Anda di halaman 1dari 7

CERPEN “MATINYA SEORANG MANTAN MENTERI”

KARYA NAWAL AS- SA’DAWI DALAM STRUKTURALISME

GENETIK GOLDMANN

Oleh : Prisilia Anghuril Aeni

Abstrak

Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan cerpen “Matinya Seorang Mantan


Menteri” dengan menggunakan teori Strukturalisme Goldman. Terdapat lima aspek
pembahasan dalam Strukturalisme Genetik Goldman yaitu: fakta kemanusiaan, subjek
kolektif, pandangan dunia, struktur karya sastra dan dialektika. Hasil dari penelitian
ini adalah: a) fakta kemanusiaan, yaitu konflik batin seorang mantan menteri; b)
subjek kolektif pengarang direfleksikan dari kelompok intelektual Mesir yang pandai
bersastra; c) pandangan dunia pengarang adalah pemikiran “feminisme yang
terkandung dalam ketidakadilan gender yang dialami perempuan”; d) struktur karya
sastra digambarkandengan relasi antar tokoh ; e) dialektika diformulasikan dalam
realitas masyarakat Arab mengenai kesetaraan gender yang diungkapkan oleh penulis.

Kata kunci: Feminisme, Strukturalisme Genetik

Pendahuluan

Menurut Wellek & Warren (1995:11-14), sastra merupakan suatu karya seni, karya
kreatif manusia yang mengandung nilai estetik. Sebagai wujud seni budaya, sastra memiliki
dunia tersendiri yang merupakan pengejawantahan kehidupan sebagai hasil pengamatan
sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Esten (1991:8)
bahwa sebuah cipta sastra bersumber dari kenyataan hidup dalam masyarakat (realitas
objektif). (Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf & Dr. Farida Nugrahani, 2017)
Sastra yang dipandang sebagai seni, juga mencakup peristiwa rangkaian cerita yang
ditulis oleh pengarang, dengan menggabungkan imajinasinya dan sosio-budayanya. Dalam
sebuah karya sastra umumnya terdapat pandangan dunia pengarang karena sastra tidak
mungkin lepas dari pengalaman, imajinasi, budaya, serta keadaan sosial pada saat karya
sastra itu dibuat. Pandangan dunia pengarang disampaikan melalui tokoh yang berada dalam
karya sastra, dengan menyisipkan ideologi atau penyelesaian masalah yang terkandung dalam
konflik sebuah karya sastra.

Asumsi seorang pengarang dalam sebuah karya sastra, merupakan perwakilan


pendapat dari sebuah kelas sosial tertentu. Kelas sosial atau kedudukan pengarang mampu
mempengaruhi karya sastra yang ditulis pengarang. Jika seorang pengarang merupakan
bagian atau kelompok dari kaum intelektual, maka ia akan mengeluarkan aspirasi nya dan
ideologinya dalam karya sastra.

Nawal El Saadawi adalah seorang dokter bangsa Mesir. Ia terkenal di seluruh dunia
sebagai novelis dan penulis wanita pejuang hak-hak wanita. Dilahirkan di sebuah desa
Bernama Kafr Tahla di tepi Sungai Nil. Ia memulai prakteknya di daerah pedesaan, kemudian
di rumah sakit-rumah sakit di Kairo, dan terakhir menjadi Direktur Kesehatan Masyarakat
Mesir. Tahun 1972, sebagai akibat diterbitkannya buku nonfiksinya yang pertama, Women
and Sex, ia dibebastugaskan dari jabatannya sebagai direktur dan juga sebagai pemimpin
Redaksi Majalah Health. Tetapi merasa tidak terhalangi, ia tetap melanjutkan menertbitkan
buku-bukunya tentang status, psikologi dan seksualitas wanita. (Nawal El Saadawi, 2005).
Sejauh pengamatan sastra Arab yang telah dikaji, dalam setiap karya Nawal el Saadawi selalu
menampilkan dan menonjolkan kritik yang cukup pedas sekaligus penggambaran realitas
sosial politik dengan menggunakan colloquaialism atau gaya bahasa harian dalam
penceritaannya, natural, dan tanpa embel-embel analitik. Bahasa sarkatis yang sering
digunakan Nawal ini cukup membuat geram para intelektual dan Pemerintah Mesir. Hal itu
harus dibayar mahal olehnya. Pada 6 September 1981 ia dimasukan ke dalam penjara
Barrages di Mesir pada masa pemerintahan Anwar Sadat atas tuduhan perbuatan kriminal
melawan pemerintahan yang sah. (Muh. Nur Latif, 2005)

Analisis Cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri dalam Perspektif Strukturalisme

I. Sinopsis
Sang Menteri mengalami konflik batin akan sebuah peristiwa yang bermula dari seorang
pegawai perempuan bawahan yang menemuinya memanggil dengan sebutan ‘Bapak’,
sedangkan pegawai-pegawai lain memanggilnya dengan ‘Yang Mulia Menteri’. Ketika sang
Menteri memerintahkan pegawai perempuan itu untuk menghadapnya Pegawai perempuan
itu menatap sang Menteri dengan tatapan yang kuat. Sang Menteri merasa malu dan sangat
marah, lalu sang Menteri mempermalukannya di hadapan umum.

Sang Menteri juga bercerita tentang saat-saat masa jabatannya telah usai. Sang
Menteri selalu menunggu telpon dari siapapun itu, sepertihalnya dahulu ketika ia masih
menjadi Menteri. Sang Menteri juga menceritakan jika ia meninggal ia akan diiringi dan
kepergiannya ditangisi seluruh negeri.

II. Analisis Cerpen

Teori Strukturalisme Genetik Goldman terdiri dari lima aspek analisis yaitu:

Menurut goldman fakta kemanusiaan terdapat dua macam, yaitu fakta individual dan
fakta sosial. Fakta sosial memiliki peranan dalam sejarah, sedangkan fakta individual
merupakan hasil dari perilaku libidinal. Fakta individual mempunyai dampak dalam
hubungan sosial, ekonomi, politik dan masyarakat. (Prof. Dr. Faruk, 2010)

Fakta kemanusiaan yang terdapat dalam cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri
ialah konflik batin yang dialami oleh sang Menteri. Konflik batin itu muncul di hati sang
Menteri akibat pegawai perempuan yang berani menatapnya kuat saat berbicara dengan sang
Menteri hingga menimbulkan amarah. Sang Menteri merasa direndahkan dan dipermalukan.
Sang Menteri marah karena bingung, bagaimana pegawai itu bisa melakukannya. Selama
sang Menteri dahulunya menjadi pegawai biasa hingga sekarang menduduki posisi Menteri,
ia sama sekali tidak berani menatap atasannya. Seperti dalam kutipan:

Aku tidak marah kepadanya karena ia mengutarakan pendapat yang berbeda dengan
pendapatku, atau karena ia adalah seorang pegawai rendah yang pandangannya berbeda
dengan pandangan seorang Menteri, atau karena ia seorang perempuan yang bersikeras
dengan pendapatnya dihadapan seorang laki-laki, atau karena ia memanggilku ‘bapak’
sedangkan pegawai-pegawai lain memanggilku ‘Yang Mulia Menteri’. Tapi aku marah, ibu,
karena ketika ia berbicara denganku, ia melihat kepadaku dengan cara yang belum pernah
aku lihat sebelumnya. Jika tatapan itu, tatapan yang kuat dan terus menerus itu, datang dari
seorang laki-laki maka tatapan itu adalah tatapan yang berano dan bahkan kurang ajar.
Lalu bagaimana kalau tatapan itu berasal dari seorang pegawai dan seorang perempuan?
Aku tidak marah karena ia melakukannya, tetapi karena aku tidak tahu ‘bagaimana’ ia
melakukannya. (hlm 10)(Nawal El Saadawi, 2005)

 Pandangan Dunia Pengarang

Menurut Goldman dalam sebuah karya sastra terdapat homologi antara struktur karya
sastra dengan strukrtur masyarakat. Itu disebabkan karena adanya kesamaan aktivitas
strukturasi. Walaupun nanti isi karya sastra berbeda dengan dunia nyata, ia akan tetap
mempunyai kesamaan dalam strukturnya. Pandangan dunia pengarang adalah kompleks
menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi dan perasaan-perasaan yang
menghubungkan secara bersama angota-anggota kelompok sosial tertentu. (Prof. Dr. Faruk,
2010)

Cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri menyajikan pandangan dunia pengarang


dan asumsinya. Pendapat pengarang sudah mewakili kelompok sosialnya. Secara umum
cerpen ini menggambarkan tentang tokoh mantan Menteri yang merasa marah karena sikap
pegawai perempuan. Di sisi lain penulis juga membela perempuan dengan cara membuat
tokoh perempuan memiliki sifat yang tidak bisa dinomorduakan atau dikalahkan. Tokoh
pegawai perempuan dalam cerita ini memiliki karakter yang berani dan tidak terkalahkan.

“Tidak ada satupun yang dapat membunuh perempuan ini. Ia tidak dikuasai oleh
rasa malu dan bahkan tidak juga menurunkan pandangannya ataupun berkedip. Barangkali
ibu, dapat engkau bayangkan seberapa besar kemarahan yang yang akan dirasakan oleh
setiap laki laki yang berada dalam keadaan ini” (Nawal El Saadawi, 2005)

Struktur cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri memiliki kesamaan (homologi)


dengan kondisi sosial budaya masyarakat Mesir. Dalam konteks budaya aslinya, masyarakat
Mesir umumnya tidak memandang orang ketika berbicara, apalagi dengan atasan atau orang
yang lebih mulia kedudukannya.

 Subjek Kolektif dan Kondisi Sosio-Kultural Zamannya

Menurut Goldman, sebagai suatu kesadaran kolektif, pandangan dunia itu


berkembang sebagai hasil dari situasi sosial dan ekonomik tertentu yang dihadapi oleh subjek
kolektif. Karena merupakan produk interaksi antara subjek kolektif dengan situasi sekitarnya,
pandangan dunia tidak lahir secara tiba-tiba.

Pandangan dunia pengarang cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri sebagaimana


masalah yang dihadapi perempuan dan laki-laki di Mesir merupakan suatu akibat dari
kekuasaan politik, dan patriarki. Dalam cerpen tersebut, sang Menteri mengalami konflik
batin dimana bahwa ia yang merupakan tokoh penguasa, memilki kekuasaan secara politik
namun dapat dipatahkan hanya dengan tatapan pegawai perempuan rendahan. Sangat tidak
masuk akal dan membuat heran bagi seorang Menteri, bagaimana perempuan itu
melakukannya. Dari sudut pandang pegawai perempuan itu sendiri, situasi ia yang berani
terhadap laki-laki bahkan atasannya sendiri, juga merupakan akibat dari kekuasaan politik
dan patriarki yang ada pada masa itu. Dalam cerpen, pegawai perempuan itu hanya
diceritakan oleh sang Menteri dan tidak ada satupun dialog yang ia miliki. Namun, hal untuk
melawan patriarki sudah terlihat jelas dari sikapnya terhadap sang Menteri, yang mana ia
berani dan menatap sang Menteri ketika sedang berbicara.

Cerpen Matinya Seorang Mantan Menteri ditulis si Kairo pada tahun 1974. Pada saat
itu kondisi Mesir banyak mengalami pergolakan politik, kelompok islam dan tentang hak-hak
perempuan. Pemimpin Ikhwanul Muslimin yaitu Sayyid Qutub di hukum mati oleh Gamal
pada tahun 1966. Lalu kepemimpinan Gamal digantikan oleh Anwar Sadat pada tahun 1970.
Terjadi kesenjangan kelasi di Mesir, dan subsidi makanan dipotong oleh pemerintah untuk
melunasi Dana Moneter Internasional, sehingga menimbulkan kerusuhan pangan pada tahun
1977 yang disebut dengan “Revolusi Roti”.

Pada Konstitusi 1971 di era Anwar Sadat, Konstitusi Mesir, membatalkan hukum
kesetaraan perempuan yang telah dijamin di bawah rezim Nasser, dan memungkinkan
kesetaraan gender hanya jika hal itu tidak bertentangan dengan aturan hukum Syariah.
Beberapa tahun sesudahnya mulai adanya peningkatan tentang hak-hak perempuan. Dalam
langkah paradoks lain, DPR, melalui UU Nomor 21 tahun 1979, memberikan kuota bagi
perempuan di parlemen, mengalokasikan tiga puluh kursi tambahan bagi perempuan di Majlis
al-Shaab (Majelis Rakyat). Di akhir Rezim Sadat pada tahun 1981, Mesir mulai menegaskan
keseriusannya dalam memberikan hak-hak terhadap kaum wanita dengan menandatangani
Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
(CEDAW). (Karlinda Rahma, 2017)
Nawal El Saadawi merupakan bagian dari kelompok sosial intelektual yang kritis
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Seperti yang kita ketehui di cerpen ini bahwa,
Nawal menggambarkan tokoh dalam cerpen dengan sosok perempuan yang berani dan
mencoba menyuarakan akan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Hal itu dibuktian
situasi hak-hak perempuan pada saat itu mulai dilirik oleh sang penguasa.

 Strukturasi Karya Sastra

Goldman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat
perjatiannya adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di
sekitarnya. Berikut kutipan relasi antara tokoh dengan tokoh: (Prof. Dr. Faruk, 2010)

Kemarahan menguasai diriku hingga keesokan harinya kuperintahkan dia


menghadap di kantorku. Kubiarkan dia berdiri di hadapanku sedangkan aku sendiri duduk
dan membuatnya merasa seolah tidak ada. Dan aku membuatnya tetap berdiri sementara
aku duduk sambal berbicara di telepon. Anehnya dia tetap saja berdiri. Ia hanya menatap
lukisan di dinding seolah-olah akuk tidak ada. Relasi antar tokoh tersebut yaitu antara sang
Menteri denga pegawai perempuan.

Berikut kutipan relasi antara tokoh dengan dunianya.

Hal ini merupakan pekerjaan yang berat ibu, lebih berat daripada pekerjaan lain
dakam hidup ini. Aku harus menghadiri pertemuan pertemuan, dengan pikiran dan tubuh
waspada. Aku duduk di kursiku, dengan tangan kiriku di pangkuan, sedangkan tangan
kananku memegang pena yang terletak di atas sehelai kertas. Penulis menjabarkan salah satu
dari kegiatan seorang Menteri.

Daftar Pustaka

Karlinda Rahma. (2017). Peran Gerakan Kifaya Dalam Perubahan Sistem Politik Mesir Masa
Husni Mubarak.

Muh. Nur Latif. (2005). Citra Perempuan Dalam Karya Nawal El-Sa’dawi. ‫نادي األدب‬.

Nawal El Saadawi. (2005). Matinya Seorang Mantan Menteri: Vol. ISBN: 979-461-145-X (Edisi
kedua). Yayasan Obor Indonesia.
Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf, M. Hum., & Dr. Farida Nugrahani, M. Hum. (2017).
PENGKAJIAN SASTRA Teori dan Aplikasi: Vol. I (M. H. Dr. Kundharu Saddhono, Ed.; Edisi
I). CV. Djiwa Amarta Press.

Prof. Dr. Faruk. (2010). Pengantar Sosiologi Sastra: Vol. ISBN:978-6028-764049 (Rh.Widada,
Ed.; Edisi revisi). Pustaka Pelajar.

Link Cerpen

https://www.google.co.id/books/edition/Matinya_seorang_mantan_menteri/Sw_8Eg589XkC?
hl=id&gbpv=1&dq=matinya+seorang+mantan+menteri&printsec=frontcover

Cerpen

Anda mungkin juga menyukai