GENETIK GOLDMANN
Abstrak
Pendahuluan
Menurut Wellek & Warren (1995:11-14), sastra merupakan suatu karya seni, karya
kreatif manusia yang mengandung nilai estetik. Sebagai wujud seni budaya, sastra memiliki
dunia tersendiri yang merupakan pengejawantahan kehidupan sebagai hasil pengamatan
sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Esten (1991:8)
bahwa sebuah cipta sastra bersumber dari kenyataan hidup dalam masyarakat (realitas
objektif). (Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf & Dr. Farida Nugrahani, 2017)
Sastra yang dipandang sebagai seni, juga mencakup peristiwa rangkaian cerita yang
ditulis oleh pengarang, dengan menggabungkan imajinasinya dan sosio-budayanya. Dalam
sebuah karya sastra umumnya terdapat pandangan dunia pengarang karena sastra tidak
mungkin lepas dari pengalaman, imajinasi, budaya, serta keadaan sosial pada saat karya
sastra itu dibuat. Pandangan dunia pengarang disampaikan melalui tokoh yang berada dalam
karya sastra, dengan menyisipkan ideologi atau penyelesaian masalah yang terkandung dalam
konflik sebuah karya sastra.
Nawal El Saadawi adalah seorang dokter bangsa Mesir. Ia terkenal di seluruh dunia
sebagai novelis dan penulis wanita pejuang hak-hak wanita. Dilahirkan di sebuah desa
Bernama Kafr Tahla di tepi Sungai Nil. Ia memulai prakteknya di daerah pedesaan, kemudian
di rumah sakit-rumah sakit di Kairo, dan terakhir menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat
Mesir. Tahun 1972, sebagai akibat diterbitkannya buku nonfiksinya yang pertama, Women
and Sex, ia dibebastugaskan dari jabatannya sebagai direktur dan juga sebagai pemimpin
Redaksi Majalah Health. Tetapi merasa tidak terhalangi, ia tetap melanjutkan menertbitkan
buku-bukunya tentang status, psikologi dan seksualitas wanita. (Nawal El Saadawi, 2005).
Sejauh pengamatan sastra Arab yang telah dikaji, dalam setiap karya Nawal el Saadawi selalu
menampilkan dan menonjolkan kritik yang cukup pedas sekaligus penggambaran realitas
sosial politik dengan menggunakan colloquaialism atau gaya bahasa harian dalam
penceritaannya, natural, dan tanpa embel-embel analitik. Bahasa sarkatis yang sering
digunakan Nawal ini cukup membuat geram para intelektual dan Pemerintah Mesir. Hal itu
harus dibayar mahal olehnya. Pada 6 September 1981 ia dimasukan ke dalam penjara
Barrages di Mesir pada masa pemerintahan Anwar Sadat atas tuduhan perbuatan kriminal
melawan pemerintahan yang sah. (Muh. Nur Latif, 2005)
I. Sinopsis
Sang Menteri mengalami konflik batin akan sebuah peristiwa yang bermula dari seorang
pegawai perempuan bawahan yang menemuinya memanggil dengan sebutan ‘Bapak’,
sedangkan pegawai-pegawai lain memanggilnya dengan ‘Yang Mulia Menteri’. Ketika sang
Menteri memerintahkan pegawai perempuan itu untuk menghadapnya Pegawai perempuan
itu menatap sang Menteri dengan tatapan yang kuat. Sang Menteri merasa malu dan sangat
marah, lalu sang Menteri mempermalukannya di hadapan umum.
Sang Menteri juga bercerita tentang saat-saat masa jabatannya telah usai. Sang
Menteri selalu menunggu telpon dari siapapun itu, sepertihalnya dahulu ketika ia masih
menjadi Menteri. Sang Menteri juga menceritakan jika ia meninggal ia akan diiringi dan
kepergiannya ditangisi seluruh negeri.
Teori Strukturalisme Genetik Goldman terdiri dari lima aspek analisis yaitu:
Menurut goldman fakta kemanusiaan terdapat dua macam, yaitu fakta individual dan
fakta sosial. Fakta sosial memiliki peranan dalam sejarah, sedangkan fakta individual
merupakan hasil dari perilaku libidinal. Fakta individual mempunyai dampak dalam
hubungan sosial, ekonomi, politik dan masyarakat. (Prof. Dr. Faruk, 2010)
Fakta kemanusiaan yang terdapat dalam cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri
ialah konflik batin yang dialami oleh sang Menteri. Konflik batin itu muncul di hati sang
Menteri akibat pegawai perempuan yang berani menatapnya kuat saat berbicara dengan sang
Menteri hingga menimbulkan amarah. Sang Menteri merasa direndahkan dan dipermalukan.
Sang Menteri marah karena bingung, bagaimana pegawai itu bisa melakukannya. Selama
sang Menteri dahulunya menjadi pegawai biasa hingga sekarang menduduki posisi Menteri,
ia sama sekali tidak berani menatap atasannya. Seperti dalam kutipan:
Aku tidak marah kepadanya karena ia mengutarakan pendapat yang berbeda dengan
pendapatku, atau karena ia adalah seorang pegawai rendah yang pandangannya berbeda
dengan pandangan seorang Menteri, atau karena ia seorang perempuan yang bersikeras
dengan pendapatnya dihadapan seorang laki-laki, atau karena ia memanggilku ‘bapak’
sedangkan pegawai-pegawai lain memanggilku ‘Yang Mulia Menteri’. Tapi aku marah, ibu,
karena ketika ia berbicara denganku, ia melihat kepadaku dengan cara yang belum pernah
aku lihat sebelumnya. Jika tatapan itu, tatapan yang kuat dan terus menerus itu, datang dari
seorang laki-laki maka tatapan itu adalah tatapan yang berano dan bahkan kurang ajar.
Lalu bagaimana kalau tatapan itu berasal dari seorang pegawai dan seorang perempuan?
Aku tidak marah karena ia melakukannya, tetapi karena aku tidak tahu ‘bagaimana’ ia
melakukannya. (hlm 10)(Nawal El Saadawi, 2005)
Menurut Goldman dalam sebuah karya sastra terdapat homologi antara struktur karya
sastra dengan strukrtur masyarakat. Itu disebabkan karena adanya kesamaan aktivitas
strukturasi. Walaupun nanti isi karya sastra berbeda dengan dunia nyata, ia akan tetap
mempunyai kesamaan dalam strukturnya. Pandangan dunia pengarang adalah kompleks
menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi dan perasaan-perasaan yang
menghubungkan secara bersama angota-anggota kelompok sosial tertentu. (Prof. Dr. Faruk,
2010)
“Tidak ada satupun yang dapat membunuh perempuan ini. Ia tidak dikuasai oleh
rasa malu dan bahkan tidak juga menurunkan pandangannya ataupun berkedip. Barangkali
ibu, dapat engkau bayangkan seberapa besar kemarahan yang yang akan dirasakan oleh
setiap laki laki yang berada dalam keadaan ini” (Nawal El Saadawi, 2005)
Cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri ditulis si Kairo pada tahun 1974. Pada saat
itu kondisi Mesir banyak mengalami pergolakan politik, kelompok islam dan tentang hak-hak
perempuan. Pemimpin Ikhwanul Muslimin yaitu Sayyid Qutub di hukum mati oleh Gamal
pada tahun 1966. Lalu kepemimpinan Gamal digantikan oleh Anwar Sadat pada tahun 1970.
Terjadi kesenjangan kelasi di Mesir, dan subsidi makanan dipotong oleh pemerintah untuk
melunasi Dana Moneter Internasional, sehingga menimbulkan kerusuhan pangan pada tahun
1977 yang disebut dengan “Revolusi Roti”.
Pada Konstitusi 1971 di era Anwar Sadat, Konstitusi Mesir, membatalkan hukum
kesetaraan perempuan yang telah dijamin di bawah rezim Nasser, dan memungkinkan
kesetaraan gender hanya jika hal itu tidak bertentangan dengan aturan hukum Syariah.
Beberapa tahun sesudahnya mulai adanya peningkatan tentang hak-hak perempuan. Dalam
langkah paradoks lain, DPR, melalui UU Nomor 21 tahun 1979, memberikan kuota bagi
perempuan di parlemen, mengalokasikan tiga puluh kursi tambahan bagi perempuan di Majlis
al-Shaab (Majelis Rakyat). Di akhir Rezim Sadat pada tahun 1981, Mesir mulai menegaskan
keseriusannya dalam memberikan hak-hak terhadap kaum wanita dengan menandatangani
Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(CEDAW). (Karlinda Rahma, 2017)
Nawal El Saadawi merupakan bagian dari kelompok sosial intelektual yang kritis
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Seperti yang kita ketehui di cerpen ini bahwa,
Nawal menggambarkan tokoh dalam cerpen dengan sosok perempuan yang berani dan
mencoba menyuarakan akan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Hal itu dibuktian
situasi hak-hak perempuan pada saat itu mulai dilirik oleh sang penguasa.
Goldman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat
perjatiannya adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di
sekitarnya. Berikut kutipan relasi antara tokoh dengan tokoh: (Prof. Dr. Faruk, 2010)
Hal ini merupakan pekerjaan yang berat ibu, lebih berat daripada pekerjaan lain
dakam hidup ini. Aku harus menghadiri pertemuan pertemuan, dengan pikiran dan tubuh
waspada. Aku duduk di kursiku, dengan tangan kiriku di pangkuan, sedangkan tangan
kananku memegang pena yang terletak di atas sehelai kertas. Penulis menjabarkan salah satu
dari kegiatan seorang Menteri.
Daftar Pustaka
Karlinda Rahma. (2017). Peran Gerakan Kifaya Dalam Perubahan Sistem Politik Mesir Masa
Husni Mubarak.
Muh. Nur Latif. (2005). Citra Perempuan Dalam Karya Nawal El-Sa’dawi. نادي األدب.
Nawal El Saadawi. (2005). Matinya Seorang Mantan Menteri: Vol. ISBN: 979-461-145-X (Edisi
kedua). Yayasan Obor Indonesia.
Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf, M. Hum., & Dr. Farida Nugrahani, M. Hum. (2017).
PENGKAJIAN SASTRA Teori dan Aplikasi: Vol. I (M. H. Dr. Kundharu Saddhono, Ed.; Edisi
I). CV. Djiwa Amarta Press.
Prof. Dr. Faruk. (2010). Pengantar Sosiologi Sastra: Vol. ISBN:978-6028-764049 (Rh.Widada,
Ed.; Edisi revisi). Pustaka Pelajar.
Link Cerpen
https://www.google.co.id/books/edition/Matinya_seorang_mantan_menteri/Sw_8Eg589XkC?
hl=id&gbpv=1&dq=matinya+seorang+mantan+menteri&printsec=frontcover
Cerpen