KELOMPOK 7
OLEH:
JELITA AMANDA
LARASATI
TIRANI PUSPITASARI
Guru Pembimbing:
2024/2025
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan suatu sistem yang memanfaatkan aliran dari
air kemudian di ubah menjadi energi listrik. Secara umum, PLTA adalah mesin konversi energi yang
terdiri dari dam, reservoir, penstock, turbin, draft tube, power house dan electricity terminal. orang
pertama yang berhasil membangun pembangkit listrik tenaga air pertama di dunia adalah Nikola tesla
, dengan memanfaatkan kekuatan air terjun/waduk sebagai salah satu bahan komponennya dan mulai
dikembangkan pada tahun 1770an oleh Bernard Forest De Belido.
Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang kompetitif untuk energi
terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak seperti pembangkit batu bara atau gas.
Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 - 5 sen dolar
AS per kilowatt-jam.
Dengan bendungan dan reservoir juga membuatnya sumber listrik yang fleksibel karena
listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan. Ketika sebuah kompleks
tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah langsung dan tingkat gas rumah kaca yang
relatif lebih rendah daripada pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak
hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik
yang ada menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.
Dalam suatu sistem PLTA, turbin merupakan suatu peralatan utama selain generator. Sistem
kerjanya adalah dengan memanfaatkan arus aliran air dari sungai kemudian di tampung pada sebuah
dam (bendungan) yang kemudian dialirkan pada suatu rangkaian pipa agar energi potensial air dapat
diubah menjadi energi kinetik.
Pada akhirnya energi kinetik akan diubah kembali menjadi energi mekanis untuk
menggerakan atau memutarkan turbin. Hal ini yang menyebabkan generator seporos dengan turbin
dapat berputat, maka dengan proses itu terjadi induksi elektromagnetik yang menghasilkan energi
listrik.
Air di dalam bendungan atau dam dapat dinyatakan dengan persamaan P air=pgQh. Daya ini
dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan geberator listrik.
Coba anda perhatikan gambar berikut ini!
Apakah potensi daya air dapat diubah seluruhnya menjadi energi listrik? Energi air yang
digunakan untuk menggerakkan turbin dan generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
tidak seluruhnya dapat dikonversi menjadi energi listrik. Dengan menggunakan konsep efisien, maka
besarnya daya yang dapat dihasilkan oleh suatu PLTA dapat dinyatakan sebagai berikut.
P PLTA =NPGQh
Dengan
n = efisien PLTA
Contoh Soal:
Air terjun setinggi 10 m dengan debit 40 m³/s dimanfaatkan untuk memutar turbin yang
menggerakkan generator listrik. Jika 30% energi air dapat diubah menjadi energi listrik dan g = 10
m/s² , tentukan daya keluaran generator
Diketahui: h = 10 m
Q = 40 m³/s
η = 30%
g = 10 m/s²
Ditanya: Pk
Penyelesaian:
Pk = ηρQgh
= 30/100.1000.40.10.10
= 30.1000.40
Pk = 1200000 W = 1200 kW
Pemanfaatan energi dari air untuk pembangkitan listrik tidak hanya seperti yang diuraikan di
atas saja, tetapi energi listrik dari air dapat ditemukan pada fenomena seperti gelombang laut, pasang
surut air laut, dan tekanan osmosis. Gambar berikut ini menunjukkan skema pembangkit listrik yang
memanfaatkan fenomena-fenomena tersebut.
Sebagai contoh, kegiatan pengolahan kayu untuk kertas (pulp) menghasilkan produk samping yang
tidak terpakai, seperti serbuk gergaji, kulit kayu, cabang dan ranting kayu serta daun.
• Limbah perkotaan Paska pembangunan perumahan, rumah toko (ruko), dan kegiatan
pembangunan fisik lainnya menghasilkan limbah bahan organik yang signifikan dan
merupakan sumber energi terbarukan.
Limbah kertas, karton, kayu, dan limbah perkarangan adalah contoh dari proses residu sumber
daya biomassa dari limbah perkotaan.
• Limbah hewan Kegiatan industri perternakan dan hewan menciptakan limbah binatang yang
merupakan sumber bahan organik yang kompleks serta dapat mencemari lingkungan.
Limbah ini dapat digunakan untuk membuat banyak produk, termasuk energi.
Keuntungan:
1. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang tersedia secara luas, sebab bahan
organik hasil limbah sifatnya pun tak terbatas.
2. Biomassa bersifat netral karbon, maksudnya yaitu jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer
sama dengan jumlah yang diserap.
3. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
4. Biaya lebih murah dari bahan bakar fosil.
5. Produksi biomassa dapat menambah pendapatan produsen, misalnya dari penghasil sampah.
6. Produksi biomassa dari limbah secara lebih menguntungkan, tentunya juga dapat memberi
nilai tambah dari sampah yang dihasilkan.
7. Mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kekurangannya:
1. Energi biomassa tidak seefisien bahan bakar fosil, bahkan beberapa contoh biofuel harus
diberi penambahan bahan bakar fosil untuk meningkatkan efisiensinya.
2. Tidak sepenuhnya ‘bersih’. Biomassa memang netral karbon, tetapi jika dilihat kembali,
penggunaan limbah contohnya dari hewan justru dapat meningkatkan jumlah gas metana yang
berbahaya bagi lingkungan.
3. Dapat menuntun ke arah deforestasi, sebab kayu merupakan salah satu sumber utama energi
biomassa yang paling populer.
4. Tanaman penghasil biomassa dalam jumlah besar kemungkinan besar pula akan memakan
ruang yang lebih banyak