Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IKATAN ATOM DALAM MOLEKUL

Sebuah molekul merupakan grup netral secara ektris yang mengikat atom dengan cukup
kuat sehingga berperikaku sebagai partikel tunggal. Molekul terdapat karena energy sistem
gabungan lebih kecil dari sistem terpisah dari atom yang tak berinteraksi.

1. Terbentuk ikatan kovalen


Ikatan kovalen terbentuk dari satu atau lebih pasangan elektron yang diperoleh kedua
atom Contohnya adalah H2.
2. Terbentuk ikatan ionic
Ikatan lonik mnerupakan satu atau lebih elektron dari satu atom yang ditransfer
dengan yang lain dan menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang menarik satu dengan
yang lain. Sebagai contoh yaitu gara, batu, NaCl, dimana ada ikatan antara ion-ion Na +
dan Cl-. Ikatan Ionik biasanya tidak menghasilkan pembentukan molekul.
3. Tidak terbentuk Ikatan
Jika struktur ekktron kedua atom saling bertumpangan, ekktron membentuk sistem
tunggal, dan menurut prinsip eksklusi tidak terdapat dua elektron dalam sistem semacam
itu yang berada dalam keadaan kuantum yang sama.

2.2 TINGKAT-TINGKT ENERGI RATASIONAL MOLEKULAR

Keadaan energi mokular ditimbulkan olkh rotasi (perputaran) molekul secara keseluruhan
dan oleh vibrasi (getaran) atom pembangun relatif terhadap yang lain dan juga oleh perubahan
kongfigurasi elektronik. Keadaan rotasional terpisah oleh seang energi yang sangat kecil
(biasanya sekitar 10-3 eV), dan spektrum yang timbul dari transisi antara keadaan ini terdapat
daam daerah mikro gelombang dengan panjang gelombang diantara 0,1 mm hingga 1 cm).
Keadaan vibrasional terpisah olkh selang energi yang lebih besar (biasanya sekitar 0,1 eV) dan
spektrum vibrasional terdapat dalam daerah inframerah dengan panjang gelombang 10.000 Å
hingga 0,1 mm.
Keadaan elektronik molekular memiliki energi lebih tinggi, dengan pisahan antara tingkat
energi elektron valensi beberapa eV dan spektrumnya terdapat dalam daerah cahaya tampak dan
daerah ultra ungu.

Gambaran terperinci suatu molekul tertentu sering bisa didapat dari spektrumnya, termasuk
panjang ikatan, konstan gaya, dan sudut ikatan. Untuk menyederhanakannya di sini hanya
ditinjau molekul dwiatom, tetapi garis besarnya berkku juga untuk mokekul yang lebih rumit.
Momen inersia (momen kelembaman) molekul ini terhadap sumbu yang melahui pusat massa
dan tegak lurus pada garis yang menghubungkan kedua atom ialah :

Dimana r1 dan r2 menyatakan jarak atom 1 dan 2 berurutan dari pusat massanya, karena

Sesuai dengan definisi, momen inersia dapat ditulis

Persamaan (5) menyatakan bahwa rotasi molekul dwiatom setara dengan rotasi partikel
tunggal bemassa m (sekitar sumbu yang terketak pada jarak R).

Gambar : Sebuah molekul dwiatom dapat berotasi sekitar pusat massanya


Tingkat energi terendah molekul dwiatom timbul dari rotasi sekitar pusat massanya. Kita
dapat menggambarkan sebuah molekul seperti itu terdiri dari dua atom bemassa m dan m2 yang
berjarak R seperti dalam gambar 4. Dengan massa tereduksi

Momentum sudut L darI molekul itu sebesar.

Dengan w menyatakan kecepatan sudut. Momentum sudut sealu terkuantisasi dalam alam
seperti yang telah kita kenal. Jika kita beri lambang bilangan kuantum rotasional dengan J, kita
dapatkan

Energi molekul yang berotasi ialah ½ ,sehingga tingkat energinya

Penyebab bahwa rotasi ini dapat diabaikan adalah massa atom hampir seluruhnya
terkonsentrasi dalam intinya yang jejarinya hanya sekitar 10-4 kali jejari atom itu sendiri
Konstribusi utama terhadap momen inersia molekul dwiatom terhadap sumbu simetrinya datang
dari elektron yang terkonsentrasi dalam daerah yang jejarinya terhadap sumbu kira-kira setengah
panjang ikatan R tetapi massa totalnya sekitar 1/4000 massa molekular total (Athur Beiser, 2003:
283). Karena tingkat energi rotasional yang dijinkan berbanding lurus denga 1/I terhadap sumbu
simetri harus terpaut energy 10 kai harga E, rotasi ujung ke ujung. Jadi energi sekurang-
kurangnya berapa eV terpaut pada tiap rotasi terhadap sumbu simetri molekul dwiatom. Karena
energi ikat berada dalam orde besar, dengan demikian molekul itu mempunyai peluang besar
untuk berdiosiasi dalam lingkungan dimana rotasi semacam itu dapat tereksitasi.
Spektrum rotasional timbul dari transisi antara keadaan energi rotasional. Hanya mokekul
yang dapat memiliki momen dwikutub listrik dapat menyerap atau memancarkan foton
elektromagnetik dalam transisi seperti itu, ini berarti molekul dwiatom tak berkutub (nonpolar)
seperti H, dan molekul poliatom simetrik seperti Co, dan CH, tidak menimbulkan spektrum
rotasional (Athur Beiser, 2003 284). Namun, transisi antara keadaan rotasional dalam molekul
seperti H2, CO, dan CH, dapat juga terjadi ketika tumbukan. Untuk molekul dwiatom tegar
kaidah seleksi untuk transisi rotasional adalah

Dalam praktek, spektrum rotasional selalu diperoleh dari absorpsi (penyerapan), sehingga
setiap transisi yang didapatkan menyangkut perubahan beberapa keadaan awal bilangan kuantum
J ke bilangan kuantum ebih tinggi berikutnya J+1. Dalam kasus mokkul tegar, frekuensi foton
yang diserap ialah
2.3 TINGKAT-TINGKAT ENERGI VIBRASIONAL MOLEKULAR

Energi vibrasional adalah energi kinetik dan energi potensial yang dimiliki molekul untuk
gerakan vibrasional. Menurut Djoko Arisworo, dkk, gerakan vibrasional itu sendiri merupakan
gerakan partikel zat padat yang bergetar. Jika cukup tereksitasi, sebuah molekul dapat bervibrasi
(bergetar) seperti juga berotasi Seperti sebelumnya, hanya akan kita tinjau molekul dwiatom.

Dalam daerah sekitar titik minimum kurva di atas yang bersesuaian dengan konfigurasi
nomal molekul, bentuk kurvanya mendekati sebuah paraboh. Maka dalam daerah ini berlaku

dengan R0 menyatakan jarak kesetimbangan antar atom. Gaya interatomik yang menimbukan
energi potensial bisa didapatkan dengan mendiferensiasi V:

Gaya ini merupakan gaya pemulih yang ditimbulkan oleh pegas yang teregang atau
terkompresi -hukum gaya Hooke- dan seperti juga pegas, sebuah molekul yang tereksitasi
secukupnya dapat melakukan osilasi harmonik sederhana.
Secara klasik, frekuensi benda bervbrasi bermassa m berhubungan dengan pegas pada
konstan gaya k ialah

Apa yang kita dapatkan dalam kasus molekul dwiatom ialah situasi agak berbeda dari dua
benda bermassa m1 dan m2 yang dihubungkan oleh pegas seperti pada gambar di bawah ini

Tanpa medan eksternal momentum linear sistem konstan, sehingga osilasi bendanya tidak
mempengaruhi gerak pusat massanya. Karena alasan tersebut m dan m2 bervibrasi bolak-balik
rehtif terhadap pusat massanya daam arah yang berlawanan, dan keduanya mencapai titik ujung
gerak masing-masing pada saat yang sama. Frekuensi osilasi dari osilator dua benda seperti itu
ialah

dengan massa tereduksi m' dari persamaan pada pembahasan tingkat rotasional disubstitusikan
untuk m.

Jika persoalan osilator-harmonik dipecahkan secara mekanika-kuantum, energi osilator ini


didapatkan terbatas pada harga dengan v menyatakan bikangan kuantum vibrasional, yang dapat
mengambil harga

dengan v menyatakan bilangan kuantum vibrasional, yang dapat mengambil harga v = 0, 1, 2,


3, ...
Keadaan vibrasional terendah (v 0) mempunyai energi berhingga ½hvo, tidak sama dengan
O seperti hukum klasik, hasil ini berkesuaian dengan prinsip ketaktentuan, karena jika partikel
yang berosilasi stasioner, ketaktentuan dalam kedudukan Ax = 0 dan ketaktentuan dalam
momentum harus menjadi tak berhingga - dan partikel dengan E 0 tidak bisa memiliki
momentum yang ketentuannya tak berhingga. Dari dua persamaan sebelumnya dapat kita ketahui
tingkat energi vibrasio nal sebuah molekul dwiatom dientukan oleh

Keadaan vibrasional yang lebih tinggi dari sebuah molekul mengikuti persamaan (20)
karena aproksimasi parabolik untuk kurva energi potensialnya makin tidak cocok untuk energi
yang makin tinggi. Sebagai hasilnya, jarak antara tingkat energi yang berdekatan untuk v tinggi
kurang dari jarak antara energi yang berdekatan untuk tingkat dengan v rendah seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah ini:

2.4 SPEKTRUM MOLEKULAR

Energi rotasi dan vibrasi dalam sebuah molekul ditimbulkan oleh gerak inti atomiknya,
karena pada dasarnya inti menampung semua massa molekul yang ditinjau. Eektron molekular
dapat tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan dasar molekul
tersebut, walaupun jaraknya lebih besar dari pada jarak antara tingkat rotasional dan vibrasional.
Transisi ektron melibatkan radiasi bagian cahaya tampak atau ultra ungu dari spektrum, dengan
masing-masing transisi muncul sebagai deretan garis-garis yang berdekatan yang disebut pita.
Pita muncul karena keadaan rotasional dan vibrasional yang berbeda- beda untuk masing-masing
keadaan ekektronik.

Semua molekul menimbulkan spektrum elektronik, karena perubanan momen dwikutub


sehlu menyertai konfigurasi elektronik sebuah molekul. Jadi molekul homonuklir, seperti H2 dan
N2 yang tidak memeiliki spektrum rotasional atau vibrasional karena molekul ini tidak memiliki
momen dwikutub permanen, walaupun demikian molekul itu memiliki spektrum elektronik yang
mengandung struktur halus rotasional dan vibrasional yang mengijinkan momen inersia dan
konstan gaya ikatannya diteliti.

Eksitasi elektronik dalam molekul poliatom sering menimbulkan perubahan bentuk


molekul yang dapat ditentukan dari struktur halus rotasional dalam spektrum pita. Asal mula
perubahan yang seperti ini terletak pada karakter yang berbeda dari fumgsi gebmbang dari
elektron dalam keadaan yang berbeda yang menimbukan geometri ikatan yang bersesuaian
dengan perbedaan tersebut.

Terdapat berbagai cara dimana mokekul dalam keadaan elektronik tereksitasi dapat
kehilangan energi dan kembali ke keadaan dasar, molekul bisa hanya memencarkan foton
berfrekuensi sama dengan foton yang diabsorbsinya, sehingga kembali ke keadaan dasar dengan
langkah tunggal. Kemungkinan yang lain ialah fluresensi (pendaran) dimana molekul bisa
memberikan sebagian dari energi vibrasionalnya ketika bertumbukan dengan molekul lain,
sehingga transisi radiatif ke bawah berasal dari tingkat vibrasional rendah pada keadaan
elektronik yang atas. Jadi radiasi floruresensi berfrekuensi lebih rendah dari radiasi yang diserap.
Flouresensi yang terekstasi oleh cahaya ultraungu mempunyai banyak pemakaian, terutama
dalam identifikasi mineral dan senyawa biokimiawi.

Dalam spektrum molekular dan atomik, transisi radiasi dalam keadaan elektronik yang spin
totalnya berbeda terlarang. Tumbukan antara molekul dapat mengalami transisi tanpa radiasi ke
tingkat vibrasional yang kbih rendah yang eneginya mungkin hampir sama dengan tingkat
eksitasi trikembar, jadi terdapat peluang tertentu untuk terjadi pergeseran ke arah keadaan
trikembar. Tumbukan selanjutnya dari molekul dalam keadaan trikembar itu akan membawa
energi molekul ke bawah titik penyebrangan, sehingga terperangkap dalam keadaan trikembar
dan akhirmya mencapai tingkat v = 0. Transisi radiatif dari keadaan trikembar ke keadaan
tunggal “terlarang” menurut kaidah sekeksi yang berarti bisa terjadi, tapi peluangnya sangat
kecil. Transisi semacam ini mempunyai setengah umur sangat panjang dan radiasi fosforesen
yang terjadi dapat terpancar bemenit- menit, bahkan berjam-jam setelah absorbsi semula.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser,Arthur.1981.Konsep Fisika Modern.Jakarta : Erlangga

https://www.slideshare.net/mobile/AbuHanif18/tugas-ringkasan-materi-bab-8-fisika-modern-
tentang-molekul-di-amp-andi

Anda mungkin juga menyukai