Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN OBSERVASI

GANGGUAN ADHD PADA ANAK USIA SEKOLAH


Teknik Pencatatan Menggunakan Checklist

I. Dasar Teori
American Psyhchiatric Association, Barkley (dalam Ormrod, 2009),
Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) biasanya memperlihatkan
kekurangan luar biasa dalam area-area ini, sebagaimana tercermin dalam
kriteria-kriteria berikut ini:
 Tidak perhatian (inattention). Siswa mengalami kesulitan
memusatkan dan mempertahankan perhatian terhadap tugas yang
diberikan. Mereka juga mengalami masalah mendengarkan dan
mengikuti arahan, membuat kesalahan yang ceroboh berulangkali,
dan perhatiannya mudah beralih ke aktivitas-aktivitas lain yang
menarik.
 Hiperaktif (hyperactivity). Siswa tampak memiliki energi yang besar
sekali. Mereka mudah gelisah, lalu-lalang di kelas pada saat yang
tidak tepat, atau sulit bekerja atau bermain dengan tenang.
 Impulsif (impulsivity). Siswa mengalami kesulitan mencegah
perilaku yang tidak sesuai. Mereka berkata-kata tanpa berpikir
terlebih dahulu, mulai mengerjakan tugas terlalu dini, atau terlibat
dalam perilaku yang beresiko atau desktruktif tanpa
mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensinya.

Menurut Barkley & Casey (dalam Ormrod, 2009), siswa yang


mengalami ADHD memiliki karakteristik tidak mampu menahan pikiran atau
tindakan yang tidak sesuai, atau kedua-duanya.
Karakteristik umum selain sikap tidak perhatian, hiperaktif, dan
impulsive, siswa yang diidentifikasi mengalami ADHD juga
mvemperlihatkan karakteristik-karakteristik berikut ini (Ormrod, 2014):
 Imajinasi dan kreativitas yang luar biasa

38
 Kesulitan dalam pemrosesan kognitif dan prestasi sekolah yang
buruk
 Masalah perilaku di kelas (misalnya suka mengganggu, tidak
menaati aturan)
 Kesulitan menafsirkan dan menganalisis berbagai situasi sosial
 Memperlihatkan reaksi emosional yang lebih besar (seperti mudah
tergugah, sikap bermusuhan) dalam interaksi dengan teman-teman
sebaya
 Jarang sekali menjalin hubungan pertemanan; kadangkala mendapat
penolakan yang seketika dari teman-teman sebaya
 Memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengonsumsi tembakau
dan alcohol di masa remaja

ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder) atau disebut juga


gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas adalah gangguan psikologis
dimana individu menunjukkan satu atau lebih karakteristik berikut dalam
waktu yang cukup lama: inatesi, hiperaktivitas, dan impulsifitas (dalam
Laura, 2014). Dalam gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD),
individu menunjukkan satu atau lebih dari karakteristik berikut: inatesi,
hiperaktivitas, dan impulsifitas. Menurut Jensen (dalam King, 2014) ADHD
merupakan salah satu gangguan paling umum ditemukan pada masa anak-
anak, dan perkembangan dalam diagnosis ini begitu luar biasa.
Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan
pemusatan perhatian/hiperaktivitas adalah gangguan perilaku yang timbul
pada anak dengan pola gejala restless atau tidak bisa diam, inattentive atau
tidak dapat memusatkan perhatian dan perilaku impulsive (Dwidjo, 2009).
 Inattentiveness atau tidak mampu memusatkan perhatian
Melamun, tidak dapat berkonsentrasi, kurang konsentrasi, sering
kehilangan barang-barang, gampang beralih perhatian, belum dapat
menyelesaikan tugas sendiri, ditunggu saat belajar, sering bengong,
lambat menyelesaikan tugas, mudah beralih kegiatan.

39
 Hiperaktivitas
Kegelisahan, tidak bisa diam atau restless, tangan dan kaki selalu
bergerak atau fidgety, tubuh bergerak tidak sesuai situasi, banyak
bicara, berlari-lari atau memanjat berlebihan, berjalan-jalan di kelas,
sering berbicara di dalam kelas, sering nyeletuk.
 Impulsiveness atau perilaku impulsif
Terlalu cepat memberi respon, terlalu cepat memberi jawaban saat
pertanyaan belum selesai, sering usil, mengganggu anak lain,
menyela pembicaraan orang lain, tidak sabaran, cepat bosan, tidak
dapat menunggu giliran, sering gusar bila keinginan tak terpenuhi,

ADHD (Attention Deficit and Hyper-activity Disorder) adalah


gangguan berupa kurangnya perhatian dan hiper-aktivitas (aktivitas yang
berlebihan). Gangguan ini juga dikenal sebagai Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiper-aktivitas (GPPH). ADHD sendiri sebenarnya adalah
kondisi neurologis (terkait dengan saraf) yang menimbulkan masalah dalam
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas, yang tidak sejalan
dengan perkembangan usia anak. Jadi, ADHD lebih ke kegagalan
perkembangan fungsi sirkuit/jaringan otak yang bekerja menghambat
monitoring dan control diri, bukan semata-mata gangguan perhatian seperti
asumsi selama ini (dalam Lusi, 2008).

Penyandang ADHD: Contoh bentuk perilaku di kelas


1. Anak tidak pernah bisa duduk di dalam kelas
2. Anak selalu bergerak
3. Anak melamun saja di kelas
4. Anak tidak dapat memusatkan perhatian pada proses belajar dan
cenderung tidak bertahan lama untuk menyelesaikan tugas
5. Anak yang selalu bosan dengan tugas yang dihadapi dan selalu bergerak
ke hal lain.

40
Perilaku yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan memusatkan
perhatian:
1. Ketidakmampuan memerhatikan detail atau melakukan kecerobohan
dalam mengerjakan tugas, bekerja atau aktivitas lain.
2. Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain.
3. Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain.
4. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas.
5. Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas.
6. Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang
memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah.
7. Sering kehilangan barang miliknya, missal: mainan, pensil, buku, dll.
8. Mudah terganggu stimulus dari luar.
9. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari.

Perilaku yang disebabkan oleh Hiperaktivitas-Impulsivitas:


1. Gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk.
2. Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain yang
seharusnya duduk tenang.
3. Berlari berlebihan atau memanjat-manjat yang tidak tepat situasi (pada
remaja atau dewasa terbatas pada perasaan tidak tenang/gelisah)
4. Kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan
5. Seolah selalu terburu-buru atau bergerak terus seperti mesin
6. Berbicara terlalu banyak
7. Sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan (impulsivitas)
8. Kesulitan menunggu giliran (impulsivitas)
9. Meyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain (impulsivitas)

Terkadang diiringi agresivitas:


1. Sering mendesak, mengancam, atau mengintimidasi orang lain
2. Sering memulai perkelahian
3. Menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain

41
4. Berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain
5. Menyiksa binatang
6. Menyanggah jika dikonfrontasi dengan korban dari perilakunya
7. Memaksa orang lain melakukan aktivitas seksual.

II. Tujuan Observasi


Observasi ini bertujuan:
1. Untuk mengamati secara umum perilaku anak yang memiliki gangguan
ADHD saat belajar

III. Prosedur
A. Merumuskan definisi operasional untuk tiap-tiap perilaku yang akan
diamati dan direkam
ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas yang
merupakan gangguan psikologis dimana individu menunjukkan satu atau
lebih karakteristik berikut dalam waktu yang cukup lama: inatesi,
hiperaktivitas, dan impulsifitas. ADHD dapat menjadi penghambat
monitoring dan menghambat control diri pada anak.
B. Menentukan target perilaku yang akan diamati
 Tidak perhatian (inattention)
Melamun
Kurang konsentrasi
Kehilangan barang-barang
Beralih perhatian
Tidak dapat menyelesaikan tugas sendiri
Ditunggu saat belajar
Lambat menyelesaikan tugas
Beralih kegiatan
 Hiperaktif (hyperactivity)
Gelisah
Tidak bisa diam atau restless

42
Tangan dan kaki selalu bergerak atau fidgety,
Tubuh bergerak tidak sesuai situasi
Berlari-lari berlebihan
Memanjat berlebihan
Berjalan-jalan di kelas saat belajar
Banyak bicara
 Impulsif (impulsivity)
Terlalu cepat memberi respon
Usil/mengganggu anak lain
Menyela pembicaraan
Tidak sabaran
Cepat bosan
Tidak dapat menunggu giliran
Gusar bila keinginan tak terpenuhi
C. Metode Observasi
Natural–Partisipan adalah metode pencatatan yang dilakukan secara
alami dan peneliti berinteraksi dengan subjek yang dipelajari dan
melakukan observasi dalam interaksi tersebut.
D. Metode Pencatatan Observasi
Mengamati dan merekam perilaku anak ADHD pada saat belajar dengan
menggunakan Checklist

43
E. Menyusun Instrumen Observasi
Instrumen Observasi Checklist

CHECKLIST
Anak ADHD

Observer : Nadia Khairani


Observee :B
Usia Observee : 10 tahun Jenis Kelamin : laki-laki
Metode Observasi : Natural-Partisipan
Tanggal Observasi : 24 November 2015 Pukul 10.30 hingga 11.00
Deskripsi singkat setting & situasi observasi:
Observasi dilakukan di sekolah Boyke, di dalam kelas pada saat jam belajar.
Ruangan kelas terdapat kolam bola, kursi dan meja belajar, lemari perlengkapan
siswa, matras, serta panjat tebing mainan setinggi kurang lebih 2 meter.
PETUNJUK:
Letakkan tanda () pada kolom ya, jika perilaku yang diamati muncul
Letakkan tanda () pada kolom tidak, jika perilaku yang diamati tidak muncul

No Perilaku yang diamati Ya Tidak

Tidak perhatian (inattention)


1 Melamun 
2 Kurang konsentrasi 
3 Kehilangan barang-barang 
4 Beralih perhatian 
5 Tidak dapat menyelesaikan tugas sendiri 
6 Ditunggu saat belajar 
7 Lambat menyelesaikan tugas 
8 Beralih kegiatan 
Hiperaktif (hyperactivity)

44
9 Gelisah 
10 Tangan dan kaki selalu bergerak atau fidgety, 
11 Tubuh bergerak tidak sesuai situasi 
12 Berlari-lari berlebihan 
13 Memanjat berlebihan 
14 Berjalan-jalan di kelas saat belajar 
15 Banyak bicara 
Implusif (impulsivity)
16 Terlalu cepat memberi respon 
17 Usil/mengganggu anak lain 
18 Menyela pembicaraan 
19 Tidak sabaran 
20 Cepat Bosan 
21 Tidak dapat menunggu giliran 
22 Gusar bila keinginan tak terpenuhi 

F. Kesimpulan Observasi
Observasi dilakukan oleh observer yang bernama Nadia Khariani dengan
observee yang berinisial B dengan jenis kelamin laki-laki, yang berusia 10 tahun.
Metode observasi yang digunakan yaitu Natural-Partisipan, dengan tanggal
observasi yaitu pada tanggal 24 November 2015 pukul 10.30 WIB hingga 11.00
WIB. Observasi dilakukan di sekolah subjek, di dalam kelas pada saat jam
belajar. Ruangan kelas terdapat kolam bola, kursi dan meja belajar, lemari
perlengkapan siswa, matras, serta panjat tebing mainan setinggi kurang lebih 2
meter.
Dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa selama observasi berlangsung
subjek menunjukkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan indikator yang telah
dijelaskan sebelumnya baik itu perilaku atensi, hiperaktif maupun implusif.
Perilaku atensi yang muncul pada subjek selama pengamatan yaitu kurang
konsentrasi saat belajar, kehilangan barang-barang, sangat mudah beralih

45
perhatian, tidak dapat menyelesaikan tugas sendiri, ditunggu oleh gurunya saat
belajar, lambat menyelesaikan tugas, mudah sekali beralih kegiatan saat sedang
belajar. Namun ada perilaku atensi yang tidak muncul pada subjek selama
pengamatan yaitu melamun. Perilaku hiperaktivitas yang muncul pada subjek
selama pengamatan yaitu tangan dan kaki selalu bergerak atau fidgety, tubuh
bergerak tidak sesuai situasi, dan subjek banyak bicara serta suka sekali
mengulang perkataan yang dikatakan oleh gurunya. Namun selama 30 menit
pengamatan ada 4 perilaku hiperaktif yang tidak muncul pada subjek yaitu
memanjat berlebihan, berlari-lari berlebihan, gelisah dan berjalan-jalan di kelas
saat belajar. Perilaku implusif yang muncul pada subjek yaitu terlalu cepat
memberi respon saat gurunya bertanya, suka menyela pembicaraan gurunya,
tidak sabaran saat mengerjakan tugas, cepat bosan saat mengerjakan suatu
pekerjaan. Namun ada 3 perilaku implusif yang tidak muncul pada subjek yaitu
usil/mengganggu anak lain, tidak dapat menunggu giliran dan gusar.
Dari hasil pengamatan menggunakan teknik checklist yang dilakukan
selama 30 menit, pada tanggal 24 November 2015, dapat ditarik kesimpulan
bahwa subjek adalah anak berkebutuhan khusus yang diindikasi sebagai anak
dengan gangguan ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder).

46

Anda mungkin juga menyukai