Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHAN KULIAH

- Judul Bahan Kajian


Kerja Keras , Ulet dan Tekun :
- Mata kuliah Pendidikan Karakter :
- Program Studi :
Program Studi pada STIK Bina Husada ( PSIK )
- Beban Studi 3 ( Tiga ) SKS :
- Waktu TM = ( 3x 50 menit ), BM ( 3x170 menit ),:
TT ( 3x170 menit )
- Dosen pengampu : Martawan Madari, SKM, MKM
- Mhs penyusun : Kasdirawani , 23142019112p , Kelas B2 ,
bahan Semester V

URAIAN MATERI

A. KERJA KERAS
Kerja keras dalam istilah adalah kegiatan yang dilakukan dengan sangat sungguh-
sungguh untuk mencapai target yang akan dituju, sedangkan dalam Islam Keras disebut
dengan ikhtiar yaitu syarat untuk mencapai maksud dan upaya dengan bersungguh-
sungguh dalam melakukan segala sesuatu semata-mata karna Allah Swt. Orang yang
bekerja keras akan dengan senang hati menjalani kehidupannya, karena setiap detik
kehidupan yang dijalaninya adalah kerikil kecil bagi dasar bangunan dimasa tuanya.

Rasulullah Saw adalah manusia yang paling mulia, tetapi orang yang paling mulia
tersebut ketika melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang
halal, Rasulpun menggenggam tangan tangan itu dan menciumnya seraya bersabda : “
Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada “, inilah tangan yang tidak akan pernah
disentuh oleh api neraka selama-lamanya dan sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah
Az Zahra dan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah Saw.

Peristiwa tersebut dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa


sebenarnya ada korelasi antara perilaku kerja keras dengan sikap jujur, tanggung jawab,
adil, dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. sedangkan orang-orang yang pasif dan
malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian
dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur.

Q,S al-Jumu’ah/62:10

‫َفِاَذ ا ُقِضَيِت الَّص ٰل وُة َفاْنَتِش ُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َو اْبَتُغ ْو ا ِم ْن َفْض ِل ِهّٰللا َو اْذ ُك ُروا َهّٰللا َك ِثْيًرا َّلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو َن‬

Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah


karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.
Rasulullah Saw dalam sebuah hadits mengatakan bahwa sesungguhnya
segala amal manusia ditentukan oleh niatnya. Rasulullah Saw mengingatkan dalam
sabdanya: “ jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin
bagi kalian surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika berjanji, tunaikan jika
dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan, dan tahanlah tangan
kalian “ (HR. Ahmad).

Menerapkan perilaku kerja keras dan tanggung jawab dapat diwujudkan dengan
langkah-langkah berikut :

1. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien

Waktu yang diberikan Allah Swt untuk manusia sehari semalam tidak lebih dari 24 jam,
dan waktu 24 jam ini sebaiknya dimanfaatkan secara efektif untuk beribadah kepada
Allah Swt, untuk bekerja dan digunakan untuk beristirahat.

2. Gali dan Kembangkan potensi diri secara baik

Allah Swt melengkapi manusia dengan fithrah cerdas, cerdas fisik, cerdas emosi, cerdas
intelektual. Cerdas kebajikan, dan cerdas akhlak. Dengan kerja keras dan tanggung
jawab menusia dapat mengembangkan berbagai potensi cerdasnya untuk meraih
kesuksesan.

3. Selalu fokus, Melabelkan diri dan Berkata Positif

Bentuk kerja keras yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari harus selalu
fokus, dan berani melabelkan diri bahwa pasti sukses dan berhasil dengan diiringi kata-
kata positif pasti bisa dan menjauhkan diri kita dari kata putus asa, tidak mampu, dan
yang lainnya.

4. Tekun dalam Bekerja

Pekerjaan apapun itu yang ditekuni oleh seseorang. Hendaknya dilakukan dengan niat
baik, profesional dan azam (kemauan) yang kuat
B. ULET

Seseorang dikatakan memiliki sikap ulet, jika memiliki kepribadian tangguh, kuat, tidak
mudah putus asa, memiliki cita-cita tinggi. Selain itu, seorang yang dikatakan ulet adalah
mereka yang mencurahkan tenaga, pikiran, waktu serta harta untuk tercapainya
keberhasilan.

Manfaat sikap pantang menyerah dan ulet:


1. memberi semangat dalam berusaha
2. meningkatkan daya usaha
3. menunjang keberhasilan usaha
4. mengeliminasi keputusasaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keuletan:


1. Pembawaan (hereditas)
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Lingkungan
4. Pengalaman
5. Motivasi

Membina sikap ulet:


1. menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
2. menjaga dan meningkatkan semangat dalam bekerja
3. selalu optimis dalam menjalankan usaha
4. menyenangi pekerjaannya
5. berani menghadapi tantangan
6. meningkatkan kepedulian akan peristiwa atau kejadian di sekitarnya
7. berusaha memiliki banyak informasi dan sumber
8. menerima dengan senang hati kritik dan saran
9. berani mencoba berbagai alternatif dengan sudah mempertimbangkan secara matang
10. memandang kegagalan dari sisi positif
11. tidak memandang ringan maslah yang dihadapi
12. meningkatkan kepekaan, kecermatan dan kewaspadaan diri

Karakteristik sikap pantang menyerah dan ulet:


1. kerja keras, ulet dan disiplin
2. mandiri dan realistis
3. prestatif dan komitmen tinggi
4. berfikir positif dan bertanggung jawab
5. memperhitungkan resiko usaha
6. mencari jalan keluar dari setiap permasalahan
7. merencanakan sesuatu sebelum bertindak
8. kreatif dan inovatif
9. kerja efektif dan efisien

Kepemimpinan dalam kerja pantang menyerah dan ulet Efektifitas kepemimpinan dalam
penerapan kerja pantang menyerah dan ulet akan membawa keberhasilan berwirausaha,
diataranya:
1. mempunyai komitmen tinggi dalam bekerja
2. mempunyai etos kerja yang tinggi
3. menyangkut distribusi kekuasaan dalam bekerja
4. melibatkan orang lain dalm bekerja
5. menyangkut penanaman pengaruh dalam mengarahkan karyawan

C. TEKUN

Tekun artinya rajin, giat, sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam bekerja


meskipun mengalami kesulitan, hambatan, dan rintangan. Sifat tekun ini diwujudkan
dalam semangat yang berkesinambungan dan tidak kendur walaupun banyak rintangan
yang menghadang. Sebagai seorang pelajar, harus tekun dalam belajar. Ketekunan itu
bisa diwujudkan dalam bentuk belajar dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus.
contohnya belajar setiap malam, bukan belajar hanya ketika dekat waktu ujian. Begitu
juga dalam beribadah, kita harus senantiasa berzikir kepada Allah baik dalam keadaan
sempit maupun ketika lapang. Jika sifat tekun telah menjadi bagian diri kita, maka kita
akan terampil dan mampuni dalam bidang yang kita tekuni. Sebagai seorang mukmin,
kita harus menekuni bidang kita masing-masing.
Hal ini tersirat dalam surat al-Isra’/17 ayat 84
. ‫ُقْل ُك ٌّل َيْع َم ُل َع َلى َش اِك َلِتِه َفَر ُّبُك ْم َأْعَلُم ِبَم ْن ُهَو َأْهَدى َس ِبيًال‬
Artinya: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-
masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

Dengan demikian sifat tekun menjadi salah satu modal untuk mencapai kesuksesan
dalam berbagai bidang sebagaimana yang dicita-citakan. Hal itu pula yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW dalam mensyi’arkan agama Islam. Ia melakukan dakwah secara terus-
menerus kepada keluarga dan masyarakat di sekitarnya agar mentauhidkan Allah SWT.
Ia juga melakukan pembinaan yang kontiniu kepada sahabat-sahabatnya untuk
mempelajari al-Qur’an dan siap berdakwah kepada orang-orang di sekitar mereka dengan
cara yang santun dan baik. Dengan kerja keras dan ketekunan mereka, Islam telah berjaya
di jazirah Arab ketika itu dan menyebar ke berbagai daerah tanpa adanya paksaan.
Sifat tekun ini dapat pula dilihat dari berbagai kisah orang-orang terdahulu yang
shaleh lagi sukses dalam menjalani kehidupannya. Salah satu di antaranya adalah seorang
ulama kenamaan yang bernama Ibnu Hajar. Awalnya dia adalah seorang anak yang
merasa bodoh. Ia sulit menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Suatu ketika ia
melihat batu kecil yang terletak di tepi sungai. Ia mengamati batu kecil itu
berlobang/lekuk. Sementara air menetas dari atas dan jatuh tepat di lobang batu kecil
tersebut. Ia pun sadar ternyata batu yang keras itu bisa berlobang hanya karena air yang
secara terus menerus menetes, walaupun hanya setetes demi setetes. Kemudian, beliau
berpikir, meskipun ia merasa bodoh, tetapi jika belajar dengan tekun, terus-menerus,
niscaya akan menjadi pintar. Akhirnya ia belajar lebih tekun lagi sehingga ia menjadi
ulama terkemuka. Karena ketekunannya dalam belajar terinspirasi dari batu kecil di tepi
sungai itu, maka ia pun diberi nama Ibn Hajar, yang artinya “anak batu”. Masih banyak
kisah sukses yang dialami oleh orang-orang ternama akibat ketekunannya dalam meraih
cita-cita. Oleh karena itu, sebagai seorang mukmin, tekunlah dalam berusaha baik untuk
urusan duniawi terutama dalam urusan ukhrawi. Tanpa adanya usaha yang sungguh-
sungguh dan berkesinambungan, maka perubahan ke arah yang lebih baik akan sulit
untuk diraih. Perhatikan dan pahamilah firman Allah di bawah ini: ...
‫ِإَّن َهّللا َال ُيَغِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتى ُيَغِّيُروْا َم ا ِبَأْنُفِس ِهْم‬...
Artinya: ... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...(Qs. Ar-Ra’du/13: 11)

Hikmah Tekun
Di antara hikmah tekun adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan apa yang diusahakan
2. Selalu berusaha agar berhasil
3. Melatih diri untuk siap menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan ini.
4. Membentuk pribadi yang dinamis dan kreatif dalam berkarya.
5. Bersyukur jika usahanya berhasil
6. Memperoleh pahala karena bersikap tekun itu melaksanakan ajaran Islam

.
DAFTAR PUSTAKA

HA. Sholeh Dimyathi, F. G. (2018). Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti.
Sukoharjo: CV. Sidunata.

https://robith.hepidev.com/2021/08/08/korelasi-antara-perilaku-kerja-keras-jujur-
tanggung-jawab-adil-dan-toleransi-dalam-kehidupan-sehari-hari/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Adil

Anda mungkin juga menyukai