Anda di halaman 1dari 36

Nama : Berliana Pangestu

NIM : 1811020028
Tugas : IDK5 (Obat analgetik untuk asuhan keperawatn)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. S


DENGAN GASTRITIS DI RUANG INTERNIS RUMAH SAKIT
YARSI
A. Gambaran Studi Kasus

Ny. S berusia 55 tahun dirawat di ruang internis, sejak tanggal 11-10-2020

dengan diagnose gastritis. Dengan keluhan sebelumnya nyeri perut atau di

belakang ulu hati, rasanya seperti menjalar dari ulu hati depan hingga

belakang nyerinya berada di skala 7 saat itu.

B. Data Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

1. Identitas klien : Ny. S

No. RM 152064

Tempat tanggal lahir : 24 agustus

1965 Jenis kelamin : perempuan

Status kawin : menikah

Agama : islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : swasta

Alamat : Jl. Siantan gg sungai slamet


Saudara yang dapat dihubungi

22
Nama : Andi (cucu)

Alamat : Jl. Siantan gg sungai slamet

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak kapan serangan datang : Beberapa hari sebelum pasien masuk rumah

sakit. Pasien mengeluh nyeri perut atau dibagian ulu hati. Rasanya seperti

menjalar dari ulu hati depan hingga kebelakang tubuh. Rasa nyerinya

diskala 7 saat itu, dari skala nyeri 0-10. Pasien mengatakan merasa lebih

baik jika dibawa berbaring. Nyeri yang muncul hilang datang juga disertai

mual dan muntah. Hal ini membuat nafsu makan psien menurun dan tidak

bisa tidur dengan nyenyak. Menurut pasien, semuanya terjadi saat pasien

sering menunda waktu makan dan merujak buah bersama cucunya (TTV).

Lamanya : ± 4 hari

Gejala : - px mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan tampak gelisah

P : rasanya nyeri yang hilang datang

Q : rasa nyeri yang seperti menjalar dari ulu hati depan

(epigastrium) hingga kebelakang tubuh

R : epigastrium abdomen

S : skala 7 (skala Harvard)

T : sering, ± 3-5 menit

- Px mengeluh susah tidur dan tidak nyenyak, pola tidur berubah


- Px merasa mual saat makan

- Nafsu makan menurun, namun px berusaha makan sedikit-sedikit

- Px juga mengeluh lemah dan letih, berktifitas dibantu keluarga

- Pax tampak pucat dan tampak warna gelap pada bagian bawah mata

Factor predisposisi : peningkatan asam lambung

Tindakan pengobatan : pasien mengkonsumsi obat antasida sirup untuk

mengatasi nyeri sebelum dibawa kerumah sakit.

Harapan klien terhadap pemberian perawatan : klien berharap kondisinya

kembali pulih dan lekas

sembuh

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

a. penyakit

1) Kecelakaan dan Hospitalisasi : pasien tidak pernah dirawat di RS

sebelumnya dan hanya berobat pada nakes didekat rumahnya

Operasi : pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelumnya

2) penyakit yang paling sering diderita : penyakit asam lambung dan demam

biasa

b. Alergi : pasien tidak memiliki alergi tertentu

c. immunitas : pasien tidak mengingat riwayat imunisasinya


d. kebiasaan

alcohol : pasien tidak memiliki kebiasaan minum alkoho

merokok : pasien tidak memiliki kebiasaan merokok

e. Pola Tidur

sebelumnya pasien tidur malam lebih awal sekitar jam 8-9 malam. Bangun

dipagi hari saat subuh untuk sholat dan mempersiapkan jualan dikantin

sekolah. Sedangkan saat di rumah sakit, pasien mengeluh tidak tidur nenyak

dan sering terbangun. Tidur diatas jam 9 hingga tengah malam.

f. Pola Latihan

pasien tidak melakukan aktivitas latihan fisik seperti aerobic (berjalan dan

berlari) maupun anarobik (seperti angkat besi untuk menambah kekuatan

otot jangka pendek).

g. Pola Nutrisi

Dirumah : pasien tidak makan teratur, hanya 1-2x sehari. Pasien makan

selalu habis 1 porsi, tidak memiliki pantangan makanan tertentu, dan minum

6-7 gelas setiap hari.

4. Riwayat Keluarga

a. kesehatan anggota keluarga


X
X gou X X hipertensi
t

keterangan : = laki-laki = pasien

= perempuan = tinggal serumah

X = meninggal = keturunan

b. Faktor Risiko penyakit Dalam Keluarga

riwaya kesehatan keluarga : riwayat gout (asam urat) dan hipertensi

5. Riwayat Lingkungan

a. Kebersihan : pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah cukup bersih,

begitupun keadaan didalam rumah.

b. Bahaya kesehatan : tidak ada hal dilingkungan sekitar rumah yang

membahayakan kesehatan pasien.

c. polutan : pasien mengatakan jika polutan/polusi udara missal debu paling

banyak didekat rumahnya karena dari kendaraan bermotor dijalan gang

rumah beliau.

6. Riwayat Psikososial

a. Bahasa yang digunakan : bahasa Madura dan Indonesia


b. Organisasi dimasyarakat : pasien tidak mengikuti organisasi apapun

c. Sumber dukungan dimasyarakat : pasien selalu mendapat dukungan penuh

dari keluarga hingga orang terdekatnya selama ini

d. Suasana hati : pasien mengatakan cukup baik, emosi stabil

e. Tingkat perkembangan : pasien memiliki interaksi cukup baik dengan pasien

lain diruangan.

7. Pemeriksaan Fisik

a. kepala

bentuk kepala bulat, rambut hitam dan agak tipis, kulit kepala bersih dari

ketombe, tidak ada nyeri tekan, wajah lonjong, dan tidak ada nodul.

b. Mata

bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, dan

tidak ada lesi disekitar mata

c. Telinga

bentuk simetris, sejajar dengan mata, tidak ada benjolan maupun lesi

d. Mulut dan Tenggorokan

kemampuan bicara baik, mukosa bibir kering, tidak menggunakan gigi palsu

e. Hidung

bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung
f. Leher

tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid

g. Kelenjar Limfe

tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening ditubuh seperti dileher,

ketiak, payudara, dan lipatan paha yang dirasakan pasien

h. Paru-paru

inspeksi : dada tampak simetris, tidak ada luka, benjolan dan memar

palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

perkusi : tidak ada bunyi dalnes atau hipersonor

auskultasi : suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing/ronchi

i. Jantung

inspeksi : permukaan dada simetris

palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

perkusi : saat diperkusi bunyi pekak

auskultasi : bunyi jantung normal (s1 dan s2)

j. abdomen

inspeksi : tampak simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi

auskultasi : bising usus peristaltic 12x/m


perkusi : timpani

palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian epigastrium skala 7, (pqrst)

k. Ekstremitas atas

anggota gerak lengkap tidak ada kelainan, terpasang infuse RL 20 tpm

l. Ekstremitas bawah

anggota gerak lengkap tidak ada kelainan,

m. Kulit (integument)

tidak ada lesi atau gangguan kulit yang tampak pada pasien

n. Genetalia/Reproduksi

pada genetalia pasien tidak terpasang kateter. Pasien mengatakan tidak ada

keluhan pada daerah genetalia

o. Eliminasi

1) Eliminasi urin

Frekuensi : ± 3-4x sehari

Jumlah : ± 1000cc/

hari

Warna : kuning

Bau : khas urin

Keluhan : tidak ada keluhan untuk BAK


2) Eliminasi bowel

Frekuensi : ± 1x sehari

Keluhan : tidak ada keluhan untuk BAB

Warna : coklat kekuningan

Konsistensi : lembek

8. Data Penunjang

a. Laboratorium

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Range


Pemeriksaan
10/10/2020 RBC 3.98 4.00-5.50
MCV 79.5 75.0-100.0
RDW % 10.2 11.0-16.0
RDW 65.4 30.0-150.0
HCT 31.6 30.0-40.0
 PLT 599 150-400

MPV 7.6 8.0-11.0

PDW 9.4 0.1-99.9

PCT 0-45 0.01-9.99

LPCR 12.6 0.1-99.9

 WBC 18.7 3.5-10.0

 HGB 11.0 12.0-14.0


27.7 25.0-35.0
MCH
34.8 31.0-38.0
MCHC
2.3 0.5-5.0
LYM
14.6 1.2-8.0
GRAN
MID 1.8 0.1-1.5
LYM % 12.4 15.0-50.0
GRA % 77.9 35.0-80.0
MID % 9.7 20-15.0

Pemeriksaan Kimia Klinik


pemeriksaan Hasil Normal Range
Ureum 23 10-40 mg/dl
Creatinin 0.7 0.7-1.1 mg/dl
GDS 148 <150 mg/dl

b. Rongent

tidak dilakukan pemeriksaan rongent pada pasien

c. CT SCAN

tidak dilakukan pemeriksaan sc scan pada pasien

d. EKG

terlampir normal

e. EEG (elektroenselografi)

tidak dilakukan pemeriksaan EEG pada pasien

f. Terapi/ pengobatan

Nama Obat Frekuensi Jumlah Rute


Ceftriaxone 2x1 1 gr Iv
Sucralfat 3x1 10cc p.o
Ondancenton 3x1 4g iv
Omeprazole 1x1 40 g iv
Ranitidine 2x1 50 mg/2 ml iv
Antran / 3x1 500 mg/2ml iv
noragas 3x1 500 mg p.o
PCT
ANALISA DATA
No. Data (tanda dan gejala) Masalah Keperawatan
1. Ds : Nyeri akut b.d
peningkatan asam
- Px mengatakan nyeri ulu hati
lambung (agen cedera
belum berkurang
biologis, iritasi mukosa
Pengkajian PQRST lambung)

P : nyeri hilang datang dan makin nyeri


saat dibawa bergerak (peningkatan
asam lambung)
Q: nyeri terasa seperti menjalar dari
epigastrium depan ke belakang
R : epigastrium abdomen
S : skala nyeri Harvard, nyeri
berat skala 7
T : intermiten ( hilang datang ) ± 3-5
menit
- Px mengatakan susah tidur
nyenyak pada malam hari

Do :
- k/u lemah

- MASUKKAN MEDIKASI
(KLIEN MENDAPATKAN
TERAPI ….

- px tampak gelisah

- wajah px tampak meringis

- tanda-tanda vital (TTV)

TD : 130/80 mmhg
Nadi : 101x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,60C
2. Ds : Gangguan pola tidur b.d
ketidaknyamanan dari
- px mengeluh sulit tidur
nyeri
- px mengeluh tidak puas tidur dan
tidak nyenyak, merasa pola tidur
berubah

- px mengatakan badan terasa

lemah Do :
JUMLAH TIDUR SIANG MALAM,
KUALITAS TIDUR
- px tampak lemah dan tampak ada
warna gelap pada bagian bawah
mata
3. Ds : Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan
- px mengeluh lemah dan begitu letih
(GANGGUAN
- MOBILITAS FISIK B.D
NYERI)
- px mengatakan belum mampu
beraktivitas secara mandiri
sepenuhnya

- px mengatakan masih dibantu oleh


keluarga yang menjaga seperti akan
pegi ke toilet atau ketika akan duduk

Do :
- px tampak lemah

- px tampak dibantu oleh keluarga saat


akan beraktivitas

- px memilih untuk berbaring

- tonus otot derajat 4


Sumber : (SDKI, 2018)

RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnos Tujuan Tindakan Rasional
Keperawatan
. Keperawatan (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut b.d Tujuan : Manajemen Mempermudah
peningkatan nyeri perawat dalam
Setelah
asam lambung menangani nyeri
dilakukan Observasi :
dan untuk
tindakan
- identifikasi tindakan
keperawatan
lokasi, selanjutnya.
1x24 jam.
Diharapkan karakteristik,
kondisi durasi,
pasien frekuensi,
membaik kualitas,
dengan intensitas
kriteria hasil nyeri.
:
- Identifikasi
- keluhan respon nyeri
nyeri non verbal
menurun
- Identifikasi
- meringis skala nyeri
menurun
- Identifikasi
- kesulitan factor yang
tidur memperberat
menurun dan
memperingan
- gelisah
nyeri
menurun
- Identifikasi
- frekuensi
pengetahuan
nadi
dan keyakinan
menurun
tentang nyeri

- Identifikasi
pengaruh
budaya
tentang respon
nyeri

- Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas hidup

- Monitor
keberhasilan
terapi-terapi
komplementer
yang sudah
diberikan

- Monitor
efek
samping
penggunaan
analgetik

Terapeuti :
- Berikan terapi
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri

- Control
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri

- Fasilitas
istirahat dan
tidur

- Pertimbangka
n jenis dari
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi :
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri

- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri

- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri

- Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gis

Kolaborasi :
-kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
2. Gangguan pola Tujuan : Dukungan Tidur Membantu
tidr b.d pasien untuk
Setelah Observasi :
ketidaknyamana mengkaji lebih
dilakukan
n kolik / - Identifikasi dalam
tindakan
kelemahan pola aktivitas permasalahan
keperawatan
dan tidur tidur pasien dan
1x24 jam.
memberikan
Diharapkan - Identifikasi tindakan yang
kondisi
factor sesuai dalam
pasien
pengganggu menangani dan
membaik
tidur (fisik membantu
dengan
dan/ pasien
kriteria hasil
: psikologis)

- Keluhan - Identifikasi
sulit tidur makanan
menurun dan
minuman
yang
-Keluhan mengganggu
tidak puas tidur
tidur
Terapeutik :
menurun
- Modifikasi
-Keluhan
lingkungan
pola tidur
berubah - Fasilitasi
menurun menghilangka
n stress
-
sebelum tidur
Kemampua
n - Tetapkan
beraktivita jadwal tidur
s rutin
meningkat
- Lakukan
prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan

Edukasi :
- Ajarkan
relaksasi otot
autogenic
atau cara
nonfarmakolo
gi lainnya

- Jelaskan
pentingnya
tidur selama
sakit

3. Intoleransi Tujuan : Manajemen Mengidentifikas


aktivitas b.d Energi i memudahkan
Setelah
kelemahan perawat untuk
dilakukan Observasi :
menemukan
tindakan
- Identifikasi penyebab rasa
keperawatan
gangguan lelah dan
1x24 jam.
fungsi tubuh member
Diharapkan
kondisi yang tindakan sesuai
pasien menyebabka dengan masalah
membaik n kelelahan pasien.
dengan
kriteria hasil - Monitor
: kelelahan
fisik dan
- Keluhan
emosiona
lelah
menurun - Monitor pola
dan jam tidur
- Perasaan
lemah Terapeutik :
menurun
- Sediakan
lingkungan
nyaman
dan rendah
stimulus

- Lakukan
latihan
rentang
gerak pasif
dan/atau
aktif

- Berikan
aktivitas
distraksi
yang
menyenangk
an

- Fasilitasi
duduk disisi
tempat tidur,
jika tidak
dapat
berpindah
atau
bergerak
Edukasi :
- Anjurkan
tirah baring

- Anjurkan
melakukan
aktivitas
secara
bertahap

- Ajarkan
strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan

Kolaborasi :
- Kolaborasi
dengan ahli
gizi tentang
cara
meningkatka
n asupan
makanan

Sumber : (SIKI, 2018)


IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari / Diagnaosa Tindakan DAR SOAPIER Para
Tanggal keperawata (Data, Action, f
n Respon)
Senin, Nyeri akut Data S : px masih
12/10/202 mengeluh nyeri dan
Ds :
0 tidak nyenyak tidur
- Px mengeluh
O : px tampak lemah,
nyeri ulu hati
gelisah dan wajahnya
terasa menjalar
meringis
dari depan
hingga A : nyeri akut
kebelakang
P : 1. Identifikasi
- Px mengeluh karakteristik nyeri
sulit tidur
2. observasi k/u
nyenyak pada dan ttv
malam hari dan
gelisah 3. ajarkan terapi
nonfarmakologis
Do :
4. kolaborasi
- Px tampak obat analgetik
lemah
5. control
- Px tampak lingkungan
gelisah I : 1. Mengidentifikasi
karakteristik nyeri
- Wajah px
terlihat meringis 2. mengobservasi
k/u dan ttv
Action :
3. mengajarkan
1. terapi
mengidentifikasi nonfarmakologis
karakteristik nyeri
4. berkolaborasi
Respon : px untuk obat
mengatakan nyeri analgetik
H : P : nyeri E : masalah belum
hilang timbul dan teratasi
makin nyeri
dibawa bergerak S : px masih nyeri

Q : nyeri terasa O : skala nyeri 5


menjalar dari ulu (menurun dengan
hati/ epigastrium obat)
depan ke belakang R : lanjutkan
R : epigastrium intervensi 1-4
abdomen
S : skala 7, nyeri
berat (Harvard)
T : intermiten, ±
3-5 menit
2. mengobservasi
TTV
R:-
H : TD :
130/80
mmhg Nadi
:
101x/menit
RR :
18x/menit
S : 36,60C
3. mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri, relaksasi
nafas dalam.
R : px merasa
nyaman
dengan dengan
terapi
H : px terlihat
mempraktekka
n terapi dengan
baik
4. berkolaborasi
pemberian
analgetik
R : px
mengatakan
nyeri menurun
H : diberikan
injeksi antrain
500mg/2ml
selama 3x1
5. mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
R : px
mengatakan
merasa nyaman
dan terbantu
H : px terlihat
nyaman
dengan
penutup
sampiran dan
berpindah
posisi ke
karpet bawah.

Gangguan Data : S : px masih


pola tidur mengeluh sulit tidur
Ds :
O : px tampak lemah
- Px
dan gelisah serta ada
mengeluh warna gelap
sulit tidur dibagian bawah mata
- Px mengeluh A : pola tidur
tidak puas tidur terganggu
dan waktu
P : 1. Identifikasi pola
tidur kurang
tidur, aktivitas
dari 6-8 jam dan tidur
- Px 2. identifikasi
mengeluh factor
tidur tidak pengganggu tidur
nyenyak
3. modifikasi
Do : lingkungan

- Px tampak 4. penjelasan
lemah dan pentingnya tidur
saat sakit
gelisah
5. ajarkan teknik
- Tampak ada nonfarmakologis
warna gelap
dibagian bawah I : 1. Mengidentifikasi
mata px pola aktivitas dan

Action :
1. tidur
mengidentifikasi
2. mengidentifikasi
pola aktivitas dan
factor pengganggu
tidur
tidur
R : px masih
3. memodifikasi
mengeluh sulit
lingkungan
tidur
4. menjelaskan
H : px tampak
pentingnya tidur
lemah dan
saat sakit
gelisah
5. mengajarkan
2.
teknik
mengidentifikasi
nonfarmakologis
factor pengganggu
tidur E : masalah belum
teratasi
R : px
mengeluh nyeri S : px masih sulit
hilang timbul tidur
dan
mengganggu O : px tampak
lemah
tidurnya
R : lanjutkan
H:
intervensi 1,3,5
3. memodifikasi
lingkungan yang
nyaman untuk px
R : px merasa
nyaman
dengan lampu
yang dimatikan
H : px tampak
nyaman
4. menjelaskan
pentingnya
tidur saat sakit
R : px
mencoba
berusaha untuk
tetap bisa tidur
H : px tampak
memahami
penjelasan
5. mengajarkan
teknik
nonfermakologis
relaksasi dengan
terapi zikir 15
menit
sebelum/saat akan
tidur
R : px
mencoba
mengikuti
terapi yang
diberikan
H : px tampak
tenang dan
nyaman,
meski belum
langsung
tertidur
Intoleransi Data S : - px masih merasa
aktivitas begitu letih
Ds :
- Px mengatakan
- Px mengeluh
masih belum bisa
lemah dan
beraktivitas
begitu letih
O : - px tampak
- Px
lemah, letih
mengatakan
belum mampu - Px tampak
beraktivitas banyak berbaring
secara mandiri dan mencari
sepenuhnya posisi nyaman
dan dibantu
A : intoleransi
keluarga
aktivitas
Do : P : 1. Identifikasi
- Px tampak gangguan fungsi
lemah tubuh yang
menyebabkan lelah
- Px tampak
dibantu 2. sediakan
keluarga saat lingkungan yang
nyaman
beraktivitas
(missal : 3. anjurkan
duduk / tirah baring
pergi ke
4. anjurkan
toilet) aktivitas bertahap
- Px memilih 5. monitor
untuk kelelahan fisik
berbaring dan emosional

- Tonus otot I : 1. Mengidentifikasi


derajat 4 gangguan fusngsi
tubuh yang
Action : menyebabkan lelah
1. 2. menyediakan
mengidentifikasi lingkungan yang
gangguan fungsi nyaman
tubuh yang
3. menganjurkan
menyebabkan
tirah baring
kelelahan
4. menganjurkan
R : px merasa
beraktivitas
lelah menahan
bertahap
nyeri, seperti
tenaganya 5. memonitoring
menjadi lemah
Kelelahan fisik dan
H: emosional
2. menyediakan E : masalah belum
lingkungan yang teratasi
nyaman dan
S : px masih
rendah stimulus
merasa lemah dan
R : px meminta letih
lampu
O : px tampak
dimatikan dan
lemah
meminta posisi
kekarpet R : lanjutkan
bawah
H : px merasa intervensi 2,3,4,5
nyaman
3. menganjurkan
tirah baring
R : px masih
merasa lemah
H : px
melakukan
tirah baring
4. menganjurkan
beraktivitas secara
bertahap
R : px masih
merasa lemah
H : px
berusaha
secara bertahap
5. monitor
kelelahan fisik
dan emosional
R : px masih
merasa lelah
H : px tampak
lemah

Selasa, Nyeri akut Data S = Px masih


13/10/202 mengeluh nyeri
DS :
0
O = Px tampak lemah
Px masih
, gelisah, dan
mengeluh wajahnya meringis
nyeri
A = Nyeri akut
Px masih lemah
P=
- Px mengeluh
1. Identifikasi
tidak nyenyak
Karakteristik
dan kesulitan
nyeri
tidur terganggu
dengan nyeri 2. Observasi TTV
& K/U
DO :
3. Berikan teknik
- Px tampak
non-
lemah dan
farmakologis
gelisah
4. Kolaborasi
Action
pemberian
- Mengidentifikasi analgetik
masalah nyeri
I=
R= px masih
merasa nyeri 1. Mengidentifikas
i karakteristik
H= nyeri
P : Nyeri hilang
2. Mengobservasi
timbul, namun
TTV & K/U
sudah sadikit
berkurang 3. Memberikan
Q : Nyeri terasa teknik / terapi
menyalar dari nonfarmakologis
epigastrium
4. Berkolaborasi
depan
kebelakang pemberian
analgetik
R : Epigastrium
abdomen E = Masalah belum
teratasi
S : Skala 5 (
Harvard ) S : Px masih
mengeluh nyeri
T : ± 2 - 3 menit

Mengobservasi
kan TTV

R=-
H = TD :
120/80 mmhg
Nadi : 99x /
menit
RR : 20x
/menit
O : Skala nyeri 3
S : (menurun dengan
36,8 C
o
obat)
- Memberikan R = Lanjutkan
teknik non- interensi 1 - 4
farmakologis
seperti relaksi
nafas dalam
untuk
mengurangi
nyeri

R = Px
melakukan
terapi yang
diajarkan
H = Px tampak
nyaman
- Berkolaborasi
pemberian
analgetik

R = Px
mengatakan
nyeri berkurang
H = Px
diberikan
injeksi antrain
500mg/2m 3x1

Gangguan Data S = px masih


pola tidur mengeluh sulit tidur
DS =
O = px tampak lemah
- Px mengeluh
sulit tidur A = pola tidur
terganggu
- Px masih
mengeluh tidak P=
nyenyak tidur 1. Identifikasi pola
saat malam tidur px

- Px merasa 2. Modifikasi
terganggu lingkungan
dengan nyeri
selama tidur 3. Berikan terapi
nonfarmakologis
DO =
I=
- Px tampak
lemah 1. Mengidentifikasi
pola tidur
- Tampak
ada warna 2. Memodifikasi
gelap pada lingkungan
bagian 3. Memberikan
bawah mata terapi
Action nonfarmakologis

- Mengidentifika E = masalah belum


si pola tidur px teratasi
S = px masih sulit
R = - px masih
tidur, namun sudah
sulit tidur
sedikit lebih baik
H = - px dari malam
tampak sebelumnya
khawatir
O = px tampak
dengan
lemah
kesulitan tidur
R = Lanjutkan
- Mengidentifika
Intervensi 1- 3
si lingkungan

R = px
meminta
ditutup
sampiran
karena
menghindari
kipas px lain
H = px tampak
nyaman
- Memberikan
teknik
nonfarmakolog
is dengan
terapi relaksasi
zikir 15 menit
sebelum tidur /
saat akan tidur

R = px
melakukan
terapi dengan
mandiri
H = px tampak
nyaman
selama
melakukan
terapi
Intoleransi Data S = px masih merasa
aktivitas lemah
DS =
O = px sudah mulai
- Px masih
bisa beraktivitas
merasa lemah, mandiri
namun px
sudah lebih A = Intoleransi
nyaman dari aktivitas
hari kemarin P=
- Px mengatakan 1. Sediakan
perlahan sudah lingkungan yang
bisa untuk nyaman
duduk dan
2. Anjurkan tirah
berdiri secara
baring
mandiri
3. Anjurkan
DO =
aktivitas
- Px masih bertahap
tampak lemah
4. Monitor
- Px tampak kelelahan emosi
duduk & fisik
berbicara
dengan I=
perawat.
1. Menyediakan
Makan &
lingkungan yang
minum secara
nyaman
mandiri tanpa
disuap 2. Menganjurkan
tirah baring
- Tonus otot
cukup
derajat 4
3. Menganjurkan
aktivitas
bertahap

E = masalah belum
teratasi
S = px masih
merasa lemah
O = px tampak
belum mampu
sepenuhnya
R = Lanjutkan
intervensi 1 -3

Rabu, Nyeri akut Data S = px tidak nyeri lagi


14/10/202
DS = O = px dalam kondisi
0
membaik
- Px tidak
lagi A = tidak ada masalah
mengeluh kep.

- Px P = program BLPL
mengatakan I = memprogram
tidur sudah BLPL
mulai nyenyak
E = masalah teratasi
DO = R = intervensi
- Px tidak dihentikan
terlihat
gelisah,
meringis

Action =
- Pemberian
tindakan
dihentikan

Respon =
- Px tidak
lagi nyeri

Gangguan Data S = px sudah bisa


pola tidur tidur nyenyak
DS =
O = kondisi membaik
- Px mengatakan
tidur sudah A = tidak ada masalah
mulai nyenyak kep.

DO = P = program BLPL

- Kondisi px I = memprogram
BLPL
membaik
E = masalah teratasi
Action
R = intervensi
- Tindakan dihentikan
dihentikan

Respon
- Kondisi
membaik

Intoleransi Data S = px tidak mengeluh


aktivitas lemah
DS =
O = kondisi membaik
- Px sudah bisa
beraktivitas A = tidak ada masalah
mandiri kep.
bertahap, tonus P = program BLPL
otot derajat 5
I = memprogram
DO = BLPL
- Px tidak lagi E = masalah teratasi
mengeluh
R = Intervensi
lemah dan rasa
dihentikan
letih
Action
- Menganjurkan
istirahat yang
cukup untuk
px

Respon
- Kondisi px
membaik

Sumber : (SIKI,2018)
PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny.Y selama 3

hari,yaitu pada tanggal 12 Oktober – 14 Oktober 2020 dengan kasus dengan

gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak, makadapat diketahui

hal-hal seperti berikut :

1. Setelah dilakukan pegkajian didapatkan bahwa pasien Ny. S mengatakan

nyeri perut dibagian ulu hati, rasanya seperti menjalar dari ulu hati depan

hingga ke belakang tubuh. Rasa nyerinya berasa diskala 7 dari skala nyeri 1-

10 menurut Harvard. Data tersebut sesuai dengan teori untuk dilakukan

asuhan keperawatan pada klien Gastritis dengan masalah nyeri akut.

2. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung (agen cedera

bilogis, iritasi mukosa lambung)

b. Pola tidur behubungan dengan ketidak nyamanan dari nyeri

c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

3. Untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul tersebut maka

disusunlah rencana asuhan keperawatan sesuai dengan teoritis dan kasus

yang ditemukan pada Ny. S dengan nyeri gastritis di Ruang Internis Rumah

Sakit Yarsi Pontianak.

61
4. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi

keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Ny.S dengan

nyeri gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak.

5. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada NyY dengan nyeri

gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak, selama 3 hari

didapatkan bahwa sudah memperlihatkan adanya perbaikan. Penulis telah

mampu menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi napas dengan

nonfarmakologi dalam menurunkan intensitas nyeri pada penyembuhan

gastritis.

Anda mungkin juga menyukai