3.1.1.a.1 SK Kebijakan Identifikasi
3.1.1.a.1 SK Kebijakan Identifikasi
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KANATANG
Jln.Waingapu-Rambangaru, Desa Kuta-Kecamatan Kanatang
Kode Pos: 87154, E-Mail: pkmkanatang@gmail.com
Nomor : : 078/HC-KNTG/SK/II/2023
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di : Kanatang
Pada Tanggal : 8 Februari 2023
Plt. Kepala Puskesmas Kanatang,
3. Tuna Rungu
Seseorang dikatakan tuna rungu apabila mereka
kehilangan daya dengarnya.
Menimbang : a. bahwa untuk menjamin tercapainya hasil
mutu pelayanan yang sesuai harapan pasien, diperlukan
komunikasi yang baik antara petugas pemberi layanan
dengan pasien maupun keluarganya;
Menetapkan :
1. Tuna Netra
Ciri-ciri fisik :
a. Tuna Daksa
b. Tuna Rungu
Seseorang dikatakan tuna rungu apabila
mereka kehilangan daya dengarnya.
Tuna rungu dikelompokkan menjadi :
a. Ringan (20-30dB)
Umumnya mereka masih bisa berkomunikasi
dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang
tidak dapat mereka dengar langsung, sehingga
pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.
b. Sedang (40- 60dB)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat
memahami pembicaraan orang lain, suara yang
mampu terdengar adalah suara radio dengan
volume maksimal.
c. Berat/parah (diatas 60dB)
Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti
pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar
adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan pada
jam-jam sibuk. Biasanya jika masuk kategori sudah
menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada
kemampuan membaca gerak bibir atau bahasa
isyarat untuk berkomunikasi.
Ciri-ciri fisik :
a. Berbicara keras dan tidak jelas
b. Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c. Telinga mengeluarkan cairan
d. Menggunakan alat bantu dengar
e. Bibir sumbing
f. Suka melakukan gerak tubuh
g. Cenderung pendiam
h. Suara sengau
i. Cadel
c. Tuna Wicara
● Hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau alat bantu yang
lain, dituntun, menggunakan kursi roda atau lansia). Petugas akan membantu
pasien dalam mobilisasi selama berada di lingkungan puskesmas.
● Hambatan fisik pasien dengan difabel (tuna netra, tuna rungu, tuna wicara).
Petugas akan memberikan tanda berupa label pada pasien.
Pelayanan umum yang diberikan oleh Puskesmas Kanatang
untuk pasien dengan hambatan fisik atau difabel:
1. Pasien yang masih mampu berjalan
Pada saat masuk Puskesmas, petugas
menggandeng/memapah/mengarahkan pasien difabel
ke registrasi rawat jalan/admission rawat jalan sesuai
dengan kebutuhannya. Setelah selesai proses
pendaftaran, petugas akan mengantarkan kembali
pasien ke poliklinik/ruang rawat jalan.
2. Pasien dengan kondisi tubuh lemah atau nyeri tinggi
Pada saat masuk Puskesmas, petugas mengantarkan
pasien dengan menggunakan kursi roda. Untuk
kondisi yang darurat, maka pasien akan langsung
diantarkan ke ruang tindakan dengan menggunakan
brankard.
Komunikasi dengan pasien difabel:
1. Tuna Netra
Tuna netra memiliki keterbatasan dalam indera penglihatan
sehingga untuk melakukan kegiatan sehari-harinya
menekankan pada alat indera yang lain yaitu indera peraba
dan indera pendengaran. Untuk mempermudah dan
melancarkan penanganan pasien difabel maka petugas
Puskesmas Candilama melakukan komunikasi dengan pasien
difabel dengan menggunakan:
a. Benda model
b. Benda nyata
c. Melakukan komunikasi efektif secara normal
Penyandang tuna netra memiliki daya dengar yang sangat
kuat, pesan-pesan yang diterima melalui pendengaran dapat
dengan cepat dikirim ke otak sehingga petugas dan tenaga
medis di Puskesmas Kanatang dapat berkomunikasi secara
verbal dengan pasien difabel (tuna netra). Membicarakan dan
menjelaskan kepada keluarga pasien (bila didampingi)
mengenai data pasien, hasil pemeriksaan pasien dan tindak
lanjut yang harus dilakukan.
2. Tuna Rungu dan Tuna Wicara
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran, tuna rungu
memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa
disebut tuna wicara.
Cara berkomunikasi dengan pasien tuna rungu dan tuna
wicara:
a. Berbicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b. Menggunakan kalimat sederhana dan singkat
c. Menggunakan komunikasi non verbal seperti
gerak bibir atau gerakan tangan
d. Menggunakan pulpen dan kertas untuk
menyampaikan pesan
e. Berbicara sambil berhadapan muka
f. Memberikan leaflet dan brosur untuk menambah
informasi
g. Memberikan dan menjelaskan kepada keluarga
pasien (bila didampingi) mengenai data pasien,
hasil pemeriksaan pasien dan tindak lanjut yang
harus dilakukan.