di
lakukan evaluasi pemeriksaan sedimen urin untuk deteksi dini.
Sebagai prosedur diagnostic pada penyakit ginjal salah satunya adalah uji
dipstick untuk mengetahui adanya darah samar merupakan uji penapisan yang baik
untuk hematuria. Uji dipstick mudah dilakukan sendiri oleh pasien untuk mengikuti
perjalanan hematuria selama pengobatan.
D. Manifestasi Klinis
1. Urin yang disertai darah
2. Nyeri pada flank area (diantara iga dan panggul), punggung, perut bawah atau
kemaluan
3. Nyeri atau rasa panas saat berkemih
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Berat badan menurun
7. Kehilangan nafsu makan
8. Sering berkemih
9. Anyang-anyangan
10. Sensasi terbakar pada saat buang air kecil
11. Urin berwarna kelabu oleh karena adanya nanah dalam urin
E. Klasifikasi
Ada 3 tipe hematuria, yaitu:
1. Initial hematuria, jika darah yang keluar saat awal kencing.
2. Terminal hematuria, jika darah yang keluar saat akhir kencing. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya tekanan pada akhir kencing yang membuat
pembuluh darah kecil melebar.
3. Total hematuria, jika darah keluar dari awal hingga akhir kencing. Hal ini
kemungkinan akibat darah sudah berkumpul dari salah satu organ seperti ureter
atau ginjal.
F. Farmakoterapi
Katego Nama Dosis, Kerja obat Kontradiksi Efek
ri obat generic frekuen samping
dan si
merek
dagang
keras NaCl 20xTp Ketika larutan Tidak ada efek samping
ini kontradiksi yang yang
0,9% m disuntikkan signifikan dalam mungkin
atau penggunaan NaCl muncul
digunakan, itu 0,9%. dapat
membantu termasuk
menjaga iritasi lokal
keseimbangan di tempat
cairan dan pemberian
elektrolit atau reaksi
dalam tubuh, alergi ringan
mendukung pada
fungsi sel, dan beberapa
mempertahank orang
an tekanan
osmotik
Obat Ceftriaxo 2x1gr Ceftriaxone Ada beberapa Efek
keras ne bekerja kontradiksi umum samping
dengan cara yaitu:Hipersensiti yang
menghambat vitas,dan mungkin
sintesis hipersensitiv muncul
dinding sel terhadap apabila ada
bakteri, yang peninsilin, ketidak
diperlukan cocokan obat
untuk ini yaitu :
kelangsungan reaksi di
hidup dan tempat
pertumbuhan penyuntikan,
bakteri. gangguan
pencernaan,
reaksi alergi
dan
gangguan
fungsi hati.
Obat Ketorolac 2x1am Ketorolac Beberapa Hamper
keras poule bekerja kontradiksi utama mirip dengan
dengan dari ketorolac kontradiksin
menghambat adalah : alergi, ya, efek
enzim COX risiko pendarahan, samping dari
(cyclooxygena gangguan ginjal, ketorolac
se), yang dan gangguan yaitu :
terlibat dalam hati. gangguan
produksi pencernaan,
prostaglandin. peningkatan
Prostaglandin risiko
adalah pendarahn,
senyawa yang gangguan
bertanggung ginjal, reaksi
jawab atas alergi dan
rasa sakit, efek pada
peradangan, sistem saraf
dan respons pusat.
demam dalam
tubuh.
Obat Asam 2x500 Asam Beberapa Beberapa
keras tranexam mg traneksamat kontradiksi umum efek samping
at bekerja dari asam dari obat ini
dengan tranexamat : adalah :
menghambat thrombosis aktif gangguan
proses atau riwayat, pencernaan,
fibrinolisis gangguan gangguan
dalam tubuh. pembekuan darah, pada sistem
Fibrinolisis insufiensi ginjal, saraf pusat ,
adalah proses hipersensitivitas. reaksi alergi,
di mana dan
gumpalan gangguan
darah (fibrin) pada sistem
dipecah hematologi.
menjadi
fragmen kecil
oleh enzim
fibrinolitik,
terutama
plasmin
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah yang dilakukan yakni penentuan kadar kreatinin, ureum dan
elektrolit untuk mengetahui faal ginjal; fosfatase asam yang mungkin meningkat
pada metastase prostat, dan fosfatase alkali yang dapat meningkat pada setiap
jenis metastase tulang. Kadar kalsium, fosfat, asam urat dan hormon paratiroid
ditentukan bila terdapat kemungkinan urolithiasis.
2. Pemeriksaan urine dilakukan untuk pemeriksaan mikroskopik, bakteriologik dan
sitologik. Pemeriksaan urinalisis dapat mengarah kepada hematuria yang
disebabkan oleh faktor glomeruler ataupun non glomeruler. Pemeriksaan hapusan
darah tepi dapat menunjukkan proses mikroangiopati yang sesuai dengan sindrom
hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal, vaskulitis, atau SLE. Pada keadaan
terakhir, adanya autoantibodi dapat ditunjukkan dengan reaksi Coombs positif,
adanya antibodi antinuclear, leukopenia dan penyakit multisistem.
Trombositopenia dapat diakibatkan oleh berkurangnya produksi. trombosit (pada
keganasan) atau peningkatan konsumsi trombosit (SLE, purpura trombositopenik
idiopatik, sindrom hemolitik-uremik, trombosis vena ginjal). Walaupun morfologi
SDM urin dapat normal pada perdarahan saluran kemih bawah dan dismorfik pada
perdarahan glomerular, morfologi sel tidak secara pasti berhubungan dengan
lokasi hematuria.
3. Pada pemeriksaan pH urine yang sangat alkalis menandakan adanya infeksi
organisme pemecah urea di dalam saluran kemih, sedangkan pH urine yang sangat
asam mungkin berhubungan dengan batu asam urat.
4. Sitologi urine diperlukan untuk mencari kemungkinan adanya keganasan sel-sel
urotelial.
5. IVP adalah pemeriksaan rutin yang dianjurkan pada setiap kasus hematuria &
sering digunakan untuk menentukan fungsi ekskresi ginjal. Umumnya,
menghasilkan gambaran terang saluran kemih dari ginjal sampai dengan kandung
kemih, asal faal ginjal memuaskan. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya batu
saluran kemih, kelainan bawaan saluran kemih, tumor urotelium, trauma saluran
kemih, serta beberapa penyakit infeksi saluran kemih.
6. USG berguna untuk menetukan letak dan sifat massa ginjal dan prostat (padat atau
kista), adanya batu atau lebarnya lumen pyelum, penyakit kistik, hidronefrosis,
atau urolitiasis ureter, kandung kemih dan uretra, bekuan darah pada
buli-buli/pielum, dan untuk mengetahui adanya metastasis tumor di hepar.
Ultrasonografi dari saluran kemih sangat berguna pada pasien dengan hematuria
berat, nyeri abdomen, nyeri pinggang, atau trauma. Jika hasil penelitian awal ini
tetap normal, disarankan dilakukan pemeriksaan kreatinin dan elektrolit serum.
7. Endoultrasonografi, yaitu ekografi transurethral sangat berguna untuk
pemeriksaan prostat dan buli-buli
8. Arteriografi dilakukan bila ditemukan tumor ginjal nonkista untuk menilai
vaskularisasinya walaupun sering digunakan CT-Scan karena lebih aman dan
informative. Bagian atas saluran kemih dapat dilihat dengan cara uretrografi
retrograd atau punksi perkutan.
9. Payaran radionuklir digunakan untuk menilai faal ginjal, misalnya setelah
obstruksi dihilangkan
10. Pemeriksaan endoskopi uretra dan kandung kemih memberikan gambaran jelas
dan kesempatan untuk mengadakan biopsy
11. Sistometrografi biasanya digunakan untuk menentukan perbandingan antara isi
dan tekanan di buli-buli
12. Sistoskopi atau sisto-uretero-renoskopi (URS) dikerjakan jika pemeriksaan
penunjang di atas belum dapat menyimpulkan penyebab hematuria. (Wim de
Jong, dkk, 2004)
H. Penatalaksanaan Medis
Pada pasien dengan keluhan terdapat darah dalam urin atau hematuria,
langkah awal untuk pemeriksaan dilakukan tes urin yaitu tes dipstick. Jika hasilnya
positif, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan sedimen urin untuk melihat
apakah terdapat sel darah merah ( eritrosit ). Jika tidak didapatkan sel darah merah,
maka dapat dicurigai adanya myoglobinuria atau hemoglobinuria. Pada kasus ini juga,
perlu diperhatikan adanya riwayat penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek
samping yaitu hematuria.
Jika didapatkan sel darah merah dalam sedimen urin, harus dipastikan kembali
apakah terdapat pyuria atau bakteriuria, jika ada lakukan kultur urin. Hasil neharif
pada kultur urin dapat dicurigai adanya nefritis intertisial. Pada kasus yang positif sel
darah merah pada urin, harus dilakukan juga pemeriksaan ada tidaknya protein dalam
uri ( proteinuria ), jika tidak ada protein dalam urin atau yang disebut isolated
hemturia, maka dilakukan pemeriksaan darah lengkap, prothombin time, partial
tromboplastin time dan elektoforesis Hb. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengevaluasi kemungkinan terjadinya suatu proses keganasan dan kelainan struktur.
I. Klasifikasi
1. Retensi urin
2. Infeksi
3. Anemia
J. Diet / Nutrisi
Bb dan dm
K. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses pengumpulan data dari pasien atau keluarga
pasien berupa, identitas,alamat,tanggal lahir,pekerjaan,riwayat penyakit yang pernah
di derita dahulu, atau riwayat penyakit dari keluarga yang memungkinkan bisa
menurun ke pasien.
L. Masalah keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Gangguan eliminasi urine b.d dysuria, dengan pasien mengatakan nyeri di area
perut dan juga timbul rasa ingin buang air terus menerus namun sedikit disertai
rasa sakit dan nyeri pada saat buang air kecil.
b. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi Rasional
Keperatwatan (SIKI)
Gangguan Setelah dilakukan Manajemen eliminasi
eliminasi tindakan urine (I.04152)
urine(D.0040) keperawatan 3x24 Observasi:
b.d dysuria jam diharapkan - identifikasi tanda
ditandai eliminasi urine dan gejala retensi
dengan rasa membaik dengan atau inkontenensia
ingin buang air kriteria hasil : urine
terus menerus - Sensai - Identifikasi faktor
namun sedikit berkemih yang
dan nyeri pada meningkat menyebabkan
saat BAK retensi atau
(5) inkontenensia
- Desakan urine
berkemih - Monitor eliminasi
(urgensi) urine ( frekuensi,
menurun (5) konsistensi,volum
- Distensi e dan warna)
kandung Terapeutik :
kemih - Batasi asupan
menurun (5) cairan
- Hesitancy - Catat sewaktu-
menurun (5) waktu dan
- Volume haluaran berkemih
residu urine Edukasi :
menurun (5) - Ajarkan tanda dan
- Dribbling gejala infeksi
menurun (5) saluran kemih
- Nokturia - Ajarkan mengukur
menurun (5) asupan dan
- Mengompol pengeluaran urine
menurun (5) Kolaborasi :
- Enuresis - Kolaborasi
menurun (5) pemberian obat
- Dysuria
menurun (5)
- Anuria
menurun (5)
- Frekuensi
BAK
membaik (5)
- Karakteristik
Urine
membaik (5)

Anda mungkin juga menyukai