Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA PASIEN ANAK

Di Susun Oleh :

Akhmad Kharij Ngasyari, S. Kep

202303115

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA PASIEN ANAK

Telah disahkan

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Lahan Mahasiswa

(Yulianti .S.Kep Ners) (Akhmad Kharij Ngasyari ,S Kep.)

Pembimbing Akademik

(Ning Iswati ,Mkep)

iii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian.....................................................................................................1
2. Etiologi.........................................................................................................1
3. Batasan Karakteristik.................................................................................. 2
4. Fokus Pengkajian........................................................................................ 2
5. Patofisologi dan Pathway Keperawatan...................................................... 7
6. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul................................................ 10
7. Intervensi Keperawatan..............................................................................11
BAB II TINJAUAN KASUS

1. Data Subyektif........................................................................................... 13
2. Data Obyektif............................................................................................ 19
BAB III PEMBAHASAN

1. Pengkajian................................................................................................. 31
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 31
3. Intervensi................................................................................................... 32
4. Implementasi............................................................................................. 32
5. Evaluasi..................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Diare adalah pengeluaran faeces yang sering, lunak dan tidak berbentuk
(SDKI, 2016).
Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal dan cair.
Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya. Bayi dapat
dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari buang air besar, dan
sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah buang air besar sebanyak
lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi, 2014).
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses.Diare
pada anak dapat bersifat akut atau kronik (Carman, 2016).
Bedasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Diare adalah
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali dan penurunan konsistensi feses dengan atau tanpa lendir
darah
2. Etiologi
Menurut SDKI (2016), penyebab diare yaitu:
a. Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsorbsi
b. Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi
c. Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin

1
3. Penyalahgunaan laksatif
4. Penyalahgunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesic, pelunak feses,
ferosulfat, antasida, cimetidine dan antibiotik)
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
3. Batasan Karakteristik
Menurut SDKI (2016) gejala dan tanda mayor objektif dari diare yaitu
defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses lembek atau cair.Sedangkan,
gejala dan tanda minor objektif dari diare yaitu frekuensi peristaltik
meningkat, bising usus hiperaktif.
4. Fokus Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan secara
sistematik dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Setiadi,
2012 :10)
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi,
hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak
yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai
terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan
kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi.
Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 kali sehari
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari

2
14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah
dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
 Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5
kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
 Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm
ditahun kedua dan seterusnya.
 Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama
dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
 Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud:
 Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan
libido, mulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/
egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan
adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa
(meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna

3
interpersonal, bermain).
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson:
 Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari
anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia
peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak
tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over
protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak
akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya
perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri
anak.
 Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun
2. hitungan (GK)
3. Meniru membuat garis lurus (GH)
4. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
5. Melepas pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup
pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena

4
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang.
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang > 2 detik, kemerahan pada
daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-
400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi,
hipokalemi
 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, PO2 meningkat,
PCO2 meningkat, HCO3 menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumonia
5. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan
Menurut Vivian (2010), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya
diare adalah sebagai berikut : gangguan osmotik merupakan akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare. Gangguan
sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus atau
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

5
Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan
selanjutnya timbul diare pula.
Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh
berbagai macam kemungkinan faktor diantaranya :
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus, selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya menyebabkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan
elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
sistem transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi
yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.

2. Faktor malabsorpsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbs yang menyebabkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kerongga usus yang dapat isi meningkatkan rongga usus
sehingga terjadilah diare.
3. Faktor makanan
Ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
baik.Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian
menyebabkan diare.
4. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
menyebabkan diare.

6
2

Pathway Diare

Infeksi Makanan Psikologi Malabsorbsi

Berkembang di usus Toksin tdk dapat diserap Ansietas Tek osmotic

Hipersekresi air dan Hiperperistaltik


elektrolit
Pergeseran air dan
elektrolit ke rongga
Menurunnya kesempatan
usus
Isi rongga usus meningkat usus menyerap makanan

DIARE
Hipertermi Defisit pengetahuan

Frekuensi BAB meningkat Gangguan integritas


Distensi abdomen
kulit

Hilang cairan dan elektrolit


Asidosis Metabolik Mual muntah
berlebihan

Sesak Nafsu makan menurun


Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
Gangguan pertukaran
Ketidakseimbangan nutrisi
gas
kurang dari kebutuhan tubuh

Dehidrasi

Resiko syok (Hipovolemia)


Kekurangan volume cairan

Nurarif & Kusuma, 2015


3

6. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul


a. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal, iritasi
gastrointestinal, proses infeksi, malabsorbsi ditandai dengan defekasi
lebih dari 3 kali dalam 24 jam, feses lembek atau cair (D.0020).
b. Risiko Hipovolemia dengan faktor risiko kehilangan cairan secara
aktif , kekurangan intake cairan (D.0034).
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
ditandai dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukan
perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah (D.0111).

7. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)
No. KEPERAWATA
DX N
TUJUAN (SLKI) (INTERVENSI) SIKI RASIONAL
(SDKI)
1 2 3 4 5
1 Diare Eliminasi fekal membaik Manajemen Diare
berhubungan Dengan kriteri hasil : Observasi
dengan inflamasi  kosistensi feses  Identifikasi penyebab  Mengetahui penyebab
gastrointestinal, membaik diare diare
iritasi  frekuensi defekasi  Mengetahui makanan
gastrointestinal, membaik  Identifikasi riwayat yang mungkin
proses infeksi,  peristaltik usus pemberian makanan menyebabkan diare
malabsorbsi membaik  Sebagai antisipasi
ditandai dengan  nyeri abdomen terjadinya hipovolmia
DS menurun  Mengetahui junlah
• Nyeri abdomen  Monitor warna, volume,
pengeluaran
frekuensi dan konsistensi
DO tinja.
 Sebagai antisipasi
 defekasi lebih terjadinya gangguan
dari 3 kali  Monitor tanda dan gejala
integritas kulit
dalam 24 jam hipovolemia.
 feses lembek  Monitor jumlah
 Mempertahankan
atau cair pengeluaran diare.
cairan tubuh
 Monitor ulserasi dan
 Untuk keefektifan
iritasi kulit di daerah
terapi
perineal.
 Mengurangi mual
 Menghindari diare
Teraupetik berlanjut
 Berikan asupan cairan  Sebagai asupan nutrisi
oral dan cairan
 Untuk mengurangi
 Berikan cairan intravena diare yg berlebih
4

 Ambil sampel darah


untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit.
 Ambil sampel feses
untuk kultur jika
diperlukan.
Edukasi
 Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
 Anjurkan
menghindarimakanan
pembentuk gas, pedas,
dan mengandung
laktosa
 Ajurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat
2 Risiko Status cairan membaik Manajemen hipovolemia
Hipovolemia Dengan kriteria hasil : Observasi
dengan faktor  Kekuatan nadi  Periksa tanda dan  Sebagai antisipasi
risiko kehilangan meningkat gejala hipovolemia terjadinya
cairan secara aktif ,  Turgor kulit  Monitor intake dan hipovolemia
gangguan absorbs meningkat output cairan
cairan , kekurangan Terapuetik
 Output urine
intake cairan  Hitung kebutuhan
meningkat
 Keluhan haus cairan
menurun  Berikan asupan cairan  Memberikan
oral informasi tentang
 Intake cairan
Edukasi keseimbangan cairan
membaik
 Anjurkan dan sebagai pedoman
memperbanyak asupan untuk pengganti cairan
cairan oral  Mempertahanakan
cairan tubuh

 Untuk memberikan
hidrasi cairan tubuh
secara parenteral

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan IV

3 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi Kesehatan


pengetahuan meningkat Observasi
berhubungan dengan kriteri hasil :  Identifikasi  Untuk mengukur
dengan kurang  Perilaku sesuai kesiapan dan tingkat keefektifan
terpapar anjuran meningkat kemampuan penyampaian
informasi  Pertanyaan tentang menerima informasi
5

ditandai dengan masalah yang dihadapi informasi  Sebagai motivasi


DS menurun  Identifikasi faktor – keluarga pasien
 Menan  Persepsi yang keliru faktor yang dapat dalam menerpakan
yakan terhadap masalah meningkatkan dan PHBS dirumah
masala menurun menurunkan motivasi  Sebagai evaluasi
h yang perilaku hidup bersih penyampaian
dihada dan sehat informasi
pi Terapeutik  Keluarga
DO  Sediakan materi dan mendapatkan
 Menun media pendidkan informasi yang tepat
jukan kesehatan dan adekuat tentang
perilak  Jadwalkan pendidikan diare dan PHBS
u tidak kesehatan sesuai
sesuai kesepakatan
anjuran  Berikan kesempatan
 Menun untuk bertanya
jukan Edukasi
perseps  Jelaskan faktor risiko
i yang yang dapat
keliru mempengaruhi kesehatan
terhada  Ajarkan perilaku hidup
p bersih dan sehat
masala  Ajarkan strategi yang
h dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
6

BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal Masuk : 02 januari 2024 Jam : 10.30 WIB


Tanggal Pengkajian : 03 januari 2024 Jam : 15.00 WIB
Nama Pengkaji : Akhmad KharijNgasyari
Ruang : UPTD Puskesmas Karangkobar

A. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Klien
Nama : An. A
Tanggal lahir : 10 Juli 2020
Umur : 3 tahun 5 bulan 4 hari
Jenis Kelamin : laki-laki
BB : 15 kg
PB/TB : 90 cm
Alamat : Karangkobar
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku bangsa : Indonesia
No. RM : 286xxx
Diagnose Medis : Gastro Enteritis Akut (GEA)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan denga klien : Ibu Kandung
c. Keluhan Utama : BAB cair lebih dari 6x
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
7

Pasien datang ke UGD Puskesmas Karangkobar dengan diantar ibu


dan ayahnya, ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diare lebih dari 6
x sejak tadi malam, pasien tidak mau makan.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu pasien mengatakan bahwa An.A belum pernah mengalami diare
sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien yaitu
dari ibu kandungnya pernah mengalami penyakit diare tetapi sembuh
ketika minum obat dari puskesmas terdekat.
4. Riwayat Kehamilan
Anak laki-laki dari ibu G1 P1 A0. Ibu pasien mengatakan saat hamil
ibu pasien mengalami mual muntah tetapi hanya pada trimester I dan
biasanya hanya pada pagi hari. Pada Trimester ke III ibu mengalami
nyeri punggung dan tulang belakang. Ibu pasien tidak pernah jatuh
saat hamil ibu pasien mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya
ke Puskesmas dan melakukan imunisasi TT di Puskesmas tersebut.
Selama hamil ibu pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat-
obatan yang diberikan oleh Bidan dan tidak pernah mengkonsumsi
jamu tradisional.
5. Riwayat Persalinan
Ibu pasien mengatakan An. S lahir secara normal dan spontan dibantu
oleh bidan. Tidak ada kelainan bawaan dan tidak mempunyai
gangguan selama proses persalinan. Pasien lahir pada usia kehamilan
38 minggu, setelah lahir pasien langsung menangis, BBL : 3400 gram,
PB:50 cm
6. Riwayat Imunisasi
Pasien sudah mendapat imunisasi lengkap : HB 0,BCG, DPT I,II,III,
polio I,II,III,IV, MMR, campak
7. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan : Berat badan saat ini 15 kg, klien tumbuh dengan
normal sesuai usia 3 tahun
8

Perkembangan : Anak sangat aktif bertanya, rasa ingin tahu sangat


besar, sudah bisa di ajak bicara dengan satu arah, sudah bisa
menggambar, bisa menyebutkan nama-nama buah dan dapat naik
sepeda dengan roda tiga.
8. Genogram
Keterangan : Laki - laki
:
: Perempuan

: klien

: garis perkawinan

: garis keturunan

: tinggal serumah

9. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan klien = 1000+50×(15-10)
=1000+250
=1250 cc/24 jam
Kenaikan suhu IWL = 30-1×15×0,4
= 30-6
= 24 cc/24 jam
10. Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori klien
Usia 1-3 tahun = 75-90 kkal/ kgBB/ hari
= 75 x 15 kg
= 1125 kkal
= 90 x 15 kg
= 1350 kkal
Jadi, kebutuhan kalori An.A yaitu 1125 - 1350 kkal/hari
11. Pola Pengkajian Menurut Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan kesehatan memang
9

penting dan jika ada salah satu anggota keluarganya termasuk


anaknya sakit maka langsung membawanya ke bidan atau dokter
untuk berobat sebagai penyembuhannya misalnya teratur minum
obat, dan hindari pantangan yang dapat menyebabkan sakit
Saat sakit : Ibu pasien mengatakan khawatir akan kesehatan
anaknya, maka ibu pasien membawa anaknya ke Puskesmas. Ibu
pasien mengatakan belum mengetahui cara mengatasi anak diare.
Saat anaknya diare dirumah keluarga belum memberikan
penangan untuk mencegah diare.
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.A makan
sesuai porsi yang diberikan oleh ibunya 3x /hari dan terkadang
lebih, jenisnya nasi yang dihaluskan, kuah sayuran, lauk dan
pasien sering minum susu formula sehari bisa habis 5 botol
sedang. Selama sakit An.A rasa haus meningkat An.S hanya mau
minum air putih terkadang teh sehari kurang lebih 3 gelas, pasien
tidak nafsu makan
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit: BAB 1x sehari warna kuning konsistensi lembek
berbau khas, BAK 6-7x perhari warna kuning jernih berbau khas.
Pada saat dikaji:Pasien BAB lebih dari 6x kali dengan konsistensi
cair.
4. Pola Aktivitas / Latihan
Sebelum sakit pasien sangat aktif jarang terlihat rewel dan selama
sakit pasien banyak tiduran di tempat tidur dan selalu minta
didampingi oleh ibunya, pasien terlihat lemas, sering rewel pasien
jarang keluar kamar, ketika jenuh An.A hanya bemain game dari
HP ibunya
5. Pola Istirahat / Tidur
Sebelum sakit : Pasien tidur ± 9-10 jam sehari, tidur siang ± 2
jam.
10

Selama sakit pasien mengalami gangguan dalam tidurnya rewel


merasa perut terasa sakit selalu menangis, tidur siang kurang lebih
2-3 jam dan tidur malam kurang lebih 7-9 jam.
6. Pola Perseptif Kognitif
Sebelum sakit : Pasien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan
kemampuan sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecapan maupun sensasi perubahan. Pasien juga tidak
menggunakan alat bantu pendengaran maupun alat bantu
penglihatan.
Saat dikaji : pasien dapat melihat dengan normal dan bisa
mendengarkan dengan jelas, dalam pengecapan pasien tidak ada
masalah, pasien bisa mengecap makanan dengan baik.
7. Pola Koping / Toleransi Stres
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan An.A mampu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Saat dikaji : pasien hanya tiduran dan apabila pasien kesakitan
pasien menangis dan rewel sehingga ibu menggendongnya.
8. Pola Konsep Diri
Ibu An. A mengatakan bahwa anaknya mengalami ketakutan saat
melihat orang, karena trauma di pasang infus dan di berikan obat
setiap dilakukan tindakan keperawatan pada An.A selalu
menangis merasa takut ketika melihat orang yang memakai baju
putih-putih.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak ada masalah dalam
sistem reproduksi pasien.
10. Pola Peran / Hubungan
Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan orangtua dan keluarga
sangat baik.
Saat dikaji : pasien lebih nyaman ditemani oleh ibunya
11. Pola Nilai / Kepercayaan
11

12. Keluarga An.A beragama islam dan Alhamdullilah dalam


keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang
dijalani.
B. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan / keadaan umum : klien terlihat lemas
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
1. TTV
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37 ˚C
RR : 26 x/menit
2. Antropometri
Lingkar Kepala : 50 cm
Lingkar Lengan atas : 16 cm
Lingkar dada: 48 cm
BB : 15 Kg
TB : 90 cm
3. Kepala
Mesocephal, tidak ada benjolan maupun edema, rambut bersih dan
berwarna hitam, ubun ubun sudah keras dan menyatu
4. Mata
Konjungtiva anemis, sklera anikterik, reflex pupil, mata tidak cekung,
penglihatan normal
5. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada secret, tidak memakai selang oksigen
6. Mulut
Selaput mukosa lembab
7. Telinga
Kemampuan mendengar normal, tidak ada nyeri, tidak ada
secret/pembengkakan.
8. Leher
12

Leher tampak simetris, tidak teraba adanya massa dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe. Tidak ada kesulitan untuk menelan makanan
atau minuman.
9. Dada
Pergerakan dada dan thorax simetris, tidak nampak penggunaan otot
bantu pernafasan.
10. Abdomen
Inspeksi : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris
Auskultasi : Bising usus > 20 x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Hipertimpani
11. Genetalia
Tidak menggunakan kateter serta tidak mengalami iritasi pada daerah
pantat.
12. Anus
Tidak mengalami kemerahan.
13. Ekstremitas
Kuku bersih, turgor kulit normal, akral hangat, capilary refill time < 2
detik, untuk mobilitas dan keamanan (koordinasi otot,pergerakan tubuh)
di semua ekstremitas baik.Terpasang infus RL 20 tpm mikro drip.
Turgor kulit elastis
14. Pemeriksaan Penunjang
23 November 2020 jam 10.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Normal
S. Typhi O 1/80 Negatif
S. Typhi H 1/80 Negatif

15. Terapi Obat

Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian


RL 20 tpm (mikro) IV
Cotrimoxazole 2 x 1 cth Oral 06.00 dan 18.00
Paracetamol 3 x 150 mg Oral 06.00, 14.00, 22.00
Neo Kaominal 3x1 cth Oral 06.00, 14.00, 22.00
13

Zink 1x1 tab oral 06.00

C. ANALISA DATA

No Waktu Data Fokus Problem Etiologi


1. rabu, 03 DS : Diare Proses
januari 2024 - Ibu pasien mengatakan An. S Infeksi
Jam 15.00 mencret lebih dari 8 kali cair.
WIB - Ibu pasien mengatakan anaknya
sering meminta minum
DO :
- Akral hangat
- Pasien sering rewel
- Pasien terlihat lemas
- Thypi O : 1/80
- Thypi H : 1/80
2. rabu, 03 DS : Risiko faktor risiko
januari 2024 - Ibu pasien mengatakan An. S Hipovole kehilangan
Jam 15.00 mencret lebih dari 8 kali cair. mia cairan
WIB - Ibu pasien mengatakan anaknya secara aktif
sering meminta minum
DO :
- Akral hangat
- Pasien sering rewel
- Pasien terlihat lemas
- Thypi O : 1/80
- Thypi H : 1/80
3. rabu, 03 DS : Defisit Kurang
januari 2024 - Keluarga mengatakan pengetahuan pengetah terpapar
Jam 15.00 tentang penyakit diare masih kurang uan informasi
WIB terutama pada penanganan saat
dirumah, tanda dan gejala serta
penyebab dari penyakit diare
-
DO :
- Ibu pasien menaanyakan tentang
penyakit anaknya
- Ibu pasien terlihat cemas
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi.
2. Risiko Hipovolemia ditandai dengan adanya faktor risiko kehilangan
cairan secara aktif.
14

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.A
Ruang : Rawat Inap Puskesmas Madukara 1
No Dx
Tgl/ TTD &
Keperawa Kriteria Hasil Intervensi
jam Nama
tan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
03/01/24 1 keperawatan keperawatan 3 x 7 Observasi
jam Eliminasi fekal membaik  Identifikasi penyebab
Jam
Dengan kriteri hasil : diare
18.00  kosistensi feses membaik  Identifikasi riwayat
 frekuensi defekasi membaik pemberian makanan
 peristaltik usus membaik  Monitor warna,
 nyeri abdomen menurun volume, frekuensi dan
konsistensi tinja.
 Monitor tanda dan
gejala hipovolemia.
 Monitor jumlah
pengeluaran diare.
 Monitor ulserasi dan
iritasi kulit di daerah
perineal.
Teraupetik
 Berikan asupan cairan
oral
 Berikan cairan
intravena
 Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit.
Edukasi
 Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
 Anjurkan
menghindarimakanan
pembentuk gas,
pedas, dan
mengandung laktosa
 Ajurkan melanjutkan
pemberian ASI

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
15

Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia


03/01/24 2 keperawatan selama 3x7 jam Observasi
Status cairan membaik  Periksa tanda dan
Jam
Dengan kriteria hasil : gejala hipovolemia
18.30  Kekuatan nadi  Monitor intake dan
meningkat
output cairan
 Turgor kulit meningkat
Terapuetik
 Output urine meningkat
 Keluhan haus menurun  Hitung kebutuhan
 Intake cairan membaik cairan
 Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
 Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan IV
3 Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
03/01/24 keperawatan selama 1x7 Tingkat Observasi
Jam pengetahuan meningkat  Identifikasi
19.00 dengan kriteri hasil : kesiapan dan
 Perilaku sesuai anjuran kemampuan Aswin
meningkat menerima
 Pertanyaan tentang masalah informasi
yang dihadapi menurun  Identifikasi
 Persepsi yang keliru faktor –faktor
terhadap masalah menurun yang dapat
meningkatkan
dan
menurunkan
motivasi
perilaku hidup
bersih dan sehat
Terapeutik
 Sediakan materi dan
media pendidkan
kesehatan
 Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
16

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.S
Ruang : Rawat Inap Puskesmas Madukara 1

Tgl/ Jam No.DP Tindakan/Implementasi Respon TTD &


Nama
03/01/24 1 1. Mengidentifikasi 1. Ibu pasien menjelaskan
Jam 14.30 penyebab diare bahwa An.S mengalami
2. Mengidentifikasi riwayat diare setelah ganti merk
pemberian makanan susu formula.
3. Memonitor warna, 2. Warna feses
volume, frekuensi dan kekuningan, konsistensi
konsistensi tinja. cair, frekuensi BAB 5 x
4. Memonitor tanda dan sejak dirawat
gejala hipovolemia. 3. N:100x/mnt,
5. Memonitor jumlah RR:26x/mnt, S: 37ºC
pengeluaran diare. 4. frekuensi BAB 5 x
6. Monitor ulserasi dan sejak dirawat
iritasi kulit di daerah 5. Tidak terdapat ulcer
perineal. dan iritasi di perianal
6. Ibu pasien memberikan
7. Memberikan asupan
banyak minum pada
cairan oral
An.S
8. Memberikan cairan
7. Infus RL 20 tpm mikro
intravena
drip terpasang
9. Menganjurkan makanan
8. Ibu pasien mengatakan
porsi kecil dan sering bersedia memberikan
secara bertahap makanan pada pasien
10. Menganjurkan dlm porsi kecil dan
menghindari makanan bertahap, bersedia tidak
pembentuk gas, pedas, dan memberikan makanan
mengandung laktosa pedas
11. Melakukan kolaborasi 9. Obat oral sudah
pemberian obat diberikan pada pasien

03/01/24 2 1. Memeriksa tanda dan 1. N:100x/mnt,


Jam 15.00 gejala hipovolemia RR:26x/mnt, S: 37ºC
2. Memonitor intake dan 2. Kekuatan nadi masih
output cairan baik, turgor kulit masih
baik, pasien masih Aswin
sering meminta minum
(haus)
3. Menghitung kebutuhan 3. Kebutuhan cairan
cairan pasien 1250 cc/24 jam
4. Memberikan asupan 4. Ibu pasien memberikan
cairan oral banyak minum pada
An.S
5. Menganjurkan 5. Infus RL 20 tpm mikro
memperbanyak asupan drip terpasang
cairan oral
6. Melakukan kolaborasi
pemberian cairan IV
17

03/01/24 1. Mengidentifikasi kesiapan


Jam 15.30 3 dan kemampuan 1. Ibu pasien mengatakan
menerima informasi sudah siap menerima
2. Mengidentifikasi faktor – penjelasan tentang
faktor yang dapat penyakit anaknya Aswin
meningkatkan dan 2. Ibu pasien mengatakan
menurunkan motivasi akan lebih menjaga
perilaku hidup bersih dan kebersihan demi
sehat kesembuhan pasien
3. Menyediakan materi dan 3. Memberikan
media pendidkan pendidikan tentang
kesehatan diare dan perilaku
4. Menjadwalkan pendidikan hidup bersih dan sehat
kesehatan sesuai 4. Mengajarkan cara cuci
kesepakatan tangan pakai sabun
5. Memberikan kesempatan
untuk bertanya
6. Menjelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
7. Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
8. Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

G. EVALUASI
Nama Pasien : An.S
Ruang : Rawat Inap Puskesmas Madukara 1

Tgl/Jam TTD&Nam
No.DP Perkembangan( SOAP )
a
03/01/24 1 S:
Jam 18.00 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih mengalami diare,
diare hari ini lebih dari 5x
O:
- Pasien rewel, sering minum
- BAB dengan konsistensi cair
- Nadi : 100 x/mnt, S: 37 º C, R : 26 x/mnt

A: Masalah diare belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi
tinja.
2. Monitor tanda dan gejala hipovolemia.
3. Monitor jumlah pengeluaran diare.
4. Monitor ulserasi dan iritasi kulit di daerah perineal.
5. Berikan asupan cairan oral
6. Berikan cairan intravena
7. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
18

8. Anjurkan menghindarimakanan pembentuk gas,


pedas, dan mengandung laktosa
9. Kolaborasi pemberian obat
03/01/24 2 S:
Jam 18.00 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih mengalami diare,
diare hari ini lebih dari 5x
O:
- Pasien rewel, sering minum
- BAB dengan konsistensi cair
- Nadi : 100 x/mnt, S: 37 º C, R : 26 x/mnt
A: Masalah risiko hipovolemi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
2. Memonitor intake dan output cairan
3. Menghitung kebutuhan cairan
4. Memberikan asupan cairan oral
5. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
6. Melakukan kolaborasi pemberian cairan IV
03/01/24 3 S:
Jam 18.00 - Ibu pasien mengatakan perasannya lebih tenang karena
telah mendapatkan penjelasan dari petugas
- Ibu pasien mengatakan memahami penjelasan yang
diberikan oleh petugas
O:
- Ibu Pasien dapat menjelaskan kembali tentang penyakit
diare
- Ibu pasien dapat mempraktekan CTPS
A : Masalah defisit pengetahuan teratasi
P : Hentikan intervensi
04/01/24 1 S:
Jam 14.00 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih mengalami diare
3x sejak tadi pagi
O:
- Pasien masih rewel, makan dan minum mau
- BAB 3x dengan konsistensi cair
- Nadi : 90 x/mnt, S: 36,5 º C, R : 26 x/mnt
- Turgor kulit baik
A: Masalah diare belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi
tinja.
2. Monitor tanda dan gejala hipovolemia.
3. Monitor jumlah pengeluaran diare.
4. Monitor ulserasi dan iritasi kulit di daerah perineal.
5. Berikan asupan cairan oral
6. Berikan cairan intravena
7. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
8. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
9. Kolaborasi pemberian obat
19

04/01/24 2 S:
Jam 14.00 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih mengalami diare 3x
sejak tadi pagi
O:
- Pasien masih rewel, makan dan minum mau
- BAB 3x dengan konsistensi cair
- Nadi : 90 x/mnt, S: 36,5 º C, R : 26 x/mnt
- Turgor kulit baik
A: Masalah risiko hipovolemi teratasi
P: Hentikan intervensi
05/01/24 1 S:
Jam 14.00 - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak diare lagi
O:
- Pasien sudah tidak rewel, makan dan minum mau
- BAB 1x dengan konsistensi lunak
- Nadi : 94 x/mnt, S: 36,2 º C, R : 24x/mnt
- Turgor kulit baik
A: Masalah diare teratasi
P: Hentikan intervensi, pasien direncanakan pulan
20

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang kesenjangan antara landasan


teori dan tinjauan kasus yang ditemukan pada pasien dengan masalah
keperawatan diare di Rawat Inap Puskesmas karangkobar.Adapun tahap
pembahasan ini meliputi tahap pengkajian, diagnose keperwatan, intervensi
keperwatan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan
dengan mengumpulkan data yang didapat melalui teknik wawancara,
observasi langsung, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan catatan
keperawatan untuk memperoleh data.
Pada tahap pengumpulan data tidak ditemukan adanya kendala karena
penulis sudah melakukan perkenalan dan mejelaskan maksud penulis
yaitu untuk melaksanakanasuhan keperawatan pada An.S sehinga
anak dan keluarga terbuka dan mengerti serta kooperatif.
Pada pemeriksaan penunjang tidak dilakukan pemeriksaan
Laboratorium kultur feses, serum elektrolit, AGD, dan Radiologi
karena keterbatasan fasilitas pemeriksaan diagnostic di Puskemas
Madukara 1.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan hanya
pemeriksaan Widal saja.

2. Diagnosa Kepearawatan

Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan dengan


tinjauan kasus.
3. Intervensi
Pada perumusan intervensi keperawatan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus terjadi kesenjangan karena pada tinjauan kasus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
21

Pada diagnosa keperawatan diare berhubungan dengan proses infeksi


pada tinjauan kasus tidak dilakukan pemeriksaan leukosit, elektrolit
dan pemeriksaan feses kultur, hanya diperiksa widal saja.
4. Implementasi
Dalam melaksanakan implementasi keperawatan ada beberapa faktor
penunjang yang menyebabkan semua rencana tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Hal – hal yang menunjang dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan itu antara lain : adanya kerjasama
yang baik antara petugas dan keluarga pasien, antara perawat dan
dokter dan tersedianya sarana dan prasarana diruangan yang
menunjang.
5. Evaluasi
Pada waktu dilaksanakan evaluasi diare berhubungan dengan proses
infeksi, diare klien sudah berhenti dalam waktu 2 x 24 jam karena
diare semakin berkurang dan masalah teratasi pada tanggal 5 januari
2024 dan intervensi dihentikan.
Pada diagnose risiko hipovolemi masalah teratasi dalam waktu 1x 24
jam karena tidak ada tanda dan gejala yang mengarah kepada
hipovolemia.
Pada diagnose deficit pengetahuan karena kurang terpapar informasi
dapat teratasi dalam waktu 1x24 jam.Dengan latar belakang
pendidikan ibu pasien yang pendidikan terakhirnya adalah SMA
mempengaruhi dalam penyerapan informasi yang disampaikan oleh
petugas tentang penyakit diare dan PHBS.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, A. (2008) Prestasi belajar. (http:// Spesialis_torch.com).


Diakses pada tanggal 30 september 2014.
Dharma, Kusuma Kelana (2011). Metodelogi penelitian keperawatan :
Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian.
Jakarta : Trans Info Media.

Dinkes Lampung, (2012). Profil Kesehatan Lampung. Bandar lampung.

Hidayat Aziz, Alimul (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :


Hidayat, Aziz Alimul (2008). Penelitian ilmu kesehatan anak untuk
pendidikan kebidanan. Jakarta Salemba Medika.

Kemenkes (2008). Profil kesehatan indonesia. Bandar lampung.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Jakata. http://


www.depkes.go.id dilihat 9 oktober 2017

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2008) Management


Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Jakarta. http://


www.depkes.go.id dilihat 9 Oktober 2017

Mubarak, Wahit iqbal, dan Nurul Chayatin. 2007. Buku ajar kebutuhan
dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik. jalarta :
Buku Kedokteran EGC.

Ngatsiyah. (2014). Perawatan anak sakit Edisi 2 Jakarta Buku Kedokteran

Nurarif dan Kusuma. (2015) Aplikasi Asuhan keperawatan


berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC jilid
2. Yogyakarta : Mediaction.
Nurarif dan Kusuma. (2015) Aplikasi asuhan keparawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic-noc jilid 1. Yogyakarta :
Mediaction.

Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan metodologi keperawatan :


pedoman skripsi dan tesis dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pratstyawati, Arista Eka. (2012). Kesehatan ibu dan anak (KIA) Dalam
Millenium Development Goals (MDGs). Yogyakarta Nuha
Medika.

PPNI (2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indoneisa: Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2016).Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi1.Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2016).Standar Luaran Keperawatan Indoneisa: Definisi dan


Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi1.Jakarta:DPP PPNI

Rahayu, siti, dkk. (2008). Psikologi perkembangan. Jakarta : Salemba Medika.

odikin. (2011). Asuhan keperawatan pada anak gangguan sistem


pencernaan dan Hepatobilier, Jakarta, Salemba Medika.

Wartonah, (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan :


UGM Gajah Mada University Press.

Suharmi Arikunto,(2008). Peniltian tindakan kelas.jakarta: Bumi aksara


BUKU BAGAN
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Anak Umur 42 Bulan

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Minta anak untuk menggambar garis lain di Gerak halus
samping garis ini.
Jawab ‘Ya’ bila ia menggambar garis seperti ini:

Jawab ‘Tidak’ bila ia menggambar garis seperti ini:

2. Beri kubus di depan anak. Dapatkah anak menyusun 8 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa Gerak halus
menjatuhkannya?
3. Tunjukkan anak gambar di bawah ini dan tanyakan: Bicara dan bahasa
“Mana yang dapat terbang?”
“Mana yang dapat mengeong?”
“Mana yang dapat bicara?”
“Mana yang dapat menggonggong?”
“Mana yang dapat meringkik?”
Apakah anak dapat menunjuk 2 kegiatan yang sesuai?
4. Tanyakan kepada anak pertanyaan berikut ini satu persatu: Bicara dan bahasa
“Apa yang kamu lakukan bila kedinginan?” Jawaban: pakai jaket, pakai selimut
“Apa yang kamu lakukan bila kamu kelelahan?” Jawaban: tidur, berbaring, istirahat
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa lapar?” Jawaban: makan
“Apa yang kamu lakukan bila kamu merasa haus?” Jawaban: minum
Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar tanpa gerakan dan isyarat?

60
BUKU BAGAN

5. Bicara dan bahasa


Minta anak untuk menyebut 1 warna. Dapatkah anak menyebut 1 warna dengan benar?

6. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, apakah anak dapat mencuci tangannya sendiri dengan baik setelah Sosialisasi
makan? dan
kemandirian
7. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak menyebut nama teman bermain di luar rumah Sosialisasi dan
atau saudara yang tidak tinggal serumah? kemandirian
8. Tanyakan kepada orang tua atau pengasuh, dapatkah anak mengenakan kaos (T-shirt) tanpa dibantu? Sosialisasi
dan
kemandirian
9. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di atas lantai. Apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas Gerak kasar
dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
10. Minta anak untuk berdiri 1 kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak kesempatan Gerak kasar
sebanyak 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 1 detik atau lebih?

61
BUKU BAGAN
Instrumen Tes Daya Dengar Umur Lebih dari 36 Bulan

Jawaban
Umur lebih dari 36 bulan
Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif:
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan kegunaannya, seperti cangkir untuk minum, bola untuk dilempar, pensil warna untuk
menggambar, sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa yang dibicarakan anak Anda?
2. Kemampuan reseptif:
Apakah anak Anda dapat menunjukkan minimal 2 nama benda di depannya sesuai fungsi (misal untuk minum: cangkir, untuk dilempar:
bola, untuk makan: sendok, untuk menggambar: pensil warna?)
3. Kemampuan visual:
Apakah anak secara spontan memulai permainan dengan gerakan tubuh, seperti ‘Pok Ame-Ame’ atau ‘Cilukba’?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan semua jari?
Total jawaban ‘Tidak’

62

Anda mungkin juga menyukai