Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR

TERHADAP KARAKTER SISWA

I Putu Adi Wiguna, I Komang Kariana, Ngakan Gede Ersa Mahendra,


I Putu Diatmika, I Kadek Purnayasa
Institut Teknologi dan Pendidikan Markandeya Bali
Putuadiwiguna24@gmail.com, putudiatmika56@gmail.com,
Ngakanersamahendra@gmail.com, kmkariana11@gmail.com,
ikadekpurnayasa015@gmail.com

Abstrak

Pada penelitian ini dilakukan untuk membahas pengaruh pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan di sekolah dasar terhadap karakter siswa. Sekolah merupakan Lembaga
Pendidikan murid melalui pengawasan guru. Dengan hadirnya Pendidikan kewarganegaraan di
sekolah dasar, diharapkan mampu membentuk karakter murid dan mampu membantu murid
memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang
baik, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab. Dengan terbentuknya karakter siswa diharapkan
mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Namun masih banyak masalah pembelajaran PKn
di sekolah dasar yang harus segera dibenahi.
Kata Kunci : Pembelajaran PKn di SD, Karakter Siswa.

Abstract

This research was conducted to discuss the influence of Citizenship Education learning in
elementary schools on student character. School is an educational institution for students
through teacher supervision. With the presence of citizenship education in elementary schools,
it is hoped that it will be able to shape students' character and be able to help students
understand and be able to carry out their rights and obligations to become good, intelligent,
skilled and responsible citizens. By forming character, students are expected to be able to
overcome the problems they face. However, there are still many problems with Civics learning
in elementary schools that must be addressed immediately.
Keywords : Citizenship Education Learning in Elementary Schools, Student Character.
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu instrument utama dalam pengembangan sumber daya
manusia, tenaga pendidik dalam hal ini adalah guru sebagai salah satu unsur yang berperan
penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi
semua permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan
dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas sebagai unsure mikro dari suatu
keberhasilan pendidikan.
Pendidikan bertujuan untuk menciptakan warga negara yang bertakwa, berakhlak dan terampil.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan serangkaian kegiatan pembelajaran
yang bersifat formal, nonformal maupun informal dengan berbagai jenjang mulai dari
pedidikan usia dini hingga pendidikan tinggi. Salah satu program pembelajaran yang dapat
menanamkan dan mengembangkan karakter siswa di sekolah dasar adalah mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat(Riset Pendidikan Dasar et al. n.d.)
Untuk membentuk warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang strategis dan penting, yaitu dalam
membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku sehari-hari, sehingga diharapkan mampu
menjadi pribadi yang lebih baik. Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat
perhatian khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses
belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor penting bagi
siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usaha-usahanya(Mareta Rahma Silvia
Irawan Suntoro Yunisca Nurmalisa Penyunting Holillulloh FAKULTAS KEGURUAN DAN
2013)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menjelaskan
bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik
dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara
dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Pendidikan kewarganegaraan adalah proses pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan warga negara dalam hubungannya dengan negara, bangsa, dan
masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan nilai-nilai dasar yang menjadi
landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, seperti Pancasila, UUD 1945,
NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, demokrasi, hak asasi manusia, hukum, dan ketahanan nasional.
Pendidikan kewarganegaraan dapat dilihat dari beberapa perspektif, seperti perspektif
demokratis, perspektif politik, dan perspektif multikultural. Dari perspektif demokratis,
pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang membentuk warga negara yang
demokratis dan partisipatif dalam pembelaan negara. Dari perspektif politik, pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan politik yang membantu warga negara berpartisipasi dalam
membangun sistem politik yang baik dan benar. Dari perspektif multikultural, pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang menghargai keragaman dan pluralisme dalam
masyarakat(Djuwita, Guru, and Dasar n.d.)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan memperhatikan pengaruh
pembelajaran PKn di SD terhadap karakter siswa menggunakan kajian literatur. Kajian literatur
ini bersumber dari artikel, jurnal, dan buku cetak. Berbeda dengan kuantitatif, metode kualitatif
ini berbasis data atau temuan ataupun teori, yang nantinya akan menjadi temuan baru tanpa
melakukan penelitian dilapangan atau hal semacamnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang. Pendidikan
lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup seseorang. Walaupun tidak
semua orang berpendapat seperti itu, namun pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan manusia
nomor wahid. Bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan.
Pendidikan juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap orang.(Parawangsa, Dewi, and
Furnamasari n.d.)
Pendidikan dalam bahasa Inggris berarti education. Sedangkan dalam bahasa latin adalah
educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E artinya perkembangan dari luar dari dalam
ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco artinya sedang
berkembang. Dari sini, pendidikan bisa juga disebut sebagai upaya guna mengembangkan
kemampuan diri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan ialah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan
manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan.
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pengertian pendidikan ialah tuntunan tumbuh dan
berkembangnya anak. Lengeveld (Suriansyah, A:2011) menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada kedewasaan
anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup mampu dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan, menurut UU
sisdiknas ini pendidikan adalah usaha sadar dan te rencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan yang diberikan pada anak sekolah dasar diantaranya adalah pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan dikenal dengan Pendidikan Kewiraan yang
lebih menekankan pada Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Dalam bahasa latin
Kewarganegaraan disebut "civis"selanjutnya dari kata "civis" ini dalam bahasa inggris timbul
kata "civic" artinya mengenai warga Negara atau kewarganegaraan dari kata "civic" lahir kata
"civics" ilmu Kewarganegaraan. Civic Education, dan Pendidikan Kewarganegaran. (Kansil:
2005:3) Pendidikan Kewarganegaraan menurut Suwadi adalah suatu usaha sadar pemerintah
dalam menanamkan konsep kebangsaan yang multi dimensional yang berkaitan dengan dasar-
dasar pengetahuan tentang penanaman nilai-nilai kewarganegaraan (civic values) atau nilai
kebangsaan, sosiologi politik/masyarakat politik, demokrasi dan persiapan anak bangsa untuk
berparti sipasi dalam proses politik secara menyeluruh) agar menjadi warga negara yang
baik.(Parawangsa et al. n.d.)
Di Indonesia Pendidikan terbagi menjadi tiga jalur utama, yaitu salah satunya pendidikan
formal (Sekolah) merupakan Pendidikan yang didapatkan dari sekolah bukan saja tentang
materi pelajaran, disekolah para siswa juga diajarkan tentang bagaimana mereka berperilaku
saling menghormati, menyayangi dan menghargai serta memiliki perilaku yang baik terhadap
sesama teman(Fitriani, Dewi, and Furnamasari n.d.). Dengan adanya pengaplikasian tentang
berperilaku yaitu adanya saling menghormati, menyayangi, dan menghargai. Para guru
berharap agar para siswa dijauhkan dari adanya tindak kekerasan baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan luar sekolah. Namun pada kenyataannya sering kali terjadi perilaku-
perilaku menyimpang akhir-akhir ini yaitu seperti minimnya sopan santun, minim etika, dan
lebih parahnya menuju kepada tindakan bullying. Apabila didasarkan pada kejadian diatas
betul-betul ironis dan mengkhawatirkan. Inilah yang bisa disebut dengan krisis moral, dimana
moral seakan dianggap tidak penting jika krisis moral terjadi apa yang bisa kita lakukan? tentu
saja melalui pendidikan karakter karena pendidikan karakter sangat dibutuhkan membangun
karakter bangsa yang kuat dalam menghadapi krisis moral yang sedang terjadi. Dalam hal ini
PKn diharapkan bisa menjadi wadah untuk membangun karakter bangsa yang seiring mulai
hilang.(Lisnawati, Furnamasari, and Dewi 2022)
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa didalam mengampil keputusan baik atau buruk, menjaga kebaikan tersebut
serta mengaplikasikan kebaikan itu didalam kehidupan sehari hari dengan sepenuh raga dan
hati(Ibda, 2012). Pendidikan nilai harus dinternalisasikan dalam pendidikan karakter agar
peserta didik mempunyai budi pekerti yang baik serta menjadi pribadi yang berkarakter dan
kepribadian yang berwatak. Sehingga bisa ditarik konklusi bahwa masih ada keterkaitan antara
pendidikan nilai & pendidikan. Hal ini lantaran pendidikan nilai berjalan beriringan satu sama
lain yaitu pendidikan nilai membentuk pendidikan karakter, dan pendidikan karakter
mengajarkan nilai-nilai.(Galuh et al. 2021)
Dalam Wiranataputra, 2021 menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
tujuan yang memiliki hubungan dengan konsep nilai, norma dan moral yang sudah terdapat di
dalam Pancasila serta UUD 45 dan penjelasan lebih rinci terdapat pada sumber hukum yang
ada di bawah UUD 45.(Fathurrohman, 2019) Untuk jenjang Sekolah Dasar terdapat beberapa
konsep dari Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri yaitu terdiri dari nilai, moral, Pancasila
dan UUD 45 secara memiliki jenjang yang berkelanjutan semakin luas mulai dari kelas 1
sampai kelas 6 Sekolah Dasar. Secara umum PKn di Sd memiliki tujuan agar dapat
mengembangkan kemampuan siswa Sekolah Dasar (1) agar lebih bisa untuk berpikir secara
rasional, kreatif, dan kritis dalam memahami berbagai isu mengenai kewarganegaraan, (2)
berkembang secara positif dan demokratis agar dapat membentuk pribadi yang memiliki
karakter-karakter yang lebih baik di masa yang akan datang, (3) berinteraksi dengan bangsa-
bangsa lain dalam forum dunia baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan
menggunakan pemanfaatan Iptek, (4) Berpartisifasi aktif dan cerdas dalam melakukan berbagai
kegiatan yang menyangkut tentang kemasyarakatan, bernegara, berbangsa, dan pastinya anti
korupsi.(Galuh et al. 2021)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan : Pembelajaran PKn hadir sebagai jembatan dalam pembentukan pendidikan


karakter pada generasi penerus bangsa. Pembelajaran PKn berpengaruh langsung terhadap
Pendidikan karakter karena PKn memuat 3 komponen utama, meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Selain itu, terdapat strategi efektif untuk menanamkan nilai pendidikan
karakter di dalam pembelajaran PKn, yang meliputi (1) pengintegrasian nilai dan etika di dalam
mata pelajaran. (2) penginternalisasian nilai positif yang dimiliki setiap warga sekolah. (3)
melalui pelatihan, pemberian contoh dan pelatihan. (4) menciptakan suasana sekolah yang
berkarakter serta berbudaya. (5) memadukan pembelajaran dengan pembentukan karakter
siswa. (6) manajemen dari sekolah dan ekstrakulikuler. Dengan adanya strategi ini sehingga
pembentukan nilai pendidikan karakter pada anak sekolah dasar dapat terlaksana secara baik
dan sempurna.
Saran : Pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran PKn masih
memiliki proses pembelajaran yang hanya menggunakan metode berkisah dalam
menyampaikan materi serta masih mengutamakan pengetahuan anak dibadingkan dengan nilai
sikap anak . Hal ini menjadi salah satu masalah terutama dalam implementasi pendidikan
karakter pada anak sekolah dasar oleh guru. Oleh karena hal itu guru di zaman arus globalisasi
yang mereduksi nilai seharusnya ada inovasi yang dimiliki oleh guru terutama dalam
mengajarkan nilai-nilai budi pekerti yang sesuai dengan tujuan negara Indonesia dalam proses
pembelajaran PKn.

DAFTAR PUSTAKA

Djuwita, Puspa, Pendidikan Guru, and Sekolah Dasar. n.d. PEMBINAAN ETIKA SOPAN
SANTUN PESERTA DIDIK KELAS V MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR NOMOR 45 KOTA BENGKULU.

Fitriani, Nurina Asri, Dinie Anggraeni Dewi, and Yayang Furi Furnamasari. n.d. “Pentingnya
Pembelajaran Pkn Dalam Membentuk Nilai Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah
Dasar.”

Galuh, Azahra Dewanti, Delia Maharani, Latifah Meynawati, Dinie Anggraeni, and Yayang
Furi Furnamasari. 2021. “Urgensi Nilai Dan Moral Dalam Upaya Meningkatkan
Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Pkn Di Sekolah Dasar.” Jurnal Basicedu
5(6):5169–78. doi: 10.31004/basicedu.v5i6.1598.

Lisnawati, Ai, Yayang Furi Furnamasari, and Dinie Anggraeni Dewi. 2022. Penerapan
Pembelajaran PKn Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pada Siswa SD. Vol. 6.

Mareta Rahma Silvia Irawan Suntoro Yunisca Nurmalisa Penyunting Holillulloh FAKULTAS
KEGURUAN DAN, Penulis. 2013. “Jurnal.”
Parawangsa, Endah, Dinie Anggraeni Dewi, and Yayang Furi Furnamasari. n.d. “Hakikat
Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar (SD).”

Riset Pendidikan Dasar, Jurnal, JuRiDikDas Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Duwi Putri
Zulyanti, and Universitas Bengkulu Ansyori Gunawan. n.d. “Pengaruh Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Disiplin Siswa Syahril Yusuf.”

Anda mungkin juga menyukai