(1) Selama lima tahun terakhir, dari tahun 2015 hingga 2019, kapasitas pembangkit listrik di
Indonesia meningkat hampir sebesar 15 GW. Saat ini, kapasitas pembangkit listrik nasional
mencapai hampir 70 GW, yaitu 69,6 GW. Lima tahun yang lalu, kapasitas pembangkit listrik baru
hanya mencapai sekitar 54,7 GW.
(2) Pada tanggal 5 Februari 2020, Dirjen Ketenagalistrikan, Rida Mulyana, menghadiri Rapat
Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta. RDP membahas tentang
perkembangan Program Ketenagalistrikan Nasional, kendala dan hambatan pengembangan
ketenagalistrikan, dan lain-lain.
(3) Rida menjelaskan bahwa dari total kapasitas pembangkit listrik nasional, Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) masih mendominasi dengan kapasitas sebesar 34,7 GW atau sekitar 49,9%.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG/GU/MG) menempati posisi kedua dengan kapasitas sebesar
19,9 GW atau sekitar 28,6%. Sedangkan kapasitas pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan
(EBT) mencapai sekitar 10,3 GW atau sekitar 14,8%, dan PLTD sekitar 4,6 GW atau sekitar 6,7%.
(4) Dalam hal kepemilikan pembangkit listrik, PT PLN (Persero) memiliki kapasitas pembangkit
tenaga listrik terbesar dengan 42,35 GW (60,9%), diikuti oleh pengembang listrik swasta/IPP
sebesar 18,12 (26,0%). Pemegang Izin Operasi (IO) menempati posisi ketiga dengan kapasitas
sebesar 5,46 GW (7,8%), sedangkan Private Power Utility/PPU memiliki kapasitas sebesar 3,58
GW (5,1%), dan sisanya dimiliki oleh pemerintah sebesar 0,05 GW (0,1%).
(5) Rida menambahkan bahwa dalam lima tahun ke depan, yaitu dari tahun 2020 hingga 2024,
rencana infrastruktur pembangkitan tenaga listrik mencapai kapasitas total 27,28 GW. Dari total
kapasitas tersebut, 67% berasal dari pembangkit fosil sebesar 18,28 GW dan 33% berasal dari
pembangkit EBT sebesar 9,05 GW. Selain itu, terdapat juga kapasitas terpasang pembangkit
Program 35.000 MW sebesar 20,62 GW yang direncanakan dapat selesai hingga tahun 2024.
(6) Rida juga mengatakan bahwa kapasitas pembangkit EBT yang mencapai 9,05 GW tersebut
sudah mempertimbangkan penciptaan pasar untuk pembangkit EBT dengan total kapasitas
sebesar 2,24 GW yang tersebar di seluruh Indonesia.
4. Manakah pernyataan yang benar mengenai pembangkit listrik dari EBT (Energi Baru
Terbarukan)?
A. Persentase Pembangkit lIstrik EBT baru yang dibangun semakin bertambah jika kita
membandingkan pembangunan kurun waktu 2015-2019 dengan kurun waktu
2019-2024.
B. Dari data yang disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah belum terlalu
berkomitmen membuat pembangkit listrik EBT, terbukti persentase kepemilikan
pemerintah jauh lebih kecil daripada swasta bahkan PT PLN sendiri
C. Pemegang Izin Operasi (PIO) memiliki saham kepemilikan sekitar 8% dari seluruh
pembangkit listrik EBT.
D. Pasar Pembangkit Listrik EBT masih harus dicari karena baruh mencapai 2,24 GB di
seluruh Indonesia dari 9,05 GW yang dihasilkan.
E. Semua pernyataan A-D salah.
5. Informasi apa yang tidak dapat disimpulkan dari teks bacaan tersebut mengenai Rapat Dengar
Pendapat dengan DPR pada 5 Februari 2020?
A. Ada tiga bahasan pokok yang disampaikan.
B. Penyampaian data dilakukan oleh Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana.
C. Komisi VII DPR RI mempunyai ruang lingkup kerja yang mencakup energi, riset dan industri.
D. Satuan besaran yang mengukur kemampuan produksi energi oleh pembangkit listrik
dinyatakan dengan GW.
E. Pihak Dirjen Ketenagalistrikan termasuk bagian dari lembaga DPR yang mengurusi masalah
energi listrik di Indonesia.
Teknologi SONAR
Teknologi SONAR dapat digunakan untuk sistem navigasi dengan bunyi pantul ultrasonik.
Pada perangkat kamera, teknologi SONAR berguna untuk mendeteksi jarak benda yang akan
difoto.
Pada kendaraan mobil, teknologi SONAR dapat digunakan untuk mendeteksi jarak
benda-benda yang ada di sekitar mobil. Pada pengukuran kedalaman laut, teknologi SONAR
digunakan untuk mengukur kedalaman laut dengan cara meletakkannya di bawah kapal.
Prinsip kerja SONAR adalah berdasarkan pemantulan gelombang ultrasonik.
SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik yang disebut
transmitter (emitter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema)
yang disebut sensor (receiver). Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter (pemancar)
yang diarahkan ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat
penerima (receiver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan
sampai gelombang diterima kembali, maka dapat ditentukan nilai jarak atau kedalaman laut.
Ini bagian dari artikel yang telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian, Persamaan hingga
Contoh Gelombang Bunyi dan Penerapannya",
https://katadata.co.id/intan/berita/614c79a9272fe/pengertian-persamaan-hingga-contoh-gelombang-bunyi
-dan-penerapannya. Penulis: Niken Aninsi; Editor: Intan
(1) Mata adalah indra penglihatan. Mata merupakan organ indra khusus untuk menerima gambar
visual yang akan dibawa ke otak. Indra penglihatan juga disebut fotoreseptor, karena mata
sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Saat menangkap cahaya dan warna, mata akan
mengirimkannya ke otak untuk ditafsirkan.
(2) Di dalam mata terdapat beberapa bagian sebagai proses penglihatan. Bagian-bagian tersebut
memiliki fungsinya masing-masing. Cara kerja dari mata kita adalah menerima, memfokuskan,
dan mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang menghasilkan bayangan objek yang
kemudian ditangkap oleh retina mata. Bayangan objek yang ditangkap retina akan dikirimkan
ke otak melalui saraf optik untuk kemudian diolah menjadi gambar yang mampu kita lihat
secara nyata.
(3) Mata kita memiliki kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan kecembungan
lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat mata yang
disebut daya akomodasi mata. Mata sendiri harus mengubah kelengkungan lensa mata untuk
melihat benda-benda pada jarak tertentu. Ketika lensa mengubah kelengkungannya, terjadi
mekanisme fisika, yaitu perubahan jarak titik fokus lensa. Organ yang bertugas dan berfungsi
mengatur daya akomodasi mata adalah otot siliar.
(4) Cara kerja dari lensa mata adalah memastikan bayangan selalu jatuh tepat di retina. Pada
benda berjarak dekat, lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang).
Sedangkan, pada saat melihat jauh, lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendur). Daya
akomodasi mata manusia memiliki keterbatasan, sehingga memerlukan bantuan lensa untuk
memperjelas pandangannya pada objek yang dilihat.
9. Dari bacaan di atas, urutan yang tepat dari bagian-bagian mata yang bekerja dalam proses
penglihatan adalah ….
A. fotoreseptor - lensa - otot siliar - retina - otak
B. otot siliar - lensa - retina - otak
C. lensa dan otot siliar - retina - otak
D. fotoreseptor - otot siliar - lensa - otak - retina
E. retina - lensa dan otot siliar - otak
(1) KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam pro dan kontra menghampiri rencana pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang menyoroti soal dampak hingga alokasi
anggaran yang harus dikeluarkan.
(2) Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Saleh Abdurrahman menjelaskan
untuk beberapa tahun mendatang merujuk paparan International Energy Agency (IEA) maka
sektor Energi Baru Terbarukan diproyeksikan mengalami peningkatan.
(3) Saleh melanjutkan, sesuai prioritas pengembangan energi maka nuklir sendiri diprediksi masih
akan menjadi pilihan terakhir. Adapun, berbagai hasil kajian yang dikeluarkan sejumlah
lembaga disebut sebagai patokan bagi para investor.
(4) Sementara itu, Ahli Teknologi Energi Puji Untoro memaparkan sejumlah resiko yang mungkin
timbul dari pembangkit nuklir yakni ledakan PLTN hingga dampak limbah PLTN. "Saat operasi
pembangkit, ada beberapa kejadian yang menyebabkan kecelakaan atau bahkan ledakan
nuklir itu sendiri," jelas Puji.
(5) Ia menambahkan, pengolahan limbah termasuk dalam hal yang kerap dikhawatirkan dalam
pembangunan PLTN. Pasalnya umur limbah bisa mencapai ribuan tahun dan memancarkan
radiasi yang akan berdampak pada manusia dan lingkungan sekitar.
11. Dari bacaan tersebut hal yang mungkin menjadi faktor “pro” untuk pembangunan PLTN adalah
….
A. PLTN adalah energi yang didukung oleh IEA
B. PLTN didukung oleh banyak investor
C. Walaupun beresiko, PLTN tetap dapat dilakukan asalkan pengolahan limbahnya dapat
dilakukan dengan hati-hati
D. PLTN merupakan salah satu sumber energi terbarukan
E. Staf ESDM harus senantiasa merujuk kepada IEA