Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI LIPID

OLEH:

ICA YULIASTRI BAKARA

NIM : 2248201030

DOSEN PENGAMPUH : HELEN ANJELINA SIMANJUNTAK,S.Si,M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SENIOR MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut
dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform (Sloane 2003). Lipid memiliki berbagai
fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah menghasilkan energi yang dibutuhkan, menghasilkan
asam lemak esensial, pelumas di antara persendian, membantu pengeluaran sisa makanan, dan
memberi kepuasan cita rasa. Lipid merupakan sumber energi yang pekat, 1 gram lipid
memberikan 9 gram kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh akan disimpan dalam jaringan
adiposa sebagai energi potensial. Lipid adiposa ini tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/sub
cutaneus tissues sebanyak 50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan
dalam jaringan bagian dalam otot/intra muscular tissues sebanyak 5% (Suhardjo dan Kusharto
2010).

Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, tetapi terdiri dari beberapa golongan yang
berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa
golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia diartikan sebagai ester
dari asam lemak dan gliserol (Salirawati 2007).

Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil hidrolisis
lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan
berdasarkan jumlah atom C, ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak
ikatan rangkap (Sartika 2008).

Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2009), senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam
beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Lipid dibagi dalam tiga
golongan besar yaitu: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol,
contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes), (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang
mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida, (3) derivat lipid, yaitu senyawa
yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat), lemak susu
(milk fat), minyak ikan (fish oil), Berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam
dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan
basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid. Lemak yang
umum meliputi mentega, lemak hewan dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama
berasal dari tumbuhan, termasuk jagung biji kapas, zaitun, kacang dan biji kedelai, meskipun
lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur dasar organik
yang sama (Hart 2003).

Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam di alam. Kolesterol
terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol
terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan
syaraf. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena, dan
alkohol panas. Apabila konsentrasinya tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151 oC.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan
juga berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian, maka aliran darah akan
terganggu (Poedjiadi dan Supriyanti 2009).

Uji-uji lipid antara lain uji kelarutan, uji ketengikan,uji penyabunan, uji ketidakjenuhan, uji
akrolein, uji Salkowski, uji Lieberman-Buchard dan uji noda. Uji lipid ini dapat berguna untuk
analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut, analisis sifat
kepolaran pelarut, analisis keberadaan gliserin atau lemak, dan lain lain (Sartika 2008).

1.2 Tujuan Praktikum

1 .Mempelajari sifat dan golongan lipid melalui percobaan.

2 .Melakukan identifikasi uji kelarutan terhadap berbagai jenis pelarut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lipid

Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam air karena senyawa ini bersifat
nonpolar yang mana hanya dapat dilarutkan dengan senyawa nonpolar juga. Lipit adalah
sekelompok senyawa besar senyawa heterogen meliputi lemak, minyak, steroid, dan senyawa
terkait yang berikatan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Senyawa ini
merupakan konstituan makanan yang penting, tidak saja karena nilai energinya yang tinggi,
tetapi juga vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di lemak
makanan alami titik lemak disimpan di jaringan adipose. pengelompokan lipid dibagi
menjadi dua yang didasarkan pada identitas dan letak ketiga komponen asam lemak
penyusunnya nurasana. Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan titik lelehnya, lemak
berwujud padat pada suhu kamar, sedangkan minyak berwujud cair. leleh minyak dan
lemak tergantung pada strukturnya, umumnya meningkat dengan bertambahnya jumlah
atom karbon. Banyaknya ikatan ganda 2 karbon karbon dalam komponen asam lemak juga
sangat berpengaruh (Natsir, 2013).

Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk
hidup. Tubuh manusia mengandung lebih kurang 15% lipid. Lipid digunakan untuk senyawa-
senyawa yang sukar larut dalam air tetapi dalam pelarut organik seperti etanol, kloroform,
aseton, eter, dan lainlainnya (Sinaga, 2012). Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan agar
dapat bersirkulasi di dalam darah. Komponen utama lemak yang terdapat di dalam darah antara
lain kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut di dalam darah
dalam bentuk lipoprotein (Kurniawan, 2014).

Dalam lipoprotein terdapat empat kelas utama lipid terdiri dari : 1. Triasilgliserol (16%),
fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%). Empat kelompok utama
lipoprotein yang penting secara fisologis dan penting dalam diagnosis klinis, terdiri dari : (1)
Kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus; (2) Very Low
Density Lipoprotein (VLDL) yang berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol; (3) Low Density
Lipoprotein (LDL) yang menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme VLDL; dan (4) High
Density Lipoprotein (HDL) yang berperan dalam transport kolesterol dan pada metabolisme
VLDL dan kilomikron. Triasilgliserol adalah lipid utama pada kilomikron dan VLDL, sedangkan
2 kolesterol dan fosfolipid masing-masing adalah lipid utama pada LDL dan HDL (Murray et al,
2009).

Perubahan pola makan yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat dan rendah lemak berubah ke
pola makan baru yang rendah karbohidrat, tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke
arah yang tidak seimbang. Perubahan pola makan pada golongan tertentu menyebabkan masalah
gizi lebih berupa obesistas (kegemukan) sehingga berujung menjadi penumpukan lemak
menyebabkan banyak penyakit (Ujiani, 2015).

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh perubahan pola konsumsi adalah Penyakit Jantung
Koroner (PJK). Berdasarkan data World Health Organiszation (WHO), bahwa terjadinya
penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60% dari
seluruh penyebab kematian penyakit kardiovaskular, dengan jumlah kematian sebanyak 17 juta
pada tahun 2011 dengan penyakit jantung iskemik dan stroke. Faktor resiko kuat terjadinya
penyakit jantung koroner yaitu meningkatnya kadar lemak dalam darah atau sering dikenal
trigliserida sehingga terjadinya penyempitan pembuluh darah arteri akibat penimbunan lemak
(Santoso et al., 2009).

Pemeriksaan laboratorium merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan


dengan kegiatan pelayanan kesehatan lainnya untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan,
pencegahaan dan pengobatan penyakit serta pemulihan kesehatan perorangan ataupun
masyarakat. Dasar dari pemeriksaan laboratorium adalah pelayanan kesehatan berdasarkan bukti
pemeriksaan. Tujuan dari pemeriksaan laboratorium digunakan sebagai 3 penunjang diagnostik,
penetapan diagnostik, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta penentuan
prognosis. Seharusnya hasil pemeriksaan laboratorium memberikan mutu yang terbaik
(KeMenKes Nomor 1792, 2010).

Kegiatan pemeriksaan laboratorium dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pra-analitik,
analitik, dan pasca analitik. Dari masing-masing tahapan tersebut memberikan kontribusi
kesalahan yang berbeda-beda. Tahap praanalitik memiliki kesalahan sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25% dan kesalahan pasca analitik 14%
(Praptomo, 2018 ).
Salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan di laboratorium adalah pemeriksaan kadar
trigliserida. Trigliserida adalah bentuk utama dari lemak yang disimpan oleh tubuh, trigliserida
terdiri dari tiga molekul asam lemak yang dikombinasikan dengan molekul dari gliserol alkohol.
Trigliserida sebagian besar berasal dari makanan yang kita makan (KeMenKes Nomor 1792,
2010).

Lemak merupakan suatu Ester trigliserida dari gliserol dengan tiga asam lemak terikat pada
rantai utamanya 6 asam lemak yang berkaitan dengan trigliserida pada dasarnya merupakan
rantai karbon dengan gugus karboksir cooh pada salah satu ujungnya yang dapat bereaksi
dengan molekul lain. jumlah atom karbon pada asam lemak berkisar antara dua sampai
24 atom karbon dengan pembagian seperti asam lemak pendek rantai medium dan rantai
panjang titik semua lemak bahan pangan hewani dan sebagian besar minyak nabati
mengandung asam lemak rantai panjang titik cair asam lemak meningkat dengan bertambah
panjangnya rantai karbon tidak memiliki rumus molekul yang sama akan tetapi terdiri dari
beberapa golongan yang berbeda titik berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki,
lipi dibagi menjadi beberapa golongan yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Secara
kimia, lemak diartikan sebagai Ester dari asam lemak dan gliserol. Rumus umum lemak
yaitu R1: r2.2 R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon dari 3 sampai 23
tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17 (Salirawati, 2007).

2.1 Klasifikasi Lipid

Lipid adalah senyawa yang dapat disarikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik non polar.
Lipid merupakan komponen tidak larut dalam air yang berasal dari tumbuhan dan hewan (Pine,
1988). Pada umumnya klasifikasi lipida didasarkan atas kerangka dasarnya menjadi lipida
kompleks dan lipida sederhana . Contoh lipid sederhana antara lain : 1. Lemak (fat) merupakan
ester asam lemak dengan gliserol. 2. Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair 3. Wax
(malam) merupakan ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berat molekulnya tinggi.
Berbeda dengan lipid sederhana, lipid kompleks merupakan ester asam lemak yang mengandung
gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak, seperti fosfolipid dan glikolipid. Fosfolipid adalah
lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol, sedangkan
glikolipid adalah lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat. Lipid
kompleks lain juga meliputi 6 sulfolipid, aminolipid, dan lipoprotein Lipida kompleks dibagi
menjadi triasilgliserol, fosfolipida, sfingolipida, dan lilin, yang dapat dihidrolisis dengan alkali
dalam keadaan panas yang selanjutnya akan menghasilkan sabun. Lipida sederhana tidak dapat
diubah menjadi sabun, senyawa itu termasuk steroida dan terpene.

Komponen lipid juga dapat diklasifikasikan bedasarkan sifat polaristasnya. Berdasarkan


polaritasnya, lipid dibagi atas non-polar dan polar. Kelompok lipid yang bersifat non polar yaitu :
1. Alkana dan alkena : hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom karbon, berbentuk
jenuh atau tak jenuh. Hidrokarbon ditemukan pada serum manusia. Pada tumbuhan ditemukan
dalam bentuk karotenoid.

2. Lemak alkohol : merupakan alkohol aliphatik dengan hidrokarbon jenuh atau tak jenuh, denga
panjang 6-26 atom karbon.

3. Lilin : merupakan ester dari asam lemak dan alkohol rantai panjang

4. Sterol : ditemukan pada tanaman (fitosterol) dan hewan (kolesterol)

5. Tokoferol : merupakan vitamin E, yang ditemukan pada sumber minyak.

6. Trigliserida : tersusun atas gliserol dan asam-asam lemak. Kelompok lipid yang bersifat polar
umumnya merupakan penyusun membran sel, yang bersifat larut air.

Golongan lipid polar (Sikorski, 2007 :178-179) antara lain : 1. Fosfolipid : lipidyang berikatan
dengan fosfat 2. Glikolipid : lipid yang berikatan dengan komponen karbohdirat 3. Proteolipid :
lipid yang tersusun atas satu residu asam amino yang dihubungkan dengan asam atau alkohol
rantai panjang. Lipida yang dibentuk oleh hewan tingkat tinggi sebagian disimpan dalam bentuk
triasilgliserol. Biosintesa lipida ini penting sekali oleh karena kemampuannya yang amat terbatas
untuk menyimpan polisakarida. Pada hewan ini tingkat tinggi, kelebihan glukosa yang digunakan
sebagai bahan bakar diubah kedalam lemak melalui senyawa lain membentuk fosfolipida,
sfingolipida, dan lilin.

Lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun
adalah triasilgliserol, juga seringkali dinamakan lemak, lemak netral, atau trigliserida.
Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel
tumbuhan dan hewan tapi umumnya tidak dijumpai pada membrane. Triasilgliserol yang terdapat
di alam bersifat tidak larut dalam air. Senyawa ini memiliki gravitas spesifik yang lebih rendah
dari air, yang menyebabkan minyak membentuk lapisan atas pada bumbu salad campuran
minyak dan cuka. Triasilgliserol mudah larut didalam pelarut non polar, seperti chloroform,
benzene, atau eter, yang seringkali dipergunakan untuk ekstraksi lemak dari jaringan.
Triasilgliserol dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dan karenanya berbentuk cair pada
suhu kamar, dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh hidrogenasi sebagi gandanya.
Jika terkena udara, triasilgliserol yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung
mengalami proses autooksidasi. Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak yang
memiliki dua atau lebih ikatan ganda, menghasilkan produk kompleks yang menyebabkan rasa
dan bau menyimpang pada lemak yang mengalami ketengikan. Lilin adalah ester asam lemak
berantai panjang yang jenuh dan tidak jenuh (mempunyai atom karbon dari 16 sampai 9 22).
Lilin dibentuk dan dipergunakan dalam jumlah besar pada kehidupan laut, terutama pada
organisme plankton, yang menggunakan lilin sebagai bentuk penyimpanan utama dari bahan
bakar penghasil kalori (Lehninger, 1993).

Triasilgliserida cepat menjadi tengik menimbulkan bau dan cita rasa tidak enak apabila dibiarkan
pada udara lembab pada suhu kamar. Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalis oleh enzim
lipase, ada didalam bakteri di udara. Ketengikan hidrolitik dapat dicegah atau ditunda dengan
menyimpan bahan makanan dalam lemari pendingin. Lipida berpartisipasi baik secara langsung
maupun tidak langsung didalam aktivitas-aktivitas metabolisme. Lipida mempunyai beberapa
fungsi, yaitu sebagai sumber energi utama, sebagai activator enzim, dan sebagai bagian-bagian
dari system transportasi electron di bagian dalam membrane mitokondria (Conn, 1987).
BAB III

ALAT,BAHAN & PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

Alat yang digunakan yaitu : tabung reaksi, batang pengaduk, pipet volume.

2. Bahan

Bahan bahan yang digunakan yaitu : Minyak goreng, akuades, mentega, Bensin, eter, alkohol
95%, NaOH 1,0 N, gliserol, padatan 1, HgCl; padat, H₂O₂, HCI CaCO, padat, H ₂SO kolesterol,
dan KHSO.

3.Prosedur Kerja

a. Uji Kelarutan

*Masukkan kedalam 5 tabung reaksi 1 ml. minyak goreng. Kemudian tambahkan pada

Tabung 1:1 mL air

Tabung II: 1 ml. bensin Tabung III: 1 mL alkohol 96% (digin & parus)

Tabung IV: 1 mL eter Tabung V1 mL NaOH 1,0 N

*Masing-masing tabung diaduk hingga larutan tersebut homogen. Didiamkan beberapa menit,
kemudian amati yang terjadi dan dicatat

*Ulangi langkah yang sama untuk sampel lemak yang lain.

b. Uji Akrolein (Reaksi Dehidrasi)

*Masukkan bubuk halus KHSO, padat sebanyak kira-kira 0,5 cm kedalam tabung reaksi. Catatat:
gunakan tabug reaksi pyrex.

*Teteskan 3-4 tetes sampel kedalam tabung Panaskan hati-hati diatas nyala api

*Perhatikan bau yang terbentuk. Jika pemanasan dilakukan secara mendadak dan kuat, maka
akan terbentuk SO: yang baunya merangsang seperti akrolein (bau walang sangit)
*Bandingkan baunya dengan sampel gliserol.

*Lakukan percobaan dalam lemari asam!

c. Uji Ketidakjenuhan (Reaksi Adisi)

*Sediakan 3 buah tabung reaksi dalam keadaan bersih dan kering

*Masukkan 1 mL. kloroform dan 2 ml minyak kelapa 2% kedalam tabung pertama,1 ml


kloroform dan 2 ml margarin 2% kedalam tabung kedua, dan I ml. kloroform 2 mL dan lemak
padat (lemak lembu) 2% kedalam tabung ketiga

*Teteskan larutan Hubi (lodium) kedalam setiap tabung, goyangkan pada setiap penambahan
lodium.

*Hitung jumlah tetesan sampai warna larutan Hubi tidak hilang.

*Bandingkan dan terangkan apa yang terjadi

Larutan Hubi:

Campurkan larutan 26 g lodium dalam 500 ml etanol 95% dengan larutan 30 g HgCl, dalam 500
ml etanol 95%

d. Uji Ketengikan (Modifikasi Jacobs)

*Masukkan 5 ml minyak kelapa kedalam tabung reaksi (ukuran besar) atau erlenmeyer (ukuran
kecil) kering, tambahkan 5 ml. HCl pekat

*Sediakan sebuah sumbat yang telah dilengkapi (tergantung) dengan kertas phlorogluxinol
dalam eter 0,1%.

*Masukkan hablur CaCO, atau 5-6 gumpalan CaCO, dan segera tutup dengan sumbat karet yang
dijepit kertas phlorogluinol sehingga kertasnya tergantung.

*Biarkan 10-20 menit, lalu perhatikan perubahan warna pada kertas tersebut. Apabila kertas
berwarna merah muda berarti bahan yang dicoba sudah tengik. Kepekatan warna yang terbentuk
menentukan derajat ketengikan bahan.

e. Penyabunan
1. Masukkan 4-5 tetes sampel kedalam tabung reaksi Tambahkan akuades 3 mL.

2. Tambahkan 1 mL KOH. Kemudian panaskan sampai mendidih (kurang lebih 1-2 menit). Lalu
kocok

3. Amati dan catat hasil yang terjadi. Ulangi langkah yang sama untuk basa NaOH Bandingkan
hasil yang terjadi.
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil

a. Uji Kelarutan

SAMPEL HASIL KETERANGGAN


Zaitun + NaOH Tidak larut

Zaitun + Eter Larut

Zaitun + Air Tidak larut


Zaitun + Cloroform Larut

Zaitun + Alkohol Tidak larut

b. Uji Akrolein

Sampel Keterangan
Zaitun + KHSO4 Berbau menyengat
KHSO4 + Gliserol Tidak berbau
Mengandung lipid tapi tidak gliserol

c. Uji Kolesterol
i. Sampel diteteskan pada tabung reaksi sebanyak 2 ml + kolofrom 2 ml + asam asetat pekat 2-3
tetes.

Gambar : Uji identifikasi kolesterol i

Hasil : Tidak ada warna ketika sampel dicampur dengan clorofrom, jadi tidak mengandung
kolestrol karna tidak mengandung kolestrol jadi minyak zaitun tidak mengandung Kristal.
ii. Sampel diteteskan pada tabung reaksi sebanyak 2 ml + clorofrom 2 ml + asam asetat + asam
sulfat.

Gambar : Uji identifikasi kolesterol ii

Hasil : Ada warna kuning keemasan ketika sampel dicampur dengan clorofrom,asam asetat, dan
asam sulfat.

d. Penyabunan
Sampel 5 tetes + auadest 5 ml + 1 ml KOH dipanaskan 3 menit

Gambar : Uji penyabunan

Hasil : berbuhi dan menghasilkan gelembung.

4.2 Pembahasan

Pada tes kelarutan didapat hasil bahwa minyak zaitun tidak larut pada pelarut NaOH, air, dan
alkohol. Dan pada pelarut eter, clorofrom minyak zaitun dapat larut.Kelarutan suatu zat dalam
pelarut ditentukan oleh banyak hal, antar lain adalah sifat kepolaran zat dan
pelarutnya.Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun tidak
dapat larut dalam pelarut nonpolar, begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan adanya momen
dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya.
Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi
dengan zat yang polar, jadi tidak dapat larut.

Pada tes akrolein didapat hasil bahwa ketika minyak zaitun dicampur dengan KHSO4 lalu
dipanaskan, mengeluarkan bau menyengat dan pekat. Dan ketika KHSO4 dicampur dengan
gliserol lalu dipanaskan, tidak mengeluarkan bau apapun. Bau tengik disebabkan oleh
pembentukan senyawa senyawa hasil hidroperoksida.
Kolesterol adalah salah satu
sterol yang penting dan
terdapat
banyak di alam. Dari rumus
kolesterol dapat di lihat bahwa
gugus hidroksil
yang terdapat pada atom nomor 3
mempunyai posisi beta oleh karena
dihubungkan dengan garis penuh.
Kolesterol adalah salah satu
sterol yang penting dan
terdapat
banyak di alam. Dari rumus
kolesterol dapat di lihat bahwa
gugus hidroksil
yang terdapat pada atom nomor 3
mempunyai posisi beta oleh karena
dihubungkan dengan garis penuh.
Pada tes kolesterol didapat hasil bahwa minyak zaitun tidak mengandung kolesterol. Dengan
tidak adanya perubahan warna pada larutan ketika dicampur dengan clorofrom. Tetapi didapat
hasil yang berbeda sedikit berwarna kuning keemasan pada saat dicampur dengan asam asetat
dan asam sulfat.

Pada penyabunan tampak terlihat ada berbuhi dan bergelembung.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Suatu lipid didefenisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter dan clorofrom. Uji akrolein
bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat lipid terhadap beberapa pereaksi tertentu. Pada uji
kolesterol bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan mengandung kolesterol
atau tidak.

5.2 Saran

Disarankan pada praktikum agar teliti dalam memasukkan pelarut, ditakutkan tertukar sehingga
hasil tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hart H. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta (ID) : Erlangga.

Lechninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta. Lechninger, A.L.
1993. Biochemistry. Worth Publisher Inc., U.S.

Pine, Stanley.H. 1988. Kimia Organik 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Poedjiadi A, Supriyanti FMT. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta (ID) : Universitas Indonesia-
Press.

Salirawati D. 2007. Belajar Kimia Secara Menarik. Jakarta (ID) : Grasindo.

Sartika RAD. 2008. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap
kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4) : 45-50.

Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta (ID) : EGC.

Suhardjo, Kusharto CM. 2010. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta (ID) : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai