Arab Maklum
Arab Maklum
NIM : 2011010049
Kelas : 7 BSA B
Konflik Batin pada Film “Sayer al jannah” karya Seed Salmeen Al-Mury (Hirarki
Kebutuhan Abraham Maslow)
Harmia Andawiza
Email : Harmiaandawiza11@gmail.com
Abstract
Karya sastra diciptakan pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam kehidupan. Peneliti memilih film “Sayer al jannah” untuk diteliti karena Film tersebut
memiliki konflik di dalamnya. Adanya konflik tersebut peneliti kaitkan dengan hirarki kebutuhan
manusia..Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik batin yang terdapat dalam film “Sayer al-
jannah”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.. Fokus kajian penelitian ini hanya pada
tokoh utama pada film “Sayer Al-Jannah”.
A. Pendahuluan
Dalam karya sastra pastinya tidak lepas dari beragam konflik atau masalah
yang dihadapi tokohnya. Konflik-konflik yang dihadapi oleh seseorang atau tokoh
dalam karya sastra itu pasti ada faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik
batin itu sendiri. Adapun konflik yang dihadapi tidak hanya hadir karena faktor
dari luar saja melainkan juga dari diri sendiri. Maka dari itu, disebabkan
banyaknya masalah kejiwaan manusia yang tergambar dalam sebuah karya
sastralah yang memicu hadirnya kajian psikologi sastra1
1
Budi Darma, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Pusat Bahasa: 2004), hal. 131
1
Salah satu pendekatan untuk menganalisis karya sastra yang sarat akan
aspek-aspek kejiwaan adalah melalui pendekatan psikologi sastra. Endraswara
(2008:16) mengatakan “Psikologi sastra adalah interdisiplin antara psikologi dan
sastra.” Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari
manusia dari sisi dalam. Mungkin aspek „dalam‟ ini yang acap kali bersifar
subjektif, yang membuat para pemerhati sastra menganggapnya berat.
Nurgiyantoro (2013:179) mengatakan “Sama halnya dengan kehidupan
nyata, konflik dapat terjadi karena adanya perbedaaan kepentingan, perebutan
sesuatu (misal: perempuan, pengaruh, kekayaan) penghianatan, balas dendam, dan
lain-lain khas karakter manusia.” Jadi, dari penjelasan tersebut pengertian dari
konflik yaitu suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh fiksi sebagai manivestasi
manusia pada kehidupan nyata di mana peristiwa tersebut tidak menyenangkan
sehingga membuat tokoh tersebut merasa terganggu dan tidak nyama
Salah satu teori yang digunakan dalam kajian psikologi sastra adalah teori
humanistik Abraham Maslow, pada kepribadian seseorang pastinya ada sebab
yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya ketidakterpenuhannya hierarki
kebutuhan. Maslow menyatakan bahwa hierarki kebutuhan dasar manusia atau
tokoh itu terdiri dari lima tingkatan yaitu meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman,
cinta dan memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri2
konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau
lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga
memengaruhi tingkah laku3.
Film “sayer al jannah” merupakan film yaitu Saed salmeen al-murry. Film
ini menceritakan tentang kegigihan seorang anak laki-laki yang ingin menemukan
neneknya dan melakukan perjalanan dari abu dhabi hingga Fujairah.
Pada film “sayer al jannah” tokoh utama mengalami pertentangan di dalam
dirinya yang mana ada yang tidka terpenuhi kebutuhan dalam dirinya. Perasaan
marah, kecewa,sedih yang membuat ada gejolak dalam dirinya.
2
Abraham Maslow, Motivation and Personality. Diterjemahkan oleh: Fawaid dan Maufur. (Yogyakarta:
2017), hal. 49
3
Minderop, Albertine. Psikologi sastra: karya, metode, teori, dan contoh kasus. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2010.Hal 59
2
Terkait adanya pertentangan pada diri tokoh utama, peneliti ingin mengkaji
lebih dalam terkait konflik batin pada tokoh utama pada film “sayer al-jannah”
karya saed salman al-murry ( Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow).
B. Metode
C. Pembahasan
Beberapa Hiraki kebutuhan yang tidak terpenuhi pada diri sultan adalah sebagai
berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar manusia
karena berhubungan dengan kelangsungan hidup seperti kebutuhan
makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal
4
Sukmadinata, S. N. (2005). Metode penelitia. Bandung: PT remaja rosdakarya.
3
Dialog sultan dengan saud untuk menyuruhnya tidur
Saud : Berhenti bertanya terlalu banyak. Kau harus tidur dan bermimpi
4
2. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan dalam diri individu yang
dominan dan menuntut pemuasan
5
3. Kebutuhan Kasih Sayang
Fatoum : Aku tidak tau kenapa ibuku tidak suka kau, sultan
6
Dialog ibu dan ayah sultan menyuruhnya membuang ikan
kesayangannya
Ibu : Sebelum kau keluar rumah, aku ingin kau buang ikan yang
kau bawa.
7
Pada menit ke 1.24.10 terlihat bahwa sultan pulang kerumahnya, dalam
perjalanan sultan mendengarkan video rekaman dari ibunya paman
muhammad. Sultan sangat mersa senang karena hasil dari perjalanan jauh
nya membuahkan hasil, walaupun sultan tidak bertemu neneknya, tetapi
dia bertemu dengan orang yang mirip neneknya dan bisa komunikasi
walupun dalam jarak yang jauh, Disini tokoh utama mencapai cita – cita
atau keinginananya, sehingga aktualisasi dirinya tercapai.
8
D. Kesimpulan
Pada film (Sayer Al jannah) yang diteliti berdasarkan teori Abraham Maslow
mengemukakan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari lima tingkatan yaitu (1)
Kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan cinta dan
memiliki, (4) kebutuhan penghargaan dan harga diri, (5) kebutuhan aktualisasi
diri. Pada film (Sayer al-jannah), kebutuhan fisiologis, akan rasa aman, akan cinta
dan memiliki, dan penghargaan dan harga diri tidak terpenuhi sehingga
mengakibatkan Sultan mengalami banyak konflik-konflik dalam kehidupannya
dan juga konflik dengan dirinya sendiri. Sedangkan kebutuhan akan aktualisasi
diri Sultan terpenuhi.
9
Daftar Pustaka
Minderop, Albertine. Psikologi sastra: karya, metode, teori, dan contoh kasus. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2010.
10