Anda di halaman 1dari 10

Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20.

No 1 April 2023

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


ISO 1400:2015 BIDANG INDUSTRI KEHUTANAN
DIBIDANG PELATIHAN KARYAWAN
(Studi Kasus pada Penerapan Pengembangan Kompetensi
Karyawan)

A. Hadian Pratama Hamzah 1, Fua Dewita 2, Nurhasanah 3


1,2,3
Program Magister Studi Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Terbuka
hadian@ecampus.ut.ac.id

Abstraksi
Pada tahun 1996 di Geneva, Swiss International Organization for Standardization (ISO) menerbitkan
SML ISO 14001. Dimana hal tersebut dipercaya mampu membantu dalam menciptakan proses/mekanisme yang
menyatu dalam meningkatkan kemampuan lingkungan dengan berkelanjutan yang dilakukan pada kegiatan
produksi setiap hari (Rachman et al., 2019). Akan tetapi beberapa perusahaan mampu dan mau menerapkan
Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 karena diperlukan biaya yang besar tergantung dari fasilitas dan
karakteristik perusahaan yang terdiri dari biaya audit rutin dan biaya investasi, selain itu SML ISO 14001 juga
bersifat sukarela (Kamalia et al., 2020). Pelatihan merupakan salah satu komponen utama dalam Sistem
Manajemen Lingkungan sesuai ISO 14001. Maka dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada pelatihan apa
saja yang telah diikuti oleh para staf pekerja setelah adanya SML ISO 14001:2015 yang telah dimiliki PT. X
bidang kehutanan. Pratik evaluasi penerapan SML ISO 14001:2015 pada PT. X bidang kehutanan untuk dibidang
pelatihan masih sangat minim dilakukan dan untuk pengelolaan lingkungan pada area basecamp, nursery, sudah
cukup baik namun untuk area workshop dan area log pond masih perlu dilakukan peningkatan dalam pengelolaan
lingkungannya.

Kata Kunci: Industri Kehutanan, ISO 14001:2015, Kompetensi Karyawan, Sistem Manajemen Lingkungan

Abstact
In 1996 in Geneva, the Swiss International Organization for Standardization (ISO) published the ISO
14001 SML. Where it is believed to be able to help in creating processes / mechanisms that integrate in improving
environmental capabilities with sustainability carried out in production activities every day (Rachman et al.,
2019). However, some companies are able and willing to implement the ISO 14001 Environmental Management
System because large costs are required depending on the facilities and characteristics of the company consisting
of routine audit costs and investment costs, besides that ISO 14001 SML is also voluntary (Kamalia et al., 2020).
Training is one of the main components in an Environmental Management System according to ISO 14001. So in
this study focuses more on what training has been followed by staff workers after the existence of SML ISO
14001: 2015 owned by PT. X forestry. Practical evaluation of the application of QMS ISO 14001: 2015 at PT. X
forestry field for training is still very minimal and for environmental management in the basecamp area, nursery,
it is good enough but for the workshop area and log pond area still needs to be improved in environmental
management.

Keywords: Employee Competence, Environmental Management System, Forestry Industry, ISO 14001:2015

1. Pendahuluan dengan berubahnya keseimbangan pada


Lingkungan merupakan kesatuan ekosistem, yang mengakibatkan
komponen dimana terdapat kehidupan terganggunya fungsi lingkungan.
organisme di dalamnya. Terdapat Peningkatan kesadaran serta kepedulian
interaksi antara makhluk hidup dalam menjaga dan membenahi mutu
(komponen biotik) dan tidak hidup lingkungan dilakukan dengan adanya
(komponen abiotik) terdiri dari fisik dan beberapa kebijakan berkaitan
kimia (Rizal et al., 2016). Tercemarnya pengelolaan lingkungan dengan tujuan
suatu lingkungan hidup dapat terlihat memelihara serta mengelola lingkungan.

1
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

Saat ini telah sebagian besar company mengetahui pelatihan apa saja yang telah
atau perusahaan yang menyadari akan diikuti oleh para staf pekerja pada PT. X
perlunya menjaga lingkungan hidup serta bidang kehutnan dengan adanya ISO
menjadikan lingkungan sebagai salah 14001:2015.
satu bagian penting untuk dilihat dan
dikaji. Perusahaan-perusahaan dan para 2. Metode Penelitian
pelaku usaha mulai menyadari akan Metode yang digunakan dalam
pentingnya peranan dari strategi dan penelitian ini yaitu dengan metode
tanggungjawab lingkungan terhadap kuantitatif, yang terdiri dari Data primer
dampak dari perubahan lingkungan yang yang di dapatkan dari dokumen dalam
kompleks secara nasional dan pengusulan ISO 14001:2015, dokumen
internasional. Manajemen lingkungan lingkungan yang berupa Analisis
muncul sebagai sarana dalam pemecahan Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
masalah lingkungan yang didalamnya serta laporan Pengelolaan dan
terdapat panduan praktis yang biasanya Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) yang
resmi dari suatu lembaga atau negara. di laporkan setiap 6 (enam) bulan sekali.
Enviromental Magement (manajemen Data sekunder yang didapatkan dari
lingkungan) diperlukan untuk study pustaka seperti buku-buku, jurnal,
menghindari terjadinya degradasi artikel, ataupun berbagai sumber dari
lingkungan, menunjang kehidupan dan literasi jurnal dan buku penunjang.
menjamin akan adanya sustainable
development.
Pada tahun 1996 di Geneva, Swiss
3. Hasil dan Pembahasan
International Organization for
Adapun pengelolaan lingkungan
Standardization (ISO) menerbitkan SML
yang telah dilakukan PT. X bidang
ISO 14001. ISO 14001 yang dipercaya
kehutanan diantaranya yaitu:
mampu membantu dalam menciptakan
proses/mekanisme yang menyatu dalam a. Penataan Area Kerja
meningkatkan kemampuan lingkungan
dengan berkelanjutan yang dilakukan Penataan area kerja dilakukan untuk
pada kegiatan produksi setiap hari mengajak serta membantu
(Rachman et al., 2019). Akan tetapi masyarakat sekitar konsesi agar
beberapa perusahaan mampu dan mau mengetahui luasan area batas atau
menerapkan Sistem Manajemen tata batas area. Pada pengelolaannya,
Lingkungan ISO 14001 karena diperlukan dilakukan dengan 2 cara yaitu
biaya yang besar tergantung dari fasilitas pendekatan social ekonomi dan
dan karakteristik perusahaan yang terdiri pendekatan Institusi. Pendekatan
dari biaya audit rutin dan biaya investasi, social ekonomi dilakukan dengan
selain itu SML ISO 14001 juga bersifat cara:
sukarela (Kamalia et al., 2020). Pelatihan
a) Sosialisasi rencana kegiatan
merupakan salah komponen utama
IUPHHK-HTI PT. X bidang
dalam Sistem Manajemen Lingkungan
kehutanan
sesuai ISO 14001. Maka dalam penelitian
b) Mengadakan
lebih memfokuskan pada pelatihan apa
pertemuan/musyawarah untuk
saja yang telah diikuti oleh para staf
saling menyepakati
pekerja setelah adanya SML ISO
c) Melakukan pendataan akurat
14001:2015 yang telah dimiliki PT. X
mengenai hak penguasaan lahan
bidang kehutanan. Adapun maksud dan
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

2
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

d) Melakukan verifikasi terhadap angin, maupun getaran yang


dokumen legal penguasaan diakibatkan oleh aktifitas manusia.
lahan Pada pengelolaannya, PT. X bidang
e) Melaksanakan proses kehutanan melakukan beberapa
pengukuran dan tata batas cara agar mengurangi terjadinya
secara terbuka. proses sedimentasi ini, diantaranya;
1. Debit Aliran Permukaan
a) Pemantauan kualitas air sungai
Pada pengelolaan pembukaan dengan melihat nilai (TSS).
wilayah hutan, jalan, TPn, TPK, dan b) Melakukan penandaan batas
łokasi lainnya. PT X bidang sempadan sungai sesuai dengan
kehutanan melakukan beberapa ketetapan.
tahap dałam pengerjaannya, yaitu c) Melakukan penyerakan dan
pembuatan saluran drainase atau penumpukan bekas
parit di sekeliling łokasi kegiatan batang/ranting pohon.
terlebih dahulu Melakukan d) Melakukan perataan pada jalan
pembukaan area hutan sesuai tanah yang telah terjadi erosi
dengan Rencana Kerja, Kegiatan alur.
dilakukan pada saat hari tidak
hujan, Melakukan penumpukkan 4. Kualitas Air Permukaan
sisa batang pohon dan cacahan sisa
tumbuhan pada daerah rawan erosi, Pengelolaan kualitas air permukaan
serta menjaga dan memelihara jenis dilakukan guna mengetahui serta
vegetasi lokal di daerah buffer zone. mengantisipasi pencemaran air
yang berdampak pada lingkungan.
2. Erosi Tanah Hal ini dilakukan, dikarenakan
beberapa faktor baik dari alam
Erosi tanah merupakan suatu hingga aktifitas operasional
peristiwa/proses alami pengikisan perusahaan yang berdekatan
tanah lapisan atas oleh air, angin langsung dengan zona perairan
maupun aktivitas manusia. (sungai, danau, laut). Dalam
Membentuk banyak penampang pengelolaannya, PT. X bidang
alam dan menyebabkan proses kehutanan melakukan pengujian
pengendapan (sedimentasi) yang kualitas air dengan mengambil
bisa membuat pendangkalan pada sampel Sungai yang berdekatan
sungai. Dałam pengelolaan dengan operasional perusahaan.
pembukaan wilayah hutan, PT. X Adapun bentuk pengelolaan yang
bidang kehutanan melakukan dilakukan adalah:
pengelolaan berupa pemantauan
erosi tanah pada tiap-tiap a) Menetapkan/mengalokasikan
kelerengan. kawasan konservasi yang
selanjutnya melakukan
3. Sedimentasi pemerliharaan terhadap fungsi
Sedimentasi adalah proses penyangga. Pada kawasan
pengendapan material hasil erosi di konservasi yang terdapat di
tempat tertentu. Bahan yang lokasi kerja PT. A bidang
terendap dapat disebabkan oleh kehutanan melakukan
banyak faktor diantaranya, material pemeliharaan vegetasi alami
tanah yang terbawa oleh aliran air, serta pengayaan.

3
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

b) Tidak membuang Pada Pengelolaannya, PT. X bidang


limbah/vegetasi hasil land kehutanan melakukan:
clearing ke badan air/sungai.
c) Pembuatan drainase air di a) Mengatur tata kelola air pada
sekitar areal pembukaan area lowland
wilayah hutan. b) Tidak membuka lahan pada
d) Pembuatan gorong-gorong pada areal gambut dalam, dan
saluran drainase yang menetapkan kawasan tersebut
melintassungai/aliran air. menjadi kawasan konservasi.

5. Subsidensi 7. Flora Darat

Subsidensi gambut adalah Pada pengelolaan Flora Darat, PT. X


penurunan permukaan lahan bidang kehutanan melakukan
gambut akibat terjadinya satu atau beberapa upaya agar menjaga
lebih factor pendukung berupa kelestarian keanekaragaman di
penurunan atau kehilangan air dalam konsesi. Pengelolaan Flora
tanah, peningkatan dekomposisi darat dilakukan baik di kawasan
gambut, terjadinya secara langsung lindung/konservasi maupun di
diatas permukaan terjadinya kawasan produksi. Pengelolaan
kebakaran dan atau emisi. Praktek dikawasan produksi dilakukan
penggunaan lahan gambut yang dengan cara penandaan pohon yang
dibuka untuk pertanian dan dilindungi baik dari regulasi
perkebunan umumnya mengalami pemerintah maupun masyarakat
subsidensi. Untuk mengurangi setempat, pada kawasan
terjadinya subsidensi, maka perlu lindung/konservasi dilakukan
dilakukan upaya. PT. X bidang dengan kegiatan Analisis Vegetasi
Kehutnan melakukan beberapa (Anveg). Pengelolaan lainnya yang
upaya untuk mengelola tersebut telah dilakukan oleh PT. X bidang
diantaranya: kehutanan yaitu:

a) Mengatur tata kelola air pada a) Melakukan inventarisasi dan


area Lowland identifikasi jenis-jenis flora.
b) Membuat dan memelihara kanal b) Melakukan penandaan batas
c) Membuat pintu air sempadan sungai 100 Meter
d) Tidak membuka lahan area kanan kiri bagi sungai besar
gambut dalam (puncak kubah dan 50 Meter kanan kiri pada
gambut) dan menetapkan anak sungai dan pemasangan
sebagai kawasan lindung plang kawasan lindung dan
larangan menebang pohon.
6. Muka Air Tanah c) Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat sekitar dan
Berdasarkan SK nomor karyawan perusahaan tentang
S.236/PPKL/PKG/PKL-0/9/2018 flora dilindungi.
tentang Penetapan Titik Penaatan
Tinggi Muka Air Tanah bahwa, PT. X
bidang kehutanan melakukan 8. Fauna Darat
pengelolaan muka air tanah di 81
titik yang tersebar di sektor Sesayap Pada pengelolaan fauna darat, PT. X
dan Sembakung. bidang kehutanan melakukan

4
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

beberapa pengelolaan di setiap d) Melakukan pemeliharaan sedimen


kawasan. Pada kawasan lindung trap, serta pemeliharaan kanal
pengelolaan yang dilakukan
beberapa plot fauna/satwa liar Yang
bersamaan dengan plot analisis 1. Perancangan
vegetasi, sedangkan pada kawasan Dalam evaluasi penerapan SML ISO
produksi pengelolaan yang 14001:2015 di bidang pelatihan akan
dilakukan berupa plot pemantauan menganalisa bagaimana penerapan
fauna/satwa liar. Pengelolaan lain pelatihan-pelatihan yang telah diikuti
yang telah dilakukan oleh PT. X karyawan implementasinya si
bidang kehutanan berupa: perusahaan serta implementasinya ke
a) Memasang papan larangan masyarakat yang ada di sekitar lokasi
berburu fauna satwa yang kegiatan.
dilindungi 2. Implementasi
b) Melakukan pemantauan pada
kawasan lindungi. Dalam pengimplementasian pelatihan
c) Plot pemantauan fauna/satwa pencegahan kebakaran hutan dan lahan,
liar di kawasan produksi PT. X bidang kehutanan telah
d) Memasang camera trap pada melakukan berbagai hal diantaranya:
kawasan lindungi
a. Perlindungan dan Pengamanan
9. Biota Perairan Hutan

Biota perairan merupakan Kegiatan perlindungan hutan


kelompok mikroorganisme baik dimaksudkan untuk mencegah dan
hewan maupun tumbuhan yang mengendalikan segala bentuk
sebagian besar ataupun seluruh aktifitas yang berpotensi
hidupnya berada di perairan menimbulkan gangguan terhadap
(Wijaya et al., 2021). Biota perairan keberadaan dan keutuhan wilayah
memegang peranan penting dalam hutan, hutan tanaman dan
menjaga kualitas perairan baik di ekosistemnya (Suharsono &
laut, sungai dan danau. PT. X bidang Sa’diyah, 2018). Ruang lingkup
kehutanan dalam menjaga kualitas kegiatan perlindungan hutan yang
perairan tetap terjaga (Hamzah & dilakukan meliputi:
Soesanta, 2023), yaitu dengan a. Pencegahan dan pengendalian
melaksanakan beberapa
kebakaran hutan dan lahan
pengelolaan diantaranya; b. Perlindungan terhadap hama
a) Memelihara saluran drainase dan penyakit tanaman
yang tedapat di badan jalan c. Perlindungan kegiatan illegal
terhubung dengan sungai logging, penjarahan dan
b) Melakukan pengujian kualitas pengerusakan terhadap
air sungai dengan hasil tanaman dan asset
keanekaragaman biota air perusahaan.
c) Memelihara dan menjaga kawasan
sempadan sungai yang telah
ditetapkan menjadi kawasan
lindung

5
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

Gangguan hutan yang berpotensi menara api yang dibangun


menimbulkan kerugian besar mempermudah untuk
adalah kebakaran hutan (Putri & melakukan pemantauan area
Indriana, 2017). Faktor penyebab rawan kebakaran.
utama yang paling besar adalah
aktifitas manusia dalam pembukaan
lahan (Natasaputra, Muhammad
Ryan, Pastowo, 2015). Penanggulan
kebakaran hutan dan lahan tersebut
ditangani oleh manajemen
kebakaran hutan PT. X bidang
kehutanan yang merupakan bagian
tugas dari Departemen
Sustainability (Seksi Fire & Safety).
Adapun yang dilakukan PT. X bidang
kehutanan dalam perlindungan
pengamanan hutan yaitu
pencegahan kebakaran hutan dan
lahan. Dalam pengelolaan
perlindungan dan pengamanan
hutan. PT. X bidang kehutanan
melakukan upaya untuk
mengurangi/mencegah terjadinya
kebakaran hutan dan lahan serta
perambahan area kawasan lindung
(Maryeska et al., 2020). Upaya yang
dilakukan oleh PT. X bidang Gambar 1: Kegiatan Patroli darat
kehutanan yaitu: dan Perawatan Menara Api

 Penyediaan sarana dan  Patroli Gabungan bersama


prasarana baik berupa Security (PT. SEN). PT X
peralatan pemadam bidang kehutnan dalam
kebakaran maupun SDM melakukan perlindungan dan
(Sumber Daya Manusia) yang pengamanan hutan bekerja
terdiri dari regu ini berjumlah sama dengan penyediaan jasa
6 regu, regu pendukung 24 keamanan (Security). Adapun
regu, regu pembantu yang personil dari PT SEN yang
barasal dari masyarakat siaga di setiap sektor:
sekitar 7 regu.
 Melakukan patroli kebakaran Tabel 1: Man Power Security 2021
hutan dan lahan. Patroli No Sektor Jumlah Personil
dilakukan setiap hari pada
area perusahaan, baik di 1 Sebakis 18
kawasan produksi maupun 2 Sembakung 15
kawasan lindung yang sudah 3 Sesayap 21
ditetapkan. Dengan fasilitas
penunjang seperti kendaraan Sumber: PT. SEN 2021
(Motor, Mobil, dan truck
pemadam kebakaran) serta

6
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

 Pemantauan Melalui Citra Pembinaan masyarakat desa


Satelit. PT X bidang diantaranya Membentuk
kehutanan juga melakukan Masyarakat Peduli Api (MPA). PT. X
pemantauan melalui citra bidang kehutanan dalam melakukan
landsat yang terupdate pengendalian kebakaran hutan dan
menyesuaikan dengan lahan juga mengajak masyarakat
teknologi yang baru. Dengan untuk berpartisipasi dalam
menggunakan website pencegahan Karhutla. Dengan
www.Sipongi.menklhk.co.id pendekatan dan evaluasi setiap
perusahaan bisa memantau tahunnya, perusahaan dan
daerah-daerah yang berada masyarakat turut andil dalam
di dalam konsesi PT Adindo mengurangi kebakaran hutan
Hutani, sebagai upaya (Bilafiqri & Mulyanti, 2023). Hasil
pencegahan kebakaran hutan yang didapat berupa masyarakat
dan lahan. dengan terbuka menerima dan
membentuk sebuah organisasi
kelompok berupa Masyarakat
Peduli Api yang difasilitasi oleh
perusahaan.

c. Kawasan Lindung
Pengelolaan kawasan lindung
merupakan bentuk untuk
mengurangi/pencegahan timbulnya
Gambar 2: Monitoring Hotspot kerusakan fungsi ekosistem
melalui website Sipongi-LAPAN lingkungan hidup. Dalam
Pengelolaannya perlu
memperhatikan sasaran sebagai
b. Pembinaan Masyarakat Desa
Sekitar Hutan berikut:
1) Memperhatikan dan menjaga
Desa binaan di PT. X bidang
kehutanan ditetapkan per tahun fungsi lindung hutan terhadap:
disesuaikan dengan kegiatan air, iklim, dan tumbuhan serta
operasional tahun berjalan. Pada satwa liar
tahun 2021, desa binaan PT. X 2) Upaya penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan
bidang kehutanan yaitu Desa Atap,
Babanas, Butas Bagu, Katul, 3) Mempertahankan
Kekayap, Labuk, Libang, Lubok keanekaragaman tumbuhan,
Buat, Lulu, Masalu Baru, Manbulu, hewan, tipe ekosistem dan
Pagaluyon, Saduman, Sebuluan, keunikan lainnya.
Tetaban, Tujung, Tulang, Berdasarkan Keputusan Menteri
Pembeliangan, Sekikilan, Semunad, Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Simanggaris, Bebakung, Buong Nomor SK.8859/MenLHK-
Baru, Kujau, Maritam, Paru Abang, PHPL/UHP/HPL.1/10/2019
Pungit, Sebawang, Sekatak, Seludau, diterbitkan tanggal 17 Oktober
Sepala Dalung dan Turung. Kegiatan 2019 bahwa sesuai Tata Ruang
pembinaan ini dilakukan oleh Revisi Rencana Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada
Departemen Social Security Legal &
License. Hutan Tanaman Industri
(RKUPHHK-HTI) untuk jangka

7
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

waktu 10 (sepuluh) tahun periode


2017-2026 yang dimiliki PT. Adindo
Hutani Lestari untuk kawasan
lindung memiliki luasan 53.060 Ha.
Dengan luasan setiap kawasan
lindung adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Penataan Ruang Kawasan Lindung


Luas
No Rencana Peruntukan Keterangan
Ha

Kawasan Perlindungan Setempat dan 53.060 Puncak kubah gambut total seluas
Kawasan Lindung lainnya (KPSKLL) ±11.208.61 Ha tersebar pada :

1 Sempadan sungai dan Tubuh air 11.493 a. Eks tanaman pokok seluas ±211 Ha
b. Kawasan lindung seluas ±10.998
2 Puncak Kubah Gambut 11.209 Ha
3 KPPN 6.410

4 KPSL 1.754

5 Lereng >40% dan Erosi tanah 19.053

6 Kawasan adat budaya 23

7 Kawasan Penyangga/Konservasi 3.118

Sumber: KepmenLHK RI No. SK.8859/MenLHK-


PHPL/UHP/HPH.1/10/2019

Untuk dibidang Pelatihan PT. X


bidang kehutnan telah melakukan
kegiatan yang bertujuan dalam
peningkatan peneglolaan
lingkungan khususnya untuk
menanggulangi kebakaran hutan.
Namun dilapangan juga ditemukan
limbah yang tidak dikelola dengan
baik diantaranya di area workshop
dan di area logpond, seperti yang
terlihat pada gambar berikut:

8
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

pihak dapat terlibat dalam pelestarian


lingkungan. Untuk temuan berupa
limbah yang ada di area workshop
sebaiknya dibuat gudang penampungan
seperti drum bekas, ban bekas, kawat
bekas, serta dilakukan pengecoran pada
area bengkel agar ceceran oli tidak
meresap ke dalam tanah atau
bekerjasama dengan pihak ketiga dalam
pengangkutan LB3 (Abrori et al., 2018).
Gambar 3: Limbah pada area workshop Pada area log pond banyak ditemukan
limbah kayu yang jatuh ke sungai
sehingga dapat mencemari sungai dan
juga bisa mengakibatkan terganggunya
pelayaran sungai, sebaiknya pihak
perusahaan membuat tanggul di
pinggiran sungai untuk meminimalir
kayu yang jatuh tidak langsung ke
sungai dan dilakukan pembersihan di
area sungai setelah pengangkutan kayu
ke kapal tongkang sehingga pada saat
air pasang naik kayu yang jatuh tidak
terbawa arus sungai (Iswandaru et al.,
2016).
4. Simpulan
Berdasarkan hasil di lapangan selama
praktik evaluasi penerapan SML ISO
14001:2015 pada PT. X bidang kehutanan
untuk dibidang pelatihan masih sangat
minim dilakukan. Dan untuk pengelolaan
lingkungan pada area basecamp, nursery,
sudah cukup baik namun untuk area
workshop dan area logpond masih perlu
dilakukan peningkatan dalam
pengelolaan lingkungannya. Adapun
dalam penutup pada rekomendasi pada
Gambar 4: Limbah kayu pada Area Log pond penelitian lanjutan adalah terkait bentuk
konservasi pada kegiatan industri
3. Pengujian kehutanan. Penerapan langkah dan
Pelatihan karyawan yang diikuti masih tindakan pengendalian pada dampak dari
sangat minim khususnya di bidang kegiatan industri perlu dilakukan dengan
pelatihan pengelolaan lingkungan, prinsip sistem manajemen yang
sebaiknya pihak perusahaan membuat menyeluruh.
target pencapaian karyawan yang
mengikuti pelatihan setiap tahunnya Daftar Pustaka/Referensi
dan sebaiknya pihak perusahaan juga Abrori, R. F., Oginawati, K., & Sudjono, D. P.
melakukan pelatihan pengelolaan (2018). Analysis of Performance of
lingkungan dengan melibatkan Success Factors of Environmental
masyarakat sekitar, sehingga semua Management System in Oil Industry Using

9
Majalah Ilmiah FISIP UNTAG Semarang, volume 20. No 1 April 2023

Integrated Performance Measurement Natasaputra, Muhammad Ryan, Pastowo, Y. C.


System (Iepms)-Ahp (Case Study: Pt. (2015). Evaluation on the Effectiveness of
Pertamina Ep Asset I Lirik Field, Riau). Implementation ISO 14001
Jurnal Teknik Lingkungan, 24(April), 81– Environmental Management System in
89. XYZ Tyre Factory-West Java. Jurnal
Manusia Dan Lingkungan, 22(3), 398–
Bilafiqri, S., & Mulyanti, H. (2023). Evaluation Of 406.
ISO 14001 : 2015 Environmental
Management System ( EMS ) At PT Putri, V. L., & Indriana, I. (2017). Apakah
Pertamina EP Cepu - Jambaran Tiung Biru Manajemen Lingkungan Perlu
( JTB ) Evaluasi Sistem Manajemen Diimplementasikan Dalam Menciptakan
Lingkungan ( SML ) ISO 14001 : 2015 Di PT Kinerja Lingkungan yang Baik Dan
Pertamina EP Cepu - Jambaran Tiung Biru Kinerja Keuangan Yang Optimal?
( JTB ). 1(1), 7–11. Tirtayasa Ekonomika, 12(2), 232.
https://doi.org/10.35448/jte.v12i2.4457
Hamzah, A. H. P., & Soesanta, P. E. (2023). Rachman, F., Nurleli, N., & Rosdiana, Y. (2019).
Population Growth and Environmental Analisis Penerapan Sistem Manajemen
Damage Issues (A Review of Lingkungan Terhadap Kinerja
Environmental Damage on Land Lingkungan pada Rumah Sakit di Kota
Conversion Perspective in North Jakarta). Bandung. Kajian Akuntansi, 21(2), 36–44.
8(2), 482–491. https://doi.org/10.29313/ka.v21i2.4498

Iswandaru, D., Kusumandari, A., & Fandeli, C. Rizal, K., Mulyadi, A., & Fauzi, M. (2016).
(2016). Studi implementasi standar Penerapan Sistem Manajemen
sistem manajemen lingkungan (iso Lingkungan (ISO 14001.2004) Pada
14001:2004) dalam pengelolaan wisata Proses Konstruksi Gedung Kantor Dinas
alam di taman nasional bromo tengger Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Riau.
semeru (Studi Kasus Pelaksanaan Dinamika Lingkungan Indonesia, 3(2), 82.
Sertifikasi dalam Pengelolaan Wisata https://doi.org/10.31258/dli.3.2.p.82-89
Alam). Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil,
1(2), 117. Suharsono, R. S., & Sa’diyah, C. N. (2018).
https://doi.org/10.30598/jhppk.2016.1. Analisis Profitabilitas dan Pettumbuhan
2.117 Saham Perusahaan Seblum dan Sesudah
Memperoleh Sertfikasi ISO 14001. Wiga :
Kamalia, S., Eka Sari, K., & Dwi Purnamasari Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 8(1), 69–
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, 83.
W. (2020). Sistem Manajemen https://doi.org/10.30741/wiga.v8i1.251
Lingkungan Berdasarkan ISO 14001 di
Universitas Brawijaya Malang. Planning Wijaya, A., Fasa, H., & Sani, S. Y. (2021). Sistem
for Urban Region and Enviromental Manajemen Anti-Penyuapan ISO
Journal (PURE), 9(1), 101–108. 37001:2016 dan Pencegahan Praktik
https://purejournal.ub.ac.id/index.php/ Korupsi di Sektor Pelayanan Publik.
pure/article/view/34/28 INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 6(2),
187–208.
Maryeska, C. P., Jati, D. R., & Pramadita, S. https://doi.org/10.32697/integritas.v6i
(2020). Analisis Transisi Penerapan 2.684
Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001 Versi 2015 (Studi Kasus : PT.AZ)
(Transition Analysis on Application of the
Environmental Management System ISO
14001 2015 Version (Case Study : PT.
AZ)). Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan
Basah, 8(1), 001.
https://doi.org/10.26418/jtllb.v8i1.391
19

10

Anda mungkin juga menyukai