Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN COACHING CLINIC

DISUSUN OLEH :

Nama :Hotmaon Tio Raja Br Manihuruk

Nim :6201121008

Kelas : PKO C 2020

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Drs. Albadi Sinulingga, M.Pd

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN
2023
KATA
PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “COACHING

CLINIC” ini. Penulis berterimah kasih kepada BAPA/IBU dosen yang bersangkutan

yang sudah memberikan bimbingannya selama saya mengikuti perkuliahan.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam Penulisan Laporan ini

oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis

juga mengrapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga bermanfaat dan bisa menambah

pengetahuan bagi pembaca.

MEDAN,DESEMBER 2023

Hotmaon Br Manihuruk
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencak silat merupakan beladiri yang diwariskan oleh nenek moyang kita sebagai

budaya bangsa indonesia sehingga perlu dilestarikan, dibina, dan dikembangkan, lahir dari

unsur-unsur kebudayaan masyarakat bangsa indonesia. Cabang olahraga pencak silat

mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota tubuh untuk alat pembelaan diri dan

serangan. Pembelaan dan serangan yang diperlukan adalah pembelaan dan serangan yang

baik, yaitu serangan yang tepat arahnya dan dilakukan dengan tenang yang sempurna.

Berdasarkan alat yang digunakan serangan menggunakan dua alat yaitu lengan/tangan dan

tungkai/kaki. Secara umum serangan kaki disertai tendangan. Pada waktu melaksanaan

atau melakukan teknik tendangan posisi badan dan lintasan gerakan dapat melalui depan,

samping, belakang, dan busur (Iskandar, 1992: 1).

Untuk mencapai prestasi yang baik dalam pencak silat, maka teknik yang ada

harus dikuasai dengan baik. Teknik dasar dalam pencak silat secara garis besar terdiri dari

teknik pukulan, tendangan, elakan, sapuan, kunci, pola langkah dan sebagainya. Apabila

ingin meningkatkan prestasi dalam pencak silat, maka teknik-teknik dasar pencak silat

harus dikuasai dengan baik. Teknik tendangan merupakan salah satu teknik serangan yang

penting dalam pencak silat. Tendangan sabit merupakan salah satu tendangan yang sering

digunakan untuk melakukan serangan dalam pertandingan pencak silat. Tendangan sabit

dilakukan dengan mudah mengenai sasaran, oleh karena itu, tendangan sabit cukup efektif

untuk menyerang lawan. Setiap pesilat harus mempunyai kecepatan dalam melakukan

tendangan, khususnya melakukan tendangan sabit dengan baik.


Untuk meningkatkan prestasi yang dicapai, para pesilat harus dilatih teknik

tendangan sabit secara intensif. Untuk meningkatkan kecepatan tendangan yang dimiliki,

diperlukan program latihan yang tepat dengan memperhatikan unsur-unsur yang

mempengaruhi kecepatan tendangan sabit tersebut.

Dalam hal ini sebagian besar pelatih pencak silat kurang memberikan porsi latihan seperti

power otot tungkai, kelentukan otot pinggang. Padahal program latihan seperti itu sangat

berguna untuk meningkatkan kecepatan tendangan. Apalagi didalam pencak silat ini yang

sangat mendasar saat bertanding adalah power dan kecepatan tendangan.

Oleh karena itu, seorang pelatih pencak silat pada dasarnya dituntut tidak hanya

memberikan latihan teknik, taktik dan mental tetapi juga memberikan power otot tungkai,

kelentukan otot pinggang dan kecepatan juga penting.

Selain itu masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tendangan

sabit. Latihan power otot tungkai, dan kelentukan otot pinggang sangatlah penting untuk

memberikan kontribusi yang besar dalam kecepatan tendangan sabit. Power otot tungkai

yang paling dominan dalam kecepatan tendangan sabit pada saat atlet akan melakukan

tendangan membutuhkan power otot tungkai untuk mendapatkan tendangan yang cepat

dan akuarat, kemudian

kekuatan otot pinggang yang perlu diperhatikan oleh pesilat adalah kekuatan otot

pinggang karena kekuatan otot pinggang yang bisa membantu penguatan saat atlet

melakukan tendangan sabit, kemudian kelentukan otot pinggang yaitu pinggang

merupakan poros dalam melakukan tendangan semakin lentuk pinggang seorang atlet

maka semakin keras atau jauh jangkauan tendangan yang dihasilkan.

Setelah diamati, atlet pencak silat tapak suci masih belum memiliki power otot tungkai

yang baik maka atlet tapak suci tersebut belum memiliki kecepatan tendangan sabit ya
begitu pula dengan kekuatan otot pinggang, atlet belum memiliki kekuatan otot pinggang

yang bisa membantu penguatan saat atlet melakukan tendangan dan kelentukan pinggang

pesilat tersebut juga masih belum lentuk sehingga jangkauan tendangan sabit yang

dihasilkan atlet tidak keras. Jika dari ketiga unsur tersebut salah satunya tidak dimiliki

oleh pesilat maka mustahil kecepatan tendangan sabit pesilat tersebut bisa maksimal.

B Rumusan Masalah

1. Adanya Pengaruh dari Program Latihan ?

2. Hubungan Sebab Akibat dari program Latihan ?

C.Tujuan

Tujuan dari penulisan tersebut ialah untuk memaparkan perkembangan Latihan dan

perkembangan kecepatan tendangan pada atlit pencak silat dan untuk menyelesaikan

matakuliah.
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pertandingan pencak silat dapat menggunakan bermacam-macam teknik serangan untuk

menjatuhkan lawan. Adapun serangan yang sering digunakan dalam pertandingan adalah tendangan sabit.

Hal ini karena tendangan sabit dipandang lebih praktis dari tendangan lain dan memiliki kecepatan maksimal

sehingga memungkinkan untuk menghasilkan point nilai.

Serangan yang dinilai dalam pertandingan pencak silat adalah serangan yang menggunakan pola

langkah, tidak terhalang, mantap dan bertenaga, dan tersusun dalam koordinasi teknik serangan yang baik

(Munas IPSI XII, 2012: 26). Untuk melakukan serangan seperti yang dijelaskan dalam Munas IPSI XII,

maka diperlukan adanya kecepatan. Berkaitan dengan kecepatan, Sukadiyanto (2002: 108) menjelaskan

bahwa kecepatan adalah kemampuan menjawab rangsang dengan bentuk gerak atau serangkaian gerak

dalam waktu secepat mungkin. Berdasarkan hasil tes kecepatan tendangan sabit pada pesilat remaja Hari

Hilang Deli Serdang yang dilaksanakan pada Bulan September 2023 mendapatkan data sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan tes kecepatan tendangan sabit peserta dituntut untuk melakukan tendangan sebanak-

banyaknya selama 10 detik, sebab nilai terbaik dapat diperoleh dengan banyaknya tendangan yang

dilakukan. Faktor yang mempengeruhi keberhasilan dalam pertandingan adalah penguasaan teknik serangan,

salah satunya yaiu tendangan sabit. Tendangan sabit yang dilakukan dengan cepat akan menghasilkan

kekuatan maksimal sehingga diharapkan memperoleh nilai dengan serangan tersebut.

Kecepatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hariono (2007: 73) memaparkan bahwa “Faktor

yang mempengaruhi kecepatan antara lain proses mobilitas syaraf, perangsangan-penghentian, kontraksi-

relaksasi, peregangan otot-otot, kontraksi kapasitas otot-otot, koordinasi otot-otot sinergis dan antagonis,

elastisitas otot, kekuatan kecepatan, ketahanan kecepatan, teknik olahraga, dan daya ledak”. Seperti yang

kita ketahui bahwa faktor-faktor tersebut perkembang dengan baik dimasa-masa remaja. Pada masa remaja

terdapat lima perubahan khusus yang terjadi yaitu, penambahan tinggi 4 badan yang cepat, perkembangan

seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem

sirkulasi dan sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh (Jannah, 2016: 248).

Sehingga dimasa remaja, pesilat perlu dilatih teknik serangan yang baik dan benar agar pesilat dapat

memanfaatkan kekuatan dan stamina tubuh yang melimpah untuk mendapatkan prestasi.
Dalam penlitian ini ada dua hal yang ingin ditingkatkan yaitu fisik bagian tungkai dan kecepatan tendangan

T, berikut ialah pretest dari hasil awal para atlit.

Nama BAHU PUNG DADA LENGAN TUNGKAI


GUN
G
2 3 1 2 3 4
1 2 3 1 1 2 1 2 3 4 1 2 3 4
fajar 30 40 35 42 30 50 31 46 29 25 32 28 33 32

putra 29 57 55 53 44 45 25 37 29 30 37 29 47 37

riski 30 45 46 28 37 29 40 42 50 51 35 29 35 53

gilbert 40 50 30 54 31 50 38 38 37 34 38 37 44 47

bobi 28 40 48 31 29 21 22 49 29 51 27 30 29 51

Dan pretest kedua yang diteliti yaitu kecepatan tendangan T pada para atlit yang dilakukan dengan

pengetasan seberapa banyak hasil kecepatan tendangan dalam kurun waktu 10 detik. Standart nilai

tendangan yaitu:
NAMA HASIL
Fajar 21
Putra 22
Riski 24
Gilbert 20
Bobi 21

Dari kedua hasil pretest fisik dan kecepatan tendangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya atlit

pencak silat memiliki kelemahan pada daya tahan otot tungkai dan kurangnya kecepatan tendangan sabit

pada atlit pencak silat tahun 2023. Untuk mengatasi ketidak tercapaian standarisasi tersebut maka peneliti

melakukan penyusunan program Latihan yang memfokuskan untuk meningkatkan dayatahan otot tungkai

dan kecepatan tendangan T, dan berikut adalah bentuk program Latihan selama 2 bulan yaitu oktober –

November 2023.
Berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari responden sebanyak 5 orang atlit, diketahui data jumlah

tendangan T sesudah perlakuan didapatkan skor tertinggi 24, skor terendah 20. Namun dalam program ada

beberapa bentuk Latihan yang di ubah dikarenakan tidak cocoknya bentuk Latihan dan repitisi Latihan

kepada atlit karena terlalu berlebihan namun tidak hanya itu ada juga beberapa bentuk Latihan yang

ditambah repitisnya. Seperti penambahan bentuk Latihan kicking dan resistend band untuk menambah

kecepatan tendangan. Dari data diatas maka peneliti melakukan uji yaitu:

 Uji Tes Otot Tungkai lunges

Rata-Rata B
40
∑𝑩 𝐵̅ = =
𝑩̅ = 𝒏
8
5

Nama Pre test Post Test Beda


𝑿𝟏 𝑿𝟐 𝑩𝟏 𝑩𝟐
Fajar 23 30 7 14
Putra 23 31 8 16
Riski 25 34 9 18
Gilbert 23 30 7 14
Bobi 24 33 9 18
∑ 127 167 40 80
S Baku Beda

𝒏 ∑𝑩𝟐 − (∑𝑩)𝟐 5 (80) − (40)2


𝑺𝑩=
𝟐
𝑆𝐵=
2
= 16 = √16 =4
𝒏 (𝒏 − 𝟏) 5(5 − 1)

Uji T Berpasangan

𝑩̅
𝑻𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =
𝑺𝑩/
√𝒏

8
=
4/√5

8 8
= = = 2,23
4/2,23 3,58

T tabel = Taraf Signifikan


∞ = 0,05
Diketahui = V = n-1 = 5-1
=4 Ttabel = 2,13
Asumsi
Data Otot Tungkai
Diperoleh = T hitung (3,94) > T table (2,13) = Maka data tersebut Signifikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 3

III PENUTUP ......................................................................................................................... 12

Kesimpulan............................................................................................................................. 12

Saran....................................................................................................................................... 12

PUSTAKA ..............................................................................................................................

13

Anda mungkin juga menyukai