OLEH
BERLIANA PANGESTU
1811020028
6A KEPERAWATAN S1
KEPERAWATAN S1
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT ASAM URAT / ARTRITIS GOUT
PADA KEPERAWATAN GERONTIK
DI RT 4 / RW3 KAWUNGANTEN, CILACAP
A. PENGERTIAN
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang memiliki gambaran khusus, yaitu artritis akut.
Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkann pada wanita biasanya mendekati masa manopause. (Kapita selekta kedokteran
edisi ketiga jilid pertama, 2001; 542)
Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit
inflamasi yang menyerang persendian.
Arthritis Pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat
pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama
(asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang
dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
1. Gout primer merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
B. ETIOLOGI
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat
yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan
oleh:
1. Pembentukan asam urat yang berlebih.
a. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain,
seperti leukimia.
2. Kurang asam urat melalui ginjal.
a. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyabab
tidak diketahui
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronis
atau gagal ginjal kronis.
C. PATIFISIOLOGI
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui
peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung
melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9
mg / dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein.
Kemasan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN
dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala
disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara
permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan
enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
6. Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang
menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan non medik .
1. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak
minum.
2. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan medik .
1. Fase akut.
Obat yang digunakan:
a. Colchicine (0,6 mg)
b. Indometasin (50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
c. Fenilbutazon.
2. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a. Golongan urikosurik
a) Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
b) Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari
c) Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
d) Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin,
dan konversi xantin menjadi asam urat
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tingkat asam urat serum meningkat.
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
3. Tingkat asam urat urine dapat normal atau meningkat.
4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau toffee menunjukan kristal urat monosodium
yang membuat diagnosis.
5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
G. KOMPLIKASI
1. Nodulus reumatoid ekstrasinovialdapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata, atau
limpa. Funngsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi ketika nodulus
yang menyumbat aliran keluar cairan okuler terbentuk pada mata.
2. Vasulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan trombosist dan infark.
3. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stres keluarga
dapat bergabung eksaserbasi penyakit.
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen cidera (biologis).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX I : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen cidera (biologis).
Ditandai dengan:
1. Klien mengatakan kaki kirinya terasa nyeri. Dengan skala nyeri 3 (nyeri berat). Terasa sakit saat
menggerakkan kaki.
2. klien mengatakan ketika berbaring klien batuk.
3. klien tampak lemah
4. klien tampak meringis
5. klien tampak menahan nyeri
Dengan kriteria hasil:
1. Nyeri berkurang dan teratasi dengan skala nyeri 0 (tidak ada nyeri).
2. Klien tidak meringis lagi
3. Klien merasa tidak nyeri lagi.
Intervensi:
1. Pantau kadar asam urat serum.
2. Berikan istirahat dengan kaki ditnggikan.
3. Berikan kantung es atau panas basah.
4. Berikan analgesik yang diprogram.
5. Berikan obat anti gout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya
6. Instruksikan pasien untuk minim2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukn makanan
pembuat alkalis seperti susu, buah sitrun dan daging.
DX II : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. Ditandai
dengan:
1. Klien juga mengatakan tadi malam tidurnya hanya ± 5 jam.
2. Klien tampak lemah.
3. tampak lingkaran hitam di bawah mata klien .
Dengan kriteria hasil:
1. tidur klien dapat terpenuhi.
2. Klien tampak segar.
Intervensi: Obs. TTV
1. atur posisi senyaman mungkin
2. ajarkan tehnik relaksasi.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
4. Kolaborasi.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2009. Fakultas
Diakses pada tanggal 12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid Patofisiologi gout arthritis | rod-tobing weblog
™
Diakses pada tanggal 12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/patofisiologi-gout-arthritis/
Diakses pada tanggal 12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://edhiejowo.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-sendi.html
SAP
Sasaran : Lansia
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. S mampu memahami tentang penyakit
asam urat.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang penyakit asam urat
2. Mengetahui pembagian asam urat
3. Mengetahui tanda dan gejala asam urat
4. Mengetahui penyebab asam urat
5. Mengetahui komplikasi asam urat
6. Mengetahui diet bagi penderita asam urat
C. Materi (terlampir) Asam urat
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media/alat Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dari - Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
- Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
G. Evaluasi
1. Proses : selama penyuluhan berlangsung
2. Hasil :
Dapat secara subyektif (lisan) menyebutkan
Oleh :
Berliana Pangestu
1811020028
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. Y
b. Umur : 62 Tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Jenis Kelamin :P
g. Agama : Islam
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kelelahan Tidak
Perubahan BB tahun ini Dari 72 kg menjadi 67 kg
Perubahan nafsu makan Tidak
Demam Tidak
Kesulitan tidur Tidak
Sering pilek, infeksi Tidak
b. Sistem integumen
Lesi atau luka Tidak ada
Pruritus ( rasa gatal yang bisa meliputi Tidak ada
seluruh atau sebagian tubuh seseorang ).
Perubahan pigmen kulit Tidak ada
Kulit kering Ada
Keratosis (keadaan kulit yang kasar dan Ada
bersisik
Sering memar/haematoma Tidak ada
Kelainan pada rambut/rontok Ada
Kelainan pada kuku Tidak ada
Kelainan pada jari kaki Tidak ada
Penurunan respons terhadap ketajaman dan Tidak ada
ketumpulan
Penurunan sensitivitas sentuhan Tidak ada
Warna kulit Sawo matang
Suhu 36ᵒC
Pola penyembuhan luka Tidak ada
Ket : Kulit klien tampak kering karena sering
melakukan aktivitas diluar ruangan seperti
pergi berkebun,
c. Sistem Hemopotik
Perdarahan Tidak ada
Pembengkakan kelenjar limfa Tidak ada
Konjungtiva anemis Tidak ada
Muka pucat Tidak ada
Kadar haemoglobin Tidak ada
Ket : Secara keseluruhan sistem hemopotiknya
baik, tidak terdapat perdarahan,
pembekakan kelenjar limfa, conjungtiva
anemis,muka tidak pucat, tidak di ketahui
haemoglobinnya
d. Sistem Pengindraan
1. Mata
2. Hidung
Mendengkur Iya
Epitaksis Tidak ada
Iritasi mukosa hidung Tidak ada
Penurunan ketajaman penciuman Tidak ada
Nyeri pada sinus Tidak ada
Penggunaan obat nasal Tidak ada
Riwayat infeksi Tidak ada
Penilaian kemampuan olfaktori Tidak ada
Ket : Keluarga klien mengatakan bahwasanya
klien terkadang mendengkur saat tidur
4. Telinga
e. Sistem Pencernaan
Dysfagia Tidak
Nyer ulu hati Tidak
Mual muntah Tidak
Penurunan nafsu makan Tidak
Odinofasgia ( nyeri saat menelan) Tidak
Nyeri perubahan bagian bawah Tidak
Nyeri tekan pada uluh hati Tidak
Tidak
BSenjolan atau masa pada abdomen
i
Diare Tidak
f
Konstipasi Tidak
.
Hemmorhoid Tidak
Perdarahan pada rectum Tidak
s
Keutuhan gigi Gigi sudah berlubang
i
Penggunaan gigi palsu Ada
s
Perdarahan gusi Tidak
t
Karies gigi Ada
e
Halitosis Tidak
m
Penggunaan obat obatan Tidak
KPet: Gigi klien sudah ada yang lepas, dan
f. Sistem Pernafasan
Batuk Tidak
Sesak nafas Tidak
Nyeri dada saat bernafas Tidak
Kesimetrisan ekspansi paru Tidak
Kesimetrisan taktil primitus Tidak
Hemaptoe Tidak
Wheezing Tidak
Respirasi rate reguler atau ireguler Tidak
Ket : Sistem pernafasaan klien normal
g. Sistem Kardiovaskuler
h. Sistem Perkemihan
Dysuria Tidak
Inkontenensia Tidak
Nokturia Tidak
Polyuria Tidak
Oliguria Tidak
Anuria Tidak
Hematuria Tidak
Urgensi Tidak
Distensi kandung kemih Tidak
Riwayat pembedahan Tidak
Nyeri saat berkemih Tidak
Palpasi nyeri pada area pinggang Tidak
Nyeri tekan pada abdomen Tidak
Ket : Sistem perkemihan klien normal tidak
terdapat masalah pada sistem
perkemihan
i. Sistem Genitoreproduksi
Lesi Tidak
Benjolan payudara Tidak
Nyeri tekan payudara Tidak
Riwayat cancer / tumor payudara Tidak
Keluar rabas vagina Tidak
Penggunaan terapi esterogen Tidak
Perdarahan vagina Tidak
Kekeringan / rasa gatal vagina Tidak
Menopause Iya
PAP SMEAR Tidak
Ket : Klien sudah mengalami menopause
j. Sistem Muskoloskeletal
k. Sistem Syaraf
L. Sistem Endokrin
Goiter Tidak
Intoleran panas Tidak
Intoleran dingin Tidak
Pigmentasi kulit Tidak
Polipagja Tidak
Polidipsi Tidak
Polyuria Tidak
Retinopati Tidak
Peningkatan gula darah Tidak
Ket : Tidak terdapat masalah pada sistem
endokrin
4. Spiritual
Aktivitas ibadah yang rutin dilakukan yaitu solat 5 waktu dan membaca al-Quran, klien
rutin mengikuti acara yasinan yang dilakukan setiap hari umat sore, tentangg sakitnya
klien mengatakan bahwa rasa sakit yang ia rasakan datangnya dari Allah SWT dan
memang karna faktor usia.
B. ANALISA DATA
- TD : 120/80 mmHg
- S : 36C
- RR : 18x/menit
- Nadi : 90x/menit
Ds
- karakteristik nyeri
P : Gout Arthritis
Q : Seperti tertekan
R : Kaki dan tangan
S : Sekala nyeri 4
Ds
1 14 Juni 2021 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri - Membantu nenentukan
agen pecedera keperawatan selama 3x24jam O kebutuhan manajemen
fisiologis diharapkan nyeri akut teratasi nyeri dan keefektifan
- Identifikasi
dengan program
lokasi,durasi,frekuensi,kuali
- Keluhan nyeri menurun tas dan intensitas nyeri - Membantu menentukan
- Meringis menurun intervensi selanjutnya
- Identifikasi sekala nyeri
- Gelisah menurun - Kompres hangat mampu
- Identifikasi sekala nyeri non
mengurangi intesitas
verbal
nyeri
T
- Membantu mengurangi
- Berikan teknik non kemungkinan terjadinya
farmakologis untuk nyeri
mengurangi nyeri (kompres
- Membantu klien dalam
hangat/dingin)
merawat dan
- Kontrol lingkungan yang mengkontrol rasa nyeri
memperberat rasa nyeri
(suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
meredakan nyeri
2 14 Juni 2021 Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi - Memberikan
pengetahuan b.d keperawatan selama kesehatan pengetahuan dimana
kurang terpapar 3x24jam diharapkan O klien dapat membuat
Defisit pengetahuan - Identikasi kesiapan
Nyeri akut b.d - Mengidentifikasi S : Klien mengeluhkan nyeri lutut dan Berliana
Senin , 14 Juni
agen 2021 lokasi,durasi,frekuensi,kualitas jari-jari tangan sejak 2 bulan terakhir
13.00-14.00
pencedera dann intensitas nyeri P : Gout Arthritis
fisiologis - Mengidentifikasi sekala nyeri Q : Seperti tertekan
R : lutut dan jari-jari tangan
- mengidentifikasi sekala nyeri non
S : Sekala nyeri 4
verbal
T : Saat beraktivas terlalu berat,
- menjelaskan penyebab, periode, saat cuaca dingin
dan pemicu nyeri O : klien tampak meringis ,sembari
memegangi lututnya, dan memijat jari-
jari tangannya
A : masalah belum teratasi
Keluhan 2 5 2
nyeri
gelisah 3 5 3
meringis 2 5 2
Keterangan skor
1: meningkat
2 : cukup meningkat
3 : sedang
4 : cukup menurun
5 : menurun
Gelisah 3 5 3
Meringis 2 5 3
Keterangan skor
1: meningkat
2: cukup meningkat
3: sedang
4: cukup menurun
5 : menurun
Keluhan 2 5 4
nyeri
Gelisah 3 5 5
Meringis 2 5 4
Keterangan skor
1: meningkat
2: cukup meningkat
3: sedang
4: cukup menurun
5 : menurun
P : hentikan Intervensi
Perilaku
sesuai 2 5 3
dengan
pengetahuan
meningkat
Keterangan skor
1: menurun
2: cukup menurun
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
Sel;asa 15 Juni - menyeediakan mater dan S : pasien mengatakan sudah sedikit Berliana
2021 media edukasi
13.00-14.00
- memberikan kesempatan paham setelah perawat memberika
klien untuk bertanya edukasi tentang Gout Arthritis (asam
- menjadwalkan pendidikan urat)
kesehatan sesuai kesepakatan
O : pasien tampak masih bertanya akan
sakitnya
Perilaku
sesuai 2 5 4
dengan
pengetahuan
meningkat
Keterangan skor
1: menurun
2: cukup menurun
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
P : lanjutkan intervensi menyeediakan
materi dan media edukasi, memberikan
kesempatan klien untuk bertanya,
Menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Rabu 16 Juni - menyediakan materi dan S : pasien mengatakan sudah paham Berliana
2021i media edukasi
13.00-14.00 - memberikan kesempatan tentang penyakit Gout Arthritis (asam
Perilaku
sesuai 2 5 5
dengan
pengetahuan
meningkat
Keterangan skor
1: menurun
2: cukup menurun
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
P : hentikan intervensi
DOKUMENTASI
LOGBOOK
No Waktu Krgiatan Paraf