Anda di halaman 1dari 6

Tugas

Tutorial Skenario A Blok 11 2014


Tutor : dr. Subandrate, M. Biomed

Devin Chandra
04011181320016
PDU Unsri B 2013

Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
2013/2014
Tutorial Skenario A Blok 11 2014

A. Analisis Masalah
1. Bagaimana cara menganamnesis pasien dengan keluhan sesak napas ?
Saat pasien datang, kita menyapa pasien dan memperkenalkan diri kita. Kita juga boleh
menerangkan maksud dan tujuan wawancara kepada pasien. Lalu, kita menanyakan
identitas pasien seperti nama, usia, alamat tempat tinggal, suku, agama, status
perkawinan, dan pekerjaannya. Data identitas ini sangat penting karena beberapa
penyakit berkaitan dengan jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
Setelah itu, kita menanyakan keluhan utama dari pasien. Contoh pertanyaannya: Apa
yang anda keluhkan/rasakan?
Setelah itu, kita menanyakan riwayat penyakit sekarang, contoh pertanyaannya: Kapan
penyakit (dalam hal ini sesak nafas) anda dimulai? Kapan anda merasakan sesak nafas
dan kapan anda merasa reda? Apakah akhir-akhir ini anda sering mengkonsumsi
makanan atau minuman tertentu? Apakah anda perokok? Seberapa sering anda merokok?
Kemudian, kita menanyakan riwayat penyakit dahulu dari pasien dengan pertanyaan
seperti: Pernahkan sebelumnya anda menderita sesak nafas? Pernahkah sebelumnya
anda melakukan pengobatan?
Setelah mendapatkan informasi riwayat penyakit dahulu, kita menanyakan riwayat
keluarga pasien dengan pertanyaan seperti: Apakah ada anggota keluarga yang
mengalami sesak nafas?

2. Apa interpretasi dari keadaan spesifik?


Hasil Pemeriksaan Interpretasi Keadaan Normal
Konjungtiva pucat (+/+) Tidak normal, karena terjadi Konjungtiva tidak pucat
penurunan suplai oksigen
akibat anemia, juga bisa
gangguan kardiovaskular
Sklera ikterik (-/-) Normal -
JVP (5+2) cm H2O Tidak normal, akibat JVP (5-2) cm H2O
gangguan kardiovaskular
Vesikuler (+) normal Normal -
Ronki basah halus (+) di Tidak normal, karena ada Ronki basah halus (-)
basal kedua paru aliran udara yang melewati
cairan, terjadi pada orang
lanjut usia
Wheezing(-) normal -
Ictus cordis teraba 2 jari Tidak normal, terjadi karena Tidak teraba di luar ICS V
lateral ICS V linea mid terjadi hipertrofi ventrikel linea mid clavicula kiri
clavicula kiri kanan
Heart rate: 110x/menit, Takikardi 60-100x/menit
reguler
Murmur(-) Normal -
Gallop(-) Normal -
Hepar tidak teraba Normal -
Lien tidak teraba Normal -
Edema pretibial (-) Normal -

3. Bagaimana cara pemeriksaan dan interpretasinya dari pemeriksaan kepala?


Umumnya, pemeriksaan kepala dengan inspeksi dan palpasi. Yang diperiksa antara lain
pertumbuhan rambut, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorok.
a. Rambut
- perhatikan apakah rambut mudah rontok (alopesia). Dapat dijumpai pada penyakit
demam tifoid.

b. Mata
- dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan dengan bantuan dengan alat seperti penlight.
Eksoftalmus (bola mata menonjol keluar), enoftalmus(bola mata tertarik ke dalam),
glaukoma (tekanan bola mata naik, turun disebut dehidrasi), strabismus (juling,
kedudukan bola mata abnormal), deviation conjuge( 2 bola mata selalu melihat ke satu
jurusan), nistagmus (bola mata yang berjalan secara ritmis, bergerak ke satu arah dan
dengan cepat kembali ke posisi semula), ptosis(kelopak mata tampak jatuh), xantelasma
(bercak kuning pada kelopak mata), blefaritis (radang kelopak mata), isokor (kedua pupil
sama besar dan bentuknya), miosis (pupil mengecil), midriasis (dilatasi pupil),
pinguekula (bercak putih kekuningan pada sisi kornea), flikten (nodul kecil, warna abu-
abu agak kuning pada konjungtiva dan kornea), xeroftalmia (kornea kering), katarak
(lensa yang keruh), sklera (diperiksa ikterus tidaknya).

c. Telinga
- Dilakukan dengan inspeksi, palpasi, dan bantuan alat. Tes Rinne juga dilakukan untuk
mengetahui ketulian akibat gangguan syaraf atau gangguan hantaran suara tulang dengan
membandingkan hantaran suara melalui tulang. Tes Weber dilakukan untuk mengetahui
ketulian akibat gangguan syaraf atau gangguan hantaran tulang dengan prinsip hantaran
suara yang ditimbulkan tepat di tengah-tengah dahi atau ubun kepala akan disalurkan
sama kuatnya ke kedua telinga.

d. Hidung
- Dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan bantuan alat. Yang dilihat apakah ada deviasi
pada septum, adakah sumbatan dalam lubang hidung.

e. Mulut dan tenggorokan


- Dilakukan dengan inspeksi, mencium bau napas, dan dengan bantuan alat. Pada bibir
adakah pucat, keilitis (tanda-tanda radang pada bibir), afte (lesi kecil pada selaput
lendir), leukoplakia (bercak keputihan akibat epitel yang menebal), adakah lidah
berselaput, palatoskisis (celah pada garis tengah akibat kegagalan prosesus palatum
untuk saling bersatu), torus palatinus (benjolan pada garis tengah lidah)/

4. Bagaimana langkah-langkah anamnesis untuk menegakkan diagnosis pasien penderita


jantung hipertensi?
Saat pasien datang, kita menyapa pasien dan memperkenalkan diri kita. Kita juga boleh
menerangkan maksud dan tujuan wawancara kepada pasien. Lalu, kita menanyakan
identitas pasien seperti nama, usia, alamat tempat tinggal, suku, agama, status
perkawinan, dan pekerjaannya. Data identitas ini sangat penting karena beberapa
penyakit berkaitan dengan jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
Setelah itu, kita menanyakan keluhan utama dari pasien. Contoh pertanyaannya: Apa
yang anda keluhkan/rasakan?
Setelah itu, kita menanyakan riwayat penyakit sekarang, contoh pertanyaannya: Kapan
penyakit (dalam hal ini sesak nafas atau nyeri dada) anda dimulai? Kapan anda
merasakan sesak nafas dan kapan anda merasa reda? Apakah akhir-akhir ini anda sering
mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu? Apakah anda perokok? Seberapa sering
anda merokok?
Kemudian, kita menanyakan riwayat penyakit dahulu dari pasien dengan pertanyaan
seperti: Pernahkan sebelumnya anda menderita sesak nafas? Pernahkah sebelumnya
anda melakukan pengobatan?
Setelah mendapatkan informasi riwayat penyakit dahulu, kita menanyakan riwayat
keluarga pasien dengan pertanyaan seperti: Apakah ada anggota keluarga yang
mengalami sesak nafas (atau hipertensi)?

5. Bagaimana pemeriksaan fisik pada pasien penderita jantung hipertensi?


Pemeriksaan fisik jantung dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Saat dilakukan inspeksi, tampak iktus kordis tampak di sela iga 5 sedikit sebelah medial
garis midklavikula kiri. Saat dilakukan palpasi, teraba 2 jari lateral dari sela iga 5 garis
midklavikula kiri. Ketika melakukan perkusi, kita menentukan batas jantung kanan, kiri
dan pinggang jantung. Batas jantung kanan ada di antara garis midsternum dan sternum
kanan, batas jantung kiri ada di sedikit sebelah medial dari garis midklavikula kiri, dan
pinggang jantung ada di sela iga 3 kiri. Pasien dengan penyakit jantung mempunyai batas
jantung yang berbeda lokasinya. Terakhir, saat auskultasi, terdengar bunyi gallop yang
keras, irama jantung yang tidak teratur (aritmia kordis), dan bunyi murmur.

B. Learning Issue
1. Anamnesis
a) Pendahuluan
Anamnesis (wawancara medis) merupakan tahap untuk mendapatkan data subyektif
dari pasien untuk membantu menegakkan diagnosis. Ada dua jenis anamnesis, yaitu
autoanamnesis (anamnesis dengan pasien secara langsung), dan aloanamnesis
(anamnesis melalui keluarga atau relasi yang bersangkutan dengan pasien).
b) Langkah-langkah
Saat pasien datang, kita menyapa pasien dan memperkenalkan diri kita. Kita juga
boleh menerangkan maksud dan tujuan wawancara kepada pasien. Lalu, kita
menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, alamat tempat tinggal, suku, agama,
status perkawinan, dan pekerjaannya. Data identitas ini sangat penting karena
beberapa penyakit berkaitan dengan jenis kelamin, usia, tempat tinggal, pekerjaan dan
sebagainya. Setelah itu, kita menanyakan keluhan utama dari pasien. Contoh
pertanyaannya: Apa yang anda keluhkan/rasakan?
Setelah itu, kita menanyakan riwayat penyakit sekarang, contoh pertanyaannya:
Kapan penyakit (dalam hal ini sesak nafas atau nyeri dada) anda dimulai? Kapan
anda merasakan sesak nafas dan kapan anda merasa reda? Apakah akhir-akhir ini
anda sering mengkonsumsi makanan atau minuman tertentu? Apakah anda perokok?
Seberapa sering anda merokok?
Kemudian, kita menanyakan riwayat penyakit dahulu dari pasien dengan pertanyaan
seperti: Pernahkan sebelumnya anda menderita sesak nafas? Pernahkah sebelumnya
anda melakukan pengobatan?
Setelah mendapatkan informasi riwayat penyakit dahulu, kita menanyakan riwayat
keluarga pasien dengan pertanyaan seperti: Apakah ada anggota keluarga yang
mengalami sesak nafas (atau hipertensi)?

Daftar Pustaka

Markum, H.M.S.. 2005. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai