Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS

PAPER
Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan Medikal Bedah

Siti Nur Azizah

D523068

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2023
1. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Gastroenteritis (GEA) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
peradangan pada lambung, usus kecil maupun usus besar yang mengakibatkan
terganggunya sistem pencernaan yang biasanya memunculkan gejala diare dengan
disertai mual ataupun muntah sehingga terjadi penurunan kemampuan dalam
mengabsorbsi nutrisi (Lemone, Burke & Bauldoff, 2015).
Gastroenteritis akut (GEA) atau diare adalah buang air besar (defekasi
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari pada biasanya (Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi, 2015).
B. PATOFISIOLOGI GASTROENTERITIS
Secara umum gastroenteritis disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
hidup kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan-rintangan asam lambung,
organisme masuk pada ukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel
pada mukosa usus serta melepaskan enterotoksin yang dapat menstimulasi cairan
dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini menyebabkan destruksi pada
mukosaa sel dari vili usus halus yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas
absorbsi cairan dan elektrolit. Iteraksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi
enzim adenilsiklase dalam membrane sl dan mengubah cylic AMP yang
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit, sehingga timbul diare.
Diare yang terjad secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
integritas kult pada daerah perineal. Selain itu juga, sekresi air dan elektrolt asidosis
metabolik dapat menimbulkan kekurangan volume cairan dalam tubuh serta
gangguan pertukaran gas akibat dari asidosis metabolik.
Kekurangan volume cairan secara terus menerus dapat menimbulkan syok
hipovolemi, selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga menyebabkan
peradangan (timbul mual muntah) dan kerusakan pada mukosa usus. Hal ini dapat
menyebabkan ansietas. Penurunan nafsu makan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Nurarif (2018).
C. ETIOLOGI PENYAKIT GASTROENTERITIS
Penyebab diare dapat dibagi menjadi beberapa faktor, diantaranya :
1. faktor infeksi
✓ Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan meliputi infeksi internal.
Diantaranya infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit
✓ Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti
otitis media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia, dsb.
2. faktor malabsorbsi
✓ Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monosakarida
✓ Malabsorbsi lemak
✓ Malabsorbsi protein
3. faktor makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
D. PATOFISIOLOGI GASTROENTERITIS
Menurut Nurarif (2015) secara umum gastroenteritis disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung. Organisme masuk pada mukosa epitel, berkembang biak
pada usus dan menempel pada mukosa usus serta melepaskan enterotoksin yang
dapat menstimulasi cairan dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi virus ini
menyebabkan destruksi pada mukosa sel dari vili usus halus yang dapat
menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit. Interaksi antara
toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim adenilsiklase dalam membran sel dan
mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit,
sehingga timbul diare. Diare yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan
kerusakan integritas kulit pada daerah perineal. Selain itu juga, sekresi air dan
elektrolit secara berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit dan asidosis metabolik sehingga dapat menimbulkan kekurangan
volume cairan dalam tubuh serta gangguan pertukaran gas akibat dari asidosis
metabolik.
Kekurangan volume cairan secara terus menerus dapat menimbulkan syok
hipovolemi. Selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga menyebabkan
peradangan (timbul mual muntah) dan kerusakan pada mukosa usus. Hal ini
menyebabkan penurunan nafsu makan, serta gangguan pada psikologi klien yang
dapat menyebabkan ansietas. Penurunan nafsu makan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
E. KOMPLIKASI GASTROENTERITIS
✓ Kehilangan air dan elektrolit ; dehidrasi asidosis metabolic, syok, kejang,
sepsis, gagal ginjal akut, malnutrisi, gangguan tumbuh kembang.
F. MANIFESTASI KLINIK GASTROENTERITIS
✓ Kram perut, sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
demam, mual, muntah, kembung, anoreksia, lemah, pucat, urine output
menurun (oliguria, anuria), turgor kulit menurun sampai jelek, ubun-ubun
fontanela cekung, kelopak mata cekung, membran mukosa kering.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- LABOLATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN HASIL


hemoglobin 13.1
leukosit 14900
hematokrit 40
trombosit 277000
Glukosa sewaktu 102

FESES LENGKAP
(makroskopis)
Warna coklat
Konsistensi kental
Lendir positif
Mikroskopis
Eritrosit 1-3
Lekosit >20
Amoeba Positif
bakteri positif

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. pemberian cairan
✓ Cairan per oral : pada pasien dengan dehidrasi ringan dan Na, HCO, K dan
glukosa kurang. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan
garam.
✓ Cairan parenteral :
- Untuk dehidrasi ringan pada 1 jam pertama diberikan 25-50 ml/kg
BB/hari. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cairan parenteral 125
ml/kgBB
- Untuk dehidrasi sedang pada 1 jam pertama diberikan 50-100 ml/kg BB
- Untuk dehidrasi berat :
anak usia 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam pertama
diberikan 40 ml/kgBB/jam atau 3 tetes/kg BB/jam atau 10 tetes/kg
BB/menit, 7 jam berikutnya diberikan 12 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg
BB/menit, 16 jam berikutnya diberikan 125 ml/kg BB oralit per oral bila
anak mau minum, teruskan dengan cairan intravena 2 tetes/kg BB/menit
atau 3 tetes/kg BB/menit.

Anak usia lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama diberikan 20 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit atau 10
tetes/kg BB/menit, 7 jam kemudian diberikan 127 ml/kg BB oralit
peroral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan cairan intra
vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit

Anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg 1 jam pertama diberikan 20
ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit, 16 jam berikutnya diberikan
105 ml/kg bb oralit peroral
✓ Diatetik (pemberian makanan): pemberian makan dan minum khusus pada
pasien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga
kesehatan pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu dengan
memberikan ASI, bahan makanan yang mengandung cukup kalori, protein,
mineral, dan vitamin serta makanan harus bersih.
✓ Obat-obatan : anti spasmolitik dan obat antibiotik.
I. PATHWAY
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. pengkajian
Tanggal pengkajian : 27 november 2023
Ruang : Flamboyan kelas 3
RM : 78729
Diagnosa medis : GEA
1. Identitas Pasien
Nama : ny. Lia wilia
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : kp. Kiara enyeuh katapang bandung
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : indonesia
Status : sudah menikah
2. identitas penanggung jawab
Nama : ny. Citra dania
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : kp. Gandasoli rt.04 rw.11 desa gandasari
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Indonesia
Status : sudah menikah
Hubungan dengan pasien : Anak dari pasien
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Mual muntah sejak tadi pagi disertai mencret dan perut melilit.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1 hari sebelumnya pasien mengatakan perut melilit, mencret 15 kali
berwarna kuning, mual muntah 1 kali, lemas, kemudian di bawa ke klinik dan di
infus 1 labu+obat lambung. Keluhan pasien tidak membaik sehingga pasien di
bawa ke RSUD oto iskandar dinata. Sebelum keluhan di rasakan, pasien
meminum aci sampeu, minum kopi dan tidak makan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Dispepsia, hipertensi terkontrol
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : -
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Tanda vital : TD:108/73 mmHg
S:36,3C
N: 86 x/mnt
RR: 21 x/mnt
BB: 54 kg
TB:163 cm
Kulit : Dingin kering
Kepala dan leher : Simetris, kgb tidak teraba membesar
Dada : Simetris
Abdomen : Simetris, ada nyeri tekan epigastrik, cembung, sedikit
tegang.
Ekstermitas : Simetris
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
✓ Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D0023)
✓ Defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan intake makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi (D0019)
✓ Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit(D0130)
✓ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D0056)
✓ Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan (D0037)
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Intervensi Rasional
1. Hipovolemi Observasi : Observasi :
berhubungan dengan 1. periksa tanda dan gejala 1. untuk
kehilangan cairan hypovolemia (frekuensi nadi mengetahui tanda
aktif. D0023 meningkat, nadi teraba lemah, gejala
Dibuktikan dengan ; tekanan darah menurun, hipovolemia
1. frekuensi nadi tekanan nadi menyempit, 2. untuk
meningkat turgor kulit menurun, mengetahui
2. nadi teraba lemah membran mukosa kering, intake dan output
3. tekanan darah volume urine menurun, haus, cairan pada tubuh
menurun lemah). pasien
4. turgor kulit 2. monitor intake output
menurun
5. membran mukosa Terapeutik : Terapeutik :
kering 3. hitung kebutuhan cairan 1. untuk
4. berikan asupan cairan oral mengetahui
kebutuhan cairan
Edukasi : pada tubuh pasien
5. anjurkan memperbanyak 2. untuk
asupan cairan oral mengatasi
6. anjurkan menghindari kebutuhan cairan
posisi mendadak pada pasien

Kolaborasi : Edukasi :
7. kolaborasi pemberian 1. untuk
cairan isotonis (Nacl.RL) menambah
pengetahuan agar
tidak sampai
dehidrasi berat

Kolaborasi :
1. untuk
menambah cairan
yang dibutuhkan
oleh pasien agar
tidak dehidrasi
2. Hipertermia b.d Observasi : Observasi :
proses penyakit 1. identifikasi penyebab 1. agar perawat
hipertermia dapat mengetahui
2. monitor suhu tubuh keadaan umum
3. monitor warna dan suhu pasien
kulit 2. agar perawat
mengetahui suhu
Terapeutik : tubuh untuk
4. longgarkan atau lepaskan memudahkan
pakaian intervensi
5. berikan cairan oral
6. lakukan kompres dingin
7. sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien

Edukasi :
Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
9. kolaborasi pemberian
cairan elektrolit
10. kolaborasikan pemberian
antiseptik
3. Defisit nutrisi b.d Observasi : Observasi :
penurunan intake 1. identifikasi status nutrisi 1. membantu
makanan, 2. identifikasi alergi dan dalam
ketidakmampuan intoleransi makanan mengidentifikasi
mengabsorbsi nutrisi 3. identifikasi makanan yang malnutrisi protein
D0019. disukai khususnya
Dibuktikan dengan : 4. identifikasi kebutuhan apabila bb kurang
1. cepat kenyang kalori dan nutrisi dari normal
setelah makan 5. monitor asupan makanan 2. untuk
2. kram/nyeri 6. monitor berat badan mengetahui
abdomen apakah pasien
3. nafsu makan Terapeutik ; mempunyai alergi
menurun 7. berikan makanan secara makanan apa saja,
4. membran mukosa menarik dan suhu yang sesuai agar pemenuhan
pucat 8. berikan makanan tinggi nutrisi dapat
kalori dan protein terpenuhi sesuai
anjuran
Edukasi :
9. anjurkan diet yang di Terapeutik :
programkan
Kolaborasi : 1. untuk
10. kolaborasi dengan ahli meningkatkan
gizi untuk menentukan selera makan
jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan jika perlu. Kolaborasi :
Agar pemenuhan
kebutuhan nutrisi
pasien dapat
terpenuhi
4. Nyeri akut b.d agen Observasi : Observasi :
pencedera biologis 1. identifikasi lokasi, 1. untuk
(penekanan intra karakteristik, durasi, mengetahui
abdomen) ditandai frekuensi, kualitas, intensitas lokasi,
dengan : nyeri karakteristik,
1. mengeluhkan 2. identifikasi skala nyeri durasi, frekuensi,
nyeri 3. identifikasi respon nyeri kualitas dan
2. tampak meringis non verbal intensitas nyeri.
3. gelisah 4. identifikasi faktor yang 2. agar
4. frekuensi nadi memperberat dan mengetahui
meningkat memperingan nyeri tingkat cedera
5. sulit tidur yang dirasakan
Terapeutik : pasien
5. berikan teknik
nonfarmakologi untuk Terapeutik :
menguranngi rasa nyeri 1. agar nyeri yang
6. kontrol lingkungan yang dirasakan pasien
memperberat rasa nyeri berkurang
7. fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi :
8. jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
9. jelaskan strategi
meredakan nyeri
10. ajarkan teknik non
farmakologi
5. Intoleransi aktivitas Observasi : Observasi :
b.d tirah baring, 1. monitor kelelahan fisik 1. menetapkan
kelemahan 2. identifikasi kemampuan kemampuan atau
dibuktikan dengan : berpartisipasi dalam aktivitas kebutuhan pasien
1. frekuensi jantung tertentu dan memudahkan
meningkat pilihan intervensi
2. mengeluh lelah Terapeutik :
3. merasa tidak 3. latihan gerak pasif dan Terapeutik :
nyaman setelah aktif 1. mengetahui
beraktivitas perkembangan
4. libatkan keluarga dalam keadaan umum
aktivitas pasien
Kolaborasi :
Kolaborasi: 1. kemajuan
5. anjurkan melakukan aktivitas bertahap
aktivitas secara bertahap mencegah
penurunan kerja
jantung tiba
6. Risiko Observasi : Observasi ;
ketidakseimbangan 1. monitor status hidrasi 1. untuk
elektrolit b.d 2. monitor BB harian mengetahui
ketidakseimbangan keseimbangan
cairan Terapeutik : cairan
3. catat intake dan hitung Terapeutik :
balance cairan 1. meningkatkan
4. berikan asupan cairan keseimbangan
sesuai kebutuhan cairan, mencegah
5. pasang jalur IV komplikasi akibat
kadar elektrolit
Edukasi : tidak normal
6. anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral

Kolaborasi :
7. kolaborasi pemberian
diuretik

Anda mungkin juga menyukai