Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SHANDY SYAHINDRA

COURSE : MTU 9A
NIT : 30623021

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


A. PEMAKNAAN MANUSIA DALAM ISLAM
Dalam al-Qur'an, terdapat empat kata yang digunakan untuk menyebut manusia: al-Insan, al-
Basyar, Bani Adam, dan Dzurriyat Adam. Al-Insan digunakan untuk menggambarkan
keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dengan harmonisasi aspek jasmani
dan rohani. Al-Basyar mengacu pada sifat dasar manusia yang fitri, mencakup aspek biologis
dan kebutuhan manusiawi. Bani Adam menekankan keturunan manusia dari Nabi Adam dan
pengakuan kepada Tuhan. Dzurriyat Adam merujuk pada keturunan para nabi dari Adam,
menunjukkan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada mereka.

Selain itu, kata al-Nas menunjukkan manusia sebagai makhluk sosial, dengan
karakteristiknya yang labil. Meskipun diberi potensi untuk mengenal Tuhan, hanya sebagian
manusia yang menggunakan potensi tersebut sesuai dengan ajaran Tuhan, sementara yang
lain menggunakan potensi untuk menentang Tuhan. Manusia dikategorikan sebagai makhluk
berdimensi ganda, memiliki sifat mulia dan tercela. Kaum sufi dan ahli kerohanian Islam
melatih diri untuk keta'atan pada Tuhan dengan tujuan mengembalikan definisi manusia
dalam makna yang lebih lengkap dimata Tuhan dan makhluknya.
B. DIMENSI KEMANUSIAAN
Manusia memiliki dua unsur utama, yaitu jasad dan roh, yang menjadikannya makhluk dua
dimensi. Jasad mengalami perubahan biologis dari pembuahan hingga kematian, sementara
rohaniah sulit dideskripsikan secara verbal tetapi dapat dipahami sebagai dimensi bathin
manusia. Ruh adalah unsur yang membuat tubuh manusia bergerak dan memiliki kesadaran.
Akal, sebagai dimensi psikis, berada di antara nafsu dan qalbu, berfungsi sebagai perantara
dan penghubung antara kedua dimensi tersebut. Akal memiliki daya untuk membedakan
antara baik dan buruk. Qalbu, yang bermakna hati, memiliki insting positif dan negatif serta
emosi seperti senang dan marah. Nafs, dengan dua makna, pertama sebagai hawa-nafsu yang
berkaitan dengan hawa dan kemaluan, dan kedua sebagai manusia secara keseluruhan. Hati
yang bersih dari nafsu disebut qalbu al-salim.

C. KARAKTERISTIK KEMANUSIAAN
Al-Qur'an secara tegas membicarakan karakter orang munafik, baik secara eksplisit maupun
implisit. Surat Al-Baqarah menyebut tiga golongan manusia: muslim, kafir, dan munafik.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman,
tetapi mereka melakukan shalat dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia.
Karakter munafik juga disebut dalam surat Yunus dan An-Nisa', dengan menyoroti tipu daya
dan kepalsuan mereka. Al-Qur'an menggambarkan kesamaan watak dasar manusia, terlepas
dari latar belakang peradaban dan asal negara mereka. Beberapa sifat munafik yang
disebutkan antara lain tipuan, kesombongan, dan keinginan untuk mencari popularitas di
masyarakat.
D. STRUKTUR KEPRIBADIAN MANUSIA DALAM KONSELING ISLAM
Dalam dunia psikologi, belum ada kesepakatan para ahli mengenai definisi struktur
kepribadian. Kepribadian diartikulasikan sebagai totalitas kerja aspek psikis dan emosional
manusia, merupakan keadaan internal individu yang mencakup proses dan struktur dalam
dirinya. Struktur kepribadian, menurut Kurt Lewin, adalah entitas terpisah yang relatif stabil,
menetap, dan abadi.

Dalam konteks Islam, penentuan struktur kepribadian tak terlepas dari pembahasan substansi
manusia, yang terdiri dari aspek fisik (jismiyah), psikis (ruhaniyah), dan psikofisik
(nafsaniyyah). Setiap aspek ini memiliki natur, potensi, hukum, dan ciri-ciri tersendiri.
Struktur jismiyah, sebagai aspek fisik, berperan sebagai sarana untuk mengaktualisasikan
fungsi aspek nafs dan rohaniyah.

Struktur ruhaniyah, yang berkaitan dengan ruh, memiliki berbagai pandangan, termasuk
materialisme dan spiritualisme. Materialisme melihat ruh sebagai materi yang hancur
bersama badan, sementara spiritualisme menyatakan bahwa ruh adalah substansi ruhani yang
abstrak dan tidak hancur dengan kehancuran badan.

Struktur nafs, sebagai gabungan antara jasad dan ruh, memiliki orientasi baik atau buruk
tergantung pada apakah mengikuti natur jasad atau ruh. Rangkuman ini memberikan
gambaran tentang kompleksitas struktur kepribadian dalam perspektif psikologi dan Islam.

E. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN


MANUSIA
Pertumbuhan dan perkembangan manusia melibatkan perubahan, baik kualitatif akibat
perubahan psikis maupun kuantitatif akibat perubahan fisik. Pertumbuhan mencakup aspek
seperti tinggi dan berat badan, sedangkan perkembangan melibatkan perubahan dari tidak
mengetahui menjadi mengetahui, dari kekanak-kanakan menjadi dewasa, dan sebagainya.
Faktor-faktor seperti kelalaian, politik, dan ekonomi mempengaruhi pertumbuhan, sedangkan
perkembangan dipengaruhi oleh aliran-aliran seperti Nativisme, Empirisme, dan
Konvergensi.

Aliran Nativisme menekankan sifat bawaan, keturunan, dan kebakaan sebagai penentu
perkembangan manusia. Genetika dan warisan turun-temurun dianggap sebagai faktor
penting. Aliran Empirisme, atau environmentalisme, menekankan peran lingkungan dalam
menentukan tingkah laku manusia. Manusia dianggap lahir dalam keadaan netral dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Aliran Konvergensi menggabungkan kedua aliran
sebelumnya, mengakui pengaruh baik faktor keturunan maupun lingkungan dalam
perkembangan manusia.

Dalam perspektif psikologi Islam, manusia memiliki potensi, disposisi, dan karakter unik
yang diberikan oleh Allah SWT. Potensi ini mencakup aspek keimanan, ketauhidan,
keislaman, keselamatan, keikhlasan, kesucian, dan kecenderungan menerima kebenaran dan
kebaikan. Potensi ini bukan berasal dari orang tua, melainkan diberikan oleh Allah sejak alam
perjanjian. Rangkuman ini memberikan gambaran tentang kompleksitas pertumbuhan dan
perkembangan manusia dari berbagai perspektif.

Anda mungkin juga menyukai